Disusun oleh :
A. Keanekaragaman Hayati
2. Keanekaragaman Gen
3. Keanekaraganan Kromosom
2. Faktor Mutasi
Selain faktor intern dari tumbuhan yang menyebabkan
keanekragaman terdapat faktor-faktor luar yang berpengaruh terhadap
keanekaragaman tumbuhan. Beberapa faktor luar tersebut adalah
cahaya, unsur hara, air, dan suhu bumi. Gelombang cahaya yang
diperoleh pada permukaan tumbuhan cukup bervariasi, tetapi variasi
cahaya seperti sinar ultraviolet, infra merah, dan lainnya dapat
menyebabkan mutasi pada tumbuhan. Mutasi ialah perubahan yang
terjadi dengan mendadak yang bersifat kebakaan yaitu diteruskan
(diturunkan) ke generasi berikutnya dan berbeda dengan bentuk, sifat,
atau kualitas induknya. Mutasi dapat terjadi pada tingkat kromosom atau
susunan gen, pada tingkat ploidi kromosom dapat dijelaskan dengan
adanya peristiwa gagal berpisah kromosom sel kelamin (non
disjunction) atas pengaruh pemberian bahan kimia mutagenic (Heri dkk,
2015). Untuk membuktikan adanya mutasi yang terjadi pada tumbuhan
dilakukanlah beberapa percobaan pada tumbuhan misalnya:
- Sinar radioaktif. Pengaruh sinar radioaktif dapat merusak
kromosom sehingga menyebabkan salah satu atau beberapa gen
tertentu tidak lagi mendukung sifat yang dimiliki oleh induknya.
- Induksi dengan colchisin, acenaphten, dan digitonin. Zat-zat ini
mampu menimbulkan terjadinya tetraploidi. Tumbuhan 2n
kromosom dapat menjadi 4n kromosom, jika diinduksi dengan
colchicin. Penelitian tersebut juga akan menambah terjadinya
keanekaragaman.
3. Faktor Kompetisi
Kompetisi ialah persaingan antar makhluk satu dengan yang lain
pada lokasi yang sama. Hal ini akan menyebabkan persaingan, dan yang
dapat mempertahankan diri akan terus hidup yang mungkin menjadi
bentuk yang berlainan dengan individu sebelum ada persaingan.
Keanekaragaman tidak hanya menyangkut bentuk luarnya saja tetapi
juga menyangkut sifat-sifat lainnya. Keanekaragaman berhubungan
dengan persyaratan untuk hidupnya, jenis satu mempunyai persyaratan
hidup yang berbeda dengan jenis lainnya. Oleh karena itu
keanekaragaman terjadi akibat tuntutan hidup yang wajar (Heri dkk,
2015).
4. Faktor Lingkungan
Faktor lain yang dapat menyebabkan keanekaragaman selanjutnya
adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang menyebabkan
keanekaragaman pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu faktor
biotik dan faktor non biotik. Faktor biotik meliputi tumbuhan, hewan,
dan manusia. Faktor biotik yang disebabkan oleh manusia biasanya
berupa perlakuan pada tumbuhan. Seperti pemberian pupuk dan obat,
sistem perawatan pada tanaman, hingga proses pengembangbiakan
tumbuhan. Sedangkan faktor non biotik meliputi faktor klimatik, faktor
edafik (tanah), dan faktor fisiografik.
- Faktor klimatik (iklim)
Iklim dapat menyebabkan kelangsungan hidup tumbuhan yang
berupa temperatur, kelembapan, angin, dan curah hujan. Hal
tersebut dikarenakan setiap tumbuhan memiliki ketahanan
terhadap tekanan lingkungan yang berbeda.
- Faktor edafik (tanah)
Tanah menjadi media utama pertumbuhan vegetasi. Tanah
menyediakan erbagai unsur hara, zat organik, air, dan udara
yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Namun tanah memiliki jenis
yang berbeda dan memiliki unsur-unsur yang berbeda.
Sehingga setiap tumbuhan dapat hidup dan berkembang pada
setiap jenis tanah. Hal ini dikarenakan setiap tumbuhan
memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda sehingga unsur tanah
sangat berengaruh terhadap kehidupan suatu tanaman.
- Faktor fisiografik
Faktor fisiografik meliputi keadaan bentang alam suatu negara.
Yaitu bagaimana kondisi fisik seerti perbedaan ketinggian,
adanya gunung, laut, gurun, dan lain senagainya yang
menyebabkan pengaruh pada persebaran flora dan fauna.
Rifai (1986) menyatakan bahwa tidak kurang dari 329 jenis buah-
buahan (terdiri dari 61 suku dan 148 marga) baik yang merupakan jenis asli
Indonesia maupun pendatang (introduksi) dapat ditemukan di Indonesia.
