Anda di halaman 1dari 22

MODUL

KEANEKARAGAMA
N HAYATI
Putri
Islamingtias/120341421991/OFF. B
Universitas Negeri Malang
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
S1 Pendidikan Biologi

KEANEKARAGAMAN HAYATI

MODUL 2

PENDAHULUAN
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul mengenai Ruang Lingkup
Biologi, dan modul selanjutnya yang akan Anda pelajari berjudul
Keanekaragaman Hayati. Setelah mempelajari modul ini anda
diharapkan dapat merumuskan konsep keanekaragaman hayati,
mengidentifikasi keanekaragaman di Indonesia, mengklasifikasikan
keanekaragaman hayati dan menjaga pelestariannya serta cara
pemberian nama ilmiah makhluk hidup.
Modul ini terdiri dari 3 kegiatan:
1. Kegiatan 1 : Konsep keanekaragaman hayati
2. Kegiatan 2 : Keanekaragaman hayati di Indonesia
3. Kegiatan 3 : Klasifikasi keanekaragaman hayati
Indikator dalam modul kenekaragaman hayati ini adalah:
1. Menjelaskan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem.
2. Menjelaskan keanekaragaman hayati di Indonesia.
3. Menjelaskan
upaya
pemanfaatannya.

pelestarian

kehati

Indonesia

dan

4. Menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup: takson, klasifikasi


binomial.

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

KEGIATAN 1 (KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI)


INDIKATOR:

Menjelaskan konsep keanekaragaman gen,


Menurut Wilcox, 1984, keanekaragaman hayati adalah berbagai
bentuk
kehidupan,
peranan
ekologi
yang
dimilikinya,
dan
keanekaragaman plasma nutfah yang terkandung. Dengan demikian,
keanekaragaman hayati dapat diartikan keanekaragaman makhluk hidup
yang menunjukkan seluruh variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu
tempat. Keanekaragaman hayati dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor genetik, yang bersifat
relatif stabil atau konstan pengaruhnya terhadap morfologi (fenotipe)
organisme. Sementara itu, faktor eksternal misal lingkungan relatif labil
pengaruhnya terhadap morfologi (fenotipe) organisme. Keanekaragaman
hayati berdasarkan tingkat keragamannya dibagi menjadi tiga tngkat
yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman
ekosistem.
1. Keanekaragaman gen
Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam
satu jenis makhluk hidup. Keanekaragaman gen mengakibatkan
variasi antar individu sejenis, misal keanekaragaman gen pada
manusia. Keanekaragaman gen pada manusia dapat terlihat pada
perbedaan sifat antara lain warna mata (biru, hitam, cokelat), ukuran
tubuh, warna kulit, serta bentuk rambut (lurus, ikal, keriting.
Keanekaragaman sifat tersebut disebabkan pengaruh perangkat
pembawa sifat yang disebut gen.

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

Gambar 1.1 Keanekaragaman gen pada manusia


Gen adalah substansi terkecil atau unit dasar yang membawa faktor
keturunan. Melalui gen inilah sifat-sifat dari induk diwariskan kepada
keturunannya. Gen terdapat di dalam kromosom. Susunan atau
komposisi gen (genotipe) akan mengekspresikan sifat individu
(fenotipe). Genotipe artinya sifat yang tidak tampak, yaitu komposisi
atau susunan perangkat gen yang dimiliki setiap individu makhluk
hidup. Sementara itu, fenotipe adalah sifat lahiriah organisme yang
dapat diamati dari luar.
Keanekaragaman gen dapat terjadi akibat perkawinan antar
makhluk hidup sejenis (satu spesies). Susunan gen suatu individu
berasal dari kedua induk/orang tuanya. Keanekaragaman gen juga
dapat
terjadi
secara
buatan
melalui
perkawina
silang.
Keanekaragaman gen secara alami dan buatan dapat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang
terdapat pada makhluk hidup antarjenis (interspesies) dalam satu
marga. Perbedaan ciri pada individu berbeda spesies lebih mudah
dikenali daripada perbedaan ciri antarindividu dalam satu spesies.
Perbedaan bentuk, penampilan, dan sifat yang terdapat pada
individu-individu
yang
berbeda
jenis
menunjukkan
adanya
keanekaragaman jenis. Perbedaan ciri-ciri antarindividu berbeda
spesies akan lebih mudah kita kenali daripada perbedaan
antarindividu dalam satu spesies. Perbedaan bentuk, penampilan, dan
sifat juga dapat ditemukan pada kelapa, pinang, sawit.
Keanekaragaman jenis juga terdapat pada mikrorganisme, seperti
pada Rhizopus sp. dan Saccharomyces sp. Rhizopus sp. tubuhnya
berupa benang-benang hifa tidak bersekat, multiseluler, menghasilkan
zigospora sebagai spora seksual. Adapun Saccharomyces sp.
merupakan jamur tanpa hifa, uniseluler, berkembang biak dengan
membentuk tunas.

