Anda di halaman 1dari 62

KEANEKARAGAMAN

HAYATI
Standar Kompetensi
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen,
jenis,
ekosistem, melalui kegiatan pengamatan
3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati
Indonesia dan usaha pelestarian serta
pemanfaatan
sumber daya alam

A. KONSEP KESERAGAMAN DAN KEBERAGAMAN


Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup pada semua
tingkatan organisasi kehidupan. Perhatikan lingkungan di sekitarmu, kamu akan menemukan
beraneka ragam makhluk hidup ciptaan Tuhan. Di tempat yang berbeda, kamu akan
menemukan keanekaragaman makhluk hidup yang berbeda. Bahkan di antara makhluk hidup
yang sejenis terdapat keanekaragaman. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi memang
sangat menakjubkan. Sekitar dua juta jenis makhluk hidup yang hidup saat ini baik monera,
hewan, maupun tumbuhan telah diberi nama dan dideskripsikan dengan baik. Namun
diperkirakan masih ada sekitar 10 juta hingga 30 juta jenis makhluk hidup yang belum dikenal
dan dideskripsikan. Belum lagi jenis-jenis makhluk hidup yang dulu pernah menghuni bumi
namun sekarang telah punah. Selain jenisnya yang begitu banyak, makhluk hidup itu juga
beragam dalam ukuran, bentuk, dan cara hidupnya.
Meskipun makhluk hidup sangat beraneka ragam, kamu dapat menemukan persamaan
ciri di antara mereka (keseragaman). Coba kamu amati halaman rumah atau sekolahmu.
Di sana terdapat bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Perhatikan tumbuhan yang ada,
meskipun jenisnya bermacam-macam, kamu akan menemukan tumbuhan yang sama-sama
berupa pohon, perdu, atau semak; sama-sama sebagai tanaman hias, tanaman peneduh,
atau tanaman pelindung. Dari bermacam-macam hewan yang ada, kamu akan menemukan
hewan yang sama-sama berkaki dua, empat, atau berkaki banyak; sama-sama memakan
rumput, buah, serangga, atau hewan lain. Kamu boleh juga mengelompokkan hewan dan
tumbuhan itu berdasarkan kriteria yang lain. Dari hasil pengamatan itu, kamu tentu dapat
membedakan konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup.
Apa perlunya mempelajari keseragaman dan keberagaman makhluk hidup? Karena jenis
makhluk hidup sangat banyak, kamu akan lebih mudah mempelajarinya jika mereka dibagi
dalam kelompok-kelompok. Pengelompokan ini disebut klasifikasi, yang didasarkan adanya
persamaan dan perbedaan ciri di antara berbagai makhluk hidup.

B. TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI


Keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman makhluk hidup pada semua tingkatan
organisasi kehidupan. Jadi keanekaragaman hayati tidak hanya terjadi antarjenis, tetapi
dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman atau bervariasi. Variasi ini diakibatkan oleh
keanekaragaman gen.

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
1

Selain itu keanekaragaman lingkungan menyebabkan jenis makhluk hidup yang ditemukan
di suatu ekosistem berbeda dengan jenis makhluk hidup di ekosistem yang lain. Hal ini
menyebabkan terjadinya keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Tingkat Gen
Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman gen dalam satu
spesies. Gen merupakan pembawa sifat suatu makhluk hidup, misalnya gen pada
manusia menentukan bentuk rambut, hidung, mata, kulit, postur tubuh, dan
sebagainya. Perubahan gen menyebabkan perubahan sifat sehingga perbedaan gen
menyebabkan terjadinya variasi dalam satu spesies. Gen terletak pada ADN yang berada
pada tempat- tempat tertentu di dalam kromosom dan kromosom terletak di dalam sel.
Makhluk hidup dalam satu spesies mempunyai jumlah kromosom yang sama.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman warna
pada bunga tanaman mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat
berwarna merah, putih, atau kuning. Pada tanaman jeruk, kamu dapat menemukan variasi
pada bentuk buah, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada ayam, kamu dapat
membedakan bentuk dan ukuran tubuh,
warna bulu, dan bentuk pial (jengger)
antara ayam kampung, ayam cemani,
ayam

hutan,

ayam

leghorn,

ayam

bangkok, dan ayam kate.


Gb. 1 contoh kenaekaragaman gen pada ikan koi
dapat dilihat pada coraknya
2. Keanekaragaman
Tingkat Jenis
Keanekaragaman hayati tingkat

jenis merupakan

keanekaragaman

jenis dalam suatu ekosistem yang ditunjukkan oleh adanya beraneka ragam jenis makhluk
hidup

baik

dari

kelompok

hewan,

tumbuhan,

jamur,

dan

mikroorganisme.

Keanekaragaman jenis merupakan seluruh variasi pada makhluk hidup yang berbeda
jenisnya dan dapat diamati dengan mudah. Tentu kamu dapat membedakan jenis kacangkacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau. Atau
membedakan kelompok hewan antara kucing, harimau, singa, dan citah.
Gb. 2
Keanekaragaman
jenis yang dapat
dilihat pada
harimau, singa
dan cheetah

3. Kenanekaragaman Tingkat Ekosistem


Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan
tempat hidupnya. Setiap makhluk hidup tumbuh dan berkembang pada lingkungan
yang sesuai, sehingga pada lingkungan tertentu dapat dihuni berbagai macam makhluk
hidup. Perbedaan komponen abiotik menyebabkan perbedaan makhluk hidup yang
menghuninya. Karena ada banyak ekosistem di bumi maka timbul keanekaragaman hayati
tingkat ekosistem, misalnya ekosistem padang rumput, hutan hujan tropis, pantai, sungai,
dan air laut.
Lingkungan

hidup

terdiri

dari

komponen

biotik

dan

komponen

abiotik.

Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup. Komponen abiotik meliputi faktor
fisik dan faktor kimia. Faktor fisik misalnya iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan
kelembaban. Faktor kimia meliputi salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan
kandungan mineral. Komponen biotik maupun abiotik dalam suatu ekosistem sangat

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
2

beragam, sehingga ekosistem yang terbentuk akan bervariasi pula. Di dalam ekosistem,
terjadi hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan biotik maupun
l i n g ku n g a n abiotik.
Salah satu penyebab keanekaragaman hayati tingkat

ekosistem adalah

perbedaan letak geografis. Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim.


Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperatur, curah hujan, intensitas
cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenisjenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin
terdapat bioma tundra yang ditumbuhi sejenis lumut. Hewan yang dapat hidup antara lain
rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdapat bioma taiga yang
ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan konifer dan ditempati hewan seperti anjing hutan dan
rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis yang memiliki fl ora dan fauna
yang sangat beranekaragam.

Gb 1.3 Beberapa keanekaragaman tingkat ekosistem yang ada di lingkungan sekitar

C. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa dengan
keadaan geografis yang beraneka ragam, sehingga keanekaragaman hayati di Indonesia
memiliki keunikan tersendiri. Sekitar 30% spesies yang hidup di bumi berada di Indonesia.
Indonesia memiliki jenis makhluk hidup dari berbagai tipe wilayah yaitu tipe Indomalaya, tipe
Oriental, Australia, dan peralihannya. Beberapa di antaranya merupakan hewan dan
tumbuhan langka dan endemik yang penyebaran terbatas.
Tumbuhan endemik adalah jenis-jenis yang sebarannya
terbatas, hanya dapat ditemukan secara alami di daerah tertentu
saja. Salah satu jenis tumbuhan endemik di Indonesia yang
terkenal adalah berbagai bunga Rafflesia, misalnya Rafflesia
arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R.
borneensis (Kalimantan)
1. Keanekaragaman Tumbuhan

Gb. 1.4 Raflesia arnoldi

Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan di Indonesia
termasuk bioma hutan hujan tropis yang dicirikan oleh kanopi yang rapat dan banyak
tumbuhan liana (tumbuhan memanjat). Hutan hujan primer dataran rendah di
Kalimantan memiliki kekayaan jenis tumbuhan yang paling tinggi. Di daerah ini terdapat
sekitar 10.000 tumbuhan biji, 34% diantaranya adalah tumbuhan endemik. Hutan di
Sumatra dan Irian Jaya juga kaya akan jenis-jenis tumbuhan, sedangkan hutan di Jawa,
Sulawesi, Maluku, dan Kepulauan Sunda relatif lebih miskin jenis tumbuhan.
Tumbuhan di Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Papua Nugini membentuk
kawasan tumbuhan yang disebut Malesia (fl ora Malesiana). Terdapat sekitar 248.000
jenis tumbuhan di daerah flora Malesiana yang didominasi oleh pohon dari familia
Dipterocarpaceae (pohon dengan biji bersayap) misalnya keruing, meranti, gaharu,
dan kayu kapur. Pola penyebaran tumbuhan ditentukan oleh keadaan tanah, iklim, dan
ketinggian. Berdasarkan komunitas tumbuhan yang tumbuh, di Indonesia terdapat
empat kelompok utama ekosistem yaitu sebagai berikut.

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
3

a. Ekosistem bahari/pantai, terdiri dari ekosistem laut dalam, pantai pasir dangkal,
pantai berbatu, terumbu karang, pantai lumpur, hutan bakau, dan hutan air payau.
b. Ekosistem darat alami, meliputi vegetasi dataran rendah, vegetasi pegunungan, dan
vegetasi monsum (hutan monsum, savanna, dan padang rumput.
c. Ekosistem suksesi, yaitu ekosistem suksesi primer dan

ekosistem

suksesi

sekunder.
d. Ekosistem buatan, misalnya danau, hutan taman, hutan kota, dan agroekosistem
seperti sawah, kolam, tambak, pekarangan, dan perkebunan.
Indonesia sangat kaya akan jenis-jenis tumbuhan. Semua suku utama tumbuhan
yang hidup di Bumi dapat ditemukan di Indonesia. Indonesia memiliki sekitar 38.000
jenis tumbuhan, 3.000 jenis lumut, 4.000 jenis paku, dan 20.000 jenis tumbuhan biji (8%
dari dunia) yang telah diselidiki. Dari sekian ribu jenis tumbuhan yang ada,
diperkirakan hanya 10% yang telah dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan,
tanaman hias, obat-obatan, bahan bangunan, bahan industri, dan sebagainya.
2. Keanekaragaman hewan
Indonesia juga terkenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hewan
dan banyak di antaranya merupakan hewan endemik. Dari hasil survei IBSAP pada
tahun 2003 diketahui bahwa di Indonesia terdapat 515 jenis mamalia (36% endemik,
peringkat pertama dunia), 35 jenis primate (25% endemik), 511 jenis reptil, 1.531 jenis
burung (sebagian jenis endemik), 270 jenis amfibi, dan 212 jenis kupu-kupu (44%
endemik). Hewan yang endemik misalnya harimau jawa, jalak bali putih di Bali, badak
bercula satu di Ujung Kulon (Jawa Barat), binturong, monyet, tarsius di Sulawesi Utara,
kukang dan maleo hanya di Sulawesi, komodo di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Jenis hewan langka di Indonesia juga sangat banyak, misalnya babirusa, harimau
sumatra, harimau jawa, macan kumbang, harimau tutul, orangutan, badak sumatra,
tapir, gajah, bekantan, komodo, banteng, elang jawa, trulek jawa, cendrawasih, kanguru
pohon, maleo, kakatua raja, rangkong, kasuari, buaya muara, buaya irian, penyu hijau,
dan ular sanca.

Gb 1.5 Beberapa
hewan endemic
yang ada di
Indonesia: (a)
Komodo (b)
Bekantan (c) Orang
Utan (d) Harimau
Sumatra

Keanekaragaman jenis hewan di Indonesia telah banyak diteliti oleh pihak asing
sejak zaman penjajahan. Alferd Russel Wallace yang mengadakan penelitian pada
tahun 1856 menemukan bahwa jenis hewan di wilayah Indonesia bagian barat berbeda
dengan jenis hewan di wilayah Indonesia timur. Oleh karena itu Wallace membuat
garis pemisah yang memanjang dari selat lombok, selat Makasar, dan Filipina Selatan

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
4

yang disebut garis Wallace. Hewan di sebelah barat garis Wallace disebut bertipe
oriental dan hewan di bagian timur bertipe australia. Hal ini berkaitan dengan sejarah
pembentukan wilayah Indonesia, yaitu Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan dahulu
merupakan satu daratan dengan Benua Asia yang disebut dangkalan Sunda,
sedangkan Maluku dan Papua dahulu merupakan satu daratan dengan Benua
Australia.
Weber yang mengadakan penelitian keanekaragaman hewan di Indonesia setelah
Wallace, menemukan bahwa hewan-hewan di Sulawesi tidak sepenuhnya bertipe
australia, karena ada jenis- jenis hewan yang mempunyai sifat seperti hewan oriental.
Oleh karena itu Weber menganggap Sulawesi merupakan daerah peralihan antara
hewan tipe oriental dan hewan tipe australia. Weber membuat garis pemisah yang
memanjang di sebelah timur pulau Sulawesi yang disebut garis Weber.
a. Berdasarkan garis Wallace dan garis Weber, persebaran hewan-hewan di
Indonesia meliputi daerah oriental di kawasan barat, daerah australia di kawasan
timur, dan daerah peralihan.

Hewan di daerah oriental, meliputi berbagai

hewan asia seperti primata (kera, monyet, bekantan, orangutan, tarsius, dan
sebagainya), berbagai mamalia besar (gajah, banteng, orangutan, kera, tapir,
badak, harimau, rusa, babi hutan), dan berbagai jenis burung berkicau
(jalak, perkutut, kutilang, dan sebagainya).
a

b. Hewan di daerah australia, meliputi berbagai mamalia

Gb 1.6 hewan-hewan
yang terdapat di
Indonesia bagian
barat: (a) Orang
Utan,
(b) Tapir,
(c) Banteng Jawa, (d)
kecil, marsupalia atau
Gajah

mamalia berkantung (kangguru, oposum, wallabi, dan sebagainya), dan berbagai


jenis burung yang warnanya mencolok (cendrawasih, kakatua, dan sebagainya)
a

Gb 1.7 Beberapa hewan yang tersebar di Indonesia Bagian Timur: (a) Kuskus, (b) Kasuari, (c) Nuri

c.