Tercatat 266 jenis (termasuk 4 anak jenis dan 2 varietas) buah-buahan asli
Indonesia telah ditemukan. Sebagian besar masih tumbuh liar di hutan-hutan
dan hanya sebagian kecil yang telah dibudidayakan, berdasarkan hasil
pengumpulan data yang dilakukan. Dari 226 jenis buah-buahan tersebut
sebagian besar berupa pohon (203 jenis), liana (26 jenis), perdu (17 jenis),
herba (14 jenis) dan semak (4 jenis). Apabila dilihat berdasarkan lokasi maka
jumlah jenis yang paling banyak ditemukan adalah di daerah Sumatra (148
jenis), kemudian Kalimantan (144 jenis), selanjutnya adalah Jawa (96 jenis),
Sulawesi (43 jenis), Maluku (30 jenis), Nusa Tenggara (21 jenis), Papua (16
jenis) dan 34 jenis lainnya tersebar diseluruh Indonesia. Hal tersebut
disebabkan data tentang kekayaan flora Papua khususnya data tentang flora
buah-buahannya masih belum banyak yang diketahui dan dilaporkan.
A.Mangga
No Foto Buah Nama Lokal Nama Kro- Alamat
Ilmiah mosom
1 Mangga Mangifera 2n Klaten,
Indramayu indica L. Sleman,
Kulon Progo,
Turi
2 Mangga Mangifera 2n Klaten,
Arumanis indica L. Sleman,
Kulon Progo,
Turi, Tegal
3 Mangga Madu Mangifera 2n Klaten
indica L.
Apel
1 Apel Malang Malus 2n Sleman
sylvestris
Mill
A. Keanekaragaman Semangka
▪ Semangka Merah 1
1. Nama lokal : Semangka Merah
2. Nama ilmiah : Citrullus lonatus
3. Ketinggian tempat : Dataran rendah (rata rata 58 m
dpl)
4. Letak lintang : 14º04'50" - 27º50'50" LS dan
110º10'41" - 110º34'40" BT.
5. Curah hujan : Sedang (1000-2000 mm per
tahun)
6. Jenis kromosom : 3n (triploid)
7. Bentuk : Bulat lonjong
8. Warna : Merah cerah
9. Aroma : Segar
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Mengandung banyak air
12. Tempat pengambilan gambar : Bantul, Yogyakarta
▪ Semangka Merah 2
1. Nama lokal : Semangka Merah
2. Nama ilmiah : Citrullus colocynthis
3. Ketinggian tempat : Dataran rendah (10 – 1000
m dpl)
4. Curah hujan : Sedang (2.500-3.500
mm/tahun)
5. Letak lintang : 01°53’39’’ - 02°46’02’’ LS
dan 102°03´39’’ - 103°13´17’’ BT
6. Jenis kromosom : 3n (triploid)
7. Bentuk : Bulat
8. Warna : Merah
9. Aroma : Segar
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Mengandung banyak air
12. Tempat pengambilan gambar : Pasar buah Sarolangun,
Jambi, Sumatra
▪ Semangka Kuning 1
1. Nama lokal : Semangka Kuning
2. Nama ilmiah : Citrullus lonatus
3. Ketinggian tempat : Dataran rendah (rata-rata 58
m dpl)
4. Letak lintang : 14º04'50" - 27º50'50" LS
dan 110º10'41" - 110º34'40" BT.
5. Curah hujan : Sedang (1000-2000
mm/tahun)
6. Jenis kromosom : 3n (triploid)
7. Bentuk : Bulat lonjong
8. Warna : Kuning cerah
9. Aroma : Segar
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Mengandung banyak air
12. Tempat pengambilan gambar : Bantul, Yogyakarta
▪ Semangka Kuning 2
1. Nama lokal : Semangka Kuning
2. Nama ilmiah : Citrullus colocynthis
3. Ketinggian tempat : Dataran rendah (10 - 1000
m dpl)
4. Curah hujan : Sedang (2.500-3.500
mm/tahun)
5. Letak lintang : 01°53’39’’ - 02°46’02’’
LSdan 102°03´39’’ - 103°13´17’’ BT
6. Jenis kromosom : 3n (triploid)
7. Bentuk : Lonjong
8. Warna : Kuning
9. Aroma : Segar
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Mengandung banyak air
12. Tempat pengambilan gambar : Pasar buah Sarolangun,
Jambi Sumatra
B. Keanekaragaman Mangga
▪ Mangga Harum Manis
1. Nama lokal : Mangga Harum Manis
2. Nama ilmiah : Mangifera indica L.
3. Ketinggian tempat : Dataran rendah
4. Curah hujan : Sedang (1000-2000
mm/tahun)