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

Gambar 1.2 Keanekaragaman jenis pada genus Panthera

3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan kesatuan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik, yang
terdiri atas benda-benda hidup dan komponen abiotik, yang terdiri
atas benda-benda tak hidup. Dalam tiap ekosistem terdapat
komponen abiotik dan komponen biotik yang berbeda-beda.
Perbedaan komponen biotik dan komponen abiotik dalam ekosistem
menyebabkan
terbentuknya
keanekaragaman
ekosistem.
Keanekaragaman
ekosistem
merupakan
salah
satu
faktor
terbentuknya keanekaragaman hayati.
Komponen abiotik meliputi letak menurut garis lintang dan garis
bujurnya (latitude), ketinggian tempat (altitude), iklim, kelembaban,
suhu, kondisi tanah dan lain sebagainya. Adapun komponen biotik
meliputi organisme hidup termasuk produsen, konsumen, detritivor,
maupun dekomposer.
Secara garis besar di muka bumi ini terdapat dua macam ekosistem
besar, yaitu ekosistem darat (terestrial) dan ekosistem perairan
(akuatik). Ekosistem darat mencakup beberapa macam bioma, antara
lain bioma gurun atau padang pasir, bioma padang rumput atau
savanna, bioma hutan basah atau hutan hujan tropis, bioma hutan
gugur iklim sedang, bioma taiga dan bioma tundra.
a. Bioma gurun/padang pasir jenis tumbuhan terbatas, seperti
kaktus, perdu. Didominasi oleh daratan pasir, intensitas cahaya
matahari sangat tinggi, curah hujan sangat rendah, perbedaan
suhu siang dan malam sangat besar. Terdapat di Afrika, Amerika
Utara, Asia, Australia.
b. Bioma padang rumput atau savanna didominasi oleh berbagai
jenis rumput, beberapa jenis pohon atau perdu, curah hujan lebih
tinggi. Hewan-hewan herbivora sangat melimpah, diikuti
beberapa jenis karnivora. Terdapat di Australia, Asia Selatan,
Amerika, dan Afrika.

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

c. Bioma hutan hujan tropis didominasi oleh pohon-pohon besar,


berdaun lebar dan lebat, penghasil kayu yang utama di samping
beberapa jenis liana dan epifit. Curah hujan sangat tinggi dan
tersebar sepanjang tahun, keanekaragaman tumbuhan sangat
tinggi. Banyak hewan-hewan arboreal, vertebrata, dan
invertebrata. Terdapat di Amerika Tengah, Amerika Selatan,
Afrika, Asia Tenggara, dan Australia Timur.
d. Bioma hutan gugur iklim sedang didominasi oleh pohon-pohon
berdaun lebar yang menggugurkan daunnya pada musim dingin
dan dapat mencapai tinggi 30-40 meter. Beriklim sedang, hujan
turun pada musim panas dengan musim dingin yang ekstrim.
Hewan-hewan memiliki aktifitas bermusim. Terdapat di Amerika
Serikat, Eropa, Asia Timur, Amerika Timur.
e. Bioma taiga didominasi oleh tumbuhan konifer, keanekaragaman
jenis tumbuhan sangat rendah. Terdapat di Amerika Utara, Eropa,
dan Asia.
f. Bioma tundra didominasi oleh tumbuhan lumut, lumut kerak dan
pohon yang kerdil. Terdapat di daerah sekitar kutub atau daerah
pada ketinggian di atas 2.500 meter.
Adapun, ekosistem perairan dapat dikelompokkan berdasarkan
aliran airnya dan berdasarkan kadar garamnya (salinitas).
Menurut aliran airnya ekosistem perairan dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Ekosistem perairan mengalir (lotik)
Air secara terus-menerus begerak sesuai dengan dinamika aliran
air. Distribusi nutrisi lebih merata dibandingkan dengan
ekosistem perairan tidak mengalir, misalnya sungai.
2. Ekosistem perairan tidak mengalir (lentik).
Tidak ada aliran air secara dinamis, distribusi nutrisi kurang
merata, misalnya danau, rawa, kolam, waduk, bendungan dan
lain-lain.
Adapun, menurut
menjadi tiga, yaitu:

salinitasnya,

ekosistem

perairan

dibedakan

1. Ekosistem air tawar

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

Kadar garam rendah, dipengaruhi iklim dan cuaca daratan,


penetrasi cahaya matahari kurang. Misalnya danau, kolam,
waduk, bendungan dan lain-lain.
2. Ekosistem air laut
Kadar garam tinggi, tidak dipengaruhi iklim dan cuaca daratan,
penetrasi cahaya matahari relative lebih tinggi, misalnya laut.
3. Ekosistem air tawar
Kadar garam rendah, dipengaruhi iklim dan cuaca daratan,
penetrasi cahaya matahari kurang, misalnya danau, kolam,
waduk, bendungan dan lain-lain.

RANGKUMAN
1. Keanekaragaman hayati dapat diartikan keanekaragaman

makhluk hidup yang menunjukkan seluruh variasi gen,


spesies, dan ekosistem di suatu tempat.
2. Keanekaragaman hayati memiliki 3 tingkatan, yaitu

keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan


keanekaragaman ekosistem.
a. Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu
dalam satu jenis makhluk hidup.
b. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang
terdapat pada makhluk hidup antarjenis (interspesies)
dalam satu marga.
c. Keanekaragaman
ekosistem
disebabkan
perbedaan
komponen biotik dan komponen abiotik dalam ekosistem.
UJI KOMPETENSI

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

1. Variasi gen dalam tingkat jenis dapat menyebabkan terbentuknya

A. individu
B. varietas
C. species
D. populasi
E. ekosistem
2. Perbedaan yang ditemukan di antara sesama ayam dalam satu
kandang disebut ..
A. evolusi
B. adaptasi
C. variasi
D. keberagaman
E. adaptasi dan variasi
3. Hutan bakau di Kalimantan, hutan hujan tropis di Jawa Barat, dan
savanna di Papua, merupakan contoh keanekaragaman hayati
tingkat .
A. genetik
B. species
C. ekosistem
D. populasi
E. individu
4. Dua makhluk hidup menempati daerah yang sama dapat disebut
spesies apabila .
A. habitat dan warna rambutnya sama
B. warna dan bentuk rambutnya sama
C. jenis makanan dan cara makannya sama
D. cara reproduksi dan jumlah anaknya sama
E. dalam perkawinan menghasilkan turunan fertil
Keanekaragaman Hayati | Modul 2

5. Di antara individu sejenis tidak pernah ditemukan yang sama persis


untuk semua sifat. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
A. lingkungan
B. induknya
C. jenisnya
D. lingkungan dan gen
E. gen dan plasma nutfah

GLOSARIUM
Abiotik : Lingkungan yang terdiri atas mahluk tak hidup
Biotik : Lingkungan yang terdiri dari mahluk hidup
Ekosistem : Suatau satu kesatuan antara mahluk hidup dengan
lingkungan
Fenotif : Ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme
Gen : Bagian dari kromosom yang berfungsi sebagai pembawa
sifat
Genotif : Kandungan genetic suatu organisme
Habitat : Tempat suatu organisme hidup, mengalami
pertumbuhan dan
perkembangan serta bereproduksi
Individu : Mahluk hidup tunggal
Plasma nutfah : Faktor-faktor menurun yang diwariskan pada
Keanekaragaman Hayati | Modul 2