Hewan di daerah peralihan, meliputi berbagai jenis hewan dari tipe asia dan australia,
misalnya tarsius, anoa, babi, oposum, babirusa, burung hantu, dan burung maleo.

D. KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARAGAMAN HAYATI

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
5

1. Kegiatan Manusia yang Menurunkan Keanekaragaman Hayati


a. Penebangan hutan dijadikan lahan pertanian atau
pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi perkotaan.
Hal

ini

menyebabkan

mengakibatkan

kerusakan

menurunnya

habitat

yang

keanekaragaman

ekosistem, jenis, dan gen.


b. Polusi, bahan pencemar dapat membunuh mikroba,
jamur, hewan, dan tumbuhan.
Gb 1.8 Kegiatan manusia
yang sedang mengolah kulit
harimau sumatera

c. Penggunaan

spesies

yang

berlebihan

untuk

Gb 1.9 Kegiatan manusia


yang sedang mengolah kulit
harimau sumatera

kepentingan manusia.
d. Meningkatnya jumlah penduduk, sehingga keperluannya pun meningkat
pula. Hal ini didukung dengan pengembangan teknologi pemanfaatan sehingga
mengonsumsi keanekaragaman dengan cepat.
e. Introduksi spesies eksotik. Hal ini mengakibatkan spesies tertentu menjadi
tersisihkan, sehingga spesies tertentu tersebut jarang digunakan, yang
f.

akhirnya terlupakan.
Pestisida
yang
sebenarnya

hanya

untuk

membunuh

organisme

pengganggu atau penyakit suatu tanaman, pada kenyataannya menyebar


ke lingkungan dan menjadi zat pencemar.
Selain akibat kegiatan manusia, terancamnya kondisi keaneka- ragaman dapat disebabkan
oleh faktor alam, misalnya kerusakan habitat juga dapat terjadi oleh adanya bencana alam,
seperti kebakaran, gunung meletus, dan banjir.
2. Kegiatan Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
a. Pemuliaan, yaitu usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan
perkawinan

silang

menghasilkan

variasi

baru

(meningkatkan

keanekaragaman gen).
b. Reboisasi (penghijauan), dapat meningkatkan keanekaragaman hayati. Adanya
tumbuhan berarti memberikan lingkungan yang lebih baik bagi organisme lain.
c. Pembuatan taman-taman kota, yaitu memberikan keindahan dan lingkungan lebih
nyaman, serta dapat meningkatkan keanekaragaman hayati.
d. Usaha manusia untuk mempertahankan keberadaan plasma nutfah yang dikenal
sebagai usaha pelestarian atau konservasi. Dilakukan melalui dua cara, yaitu: secara
in situ (dilaksanakan di habitat aslinya) misal taman nasional, hutan lindung,

dan

pelestarian secara ex situ (dilaksanakan dengan memindahkan individu yang


dilestarikan dari tempat tumbuh aslinya dan dipelihara di tempat lain) misal suaka
marga satwa, kebun raya dan kebun binatang.

E. KEGIATAN SISWA
KEGIATAN 1
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
6

1. Menjelaskan konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup melalui kegiatan


pengamatan di lingkungan sekitar
2. Membandingkan ciri keanekaragman tingkat gen, jenis dan ekosistem
3. Mengemukakan berbagai macam keanekaragaman di lingkungan sekitar
TUGAS:
Buatlah kelompok dengan anggota 4 orang, kemudian lakukan tugas dibawah ini!
1. Pergilah ke lapangan, carilah dua tumbuhan yang sejenis kemudian amati struktur tubuh
meliputi tinggi batang, diameter/lebar batang,

bentuk dan ukuran/panjang daun, serta

warna daun, lakukan kegiatan ini Selma 15 menit


2. Setelah 15 menit kembali lagi ke kelas
3. Masukkan hasil pengamatanmu dalam tabel berikut!
Tumbuhan 1

Tumbuhan 2

Tinggi Batang
Diameter Batang
Bentuk daun
Panjang Daun
Warna Daun
4. Perhatikan gambar berikut!
a. Tuliskan beberapa perbedaan dari ketiga orang di bawah ini!

b. Tuliskan beberapa persamaan dari gambar beberapa hewan di bawah ini

c. Jelaskan perbedaan dari ketiga gambar di bawah ini!

5. Setelah mengerjakan hal-hal di atas, diskusikan dengan dengan teman sekelompokmu soalsoal di bawah ini!
a. Jelaskan apakah individu-individu yang sejenis akan memiliki perbedaan? mengapa hal
tersebut bisa terjadi
b. Apakah yang dimaksud dengan konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup?
c. Berikan contoh keseragaman dan keberagaman pada makhluk hidup dari soal no 3 di
atas
HASIL DISKUSI:

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
7

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 2
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menjelaskan peran keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan
2. Meramalkan kemungkinan yang dapat terjadi jika terdapat perubahan jumlah dan jenis
keanekaragaman hayati terhadap keseimbangan lingkungan
Buatlah kelompok dengan anggota 4 orang kemudian diskusikan hal-hal berikut ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?
2. Tuliskan faktor biotik dan abiotik penyusun ekosistem sawah atau sungai!
3. Jelaskan peranan keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan!

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
8

4. Jelaskan apa yang akan terjadi pada ekosistem jika salah satu komponen biotik jumlahnya
berkurang!
HASIL DISKUSI:

Nilai dan Tanda


Tangan

Catatan

KEGIATAN 3
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Merinci jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia
Tugas:
Pada kegiatan ketiga ini setiap kelompok diminta untuk membuat laporan yang berisi tentang
pengelompokan flora dan fauna yang ada di Indonesia yang termasuk dilindungi, langka, dan
terancam punah

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
9

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 4
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menemukan jenis kegitan manusia yang dapat merusak keanekaragaman hayati di
Indonesia
2. Mengemukakan upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati
di Indonesia
3. Mengkaitkan jenis kegiatan manusia dan kerusakan keanekaragaman hayati dan alternatif
penanggulangannya
Tugas:
Bersama kelompok yang telah ada, carilah dari media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dan
sebagainya) kegiatan manusia yang memengaruhi keanekaragaman hayati di Indonesia serta
upaya-upaya pelestarian yang dilakukan! Berikanlah analisis tiap kegiatan tersebut! Kerjakan
di dalam buku tugas kalian!

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

DUNIA TUMBUHAN
Standar Kompetensi:
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar:
3.3

Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia

Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup


di bumi

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
10

Apakah kalian sering mengkonsumsi buah dan sayur? Sayur dan buah selain banyak
mengandung vitamin, juga mengnadung protein dan serat yang baik untuk pencernaan. Selain
dimanfaatkan sebagai bahan makanan, tumbuhan juga banyak dimanfaatkan dalam bidang
industri, farmasi dan lain-lain.
Tumbuhan yang ada di muka bumi sangatlah beranekaragam, dan untuk mempermudah
mempelajarinya maka tumbuhan diklasifikasikan menjadi Bryophyta (lumut), Pteridophyta
(Paku) dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
A. BRYOPHYTA
Pernahkah kalian memperhatikan tembok yang sudah lapuk? Disana terdapat tumbuhan
berwarna hijau dan memiliki ukuran tubuh yang kecil. Tumbuhan tersebut adalah lumut
1. Ciri-Ciri Bryophyta
a. Hidup di daerah yang lembab
b. Belum memiliki akar sejati, melainkan memiliki rizoid yang berfungsi sebagai akar
c. Belum memiliki berkas pengangkut xylem dan floem sehingga pengangkuatn zat
dilakukan dari sel ke sel melalui peristiwa difusi
d. Bersifat autotrof karena memiliki klorofil untuk berfotosintesis
e. Reproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan betina, dan
f.

reproduksi aseksual dengan menggunakan spora


Mengalami metagenesis atau siklus hidup meliputi fase gametofit dan fase sporofit

2. Klasifikasi Bryophyta
Lumut dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
a. Musci (Lumut Daun)
Lumut daun lazim dikenal sebagai lumut sejati, karena
sudah memiliki struktur menyerupai daun, dan banyak
ditemukan di lingkungan sekitar. Contoh dari lumut daun
adalah

Sphagnum,

Polytricum

juniperinum,

Pogonatum

cirratum dan Furaria

Gb 2.1 Lumut daun (a) dan


(b) fase sporofit, (c) fase
gametofit

b. Hepaticeace (Lumut Hati)


Lumut hati memiliki struktur berupa lembaran daun
dengan rizoid, dan bereproduksi secara aseksual dengan
gemma

(kuncup)

dan

reproduksi

seksual

dengan

peleburan gamet. Contoh lumut hati adalah Marchantia


polyorpha
c. Anthocerotaceae (Lumut Tanduk)
Disebut dengan lumut tanduk

karena

pada

Gb 2.2 Lumut hati

fase

sporofitnya memiliki struktur tubuh menyerupai tanduk


hewan. Contoh dari lumut tanduk adalah Anthoceros
leavis

Gb 2.3 Lumut hati

3. Metagenesis dan Pergiliran Keturunan Bryophyta


Pada tumbuhan lumut, proses reproduksi baik secara seksual dan aseksual
berlangsung melalui suatu proses yang disebut sebagai metagenesis. Dalam
metagenesis, terjadi pergiliran keturunan antara generasi sporofit (2n) dan generasi
gametofit (n).
Ketika ada spora yang jatuh pada tempat yang sesuai, maka spora tadi akan tumbuh
menjadi protonema. Protonema tadi akan segera tumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa
yang akan menghasilkan gamet jantan, yaitu anteridium yang akan menghasilkan
spermatozoid dan juga menghasilkan gamet betina, yaitu arkegonium yang akan

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
11

menghasilkan
terjadi

ovum.

Apabila

fertilisasi

antara

spermatozoid dengan ovum maka


akan terbentuk zigot, zigot tadi
akan

segera

berkembang

menjadi sporogonium yang akan


menghasilkan spora. Spora yang
dihasilkan

sporogonium

akan

membelah dan akan keluar serta


tumbuh lagi menjadi protonema.
Siklus

akan

berjalan

seperti

semula
4.

Manfaat Tumbuhan Bryophyta


Dalam
Gb 2.4 Metagenesis tumbuhan lumut

kehidupan,

tumbuhan

lumut

juga

memiliki manfaat, di antaranya adalah:

a. Dalam ekosistem yang masih alami, lumut merupakan tumbuhan perintis


karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati oleh tumbuhan
yang lain.
b. Lumut dapat menyerap air yang berlebih, sehingga dapat mencegah terjadinya
banjir.
c. Lumut jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat radang
hati.
d. Lumut Sphagnum dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas untuk
industri tekstil.
B. PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU)
1. Ciri-Ciri Pteridophyta
a. Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang dan
daun sejati, oleh karena itu tumbuhan paku termasuk tumbuhan kormophyta
b.
c.
d.
e.

berspora
Sudah memiliki berkas pembuluh angkut
Habitat tumbuhan paku ada yang di darat, di air ada pula yang menempel
Pada saat masih muda, tumbuhan paku menggulung dan bersisik
Reproduksi seksual dengan peleburan sel gamet dan reproduksi aseksual dengan

f.

membentuk gemmae
Mengalami metagenesis dimana fase sporofit lebih dominan dibandingkan fase

gametofit
g. Tumbuhan paku bersifat autotrof
Daun pada tumbuhan paku memiliki banyak macam:
a. Berdasarkan ukurannya daun paku dibagi menjadi 2
1) Makrofil
Berasal dari kata makro (besar) dan folium (daun) jadi makrofil adalah daun yang
berukuran besar
2) Mikrofil
Berasal dari kata mikro (kecil) dan folium (daun) jadi mikrofil adalah daun yang
berukuran

kecil

dan

jaringan-jaringan

yang

ada

di

dalamnya

belum

terdiferensiasi dengan jelas


b. Berdasarkan fungsinya, daun paku dibagi menjadi 3, yitu:
1) Tropofil

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
12

Yaitu daun yang berfungsi untuk fotosintesis dimana


pada daun ini tidak menghasilkan spora
2) Sporofil
Merupakan daun yang berfungsi untuk menghasilkan
spora. Spora tumbuhan paku dibentuk di dalam sorus
(kotak

spora)

yang

merupakan

kumpulan

dari

sporangium terletak dibagian belakang daun


Gb 2.5 sorus pada daun
3) Troposporofil
paku
Merupakan daun yang selain berfungsi untuk berfotosintesis juga berfungsi untuk
menghasilkan spora
c. Berdasarkan spora yang dihasilkan tumbuhan paku dinagi menjadi 3, yaitu:
1) Paku homospora
Merupakan jenis paku yang hanya menghasilkan spora jantan atau spora betina
saja. Contohnya adalah Lycopodium atau paku kawat.
2) Paku Peralihan
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan dua macam spora, yaitu spora
jantan dan spora betina. Namun, spora-spora yang dihasilkan tersebut memiliki
bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya adalah Equisetum debile.
3) Paku heterospora
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran
yang berbeda, yaitu spora jantan dan spora betina. Spora jantan memiliki ukuran
yang lebih kecil, atau biasa disebut sebagai mikrospora dan spora betina
memiliki ukuran yang lebih besar, atau biasa disebut sebagai makrospora.
Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella widenowii
2. Klasifikasi Pteridophyta
Tumbuhan paku dibagi menjadi:
a. Psilophyta
Psilophyta disebut juga dengan paku purba karena belum
memiliki struktur akar dan sebagian besar belum memiliki
daun. Psilophyta dianggap sebagai tumbuhan berpembuluh
paling sederhana atau primitif. Sebagain besar anggota divisi ini
sudah punah.contoh dari Psilophyta dalah Psilotum nodum.
b. Lycophyta
Lycophyta memiliki struktur daun berbentuk mirip rambut

Gb 2.6 Psilotum nudum


salah satu contoh
Psilophyta

sisik dengan batang seperti kawat


sehingga

sering

disebut

paku

kawat. Sporangiumnya tersusun


dalam bentuk strobilus (jamak:
strobili). Contoh tumbuhan dari
divisi

ini

adalah

Lycopodium,

Isoetes, dan Selaginella


Umumnya Lycophyta adalah

Gb 2.7 Lycopodium vestibulum

tumbuhan epifit. Akan tetapi, ada juga yang tumbuh di dasar lantai hutan di
daerah tropis. Lycophyta memiliki spora dalam sporofit. Terdapat Lycophyta yang
tidak berfotosintesis, namun bersimbiosis dengan jamur. Lycopodium sp. dapat
menghasilkan spora tunggal yang nantinya berkembang menjadi gametofit yang
memiliki organ jantan dan betina. Adapun Selaginella dapat menghasilkan dua
spora, yaitu spora kecil (mikrospora) dan spora besar (makrospora)
c. Equisetophyta (Spenophyta)

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
13

Divisi ini memiliki bentuk daun mirip kawat dengan susunan


daun satu
lingkaran. Kelompok ini memiliki homospora pada konus di ujung
batang, memiliki banyak daun, batang berongga, dan beruas.
Pada divisi ini terdapat silika yang terkonsentrasi di batang
sehingga

tumbuhan

ini

sering

dijadikan

sebagai

bahan

penggosok. Karena bentuknya unik, divisi ini sering disebut


sebagai paku ekor kuda. Contohnya adalah Equisetum debile

Gb2.8 Equisetum
xsafneri

d. Pterophyta
Pterophyta dianggap sebagai paku sejati. Terdapat lebih dari 12.000 spesies
Pterophyta hingga saat ini. Anggotanya ada yang memiliki panjang 9 meter.
Pterophyta memiliki ciri-ciri daun yang besar dan sorus di bagian bawah daun.
Contohnya Azolla pinnata dan Adiantum sp. (suplir).