5. Letak lintang : 1100 26’ 14” – 1100 47’ 51”
BT 70 32’ 19” – 70 48’ 33” LS
6. Jenis kromosom : 2n (diploid)
7. Bentuk : Lonjong
8. Warna : Orange kekuningan
9. Aroma : Segar
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Lunak
12. Tempat pengambilan gambar : Klaten, Jawa Tengah
▪ Mangga Manalagi
1. Nama lokal : Mangga Manalagi
2. Nama ilmiah : Mangifera indica L.
3. Ketinggian tempat : Dataran tinggi
4. Curah hujan : Sedang (1000-3500
mm/tahun)
5. Letak lintang : 110° 33′ 00″ dan 110° 13′
00″BT, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ LS
6. Jenis kromosom : 2n (diploid)
7. Bentuk : Bulat
8. Warna : kuning
9. Aroma : Segar
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Lunak
12. Tempat pengambilan gambar : Toko buah shafa, Donokerto,
Turi, Sleman
▪ Mangga Cengkir
1. Nama lokal : Mangga Cengkir
2. Nama ilmiah : Mangifera indica L.
3. Ketinggian tempat : Dataran tinggi (42 m dpl)
4. Curah hujan : Sedang (1000-2500
mm/tahun)
5. Letak lintang : 109°08’–109°10’ BT dan
6°50’–6°53’ LS
6. Jenis kromosom : 2n (diploid)
7. Bentuk : Lonjong
8. Warna : Kuning
9. Aroma : Segar
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Lunak
12. Tempat pengambilan gambar : Toko buah segar, Slawi,
Tegal, Jawa Tengah
▪ Mangga Indramayu
1. Nama lokal : Mangga Indramayu
2. Nama ilmiah : Mangifera indica L. var
indramayu
3. Ketinggian tempat : Dataran tinggi 500 – 1.000
mm dpl
4. Curah hujan : Curah hujan perbulan 241
mm
5. Letak lintang : 7°38’42’’ – 7°59’3” LS dan
110°1’37” – 110°16’26” BT
6. Jenis kromosom : 2n (diploid)
7. Bentuk : Bulat bola
8. Warna : Kuning
9. Aroma : Segar
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Lunak
12. Tempat pengambilan gambar : Jl. Temon - Kokap,
Polodadi, Kulur, Kec. Temon, Kab. Kulon Progo, DIY
C. Keanekaragaman Apel
▪ Apel Waashington/Apel Merah
1. Nama lokal : Apel Washington atau apel
merah
2. Nama ilmiah : Malus domestica 'Red
Delicious'
3. Ketinggian tempat : Dataran rendah
4. Curah hujan : Sedang (1 000-2.600
mm/tahun)
5. Letak lintang : 110° 33′ 00″ dan 110° 13′
00″ BT, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ LS
6. Jenis kromosom : 2n (diploid)
7. Bentuk : Bulat menyerupai hati
8. Warna kulit buah : Merah tua mengkilap
9. Aroma : Wangi
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Lunak, juicy,berair
12. Tempat pengambilan gambar : Superindo Sultan Agung (
Yogyakarta)
▪ Apel Hijau
1. Nama lokal : Apel hijau
2. Nama ilmiah : Malus sylvestris Mill
3. Ketinggian tempat : Dataran tinggi (52 mdpl)
4. Curah hujan : Sedang (1000-2000 mm per
tahun)
5. Letak lintang : 14º04'50" - 27º50'50" LS
dan 110º10'41" - 110º34'40" BT.
6. Jenis kromosom : 2n (diploid)
7. Bentuk : Bulat
8. Warna kulit buah : Hijau dengan semburat
merah
9. Aroma : Wangi
10. Rasa : Manis dan sedikit asam
11. Tekstur : Padat dan renyah
12. Tempat pengambilan gambar : Pleret, Bantul, Yogyakarta
▪ Apel Fuji
1. Nama lokal : Apel Fuji
2. Nama ilmiah : Malus pumila
3. Ketinggian tempat : Dataran tinggi ( 54 mdpl )
4. Curah hujan : Curah hujan perbulan 300
mm
5. Letak lintang : 109°47’28’’ - 10°8’20” BT
dan 7°0’32’’ - 7°0’54’’ LS
6. Jenis kromosom : 2n (diploid)
7. Bentuk : Bulat
8. Warna : Merah muda
9. Aroma : Segar
10. Rasa : Manis
11. Tekstur : Sedikit keras, mengandung
banyak air
12. Tempat pengambilan gambar : Purworejo, Jawa Tengah
G. Materi Hasil Diskusi
1. Puspita Widyaningrum (22304241003)
Meskipun masih dalam satu spesies tetapi penampakan buah jeruk
berbeda satu dengan lainnya apa penyebab dari perbedaan buah jeruk
tersebut?
Jawab :
Keragaman genetic tidak hanya Nampak antar spesies, bahkan didalam
satu spesies juga terdapat keragaman gen, dengan adanya keragaman gen
inilah sifat-sifat didalam satu spesies bervariasi yang dikenal dengan
istilah varietas bahkan sampai pada asesi.