KEGIATAN 2 (KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA)


INDIKATOR:

1. Menjelaskan keanekaragaman hayati di Indonesia.


2. Menjelaskan

upaya
pemanfaatannya.

pelestarian

kehati

Indonesia

dan

Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki banyak kekayaan


alam,oleh sebab itu dijuluki Mega Divercity Country. Hal ini disebabkan
negara kita terletak di daerah tropis. Keanekaragaman yang tinggi di
Indonesia bisa dijumpai dalam hutan hujan tropis yang di dalamnya
banyak ditemukan berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Ada juga
tumbuhan yang bersifat endemic,yaitu hanya terdapat di Indonesia dan
tidak dijumpai di negara lain.
1. Persebaran Fauna di Indonesia
Indonesia terletak di antara biogeografi Asia (oriental) dan daerah
biogeografi Australia (Australian), sehingga fauna di Indonesia
mencerminkan posisinya di antara kedua benua tersebut. Pada
awalnya, Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh
garis Wallace. Garis ini membagi persebaran fauna di Indonesia
menjadi bagian barat dan timur. Bagian barat dinamakan wilayah
oriental (meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan). Sedangkan bagian
Timur dinamakan wilayah Australian (meliputi Papua, Maluku,
Sulawesi, Nusa Tenggara).
Seorang ahli zoology bernama Weber melakukan penelitian di
Indonesia. Menurutnya, hewan-hewan di Sulawesi tidak sepenuhnya
dapat digolongkan kelompok Australian karena masih memiliki sifat
seperti hewan di daerah oriental. Oleh karena itu, Weber membuat
garis pembatas yang terdapat di sebelah timur Sulawesi memanjang
ke utara Kepulauan Aru. Daerah yang ter;etak diantara garis Wallace
dan Weber disebut daerah Peralihan.
a. Persebaran Fauna di daerah Oriental
1) Sumatera: gajah (Elephas maximus), orang utan (Pongo
pygmaeus), tapir (Tapirus indicus), harimau (Panthera tigris).
2) Jawa: badak bercula satu di Ujung kulon, banteng.
3) Bali: jalak putih dan macam-macam kera.

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

4) Kalimantan:
larvatus).

biawak

(Varanus

salvator),

bekantan

(Nasalis

b. Persebaran Fauna di daerah Australian


Hewan-hewan khas di Maluku dan Papua antara lain: burung
cendrawasih (Paradisaea minor), burung kasuari (Casuarius
galeatus), burung kakatua raja (Probosciger atterimus).
c. Persebaran Fauna di Daerah Peralihan
1) Sulawesi: anoa (Pendrogalus inustus), babi rusa (Babyrousa
babyrousa)
2) Nusa Tenggara: komodo (Varanus komodoensis)

Gambar 1.3 Macam-macam persebaran fauna. Burung


cendrawasih mewakili daerah Australian, badak bercula satu
mewakili daerah oriental, dan komodo mewakili daerah peralihan.

2. Persebaran Flora di Indonesia


Bioma diartikan sebagai macam komunitas utama yang terdapat di
sebuah benua. Di bumi terdapat berbagai macam bioma, antara lain:
hutan gugur, sabana gurun, padang rumput, gurun, hutan hujan tropis.
Bioma hutan hujan tropis yang memiliki keanekaragaman tinggi
adalah daerah Malesiana yang meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina,
Papua Nugini, dan Kepulauan Salomon. Flora Malesiana didominasi
oleh pohon-pohon yang aktif melakukan fotosintesis. Hal ini
disebabkan daerahnya terletak di ekuator yang merupakan kawasan
hutan hujan tropis dengan penetrasi sinar matahari sepanjang hari
dan curah hujan yang tinggi.
Daerah flora terkaya di Indonesia adalah hutan hujan tropis di
Kalimantan. Persebaran flora endemik di Indonesia antara lain sebagai
berikut:
Keanekaragaman Hayati | Modul 2