Gb2.9 Macam-macam tumbuhan Pterophyta

3. Metagenesis dan Daur Hidup Pteridophyta


Perkembangbiakan tumbuhan paku dilakukan secara
seksual

dan

aseksual.

Secara

seksual

melalui

pembentukan gamet jantan dan betina oleh alat-alat


kelamin

(gametangium).

(anteridium)

menghasilkan

Gametangium
spermatozoid

jantan
dan

gametangium betina (arkegonium) menghasilkan sel


telur (ovum) (Gambar 2.10).

Gb2.10 Metagenesis tumbuhan paku

4. Manfaat Tumbuhan Pteridophyta


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita lihat tumbuhan paku digunakan sebagai
tanaman hias di rumah-rumah. Ada yang ditanam di dalam pot, dan ada yang
ditempelkan di pohon, misalnya suplir (Adiantum cuneatum), dan paku tiang
(Alsophila galuca) dapat pula digunakan untuk tiang bangunan, ekor merak
(Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), dan sarang burung
(Asplenium nidus). Ada pula yang dimanfaat- kan untuk sayuran, misalnya semanggi
(Marsilea crenata), untuk obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas, Lycopodium
clavatum, bahkan ada yang digunakan untuk pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata yang
bersimbiosis dengan Anabaena azollae, yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara.
Ada yang memanfaatkan untuk alat penggosok dan pembersih, yaitu pada epidermis
paku ekor kuda karena berstruktur kasar dan mengandung silikon dioksida. Bahkan pada
zaman dahulu fosil tumbuhan paku ini membentuk batu bara yang dapat digunakan
untuk bahan bakar.
C. SPERMATOPHYTA
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

dianggap

sebagai

tumbuhan

yang

tingkat

perkembangannya paling tinggi. Tumbuhan ini menghasilkan biji yang merupakan alat
perkembangbiakan generatif. Di dalam biji terdapat embrio yang merupakan calon individu

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
14

baru. Spermatophyta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan biji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).
1. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnopspermae)
a. Ciri-ciri Gymnospermae
Tumbuhan Gymnospermae memiliki akar, batang, dan daun yang jelas. Akarnya
merupakan akar tunggang. Pada akar tidak tampak pembatas yang jelas antara
kaliptra dan ujung akar. Akar Gymnospermae juga dapat mengalami pertumbuhan
menjadi semakin membesar karena memiliki kambium.
Daun Gymnospermae berbentuk pipih, lebar, dan lancip seperti jarum. Daun
Gymnospermae yang pipih dan lebar, mengalami diferensiasi sehingga memiliki
epidermis, mesofil, dan tulang daun. Contoh Gymnospermae adalah Cycas revoluta,
Ginkgo biloba, Pinus, Sequoia, Welwitschia mirabilis, dan Gnetum gnemon.
Gymnospermae

bereproduksi

secara

seksual.

Gymnospermae

belum

memiliki bunga sesungguhnya. Bakal bijinya terletak pada daun buah atau
makrosporofil

yang

disebut

strobilus

betina.

Serbuk

sari

terletak

pada

mikrosporofil. Mikrosoporofil itu sendiri, terletak pada bagian yang disebut strobilus
jantan. Gymnospermae memiliki daur hidup yang mirip dengan paku heterospora
(Gambar 2.11).

Gb 2.11 Siklus hidup Gymnospermae

b. Klasifikasi Gymnospermae

Gymnospermae dikelompokkan menjadi empat divisi, yakni Pinophyta,


Cycadophyta, Ginkgophyta, dan Gnetophyta.
a) Pinophy
ta
(Conifer
ophyta)
Anggota divisi ini sebagian besar berupa pohon dan memiliki daun tunggal
berbentuk jarum atau linear. Strobilus jantan dan strobilus betina terdapat di
ketiak daun dan pada cabang yang sama. Strobilus betina jika sudah matang
akan membentuk runjung atau conus. Terdapat sejumlah sisik runjung yang
sifatnya seperti kulit dan mengeras.

Contoh spesies divisi ini adalah Pinus

merkusii. Tumbuhan tersebut adalah tumbuhan asli Indonesia dari Sumatera


Utara yang hijau sepanjang tahun (evergreen) (Gambar 2.12).
c
a
b

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
15

Gb 2.12 (a) Strobilus jantan, (b)


Strobilus betina (c) Pinus merkusii

b) Cycadophyta
Tumbuhan divisi ini sebagian besar menyerupai
pohon palem dengan daun majemuk menyirip dan
terdapat pada bagian ujung dari batang utama
sehingga membentuk mahkota daun. Umumnya
berumah dua dan berkelamin satu. Strobilus atau
runjung yang merupakan kumpulan mikrosporofil
atau kumpulan megasporofil juga terdapat di bagian
ujung dari
Contoh

batang

spesies

(Gambar

dan

divisi

2.13).

ini

Pohon

diliputi

daun

majemuk.

adalah Cycas rumphii


ini

dapat

memiliki

ketinggian sekitar 6 m, batang berlendir, empulur

Gb. 2.13 Pakis haji (Cycas


rumphii)

banyak dan mengandung tepung. Daun mudanya menggulung seperti daun


paku.
c) Ginkgophyta
Tumbuhan divisi ini hanya diwakili oleh spesies Ginkgo
biloba.

Daunnya mirip kipas dengan tangkai yang

panjang tulang daun bercabang. Berumah dua dan


mengeluarkan bau tidak sedap. Tumbuhan ini terkenal
sebagai tanaman obat (Gambar 2.14).

Gb. 2.14 Tumbuhan Ginkgo


biloba

d) Gnetophyta
Tumbuhan divisi ini dianggap paling tinggi tingkat
perkembangan evolusinya dari Gymnospermae dan
dianggap pula sebagai tumbuhan peralihan antara
Gymnospermae dan Angiospermae. Anggotanya
merupakan tumbuhan memanjat, liana, atau pohon.
Berupa pohon berumah dua dan jarang yang berumah
satu. Daunnya tunggal dan berhadapan letaknya
dengan urat daun menyirip. Bunga betina berupa bulir
yang tersusun dalam lingkaran. Buah mempunyai biji

Gb. 2.15 Melinjo (Gnetum


gnemon)

yang diliputi oleh integumen luar yang mengeras dan integumen dalam yang
lembut. Di bagian luar diliputi oleh perhiasan bunga yang tebal atau berdaging.
Contoh spesies divisi ini adalah Gnetum gnemon (melinjo) (Gambar 2.15).
2. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)
a. Ciri-Ciri Angiospermae
Angiospermae merupakan tumbuhan berbiji tertutup yang memiliki bunga.
Ciri-ciri umum dari Angiospermae adalah memiliki akar, batang, daun, dan bunga
yang sesungguhnya. Organ reproduksi terletak pada bunga. Selain itu memiliki
bentuk daun yang bervariasi, seperti daun pipih, lebar, dan susunan tulang daun

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
16

seperti menyirip, menjari, dan sejajar. Bakal biji atau bijinya terbungkus oleh daun
buah sehingga disebut tumbuhan berbiji tertutup. Adapun waktu antara penyerbukan
dan pembuahan relatif pendek. Proses fertilisasinya tidak memerlukan air sebagai
medianya.
Bunga pada Angiospermae memiliki bagian
steril, yaitu sepal (mahkota), dan petal (kelopak).
Bagian reproduksinya adalah stamen (jantan)

Gb. 2.16 Struktur bunga


pada Angiospermae

dan pistilum (betina) (Gambar 2.16).


b. Klasifikasi Angiospermae
Semua anggota Angiospermae dimasukkan
dalam satu Divisi yaitu Anthophyta, yang terdiri dari
2 kelas:
1) monokotil (tumbuhan biji berkeping satu)
2) dan dikotil (tumbuhan biji berkeping dua)
Dikotil

Biji

Tulang Daun

Pembuluh

Bunga

Akar

Sejajar

Pembuluh tersebar

Petal kelipatan 3

Akar serabut

Pembuluh teratur

Petal

Akar Tunggang

Berkeping
satu

atau

Monokotil

melengkung

atau
ContohBerkeping
tumbuhan Menyirip
yang termasuk

ke

dalam

monokotil,

antara

kelipatan

lain

bunga lili, palem, anggrek, iris, dan


jagung. Adapun yang termasuk ke
dalam kelompok dikotil, di antaranya
adalah

tumbuhan

apel,

stroberi,

kacang- kacangan, dan mawar.


Tumbuhan
Angiospermae
memiliki daur hidup yang kompleks
dan mengalami pergiliran keturunan.
Daur hidupnya secara umum dapat
dilihat pada Gambar 2.17 berikut
3. Manfaat Spermatophyta

Gb. 2.17 Siklus hidup tumbuhan dikotil

Tumbuhan adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri.


Banyak makhluk hidup di alam bergantung pada tumbuhan. Melalui fotosintesis
yang dilakukannya, tumbuhan menghasilkan berbagai zat yang dapat dijadikan
makanan untuk makhluk lain. Selain itu, tumbuhan juga menghasilkan oksigen
yang diperlukan makhluk hidup untuk respirasi, dapat digunakan sebagai bahan
sandang, pangan dan juga papan serta obat-obatan
D. KEGIATAN SISWA
KEGIATAN 1
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri umum dari kingdom Plantae
2. Menjelaskan ciri-ciri tumbuhan lumut berdasarkan hasil pengamatan
3. Menjelaskan cara reproduksi tumbuhan lumut

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
17

TUGAS:
Bersama teman di sebelahmu amati tumbuhan lumut yang ada di sekitar lingkungan kelas
atau dari gambar kemudian diskusikan ciri lumut yang tidak dimiliki oleh tumbuhan lain.
HASIL DISKUSI:

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
18

KEGIATAN 2
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menjelaskan ciri-ciri tumbuhan paku berdasarkan hasil pengamatan
2. Menjelaskan cara reproduksi tumbuhan paku
Tugas:
Bersama teman sebelahmu amati tumbuhan paku yang dapat diambil dari lingkungansekolah
kemudian diskusikan hal-hal berikut:
1. Jelaskan ciri-ciri dari tumbuhan paku
2. Jelaksn perbedaan antara paku homosfor, paku heterospora dan paku peralihan!
HASIL DISKUSI:

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
19

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 3
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menjelaskan ciri-ciri tumbuhan berbiji terbuka berdasarkan hasil pengamatan
2. Menjelaskan cara reproduksi tumbuhan berbiji terbuka
3. Menjelaskan ciri-ciri tumbuhan berbiji tertutup berdasarkan hasil pengamatan
4. Menjelaskan cara reproduksi tumbuhan tumbuhan berbiji tetutup
Tugas:
Buatlah kelompok dengan anggota 4 orang, kemudian lakukan hal-hal berikut!
1. Amati tumbuhan tumbuhan melinjo (dapat diganti dengan yang lain)dan tumbuhan cabe
(dapat diganti dengan yang lain) yang dapat di ambil di sekitar lingkungan sekolah,
kemudian amati, meliputi struktur akar, batang, daun bunga dan buah. Masukkan data
pengamatanmu ke dalam tabel berikut!
Melinjo

Cabe

Akar
Batang
Daun
Bunga
Buah
2. Amati juga tumbuhan cabe (dapat diganti dengan yang lain) dan rumput ilalang (dapat
diganti dengan yang lain) Masukkan data pengamatanmu ke dalam tabel berikut!
Cabe

Ilalang

Akar
Batang
Daun
Bunga

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
20

Buah
3. Setelah itu diskusikan hal-hal berikut!
a. Jelaskan perbedaan dari tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan biji tertutup sesuai
dengan hasil pengamatan
b. Jelaskan perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil berdasarkan hasil pengamatan
HASIL DISKUSI:

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
21

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 4
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menentukan peranan tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji bagi
kelangsungan hidup
Tugas:
Bersama teman sebelahmu tabulasikan peranan dari tumbuhan (meliputi tumbuhan lumut,
tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji) bagi kelangsungan hidup di bumi

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
22

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

DUNIA HEWAN
Standar Kompetensi
2.

Memahami manfaat keanekaragaman hayati


Kompetensi Dasar:
3.4

Mendeskripsikan

ciri-ciri

filum

dalam

dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan

Hewan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri berbeda dengan tumbu-han. Ciri
yang paling membedakan antara hewan dan tumbuhan adalah tidak mempunyai klorofil
dan bergerak aktif. Hewan yang ada dilingkungan kita sangatlah beragam, dan di antara hewanhewan tersebut ada yang memiliki persamaan dan perbedaan. Sebagai contoh, jika kita melihat
kucing

dan

anjing,

mereka

memiliki

beberapa

kesamaan

yang

memungkinkan

mereka

dikelompokkan pada kelompok yang sama, atau cobalah amati hewan kucing dan cacing yang
sering kita lihat sehari-hari! Apakah kedua hewan tersebut dapat dimasukkan dalam satu
kelompok? Apabila kita perhatikan, kucing mempunyai rangka, yaitu tulang belakang yang dapat
melentur, tetapi apakah cacing juga mem- punyai tulang belakang? Jika kita memutuskan tubuh
cacing, maka kita akan mengetahui bahwa tubuh cacing tidak memiliki tulang belakang.
A.

KLASIFIKASI HEWAN

Semua anggota kingdom Animalia merupakan organisme multiseluler. Tidak seperti Protista
yang melakukan semua aktivitas biologisnya dalam satu sel. Semua anggota kingdom Animalia
merupakan organisme multiseluler. Tidak seperti Protista yang melakukan semua aktivitas
biologisnya dalam satu sel. Anggota kingdom Animalia bersifat heterotrof, dimana
makanan yang didapat kemudian dicerna menjadi molekul sederhana dan disalurkan ke
seluruh sel tubuh melalui sistem transpor. Secara garis besar, berikut ini ciri umum kingdom
animalia:
No
1
2
3
4
5

Ciri-Ciri
Makhluk hidup multiseluler
Bersifat heterotrof
Memerlukan oksigen
Sebagian besar bereproduksi secara seksual, hanya beberapa filum bereproduksi
aseksual
Pada fase dewasa semuanya bersifat diploid

Pada mulanya hewan dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu hewan invertebrata
(hewan tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan bertulang belakang). Tetpai
kini hewan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan banyak hal, sebagai berikut:
1. Berdasarkan simetri tubuh
Hewan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
23

a. Hewan bersimetri bilateral


Pada simetri tubuh bilateral, hanya terdapat satu bidang pembelahan khayal yang
membagi tubuh sama besar sehingga memiliki bagian tubuh anterior (depan),
posterior (belakang), dorsal (atas), dan ventral (bawah).
b. Hewan bersimetri radial

Pada simetri radial, hanya memiliki bagian dorsal (atas) dan ventral (bawah) saja.

Gb 3.1 Bentuk simetri pada hewan:


(a) simetri bilateral, (b) simetri radial

2. Berdasarkan jumlah lapisan tubuh


Berdasar jumlah lapisan tubuhnya hewan dibagi menjadi:
a. Hewan diploblastik
Hewan diploblastik merupakan hewan yang tubuhnya memiliki lapisan ektoderm dan
lapisan endoderm. Contoh hewan kelompok ini adalah Porifera.
b. Hewan triploblastik
Hewan triploblastik adalah hewan yang tubuhnya memiliki tiga lapisan yaitu lapisan
paling

luar

(ektoderm),

lapisan

tengah

(mesoderm),

dan

lapisan

dalam

(endoderm). Hewan triploblastik ini terbagi menjadi tiga macam:


1) Hewan triploblastik aselomata
Hewan yang bertubuh padat tanpa rongga (coelom) di antara usus dan tubuh
bagian luarnya. Contoh dari hewan ini antara lain anggota Platyhelminthes (cacing
pipih) (Gambar 3.2a)
2) Hewan triploblastik pseudoselomata
Hewan yang memiliki rongga (coelom) di dalam saluran tubuhnya (Gambar 3.2b).
Rongga tersebut berisi cairan, yang memisahkan alat pencernaan dengan lapisan
mesoderm dan ektoderm. Contoh hewan dari kelompok ini adalah Nematoda
(cacing gilig) dan Porifera.
3) Triploblastik selomata
merupakan hewan yang memiliki rongga tubuh (coelom) berisi cairan dan
memiliki sekat. Sekat-sekat tersebut berasal dari jaringan mesoderm (Gambar
3.2c).

Gb 3.2 Bentuk lapisan tubuh; (a) triploblastik


aselomata, (b) triploblastik pseudoselomata (c)
triploblastik selomata

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kingdom Animalia dikelompokkan antara lain menjadi 14 filum.
Keempat belas

filum tersebut terdiri atas dua kelompok besar, yaitu invertebrata (tidak

bertulang belakang) dan vertebrata (hewan bertulang belakang).

Kelompok
Invertebrata/Avertebra
ta

Filum
1. Porifera
2. Cnidaria

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
24

3. Ctenophora
4. Paltyhelminthes
5. Nemertea
6. Rotifera
7. Nematoda
8. Mollusca
9. Onychophora
10. Annelida
11. Arthropoda
12. Phorozoa
13. Bryozoa
14. Brachipoda
15. Echinodermata

Vertebrata

16. Chordata
Subfilum Urochordata
SubfilumCephalochord
ata
Subfilum Vertebrata
Kelas Chordrichtyes
Kelas Osteichtyes
Kelas Amphibia
Kelas Reptilia
Kelas Aves
Kelas Mammalia

Berikut ini akan dijelaskan beberapa filum dari kingdom animalia baik yang tergolong dalam
hewan invertebrata dan vertebrata.

1. FILUM PORIFERA
Porifera sulit dikenali sebagai hewan. Filum Porifera disebut juga hewan spons.
Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana, mereka tidak memiliki
kepala atau anggota badan lain layaknya hewan. Oleh karena itu, banyak yang keliru
mengidentifikasi Porifera sebagai tanaman laut.
Tubuh Porifera dihubungkan oleh saluran-saluran. Saluran-saluran tersebut terbuka
di ujungnya dan membentuk pori-pori. Pori-pori inilah yang membuat filum ini dinamakan
filum Porifera. Sesuai dengan asal kata porus yang memiliki arti lubang kecil dan faro yang
memiliki arti mengandung atau membawa. Porifera dapat diartikan sebagai hewan yang
tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil.
A. Ciri-Ciri Porifera

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
25

1) Tubuh berpori
2) Memiliki 2 fase dalam hidup; fase larva dan
fase sesil
3) Bentuk
tubuh

bermacam-macam

seperti

jambangan, piala atau terompet


4) Dinding tubuh terdiri atas 3 lapisan
a. Epidermis terdiri dari sel pinakosit
b. Mesoglea terdiri dari sel amuboid dan sel
skleroblas
c. Endodermis terdiri dari sel koanosit (sel
leher) berflagel

Gb 3.3 Struktur tubuh


Porifera

5) Habitat sebagaian besar di dasar laut

B. Reproduksi Porifera
Porifera dapat bereproduksi baik secara seksual maupun aseksual. Secara
aseksual, Porifera bereproduksi dengan cara bertunas. Cara reproduksi aseksual
lainnya adalah dengan memproduksi amoebosit yang dikelilingi oleh suatu "dinding".
Struktur ini dinamakan gemule. Gemule dapat bertahan di cuaca yang sangat dingin
atau di musim dingin. Pada saat musim semi, dinding gemule terurai dan amoebosit
berdiferensiasi menjadi individu baru.
Pada umumnya, Porifera adalah hermafrodit (memiliki dua alat kelamin dalam
tubuhnya). Porifera memproduksi baik sel telur maupun sperma. Sel telur dan sel
sperma diproduksi oleh amoebosit atau sel-sel kolar melalui meiosis. Pembuahan pada
Porifera terjadi di luar tubuh atau disebut pembuahan luar. Hasil pembuahan
menghasilkan zigot yang akan membelah dan membentuk larva berflagel. Larva
tersebut berada di permukaan air dan akan tumbuh menjadi bentuk dewasa yang sesil
(menempel). Beberapa spesies Porifera, antara lain Spongia sp. dan Sycon sp.
C. Klasifikasi
1. Berdasarkan tipe saluran air, Porifera
dibagi menjadi 3;
a. Ascon
b. Sycon
c. Rhagon/Leucon
2. Berdasarkan zat penuyusun spikulanya,

Gb 3.4 Pembagian Porifera berdasarkan saluran


air

Porifera dibagi menjadi 3:


a. Calcarea
Rangka spikulanya terbuat dari zat kapur, habitat di laut dangkal. Contoh Sycon
sp dan Clathrina
b. Hexactinelida
Rangka spikula terdiri dari zat kresik, habitat di laut dalam. Contoh Pheroma dan
Euplectella sp
c. Demospongia
Spikulanya terdiri atas zat kresik dan lunak. Contoh Demospongia sp dan
Spongila sp

2. FILUM COELENTERATA (CNIDARIA dan CTENOPHORA)


Disebut Coelenterata karena tubuhnya memiliki rongga (Coel) yang berfungsi sebagai
saluran pencernaan. Coelnterata dibagi menjadi 2 yaitu Ctenophora dan Cnidaria
A. CTENOPHORA

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
26

Filum Ctenophora adalah kumpulan binatang menarik yang ada di perairan. Ubur-ubur,
anemon laut, dan koral yang anggun merupakan contoh makhluk hidup yang termasuk
ke dalam kelompok filum ini. Ctenophora memiliki ciriciri sebagai berikut:
1) Tubuh lunak,

tidak

berwarna,

dan

mampu

menghasilkan cahaya (bioluminesensi)


2) Sistem pencernaannya sudah memiliki mulut dan
lubang untuk mengeluarkan sisa metabolisme
Gb 3.5 Salah satu contoh spesies dari
3) Tubuh terdiri dari 2 lapisan (mesoderm dan Ctenophora
endoderm)
4) Tidak memiliki nematosit
5) Contoh; Mnemiopsis dan Beroe cucumis
B. CNIDARIA
Cnidaria merupakan Colenterata dengan ciri-ciri:
1) Memiliki knidoblast (alat penyengat)
2) Sistem pencernaan dengan rongga gastrovaskuler) dan belum memiliki lubang
pengeluaran
3) Memiliki 2 bentuk tubuh; medusa (berenang bebas) dan polip (menetap)
Cnidaria dibagi menjadi 3 kelas yaitu Hydrozoa, Schypozoa dan Anthozoa
1. HYDROZOA
Salah satu contoh Hydrozoa yang terkenal adalah
Hydra. Hydra adalah Cnidaria yang umum dan hidup di air
tawar. Struktur Hydra mirip dengan polip Coelenterata.
Hydra tidak memiliki tahapan medusa.
Hydra sangat kecil, kira-kira panjangnya 0,5 cm.
Tubuh Hydra berbentuk silinder dengan dua lapis sel.
Lapisan dalam adalah endoderm dan lapisan luar adalah
ektoderm.

Di

mesoglea.

Hydra

berfungsi

antara dua lapisan tersebut, terdapat


umumnya

menangkap

memiliki

mangsa

yang

tentakel

yang

mengapung

di

Gb 3.6 struktur tubuh


Hydra

permukaan air. Perhatikan Gambar 3.6.


Hydra bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tunas, beberapa spesies
Hydra adalah hermafrodit. Contoh Hydrozoa lainnya, yakni Obelia sp. dan
Gonionemus sp.
Selain Hydra, contoh lain dari Hydrozoa adalah Obelia. Obelia merupakan
bentuk polip yang hidup berkoloni di laut dan menghasilkan medusa jantan dan
betina. Polipnya dibedakan menjadi dua, yaitu hidran dan gonangium. Hidran
merupakan popil yang bertungas mengambil dan mencerna makanan, sedangkan
Gonangium berfungsi sebgaai alat reproduksi vegetative dengan membentuk
medusa. Suklus hidup Obelia dapat dilihat pada Gambar 3.7

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
27

Gb 3.6 Siklus hidup Obelia

2.

Hewan

ini

diberi

nama

Schypozoa

karena

bentuk

SCHYPOZOA
tubuhnya seperti

mangkuk/cawan (Schypo) contoh yang paling dikenal adalah ubur-ubur (Aurelia,


s.p)
Cnidaria ini hidup dengan dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Polip adalah
bentuk yang tidak bergerak seperti vas bunga menempel di dasar perairan.
Medusa adalah bentuk yang dapat berenang bebas. Medusa bereproduksi secara
seksual dengan menghasilkan sel telur dan sel sperma. Setelah pembuahan, zigot
berkembang menjadi blastula yang diperpanjang membentuk larva bersilia yang
disebut planula. Planula biasanya menempel di dasar air dan akan tumbuh
menjadi polip. Polip bereproduksi secara aseksual dengan membentuk medusa.
Pergiliran tahap seksual dan aseksual pada Coelenterata mirip pergiliran
keturunan pada tumbuhan. Akan tetapi, pada Coelenterata tidak ada generasi
haploid. Baik medusa maupun polip adalah diploid (Gambar 3.7).

Gb 3.7 Siklus hidup Aurelia sp

3.

Hewan

ANTHOZOA
ini memiliki

bentuk sperti bunga (anthos), anemone laut dan karang atau koral merupakan
contoh anggota dari anthozoa. Anthozoa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki bentuk seperti bunga berupa polip, dan tidak berbentuk medusa

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
28

2. Berbetuk silinder pendek, dengan salah satu


ujungnya terdapat celah (mulut) yang ditutupi
oleh tentakel
3. Tidak memiliki tangkai dan terbungkus oleh
skleleton eksternal (rangka luar) yang disebut
dengan karang
4. Memiliki banyak tentakel yang tersusun di dekat
mulut
5. Contoh:

Metridium

sp

(mawar

laut),

Acropora humilis (karang)

dan
Gb 3.8 Struktur tubuh Anthozoa

3. FILUM PLATYHELMINTHES
Filum Platyhe,minthes memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tubuh pipih memanjang, tanpa segmen
b. Dapat dibedakan bagian anterior (depan/kepala), posterior (belakang/ekor), dorsal
c.
d.
e.
f.
g.