Bengkulu: Rafflesia arnoldi

Kalimantan: Meranti (Shorea sp.), rotan (Calamus caesius),


anggrek hitam (Coelogyne pandurata)

Papua: Matoa
bennettii)

Jawa: Pohon
mahogoni)

(Pometia
Jati

pinnata),

(Tecnosa

bunga

grandis),

Irian

mahoni

(Mucuna
(Swietenia

Gambar 1.4 Macam-macam flora di Indonesia: matoa, meranti,


pohon jati, dan bunga bangkai.
3. Manfaat Keanekaragaman Hayati

Manfaat produktif : artinya nilai produk keanekaragaman hayati


yang diolah secara besar-besaran dan bersifat komersial.
Contoh: pabrik susu memerlukan sapi perah untuk sumber
bahan baku.

Manfaat konsumtif : artinya nilai produk keanekaragaman hayati


yang langsung dikonsumsi. Contoh: bahan pangan,bahan
bangunan, bahan obat-obatan.

Manfaat non-konsumtif
: artinya nilai produk
keanekaragaman selain produktif dan konsumsif,antara lain
sebagai plasma nutfah.memberikan keindahan alam,manfaat
ilmiah dan manfaat mental dan spiritual.

4. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati


a. Kegiatan manusia
antara lain:

yang

menurunkan

keanekaragaman

hayati

Penebangan liar, ladang berpindah, pembukaan hutan yang


menyebabkan kerusakan.
Keanekaragaman Hayati | Modul 2

Intensifikasi pertanian.

Industrialisasi.

Perburuan liar dan penangkapan ikan tanpa kenal batas.

Penemuan bibit unggul yang dapat


terdesaknya bibit local(erosi plasma nutfah)

mengakibatkan

b. Kegiatan manusia yang meningkatkan keanekaragaman hayati


antara lain:

Pemuliaan bibit unggul

Reboisasi

Pengendalian hama secara biologi

Penebangan hutan dengan peremajaan(tebang pilih dan


tanam kembali)

Usaha-usaha pelestarian alam antara lain:


a. Pelestarian alam secara in situ: artinya melakukan
perlindungan dan pemeliharaan hewan dan tumbuhan di
habitat aslinya. Contoh: pelestarian komodo (Varanus
komodoensis) di Pulau Komodo, pelestarian badak
Jawa(Rhynoceros sundaicus) di ujung Kulon, dan
pelestarian bunga bangkai (Rafflesia arnoldi) di Bengkulu.
b. Pelestarian alam secara ex situ : artinya melakukan
perlindungan dan pemeliharaan hewan dan tumbuhan di
luar habitat aslinya. Contoh: kebun botani, yaitu kebun
yang mengoleksi berbagai jenis tumbuhan yang hidup,
seperti Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi Jawa
Timur. Kebun plasma nutfah, mirip kebun koleksi tetapi
tidak hanya mengembangkan plasma nutfah yang
unggul,termasuk mencakup bibit tradisional serta kerabat
liarnya. Kebun Koleksi, kebun yang berisi berbagai jenis
nutfah
tanaman
yang
akan
dipertahankan
dan
dikembangkan dalam bentuk hidup.Misalnya koleksi kelapa
di Bone-Bone. Penangkaran Hewan, mengambil dan
menetaskan telur hewan-hewan tertentu yang pada saat
tertentu akan dilepaskan,misalnya penangkaran Penyu.

5. Usaha Perlindungan Alam


Keanekaragaman Hayati | Modul 2

Perlindungan
alam
dilakukan
untuk
menjaga
supaya
keanekaragaman hayati di Indonesia tidak berkurang. Perlindungan
alam dibagi menjadi dua, yaitu:

Perlindungan Alam Umum


Perlindungan alam ketat,yaitu perlindungan terhadap alam
tanpa campur tangan manusia,misalnya Cagar alam Gunung
Tangkoko di Sulawesi Utara.
Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang
dibina oleh para ahli, misalnya Kebun raya Bogor.
Taman Nasional, yaitu perlindyngan alam yang dimanfaatkan
untuk pendidikan, budaya dan rekreasi tanpa mengubah
ekosistem,misalnya Taman Nasional Gunung Leuser, taman
Nasional Baluran di Jawa Timur dan laian-lain.