(punggung) dan ventral (bagian bawah)


Lapisan tubuh triploblastik aselomata
Sistem pencernaan belum sempurna
Sistem ekskresi dengan sel api
Sistem saraf tangga tali
Sistem reproduksi
Aseksual; dengan regenerasi
Seksual; dengan perkawinan silang (hermaprodit)

Filum Platyhelminthes dapat dikelompokkan dalam beberapa kelas, antara lain


Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda.
1. TURBELLARIA (Cacing Berambut Getar)
Turbellaria umumnya hidup bebas di air asin dan air tawar, dengan ciri-ciri:
1) Memiliki panjang 5 25 cm, bergerak dengan
menggunakan silia pada epidermis tubuh
2) Bersifat karnivor, habitat di perairan
3) Sistem pencernaan belum sempurna
4) Sistem ekskresi dengan sel api
5) Sistem saraf tangga tali
6) Contoh Planaria sp

Gb 3.9 Struktur tubuh Planaria


sp

Turbellaria bersifat hermaprosit dan dapat bereproduksi secara seksual, walaupun


demikian ia tidak dapat membuahi dirinya sendiri,
sehingga masih membutuhkan Turbellaria yang
lain. Turbelaria juga memiliki daya regenerasi
yang

sangat

tinggi

sebagai

aseksual lihat Gambar 3.10

alat

reproduksi
Gb 3.10 Reproduksi aseksual pada
Planaria

2. TREMATODA (Cacing Hisap)

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
29

Trematoda dikenal juga sebagai cacing pipih yang parasit.


Trematoda memiliki organ dan sistem organ yang mirip
dengan Turbellaria. Ciri ciri Trematoda sebagi berikut:
1) Tubuh pipih, tidak bersegmen dan tidak bersilia
2) Memiliki alat hisap di daerah mulut dilengkapi dengan gigi kitin
3) Bersifat parasit pada hewan dan manusia
4) Saluran pencernaan bercabang dua
Trematoda bereproduksi dengan cara seksual dan aseksual.
Contoh dari Trematoda adalah Cacing hati (Fasciola hepatica)

Gb 3.11 Struktur tubuh


cacing hati (Fasciola
hepatica)

Kebanyakan Trematoda hidup parasit. Permukaan tubuh Trematoda dilindungi oleh


kutikula. Kutikula melindungi Trematoda dari enzim penghancur yang dikeluarkan
oleh organisme inang. Selain itu, Trematoda memiliki alat isap (sucker) yang berfungsi
sebagai pengisap cairan tubuh inangnya. Trematoda menyerap makanan yang sudah
dicerna dari usus inang.

Meskipun Trematoda merupakan cacing hermafrodit, namun tetap harus melakukan


fertilisasi silang. Cacing parasit umumnya memerlukan lebih dari satu inang dalam
siklus hidupnya. Siklus hidup Fasiola hepatica dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut

Gb 3.12 Siklus hidup Fasciola hepatica

Siklus hidup cacing hati kambing, dimulai ketika cacing dewasa bereproduksi
secara seksual dan melepaskan telurnya bersama feses kambing. Jika telur sampai
ke kolam atau danau, telur-telur akan menetas menjadi larva mirasidium. Dalam 8
jam, larva-larva tersebut harus menemukan inang sementara, yaitu siput. Larva akan
masuk ke dalam tubuh siput dan tumbuh menjadi sporokis. Sporokis berkembang
menjadi redia atau larva II secara partenogenesis (perkembangan menjadi individu
baru tanpa dibuahi). Redia bermetamorfosis menjadi serkaria. Kemudian, serkaria akan
keluar dari tubuh siput dan menempel di rerumputan membentuk metaserkaria
(kista) yang mampu hidup beberapa bulan. Jika termakan kambing atau ternak, kista
akan pecah dan larva masuk ke usus. Setelah itu larva menembus usus menuju hati,
kemudian tumbuh dan berkembang biak menghasilkan telur.
Anggota

kelas

Trematoda

lainnya

adalah

Schistosoma,

Chlonorchis

sinensis,

Fasciliopsis buski, dan Parahonimus westermani. Semuanya merupakan parasit dan


memiliki inang tetap maupun sementara.

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
30

3.

CESTODA (Cacing Pita)


Cestoda atau cacing

pita

merupakan

cacing

berbentuk pipih yang hidup parasit. Di kepala


cacing pita terdapat kait yang mengait pada usus
organisme inang. Tidak seperti cacing lainnya,
cacing pita memiliki tubuh yang terbagi- bagi
menjadi

beberapa

bagian

yang

disebut

proglotid. Cacing pita terus membuat proglotidproglotid baru di belakang kepalanya. Proglotid
adalah calon individu baru, sama dengan satu

Gb 3.13 Struktur tubuh cacing pita

individu yang utuh. Cacing pita bervariasi dalam


hal panjang dan banyaknya proglotid. Beberapa cacing pita memiliki ribuan proglotid.
Siklus hidup cacing pita mirip dengan cacing pipih (Gambar 3.14). Mereka
melibatkan satu, dua, atau tiga organisme inang. Beberapa cacing pita pada
manusia dapat ditularkan melalui daging babi atau daging sapi yang
terinfeksi atau tidak dimasak dengan baik. Daging-daging tersebut
mengandung larva cacing pita.
Contoh cacing pita yang biasa dikenal adalah Taenia solium dan Taenia saginata. Larva
Taenia solium hidup di tubuh babi, sedangkan larva Taenia saginata hidup di tubuh
sapi.

4. FILUM

Gb 3.13 Siklus hidup Cacing pita (Taenia


sp)

NEMATODA

Nematoda
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bentuk tubuh gilig panjang, simetri bilateral
2. Tubuh tidak bersilia dan tidak bersegmen
3. Dilapisi oleh kutikula transparan
4. Bersifat parasit dan sebagian hidup bebas
5. Belum memiliki sistem peredaran darah
6. Sistem pencernaan sempurna
7. Sistem pernapasan secara difusi
8. Sistem saraf dengan ganglion serebral
9. Sistem ekskresi dengan 2 saluran yang

merupakan cacing

Gb 3.13 Siklus hidup Cacing pita (Taenia


sp)

bermuara di sebuah lubang di bagian ventral tubuh


10. Sistem reproduksi secra seksual, hewan betina berukurn lebih besar daripada jantan

Cacing gelang atau yang disebut juga cacing perut, merupakan parasit pada usus halus
manusia. Cacing dengan panjang 15 cm 35 cm ini memiliki warna tubuh putih
kekuning-kuningan, mulut di bagian anterior, dan dilengkapi 3 buah bibir. Cacing
betina mampu menghasilkan sekitar 200 ribu telur dalam satu kali pengeluaran.
Siklus hidup cacing pita dapat dilihat sebagai berikut

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
31

Contoh
spesies
filum
ini,
antara
lain
cacing
gelang
(Ascaris
lumbricoides), cacing
tambang
(Ancylostoma
duodenale), cacing kremi (Oxyuris vermicularis), dan cacing filaria (Wuchereria
bancrofti) penyebab kaki gajah
Cacing gelang atau yang disebut juga cacing perut, merupakan parasit pada usus
halus manusia. Cacing dengan panjang 15 cm 35 cm ini memiliki warna tubuh putih
kekuning-kuningan, mulut di bagian anterior, dan dilengkapi 3 buah bibir. Cacing betina
mampu menghasilkan sekitar 200 ribu telur dalam satu kali pengeluaran.
Telur terbawa bersama feses dan dapat masuk tubuh melalui makanan atau telapak
kaki. Dalam usus halus, telur menetas dan menjadi larva kecil. Setelah menembus dinding
usus, larva terbawa aliran darah sampai jantung dan paru-paru. Dalam paru-paru, larva
dapat mencapai trakea sehingga tertelan kembali ke usus halus dan tumbuh dewasa.
Cacing gelang ini merupakan penyebab penyakit ascariasis.
Cacing tambang hidup di usus manusia dan dapat mengisap darah dan cairan tubuh
manusia. Cacing filaria (Wuchereria bancrofti) hidup di pembuluh darah dan dapat
menyebabkan penyumbatan pembuluh getah bening yang mengakibatkan penyakit kaki
gajah (elephantiasis) (Gambar 6.13). Cacing ini disebarkan oleh tusukan nyamuk Culex.

5. FILUM ANNELIDA
Annelida merupaka cacing dnegan ciri-cir:
1. Tubuh simetri bilateral dan dilapisi kutikula
2. Tubuh beruas-ruas dan bersifat triploblastik selomata
3. Setiap ruas tubuh memiliki alat reproduksi, alat ekskresi, otot dan pembuluh darah
4. Sistem pencernaan sempurna
5. Sistem ekskresi dengan nefridia
6. Sistem respirasi dengan kulit dan insang

Gb 3.14 Struktur tubuh Annelida

Annelida
dibagi

menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.


1. POLYCHAETA

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
32

Polychaeta berasal dari kata poly yang artinya banyak


dan chaeta

yang artinya rambut. Semua anggota

Polychaeta hidup di laut. Tubuhnya memiliki rambutrambut pada setiap parapodia. Parapodia merupakan
struktur seperti daging pada setiap segmen tubuh
Polychaeta yang dapat berfungsi sebagai alat gerak.
Pada banyak

Polychaeta,

parapodia berfungsi

juga

sebagai insang yang merupakan perpanjangan area


kulit untuk pernapasan. Contoh Polychaeta, antara

Gb 3.15 Neiris virens contoh


Polychaeta

lain Nereis virens (Gambar 3.15), cacing wawo (Lysidice oele), dan cacing palolo
(Eunice viridis).
2. OLYGOCHAETA
Oligochaeta berasal dari kata oligos yang artinya
sedikit dan chaeta yang artinya rambut. Anggota
Oligochaeta hidup di tanah dan beberapa spesies
hidup di air.
Cacing tanah (Pheretima sp.) adalah spesies yang
paling dikenal dari sekitar 2500 spesies Oligochaeta
(Gambar 3.16). Cacing tanah bereproduksi secara
seksual. Seperti pada cacing-cacing lainnya, cacing
tanah adalah hermafrodit. Perkembangan cacing
tanah

terjadi

secara

internal

dan

dibantu

oleh

klitelium yang berfungsi sebagai organ seksual.

Gb 3.16 Struktur tubuh


Plygochaeta

Klitelium adalah penebalan segmen cacing, yaitu antara segmen ke 3237. Sel telur
diproduksi di ovari yang berada di segmen ke-13. Testis yang memproduksi sperma
dapat ditemukan di segmen ke-10 dan ke-11.
Ketika kawin, dua cacing tanah akan berdampingan. Sperma pindah dari satu cacing
tanah ke cacing tanah lainnya. Sperma disimpan untuk sementara waktu pada
klitelium. Setelah berpisah, setiap cacing tanah menyekresikan lendir yang setelah
kering disebut kapsul (coccon). Kapsul tetap berada di sekitar klitelum. Sel telur
bergerak menuju kapsul dalam tubuh cacing. Sperma yang disimpan juga dilepaskan
ke dalam kapsul maka terjadilah fertilisasi. Kapsul dilepaskan oleh cacing dan
dibiarkan di atas tanah. Telur tersebut akan tumbuh menjadi cacing-cacing kecil.
3. HIRUDINEA
Hirudinea atau lintah dikenal sebagai parasit pengisap
darah (Gambar 6.16). Lebih dari 300 spesies hidup bebas
di alam. Lintah yang tidak parasit, memakan cacing, siput,
dan larva-larva serangga. Lintah parasit menempel di
permukaan tubuh binatang, seperti ikan. Lintah mengisap
darah inang dan menyekresikan substansi yang dapat
membuat darah tidak membeku (hirudin).
Selama makan, lintah parasit menjadi beberapa kali
lebih besar dari tubuhnya oleh darah yang diisapnya.

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
33

Anggota Hirudinea, antara lain Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemodipsa javanica
(pacet).
Gb 3.16 Struktur tubuh Hirudinea

6. FILUM MOLUSCA
Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh lunak. Mollusca berasal dari
bahasa latin molluscus yang artinya lunak. Mollusca memiliki ciri:
Tubuh simetri bilateral
Tubuh lunak, tidak beruas, ditutupi oleh cangkang atau tidak
Cangkang terbuat dari kasium karbonat dan berfungsi untuk proteksi
Antara tubuh dan cangkang terdapat mantel yang dapat mensekresi lendir
Kaki pipih, lebar, dan berotot
Reproduksi secara seksual dengan pembuahan internal

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Mollusca dikelompokkan dalam lima kelas, yaitu kelas Polyplacophora, Gastropoda,


Bivalvia, dan Cephalopoda. Berikut akan dibahas beberapa kelas dari molusca
a. POLYPLACOPORA
Ciri-ciri:
1. Bentuk tubuh bulat telur, pipih, dan simetri bilateral
2. Permukaan dorsal tubuh ditutupi oleh mantel dengan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

8 kepingan kapur yang mengandung serabut insang


Sistem pencernaan sempurna
Sistem saraf berupa cincin eofagus
Sistem peredaran darah terbuka
Sistem ekskresi dengan ginjal
Sistem reproduksi secara seksual
Memiliki lidah parut (radula)
Contoh Chiton sp
Gb 3.16 Struktur tubuh Chiton sp

b. GASTROPODA
Gastropoda merupakan kelompok Mollusca yang paling

banyak, yaitu lebih dari 35.000 spesies. Kelompok ini memiliki variasi bentuk dan cara
hidup dibandingkan dengan kelompok Mollusca lainnya. Ada yang hidup di laut dan ada
yang hidup di air tawar. Selain itu, ada pula yang hidup di daratan.
Gastropoda memiliki sistem pencernaan makanan yang lengkap dan mulut yang
dilengkapi struktur gigi yang disebut radula (Gambar 3.17). Gastropoda termasuk
herbivora. Namun, tidak semua Gastropoda adalah herbivora. Beberapa Gastropoda
bersifat karnivora, saprofit, dan parasit. Gastropoda memiliki sistem peredaran darah
terbuka.

c.