Perlindungan Alam dengan Tujuan Tertentu


Perlindungan
geologi

geologi,

bertujuan

melindungi

formasi

Perlindungan zoology, bertujuan melindungi hewan langka


Perlindungan botani,
tumbuhan tertentu
Perlindungan ikan,
terancam punah.

bertujuan
bertujuan

melindungi
melindungi

komunitas
ikan

yang

Perlindungan Suaka Margasatwa, bertujuan melindungi


hewan yang terancam punah
Perlindungan hutan,bertujuan melindungi tanah,air dari
perubahan iklim
Perlindungan antropologi,
bangsa yang terisolir

bertujuan

melindungi

suku

Perlindungan pemandangan alam, bertujuan melindungi


keindahan alam suatu daerah
Perlindungan monument alam,
benda-benda alam tertentu.

bertujuan

melindungi

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

RANGKUMAN
1. Keanekaragaman yang tinggi di Indonesia bisa dijumpai dalam
hutan hujan tropis yang di dalamnya banyak ditemukan
berbagai jenis hewan dan tumbuhan.
2. Persebaran fauna di Indonesia dibedakan menjadi 3 wilayah,
yaitu daerah oriental, daerah Australian, dan daerah peralihan.
3. Daerah flora terkaya di Indonesia adalah hutan hujan tropis di
Kalimantan.
4. Manfaat keanekaragaman hayati dibedakan atas manfaat
konsumtif, produktif, dan non-konsumtif.
5. Pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekargaman hayati
ada yang bersifat meningkatkan ada pula yang menurunkan
keanekaragaman hayati.
6. Usaha perlindungan alam di Indonesia dibedakan atas

perlindungan alam umum dan perlindungan untuk tujuan


tertentu.

UJI KOMPETENSI
1. Berikut yang merupakan flora khas Papua adalah ....
a. bunga rafflesia dan kayu ebony
b. matoa dan cendana
c. kruing dan kayu ulin
d. durian dan matoa
e. matoa dan buah merah
2. Hutan Indonesia menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati
yang sangat tinggi. Banyak mamalia besar hidup di kawasan hutan
Kalimantan. Yang tergolong fauna arboreal adalah ....
a. banteng, gajah, badak
b. harimau, singa, serigala

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

c. orang utan, siamang, monyet


d. burung, angsa, ayam
e. anoa, kambing hutan, rusa
3. Kebun pemeliharaan jenis-jenis flora langka dan kerabat liarnya
adalah ....
a. kebun biologi
b. kebun plasma nutfah
c. kebun botani
d. kebun koleksi
e. kebun raya
4. Berikut ini tergolong fauna langka dan dilindungi, kecuali ....
a. badak, banteng, kerbau
b. gajah, badak, cendrawasih
c. anoa, landak, babi
d. harimau, jalak bali, merpati
e. sapi, kerbau, banteng
5. Upaya pelestarian satwa langka di kebun binatang dan taman safari
tergolong pelestarian secara ....
a. eksitu
b. insitu
c. domestikasi
d. pelestarian di habitat aslinya
e. karantina

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

KEGIATAN TIGA (KLASIFIKASI KEANEKARAGAMAN HAYATI)


INDIKATOR

Menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup: takson,

1. Mempelajari Keanekaragaman Hayati dengan Klasifikasi


Kegiatan klasifikasi adalah pembentukan kelompok-kelompok dengan
cara mencari keseragaman dalam keanekaragaman. Jadi berbagai
jenis makhluk hidup akan dikelompokkan dalam satu kelompok jika
memiliki kesamaan ciri atau sifat
2. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Tujuan Klasifikasi:
- Mendeskripsikan cirri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiaptiap jenis agar mudah dikenal.
- Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan cirinya.
- Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
- Mempelajari evolusi makhluk hidup berdasarkan kekerabatannya.
Manfaat Klasifikasi:
- Mengetahui jenis-jenis organisme
- Mengetahui hubungan antar organisme
- Mengetahui kekerabatan antar makhluk hidup yang beranekaragam
3. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Sistem artificial (buatan): klasifikasi berdasarkan struktur morfologi
terutama lat reproduksi, berdasar habitat atau perawakan berupa
perdu, pohon, semak, gulma atau liana. Tokohnya Carolus Linnaeus.
b. Sistem Alam: menghendaki terbentuknya takson-takson yang
alami, berdasarkan banyak sedikitnya persamaan morfologi.
Tokohnya Michael Adamson dan Jean Baptise Lamarck.
c. Sistem Filogenetik: sistem ini muncul setelah lahirnya teori evolusi,
di mana dalam teori evolusi terjadi proses evolusi makhluk hidup
dari filum tingkat rendah menjadi filum tingkat tinggi yang disebut
Keanekaragaman Hayati | Modul 2

filogeni. Sistem ini juda didasarkan pada jauh


kekerabatan antarorganisme atau kelompok organisme.

dekatnya

4. Klasifikasi dalam Biologi Modern


Klasifikasi dalam biologi modern dipelajari dalam cabang ilmu
Taksonomi (takson=kelompok, nomos=hukum). Makhluk hidup yang
mempunyai persamaan ciri-ciri dikelompokkan ke dalam unitunit(takson). Takson disusun dari tingkat tinggi ke tingkat rendah.
Makhluk hidup yang memiliki sedikit persamaan ciri dikelompokkan ke
dalam takson yang lebih tinggi, sedangkan yang memiliki banyak
persamaan ciri dikelompokkan ke dalam takson lebih rendah.
a. Tahapan dalam klasifikasi
1. Pencanderaan makhluk hidup.
Pada tahap ini, identifikasi dimulai dari ciri-ciri yang tampak
dan mudah diamati (morfologi, anatomi, dan fisiologi).
2. Pengelompokan makhluk hidup
Pada tahap ini, makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki.
3. Pemberian nama takson
Setelah dilakukan pengelompokan, selanjutnya diberikan
nama pada takson tersebut.
b. Sistem Tata Nama
1. Nama Jenis (Spesies)
Berpedoman pada sistem binomial nomenclature (tata
nama ganda) yang dikemukakan oleh Carolus Linnaeus yang
terkenal sebagai Bapak Klasifikasi. Ketentuannya adalah:
terdiri dari dua suku kata yang sudah dilatinkan, kata yang
depan merupakan nama marga,sedangkan kata yang kedua
menunjukkan jenisnya, nama marga (suku kata pertama)
dimulai dengan huruf besar, sedangkan suku kata kedua
ditulis dengan huruf kecil, kedua kata tersebut diberi garis
bawah atau dicetak miring,atau dibuat berbeda dengan teks
lainnya.
2. Nama Marga (Genus)

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

Terdiri dari satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata
apa saja, misal hewan, tumbuhan, zat kandungan, dan lainlain. Huruf pertama ditulis dengan huruf besar. Contoh marga
tumbuhan: Solanum (terung-terungan), marga hewan: Felis
(kucing).
c. Tingkatan Klasifikasi
Sistem klasifikasi terdiri dari tujuh takson utama.Urutan
klasifikasi dari tingkat paling tinggi ke tingkat paling rendah
adalah :
a. Kingdom (kerajaan) atau Regnum (dunia).
b. Phylum (filum) untuk hewan atau Divisio (divisi) untuk
tumbuhan.
c. Classis (kelas).
d. Ordo (bangsa).
e. Famili (suku).
f. Genus (marga).
g. Spesies (jenis).
d.

Perkembangan Klasifikasi
-

Sistem Dua Kingdom


Diperkenalkan oleh Aristoteles. Kingdom Plantae (Kerajaan
Tumbuhan) dan Kingdom Animalia(Kerajaan Hewan).

Sistem Tiga Kingdom


Diperkenalkan oleh Ernst Haekel. Kingdom Monera (bakteri
dan ganggang biru), Kingdom Plantae, dan Kingdom
Animalia.