Gb 3.16 Struktur tubuh


Gastropoda

BIVALVIA

Bivalvia
adalah Mollusca yang memiliki dua cangkang. Dua cangkang tersebut terkunci
seperti engsel sehingga dapat terbuka atau tertutup dengan bantuan beberapa otot
yang besar. Ketika menutup, cangkang melindungi bivalvia dari predatornya.
Bivalvia disebut juga dengan Lamelabranchiata, karena memiliki insang sebagai
alat respirasi dan juga disebut dengan Pelecypoda karena memiliki kaki yang pipih
Kaki dari kebanyakan Bivalvia terspesialisasi untuk hidup pada lumpur halus atau pasir.

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
34

Air yang membawa makanan dan oksigen mengalir ke dalam cangkang melalui
siphon. Silia di insang menciptakan aliran air dalam rongga mantel. Mucus di insang
menjebak plankton dari air. Silia menyapu mucus dan partikel makanan ke dalam
mulut. Oksigen dari air berdifusi dari air ke darah dan sebaliknya. Selain itu, Bivalvia
memiliki

organ

ekskresi

yang

disebut

nefridia.
Umumnya, Bivalvia hanya memiliki satu alat
kelamin, jantan atau betina. Sperma dan sel
telur dikeluarkan ke dalam air dan fertilisasi
terjadi di luar tubuh induk. Larva berenang
bebas pada fase ini dan menetap di dasar,
kemudian

berkembang

menjadi

dewasa.

Contoh spesies Bivalvia, antara lain Chlamys


opercularis, kerang (Anadara sp.), tiram mutiara

Gb 3.16 Struktur tubuh


Pelecypoda

(Pinctada maxima), dan kerang hijau (Mytilus viridis).


d. CHEPALOPODA
Cephalopoda

berasal

dari

kata

cephalo

yang

artinya kepala dan podos yang artinya kaki. Cumicumi dan gurita adalah Cephalopoda yang cukup
dikenal. Pada cumi-cumi, rangka dalam tubuhnya
dihasilkan dari zat hasil sekresi internal oleh
mantel. Adapun, gurita tidak memiliki rangka sama
sekali.

Gb 3.17 Struktur tubuh


Cephalopoda

Pada Cephalopoda, kaki telah berevolusi menjadi lengan yang panjang dekat kepala.
Cumi-cumi memiliki 10 lengan, sedangkan gurita memiliki 8 lengan. Cephalopoda
menggunakan lengannya ini untuk menangkap
mangsanya dan memasukkannya ke dalam mulut.
Semua

Cephalopoda

adalah

karnivor.

Dalam

mulutnya, terdapat beberapa pasang struktur


seperti gigi yang digunakan untuk menggigit dan
merobek mangsanya. Sistem peredaran darah
pada Cephalopoda berupa sistem peredaran darah
tertutup dan sistem pencernaan yang sempurna.
Pada kulit Cephalopoda mengandung kromatofor

Gb 3.18 Gurita salah satu contoh


Cephalopoda

yang memungkinakan dia berubah warna. Contoh spesies Cephalopoda antara lain,
gurita (Octopus sp.), sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (Loligo indica), dan Nautilus
sp.

7. FILUM ECHINODERMATA
Semua anggota Echinodermata hidup di laut. Seperti halnya molusca, Echinodermata
memiliki coelom (rongga tubuh) dan memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah
sempurna. Echinodermata memiliki tubuh simetri radial dan selama hidupnya mengalami
fase larva yang disebut bipinaria. Selain itu Echinodermata memiliki kaki tabung atau
sistem ambulakral yang berfungsi untuk bergerak dan mengambil mkanan, selain itu dia
memiliki endoskeleton (rangka dalam).

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
35

Echinodermata

dibagi

menjadai

kelas

yaitu

Asteroidea,

Opiuroidea,

Echinoidea,

Holoturoidea dan Crinoidea.


1. ASTEROIDEA
Asteroidea atau yang lebih dikenal dengan bintang laut memiliki lima tangan. Lapisan
permukaan paling luar dari bintang laut terdiri atas lapisan

sel

epidermal yang

bersilia. Di bawah kulit terluar terdapat endoskeleton.


Kebanyakan bintang laut adalah karnivora. Makanan diambil ke dalam mulut yang
berlokasi di permukaan bawah bintang laut. Dari mulut, makanan masuk ke esofagus
lalu ke perut, tempat pencernaan berlangsung. Enzim pencernaan diproduksi oleh
kelenjar pencernaan yang berada di setiap lengannya. Sisa makanan yang tidak dapat
dicerna dikeluarkan melalui anus yang terdapat di permukaan atas bintang laut.
Biasanya, bintang laut bereproduksi secara seksual. Bintang laut betina dan jantan
mengeluarkan sel telur dan sel sperma ke dalam air.

Fertilisasi terjadi di dalam air.

Bintang laut juga sangat terkenal dengan kemampuan regenerasinya. Beberapa spesies
bintang laut bereproduksi secara aseksual dengan melepaskan lengannya. Contoh
spesies kelas ini, antara lain Astropesten irregularis dan Celeita sp. Perhatikan
Gambar 3.19

Gb 3.19 Bintang laut; (a) bagian ventral/atas, (b) bagian dorsal/bawah, (c) struktur kaki tabung

2. OPHIUROIDEA
Ophiuroidea atau bintang ular laut merupakan hewan berbentuk
bintang dengan lengan lurus, panjang, dan fleksibel. Cakram
tubuhnya terlihat jelas. Anggota kelas ini memiliki kaki
ambulakral

pada

lengan

pipanya

yang

lebih

sedikit

dibandingkan anggota kelas Asteroidea. Pergerakan ular


bintang laut ini dilakukan dengan kibasan lengan. Cara
makan anggota kelas ini berbeda pada setiap spesies.
Contoh

spesies

ini

antara

lain

Ophiotrix

flagilis

dan

Gb 3.20 Bintang Ular Laut

Ophiopholis aculeata (Gambar 3.20).


3. ECHINOIDEA
Echinoidea yang terkenal adalah bulu babi. Bulu babi tidak
memiliki lengan, tetapi memiliki lima baris kaki tabung yang
berfungsi sebagai alat gerak yang lambat. Bulu babi memiliki
duri-duri yang berguna untuk bergerak. Bagian oval bulu babi
terdapat mulut yang dikelilingi oleh mulut tajam

untuk

Gb 3.21 Landak Laut

memakan rumput laut dan makanan lainnya. Contoh spesies


ini adalah bulu babi (Diadema sp.). Perhatikan Gambar 3.21.

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
36

4. HOLOTUROIDEA

Secara sekilas, anggota Holothuroidea tidak seperti


anggota Echinodermata lainnya. Salah satu anggota
Holothuroidea, mentimun laut, tidak memiliki duri dan
eksoskeleton. Tubuhnya lunak dan seperti mentimun.
Alat pencernaannya sudah lengkap dan memiliki mulut
dengan tentakel. Contoh kelas ini, antara lain teripang
laut

(Holothuria

atra)

dan

mentimun

laut

Gb 3.22 Tripang/timun laut

(Pseudocolochirus sp.)
5. CRINOIDEA
Crinoidea disebut juga dengan lili laut merupakan anggota
Echinodermata yang hidup menempel di dasar laut dan
memiliki bentuk seperti bunga lili atau burung. Tubuh
Crinoidea tersusun atas lempengan kapur yang berbentuk
cangkir dan memiliki 5 lengan yang lentur. Contoh dari
Crinoidea adalah Antedon tenella.
Gb 3.23 Lili Laut

8. ARTHROPODA
Golongan Arthropoda mempunyai jumlah species dan individu paling besar. Nama Arthropoda
berasal dari kata arthros berarti sendi/ruas dan podos berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan
yang mempunyai kaki beruas-ruas; hidupnya di air, darat, tanah dan di lingkungan udara. Jenis- jenis
filum ini setiap hari kita menemuinya bahkan ada yang mengganggu kehidupan kita misalnya
menimbulkan rasa gatal.
Arthropoda termasuk golongan hewan triplobastik selomata, yaitu mempunyai
rongga sejati dan tiga lapisan tubuh. Tubuhnya berbuku-buku/ beruas-ruas, kakinya pun
beruas-ruas, mempunyai rangka luar (eksoskeleton) dari bahan kitin yang berguna untuk
melindungi alat-alat tubuh bagian dalam dan dapat memberikan bentuk tubuh.
Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
Jika dipotong menjadi dua, maka bersifat simetri bilateral. Mulutnya terdapat pada bagian
ujung anterior dan anus terdapat pada ujung poste- rior. Mempunyai alat-alat tubuh yang
sudah lengkap meliputi alat pencernaan, yaitu mulut, kerongkongan, usus, dan anus.
Respirasi dengan insang, trakea, permukaan tubuh, atau dengan paru-paru buku. Hewan
ini sudah mem- punyai sistem saraf, peredaran darah, ekskresi, serta indra. Filum ini
dianggap berkerabat dekat dengan Annelida sebab banyak memiliki sifat-sifat yang
sama.
Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual
dengan melakukan partenogenesis (terjadi reproduksi tanpa pem- buahan oleh hewan
jantan) dan paedogenesis (terjadi reproduksi pada individu yang muda, yaitu pada larva).
Jenis alat kelamin hewan ini sudah terpisah. hewan ini dikelompokkan atas Crustaceae
(udang-udangan), Insekta (serangga), Arachnoidea (labah-labah), dan Myriapoda (kaki
seribu).
1. CRUSTCEAE
Crustacea berasal dari bahasa latin crusta yang artinya cangkang. Terdapat lebih dari
20.000 spesies Crustacea yang telah diketahui. Sebagian besar Crustacea hidup di
laut dan sebagian lagi di air tawar. Pada kepala terdapat dua pasang antena, yaitu

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
37

sepasang antena panjang dan sepasang antena pendek. Tubuh udang terbagi menjadi
sefalotoraks

dan

abdomen.

Sefalotoraks

adalah bagian kepala dan dada yang bersatu.


Bagian ini dilindungi oleh eksoskeleton yang
disebut karapak.
Sistem pencernaan sempurna, sisa metabolisme
dibuang melalui kelenjar hijau, sistem saraf
berupa tangga tali dan memiliki insnag sebgai
alat respirasi.
Jenis kelamin Crustaceae sudah dapat dipisahkan
dan bersifat hermaprodit. Pembuahan terjadi

Gb 3.24 Pembagian tubuh udang sebagai


angggota Crustaceae

secara internal, telur yang berisi zigot menetas menjadi larva, selanjutnya tumbuh
menjadi dewasa melalui pergantian kulit berkali-kali.
Contoh dari anggota ini adalah udang windu (Penaeus), udang galah (Macrobium
resenbergi), udang air tawar (Cambarus virilis), ketam (Parathelpusa tredenlata),
kepiting ( Portunus sexdentalus ), dan rajungan (Neptunus pelagicus).
2. MYRIAPODA
Kata Myriapoda berasal dari bahasa Yunani, yakni myria

artinya banyak dan podos artinya kaki. Myriapoda adalah


hewan dengan banyak kaki. Bagian tubuh Myriapoda
hanya dapat dibedakan atas kepala dan tubuh. Tubuhnya
panjang seperti cacing dan bersegmen. Di bagian kepala
terdapat sepasang antena dan mulut bertaring. Pada tiap
segmen terdapat satu hingga dua pasang kaki. Myriapoda
b

dikelompokkan atas Ordo Diplopoda dan Ordo Chilopoda.


Diplopoda memiliki dua pasang kaki pada setiap ruas dan
berantena pendek. Contohnya, kaki seribu (Lulus sp.)
(Gambar .25a). Adapun Chilopoda hanya memiliki satu
pasang kaki pada setiap ruas dan berantena panjang.
Contohnya kelabang (Scutigera sp.) (Gambar 3.25b).

Gb 3.25 Myriapoda: (a)


Diplopoda, (b) Chilopoda

Beberapa ahli telah mengklasifikasikan Diplopoda dan


Chilipoda menjadi kelas tersendiri karena perbedaannya tersebut.
3. ARACHNOIDEA
Kata Arachnida berasal dari bahasa Yunani, yaitu arachne yang artinya laba-laba. Akan
tetapi, bukan berarti anggota kelas ini hanya laba-laba. Umumnya anggota kelas ini
hidup di darat. Tubuhnya terdiri atas dua bagian, yaitu tubuh depan dan tubuh
belakang. Namun, pada kalajengking dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tubuh bagian
depan, tengah, dan belakang.
Pada tubuh depan, terdapat bintik mata dan bukan mata facet atau mata
majemuk. Di tubuh bagian kepala, terdapat mulut yang berfungsi memegang atau
menangkap mangsa dan disebut kelisera. Di belakang kelisera terdapat pedipalpus
sebagai alat peraba dan pemotong. Terdapat empat pasang kaki, namun pada larva
Acarina

terdapat

mengandung

tiga

pasang.

hemoglobin.

Bernapas

Arachnida

dengan

dapat

paru-paru

menjadi

buku.

predator,

Darahnya

parasit,

atau

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
38

pemakan bangkai. Arachnoida dibagi menjadi 3 ordo yaitu Scorpionidae (kala,


misal kala engking), Arachnida (laba-laba) dan Acarina (tungau).

Gb 3.26 Beberapa anggota dari Arachnoidea; (a) Laba-laba, (b) kalajengking, (c)
Tungau

4. INSEKTA
Insecta meliputi dua per tiga seluruh jumlah hewan-hewan. Anggota kelas Insecta yang
telah diketahui namanya, berjumlah lebih dari 700.000 spesies. Dari jumlah tersebut
yang memiliki jumlah spesies terbanyak adalah kelompok Coleoptera.
Pada umumnya, serangga hidup di tanah dan memegang peranan penting dalam
menjaga keseimbangan biologis di tanah. Serangga ada yang merugikan dan ada yang
menguntungkan. Serangga yang merugikan antara lain serangga yang bersifat hama,
vektor penyakit (malaria, Trypanosoma sp., dan filariasis), dan parasit pada organisme
lain. Sementara itu, serangga yang menguntungkan adalah serangga yang membantu
penyerbukan pada tanaman, predator hama, dan serangga yang ikut ambil bagian
dalam siklus materi di alam.
Ciri-ciri dari serangga antara lain sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)

Tubuhnya terbagi menjadi kepala, dada, dan abdomen.


Memiliki tiga pasang kaki.
Tubuhnya dilindungi oleh kulit keras dari kitin yang berfungsi sebagai eksoskeleton.
Kepala terdiri atas bagian mulut, antena, mata majemuk, dan mata tunggal.
Larva, pada umumnya bermata tunggal dan antena pada larva/ nimpa tereduksi

atau menjadi lebih kecil. Antena berfungsi sebagai reseptor kimia dan mekanik.
5) Umumnya memiliki sayap.
6) Bernapas menggunakan trakea.
Sungut pada serangga memiliki beberapa bentuk dan fungsi, di antaranya sebagai
alat untuk menusuk dan mengisap, misalnya pada nyamuk; sebagai alat untuk menjilat,
misalnya pada lalat; sebagai alat untuk menggigit atau menggunting, misalnya pada
belalang; dan sebagai alat mengisap, misalnya pada kupu-kupu.
Dada atau toraks pada serangga dibagi menjadi protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks. Sebelah lateral toraks disebut pleura, sebelah ventral toraks disebut
sternum. Seranggga memiliki dua pasang spirakel (stigmata) pada mesotoraks dan
metatoraks. Namun, pada larva serangga hanya terdapat satu pasang spirakel pada
toraks. Serangga memiliki anggota gerak berupa kaki pada setiap segmen toraks dan
memiliki sayap yang terletak di antara mesotoraks dan metatoraks.
Berdasarkan metamorfosisnya, Insecta digolongkan menjadi
ametamorfosis (ametabola), metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola), dan
metamorfosis sempurna (holometabola). Pada kelompok Insecta ametamorfosis,
bentuk tubuh larva hingga dewasa tidak berbeda, contohnya kutu buku (Lepisma). Bentuk
tubuh kelompok metamorfosis tidak sempurna mengalami sedikit perubahan, yaitu saat
tubuhnya mengalami molting (pergantian kulit) dan bersayap, contohnya capung.
Contohnya pada kupu-kupu dan lalat.

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
39

Gb 3.27 Metamorfosis pada serangga; (a) metamorphosis sempurna, (b) metamorphosis tidak
sempurna

Berdasarkan sayapnya, serangga dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu serangga


tidak ber-sayap (Apterygota)

dan serangga bersayap

(Pterygota). Kelompok

Apterygota merupakan serangga primitif, kecil, dan pada umumnya hidup di tanah. Contoh
serangga Apterygota adalah kutu buku (Lepisma saccharina). Sementara itu, kelompok
Pterygota adalah serangga bersayap. Meskipun demikian, terdapat juga kelompok
Pterygota yang sayapnya rudimen atau tereduksi sama sekali, misalnya pada serangga
yang bersifat parasit. Contoh serangga bersayap adalah lalat (Musca domestica) dan
capung.
Ordo
Anoplura

Coleoptera
Diptera
Hemiptera

Hymenoptera
Lepidoptera
Odonata

Orthoptera

9. FILUM CHORDATA
Chordata meliputi sekitar 45.000 jenis hewan yang hidup di hampir semua jenis
lingkungan. Terdapat tiga hal yang membedakan filum Chordata dengan filum yang
lainnya, yaitu dalam hal perkembangannya.
a. Notochord, yaitu suatu tangkai pendukung di bagian dorsal tepatnya di bawah
susunan saraf. Notochord berfungsi sebagai pendukung. Pada hewan vertebrata semua
embrionya memiliki notochord.
b. Tali saraf (nerve cord), yaitu suatu cekungan saraf di bagian atas notochord.
c. Kantung insang faring (pharyngeal gill pouches).

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
40

Chordata dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Chordata yang bertulang belakang
(Chordata

Vertebrata) dan Chordata yang tidak bertulang belakang (Chordata

invertebrata). Chordata yang bertulang belakang, yaitu Vertebrata. Adapun Chordata


yang tidak bertulang belakang, antara lain, Urochordata dan Cephalochordata. Contoh
spesies Urochordata adalah Halocynthya, sedangkan contoh Cephalochordata adalah
Branchiostoma.
Pada bagian ini, hanya akan dibahas tentang Chordata Vertebrata. Hewan bertulang
belakang (Vertebrata) adalah kelompok terbesar pada Chordata, yang terbagi menjadi
lima kelas, yaitu kelas Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.
1. PISCES
Berdasarkan

jenis

tulang

yang

membangun

rangka

tubuhnya,

Pisces

(ikan)

dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)


dan ikan bertulang sejati (Osteichthyes).
a. Ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
Kelas Chondrichtyes memiliki kira-kira 850 spesies
ikan. Mereka memiliki rahang, gigi yang banyak,
sirip yang berpasangan, dan rangka dalam yang
terbuat

dari

dianggap

tulang

fosil

rawan.

hidup

Ikan

karena

kelas

ini

merupakan

keturunan hewan purba yang telah menghuni laut


sejak ratusan juta tahun yang lalu.
Ikan Chondrichthyes memiliki lima sampai tujuh
celah insang di kedua sisi pada faring dan tidak
memiliki

tutup

insang

seperti

yang

Gb 3.28 Ikan Pari merupakan contoh


dari Condriichtyes

biasa

ditemukan pada ikan bertulang sejati. Beberapa jenis ikan bertulang rawan yang
sampai sekarang masih dapat ditemui adalah ikan pari, dan ikan lamprey
b. Ikan bertulang sejati (Osteictyes)

Ikan bertulang sejati memiliki rangka yang terdiri


atas tulang keras. Ada sekitar 20.000 jenis ikan
bertulang sejati yang dapat ditemukan baik di laut
maupun di air tawar. Osteichthyes dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu Sarcopterygii dan
Actinopterygii. Spesies yang paling banyak pada
ikan

kelas

Osteichythyes

ini

adalah

ikan

Gb 3.29 Ikan mas merupakan contoh


dari Osteichtyes

Actinopterygii. Beberapa ikan Actinopterygii diduga ada hubungannya dengan


nenek moyang Amphibia. Contoh spesies ikan
bertulang

belakang

sejati

antara

lain,

lele

(Ameiurus melas), belut (Anguilla sp), dan ikan


mas (Cyprinus caprio).
2. AMPHIBIA
Istilah Amphibi berarti memiliki dua alam, yaitu di
air dan daratan. Amphibia mengeluarkan telurnya ke

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
41

dalam air ketika melakukan fertilisasi atau pembuahan eksternal, seperti yang terjadi
pada ikan. Biasanya, telur Amphibia tidak dilindungi oleh suatu cangkang, tetapi
dilindungi oleh suatu lendir. Larva pada umumnya

Gb 3.30 Katak selah satu contoh


Amphibia

mengalami perubahan bentuk ketika berkembang


menjadi bentuk dewasa yang hidup di daratan.

Amphibia, seperti pada ikan, adalah hewan poikiloterm. Artinya, suhu tubuhnya
dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Jika suhu lingkungan terlalu rendah, hewan
poikiloterm menjadi kurang aktif. Contoh spesies Amphibia antara lain kodok (Bufo
marmus), katak hijau (Rana pipiens), dan salamander (Axolot)
3. REPTILIA
Reptilia berasal dari bahasa latin, yaitu reptile yang berarti ular. Reptilia umumnya
poikiloterm. Reptilia disebut juga sebagai binatang melata. Reptilia terdiri atas kurang
lebih 6.000 jenis hewan, meliputi ular, kadal, kura-kura, dan buaya. Reptilia menyimpan
telurnya yang dilindungi oleh kulit tebal dan memiliki membran internal. Reptilia
melakukan fertilisasi internal.
Contoh

Reptilia,

antara lain

ular

sanca

(Phyton

reticulatus),

komodo

(Varanus

komodoensis) dan kadal (Lacerta agilis).


c
b
a

Gb 3.31 Beberapa hewan yang termasuk Reptilia; (a) Bunglon, (b) Ular (c)
Kura-Kura

4. AVES
Kelas Aves (burung) terdiri atas sekitar 9.000 jenis.
Seluruh tubuh burung ditutupi oleh bulu, kecuali kaki dan
paruhnya. Bulu dan paruh burung terbuat dari keratin.
Burung

tidak

memiliki

gigi

untuk

mengunyah

makanannya, tetapi memiliki tembolok.


Burung

memiliki

sayap

yang

dapat

membantunya

terbang . Akan tetapi, terdapat beberapa burung yang


tidak dapat terbang, contohnya kasuari dan burung
unta. Burung adalah hewan yang suhu tubuhnya tetap

Gb 3.32 Burung Colibri contoh dari


Aves

(homoioterm). Burung bernapas dengan paru-paru. Selain itu, pernapasan burung


dibantu oleh pundi-pundi udara ketika terbang.
Burung melakukan fertilisasi di dalam tubuh betinanya. Setelah fertilisasi terjadi, burung
akan bertelur dan akan mengerami hingga menetas. Contoh spesies kelas Aves antara
lain, ayam kampung (Gallus domestica), merpati (Columba fasciata), burung gereja
(Passer montanus), dan angsa (Cygnus sp.).
5. MAMALIA
Mammalia berasal dari bahasa latin, yaitu mammae yang artinya kelenjar susu. Kelas

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
42

Mammalia terdiri atas sekitar 5.000 jenis yang dikelompokkan menjadi 26 ordo.
Karakteristik umum pada Mammalia adalah:
1) memiliki rambut;
2) memiliki tiga tulang di telinga bagian tengah;
3) memiliki kelenjar susu.
Mammalia memiliki volume otak yang lebih besar dibandingkan dengan hewan
Vertebrata lainnya. Suhu badan Mammalia tetap atau tidak dipengaruhi oleh suhu
lingkungan luarnya (homoioterm). Alat pernapasan Mammalia adalah paru-paru. Mamalia
juga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi.
Adaptasi Mamalia di antaranya adalah sebagai berikut.

3)

1)

Mammalia mengembangkan beberapa cara adaptasi tingkah laku yang

2)

membantunya sukses bertahan hidup.


Gigi Mammalia berfungsi memotong, merobek, dan mengunyah. Selain itu,

giginya memiliki email tebal yang melindungi gigi.


Mammalia memiliki kemampuan untuk bergerak cepat.
4)
Ukuran otaknya lebih besar dibandingkan dengan hampir semua
5)

6)

binatang lain.
Mammalia memiliki

kontrol

kendali

suhu

tubuh

yang

efi sien

dibandingkan dengan kelompok burung.


Memiliki rambut yang berfungi sebagai isolasi atau penyekat panas.
Kelenjar susunya menyediakan susu untuk hewan yang masih muda.
7)
Berikut ini adalah beberapa ordo pada Mammalia

7)

1)

Monotremata

(Mammalia

berparuh),

2)

(Ornitherynchus anatinus).
Karnivora (Mammalia pemakan

3)

(Felis domestica).
Rodentia (Mammalia pengerat), contohnya tikus mencit (Mus

4)

musculus).
Cetacea
(Mammalia

5)

borealis).
Chiroptera (Mammalia besayap), contohnya kelelawar (Myotes

6)

sp.).
Marsupialia (Mammalia berkantung), contohnya kanguru (Macropus

air),

contohnya

Platypus

daging), contohnya kucing

contohnya

paus(Balanoptera

sp.).
Probosoidea (Mammalia berprobosis), contohnya gajah (Elephas maximus).
Primata, contohnya bekantan (Nasalis larvatus).
8)

B. KEGIATAN SISWA
KEGIATAN 1
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Mengidentifikasikan ciri-ciri umum hewan
2. Menjelaskan ciri-ciri Porifera
3. Menjelaskan ciri-ciri Coelenterata
4. Menjelaskan cara reproduksi Coelenterata
TUGAS:
Bersama teman sebelahmu diskusikan hal-hal dibawah ini
1. Apa yang menjadi perbedaan mendasar antara Porifera dan Coelenterata
2. Jelaskan perbedaan cara reproduksi Porifera dan Coelenterata
3. Bagaimanakah kondisi keberadaan hewan-hewan Porifera dan Coelenterata sekarang ini?
Mengapa bisa terjadi demikian?

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
43

4. Apakah yang dapat dilakukan untuk menjaga keberadaan hewan Porifera dan Coelenterata
tersebut?
5. Buatlah tabel peranan dari Porefera dan Coelenterata!
HASIL DISKUSI:

Nilai
dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 2

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
44

Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menjelaskan ciri-ciri Platyhelminthes
2. menjelaskan cara reproduksi Platyhelminthes
3. Menjelaskan ciri-ciri Nemathelminthes
4. Menjelaskan cara reproduksi Nemathelminthes
5. Mnejelaskan ciri-ciri Annelida
6. Menjelaskan cara reproduksi Annelida
TUGAS:
Bersama teman sebelahmu diskusikan hal-hal di bawah ini!
1. Jelaskan Perbedaan antara Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida berdasarkan
struktur tubuhnya!
2. Jelaskan perbedaan cara reproduksi Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida
3. Buatlah tabel peranan dari Platyhelminthes, Nemathelminthes dan Annelida
HASIL DISKUSI:

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 3
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menjelaskan ciri-ciri Molusca
2. Menjelaskan cara reproduksi Molusca
3. Menjelaskan ciri-ciri Echinodermata
4. Menjelaskan cara reproduksi Echinodermata

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
45

TUGAS:
Bersama dengan teman sebelahmu diskusikan hal-hal di bawah ini!
1. Jelaskan perbedaan dari Molusca dan Echinodermata
2. Jelaskan perbedaan dari setiap kelas pada Filum Molusca
3. Jelaskan perbedaan dari setiap kelas pada Filum Echinodermata
4. Jelaskan perbedaan cara reproduksi pada molusca dan Echinodermata!
5. Buatlah tabel peranan dari Molusca dan Echinodermata
HASIL DISKUSI:

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 4
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menjelaskan ciri-ciri Arthropoda
2. Menjelaskan cara reproduksi Arthropoda
3. Mentabulasi peranan hewan Arthropoda bagi kehidupan
4. Menjelaskan ciri-ciri hewan Chordata
5. Menjelaskan cara reproduksi hewan mamalia
TUGAS:
Buatlah kelompok dengan anggota 4 orang, lalu lakukan kegiatan berikut!
1. Ambillah Capung, Udang, Kupu-kupu, dan Belalang
2. Amati struktur tubuh masing-masing hewan meliputi jumlah kaki, struktur tubuh, jumlah
dan struktur sayap, struktur mata, dan antenna, lalu masukkan dalam tabel berikut

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
46

Capung

Udang

Kupu-kupu

Belalang

Jumlah kaki
Struktur Tubuh
Jumlah Sayap
Struktur Sayap
Struktur Mata
Antenna/Sungut
3. Setelah melakukan pengamatan di atas, diskusikan hal-hal di bawah ini!
a. Apakah perbedaan mendasar dari keempat hewan tersebut di atas!
b. Jelaskan peranan dari keempat hewan di atas!
c. Jelaskan perbedaan masing-masing kelas pada filum Vertebrata!
d. Jelaskan cara reproduksi pada masing-masing kelas pada vilum Vertebrata!
HASIL DISKUSI:

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
47

EKOSISTEM
Standar Kompetensi:
4. Menganalisis hubungan antara komponen
ekosistem, perubahan materi dan enenrgi
serta

peranan

manusia

dalam

keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar:
4.1 Mendeskripsikan

peran

komponen

ekosistem dalam aliran energy dan daur


biogeokimia

serta

pemanfaatan

komponen ekosistem bagi kehidupan


4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan
4.3 Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang llimbah
4.4 Membuat produk daur ulang limbah

A. Komponen Penyusun Ekosistem


Makhluk hidup dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungannya tersebut terdiri atas
lingkungan abiotik dan biotik. Lingkungan abiotik contohnya air, tanah, suhu, dan iklim.
Adapun lingkungan biotik contohnya hewan,

tumbuhan, dan mikroorganisme.