Sistem Empat Kingdom


Diperkenalkan oleh Copeland. Kingdom Monera, Kingdom
Fungi, Kingdom Plantae, dan Kingdom Animalia

Sistem Lima Kingdom


Diperkenalkan oleh Robert Whittaker. Kingdom Monera,
Kingdom Protista, Kingdom Fungi, Kingdom Plantae, dan
Kingdom Animalia.
Keanekaragaman Hayati | Modul 2

5. Identifikasi Makhluk Hidup


Identifikasi makhluk hidup artinya suatu usaha menemukan
identitas suatu makhluk hidup. Untuk mengidentifikasi organisme yang
baru dikenal, diperlukan kuncu determinasi (kunci identifikasi
dikotomis). Kunci determinasi adalah daftar cirri-ciri organisme yang
digunakan untuk mengklasifikasi organisme.Contoh kunci determinasi
adalah sebagai berikut:
1a. Memiliki tulang belakang.2
1b. Tidak memiliki tulang belakang5
2a. Memiliki kelenjar susu Kelas Mammalia
2b. Tidak punya kelenjar susu.3
3a. Bergerak dengan sirip dan bernapas dengan insang..Kelas
Pisces
3b. Bergerak tidak dengan sirip dan bernapas
Insang4

tidak

dengan

4a. Tubuh ditutupi sisik yang keras.Kelas Reptilia


4b. Tubuh ditutupi oleh bulu..Kelas Aves
Contoh:
Kunci determinasi untuk ayam adalah 1a-2b-3b-4b = Kelas Aves
RANGKUMAN

1. Kegiatan klasifikasi adalah pembentukan kelompok-

kelompok dengan cara mencari keseragaman dalam


keanekaragaman.
2. Klasifikasi memiliki tujuan dan manfaat tertentu.
3. Sistem klasifikasi dibedakan menjadi 3 yaitu sistem

artificial, sistem alam, sistem filogenetik.


4. Klasifikasi dalam biologi modern dipelajari dalam

cabang ilmu Taksonomi.


5. Identifikasi makhluk hidup artinya suatu usaha

menemukan identitas suatu makhluk hidup.

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

UJI KOMPETENSI
1. Pembentukan
kelompok-kelompok
dengan
cara
keseragaman dalam keanekaragaman disebut

mencari

a. Kegiatan klasifikasi
b. Kegiatan identifikasi
c. Kegiatan pengumpulan
d. Kegiatan taksonomi
e. Kegiatan determinasi
2. Mempelajari evolusi makhluk hidup berdasarkan kekerabatannya
merupakan.. klasifikasi
a. Fungsi
b. Manfaat
c. Tujuan
d. Keuntungan
e. Kerugian
3. Sistem klasifikasi dengan tokoh Carolus Linnaeus adalah sistem
klasifikasi
a. Filogenetik
b. Alam
c. Artificial
d. Taksonomi
e. Determinasi
4. Spesies Famili Phyllum Ordo Kingdom Genus Class. Urutan
yang benar dari terbesar ke terkecil
a. Kingdom Class Ordo Phylum Famili Genus Spesies
b. Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus Spesies
c. Phyilum Kingdom Class Ordo Genus Famili Spesies
d. Phylum Class Ordo Kingdom Famili Genus Spesies
Keanekaragaman Hayati | Modul 2

e. Kingdom Phylum Class Ordo Genus Famili Spesies


5. Perkembangan
adalah

klasifikasi

terbaru

oleh

Robert

Whittaker

a. Sistem satu kingdom


b. Sistem tiga kingdom
c. Sistem empat kingdom
d. Sistem dua kingdom
e. Sistem lima kingdom

GLOSARIUM
GLOSARIUM
Klasifikasi: pembentukan kelompok-kelompok dengan cara mencari keseragaman dalam keanekar
Klasifikasi:
pembentukan
kelompok-kelompok
dengan
cara
mencari
keseragaman
dalam
keanekaragaman.

Keanekaragaman Hayati | Modul 2

Anda mungkin juga menyukai