Interaksi antarmakhluk hidup di lingkunga-nya tersebut akan membentuk suatu sistem.


Sistem ini fleksibel, selalu berubah-ubah. Namun selalu menuju ke arah keseimbangan.
Sistem ini disebut ekosistem. Ekosistem adalah kesatuan interaksi yang seimbang
antara komponen biotik dan komponen abiotik dalam suatu habitat.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen hidup yang ada di alam meliputi semua makhluk
hidup, seperti hewan, tumbuhan, mikroorganisme, dan manusia. Makhluk hidup
dalam suatu ekosistem akan membentuk struktur organisasi tingkat kehidupan, meliput
i individu, populasi, komunitas, dan ekosistem.
Setiap komponen ekosistem akan saling berinteraksi yang disebut dengan simbiosis.
Ada beberapa macam bentuk interkasi, diantaranya:
a) Predasi merupakan interaksi predator dan mangsa. Contoh predasi, yaitu

hubungan antara serigala dan kambing. Pada predasi, terdapat individu yang
diuntungkan dan yang dirugikan.
b) Kompetisi adalah interaksi yang menyebabkan persaingan pada kedua individu.
Kompetisi yang terjadi pada hewan, contohnya macan tutul dan macam kumbang
yang sama-sama memangsa kerbau liar. Apakah kompetisi juga terjadi pada
tumbuhan?
c) Komensalisme

merupakan

interaksi

antara

dua

individu

yang

menguntungkan salah satu pihak, namun yang lain tidak dirugikan maupun
diuntungkan. Contohnya, alga yang hidup di atas cangkang penyu laut dan
barnakel yang hidup di kulit ikan paus.

d) Mutualisme merupakan interaksi antara dua individu dan menguntungkan

kedua belah pihak. Contohnya, interaksi antara Triconympha dan rayap.


2.

Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi semua komponen di luar makhluk hidup seperti cahaya,
suhu, kelembaban, pH, tanah, udara dan lain-lain.

B. Tipe-Tipe Ekosistem
Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
48

Secara garis besar, ekosistem dapat dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem darat dan
ekosistem perairan.
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat dibedakan berdasarkan iklim dan vegetasi dominan wilayah tersebut
menjadi beberapa bioma. Meskipun batas wilayah penyebaran bioma-bioma di
muka

bumi

tidak

terlalu

jelas,

namun

berdasarkan

vegetasi

tumbuhan

dominannya dapat dibedakan menjadi bioma tundra, bioma taiga, bioma hutan
hujan tropis, bioma savana (padang rumput), bioma gurun, dan bioma hutan
gugur.
a) Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di bumi bagian utara, yaitu di kutub utara yang memiliki
curah hujan yang rendah. Oleh karena itu, hutan tidak dapat berkembang di
daerah ini. Pada musim dingin, air dalam tanah dingin dan membeku sehingga
tumbuhan tidak dapat tumbuh besar. Produsen utama di bioma ini adalah lichenes
dan lumut. Binatang yang dapat ditemui di bioma ini, antara lain beruang kutub,
reindeer (rusa kutub), serigala, dan burung-burung yang bermigrasi ketika musimmusim tertentu.
b) Bioma taiga
Bioma taiga dikenal sebagai hutan konifer, merupakan bioma terluas di bumi. Bioma
ini memiliki curah hujan 35 cm sampai dengan 40 cm per tahun. Daerah ini sangat
basah karena penguapan yang rendah. Tanah di bioma taiga bersifat asam. Bioma
taiga terdapat di daerah yang beriklim sedang, dengan curah hujan sekitar 100
cm per tahun. Terdapat di Amerika bagian utara dan selatan, Eropa bagian barat,
dan Asia bagian timur.
Tumbuhan yang hidup di bioma taiga umumnya konifer dan pinus. Hewan yang
hidup di bioma ini di antaranya adalah rusa, beruang hitam, salamander, dan
tupai.

c) Bioma hutan hujan tropis


Bioma hutan hujan tropis terdapat di kawasan garis khatulistiwa di seluruh dunia,
seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta
Australia. Hutan hujan tropis memiliki temperatur dengan kisaran 25C per tahun dan
curah hujan yang tinggi sekitar 200 cm per tahun. Tumbuhan dan hewan yang hidup
di bioma ini paling beragam dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan yang hidup
di bioma-bioma lainnya. Tumbuhan yang khas yang hidup di bioma ini adalah
tumbuhan liana (tumbuhan merambat) seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti
anggrek. Hewan yang khas di bioma ini adalah harimau, badak, babi hutan, dan
orangutan.

d) Bioma savanna (padang rumput)


Bioma savana (padang rumput) terdapat di wilayah beriklim sedang sampai tropis
dengan curah hujan 25 cm sampai 75 cm per tahun. Tumbuhan yang dominan di
bioma ini adalah rumput . Hewan yang hidup di bioma ini adalah hewan-hewan yang
bisa bertahan di kondisi padang rumput, di antaranya adalah kuda, zarafah, dan
singa. Di Indonesia bioma savana dapat ditemukan di Sumbawa, Nusa Tenggara
Barat (NTB).

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
49

e) Bioma gurun
Bioma gurun terdapat di Asia, Afrika, India, Amerika, dan Australia. Tanah yang
tandus dan kandungan air yang sangat rendah membuat tumbuhan dan hewanhewan tertentu saja yang dapat bertahan di daerah ini. Tumbuhan yang dapat
bertahan di gurun di antaranya kaktus, sedangkan hewan yang dapat bertahan di
gurun di antaranya adalah unta dan ular.
f) Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang dan tersebar di Amerika
Timur, Eropa Tengah, dan Asia Timur. Bioma ini memiliki ciri-ciri suhu yang sangat
rendah pada musim dingin dan sangat panas pada musim panas (-30C hingga
30C). Curah hujan tinggi dan merata, serta jenis pohon yang dapat menggugurkan
daunnya pada saat musim panas (pada hutan gugur daerah tropis) dan pada saat
musim dingin (pada hutan gugur iklim sedang). Hewan yang hidup di bioma ini
antara lain tikus, beruang, bajing, dan burung. Beberapa hewan pada bioma ini
dapat melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama

musim

dingin

dengan terlebih dahulu mengonsumsi banyak makanan.


2. Ekosistem Perairan
Ekosistem perairan terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem
air laut. Pembagian ini berdasarkan perbedaan fisik dan kimiawi yang memengaruhi
komunitas perairan tersebut. Bioma air tawar umumnya memiliki konsentrasi garam
kurang dari 1%, sedangkan bioma laut umumnya memiliki konsentrasi garam 3%.
a) Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu lentik dan lotik.
Lentik merupakan habitat air yang tidak terdapat arus air yang mengalir terus,
contohnya adalah danau. Adapun lotik adalah habitat air yang mengalir, contohnya
adalah sungai.
Pada ekosistem air danau dibagi menjadi beberapa zona yaitu litoral, limnetil dan
profundal, seperti yang terlihat pada gambar 4.1

Zona litoral

Zona Limnetik
Zona Profundal

Gb 4.1 Pembagian zona pada

b) Ekosistem Air Laut


ekosistem danau
Ekosistem laut biasa juga dinamakan sebagai ekosistem bahari. Ekosistem
bahari merupakan ekosistem paling luas di permukaan bumi. Lebih dari dua pertiga
bagian bumi ini merupakan ekosistem laut. Ekosistem ini meliputi ekosistem
perairan

laut

dalam,

ekosistem

perairan

laut

dangkal

(litoral),

dan

ekosistem daerah pasang surut.


1) Ekosistem Laut Dalam
Ekosistem ini memiliki ciri spesifik, yaitu tidak terjangkau oleh sinar matahari.
Akibatnya, di ekosistem ini tidak ditemukan organisme fotoautotrof.
2) Ekosistem Laut Dangkal
Ekosistem ini disebut juga ekosistem litoral. Ekosistem ini berada di daerah
pantai yang tergenang air laut, kecuali pada saat air surut. Daerahnya terbuka
dan relatif tidak terpengaruh oleh air sungai besar karena memiliki jarak yang
cukup jauh. Ekosistem ini banyak ditemukan di pantai utara Jawa, Bali,
Sumbawa, dan Sulawesi.

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
50

3) Ekosistem Terumbu Karang


Ekosistem terumbu karang terbentuk di daerah perairan jernih, yaitu hasil
aktivitas organisme hewan berongga (Cnidaria). Ekosistem ini memiliki nilai
ekonomis yang tinggi karena di dalamnya terdapat bermacam-macam ikan,
udang, dan hewan laut lainnya. Ekosistem ini banyak terdapat di perairan
Nusa Tenggara dan Maluku.
4) Ekosistem Pantai Batu
Ekosistem ini didominasi batuan yang umumnya berukuran besar dan keras
hasil penyatuan (konglomerasi) batu-batu kecil dengan tanah liat dan kapur.
Bebatuan tersebut dapat pula terbentuk dari bongkahan batu granit yang besar.
Biasanya, ekosistem pantai batu banyak terdapat di pesisir pantai yang
berbukit, seperti pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Vegetasi
yang dominan antara lain Eucheuma dan Sargassum.

5) Ekosistem Pantai Lumpur


Ekosistem pantai lumpur terdapat di muara sungai yang menjorok ke laut
dengan bentangan yang cukup luas. Ekosistem seperti ini banyak ditemukan
di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Komunitas pionir yang berkembang
di komunitas ini, di antaranya api-api (Avicennia), bakau (Sonneratia), dan
beberapa rumput laut seperti Enhalus acoroides.

C. Suksesi
Komunitas

yang

ada

dalam

suatu

ekosistem

terkadang

mengalami

kerusakan baik karena faktor alam seperti gunung meletus atau longsor,
maupun

karena

faktor

buatan

seperti

penebangan

hutan.

Hancurnya

komunitas ini akan menimbulkan suatu perubahan yang cukup besar. Misalnya saja
permukaan tanah yang dulunya begitu rimbun akan berubah menjadi permukaan tanah
yang terbuka. Keadaan ini akan membuat tempat tersebut menjadi habitat baru bagi suatu
makhluk hidup. Makhluk hidup yang pertama kali datang biasanya tumbuh dan disebut
tumbuhan pionir atau perintis.
Tumbuhan pionir ini adalah tumbuhan yang dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang
serba terbatas. Kehadiran makhluk hidup pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan
tertentu yang membuat makhluk hidup lainnya dapat hidup di tempat tersebut. Proses ini
akan terus berlanjut sejalan dengan waktu sehingga akhirnya tercipta komunitas tumbuhan
yang makin lama makin padat dan kompleks mengarah pada pematangan suatu bentuk
komunitas. Proses inilah yang dinamakan suksesi.
Suksesi dibagi menjadi 2 yaitu Suksesi primer dan suksesi sekunder
1) Suksesi Primer
Suksesi primer merupakan pembentukan komunitas makhluk hidup yang sebelumnya
tidak ada. Contohnya adalah suksesi di Gunung Krakatau yang telah meletus pada
tahun 1883
2) Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder merupakan perubahan yang terjadi karena terganggunya habitat.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh gangguan alam, seperti banjir, kebakaran, dan
penebangan liar. Namun, gangguan ini tidak merusak komunitas secara total. Suksesi
sekunder berlangsung lebih cepat daripada suksesi primer karena komunitas tumbuhan

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
51

perintis tidak diperlukan lagi

D. Aliran Energi dan Daur Biogeokimia


Komponen biotik dan abiotik memiliki banyak peran dalam ekosistem. Selain itu, kedua
komponen tersebut berperan dalam proses aliran energi dan daur biogeokimia. Aliran
energi merupakan proses berpindahnya energi dari satu organisme ke organisme lainnya.
Aliran energi dapat berupa rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Daur biogeokimia
merupakan daur perpindahan materi dari komponen abiotik ke komponen biotik dan
kembali lagi ke komponen abiotik.

1. Rantai dan Jaring Makanan


Dalam komunitas suatu ekosistem, terjadi proses-proses interaksi di antara
anggota populasi-populasinya. Proses interaksi tersebut contohnya adalah proses
saling makan dan saling dimakan.
Produsen yang berupa tumbuhan merupakan makanan bagi hewan- hewan herbivora.
Hewan-hewan herbivora tersebut dinamakan konsumen primer. Selanjutnya, hewanhewan herbivora akan dimakan oleh hewan- hewan karnivora. Hewan-hewan karnivora
tersebut dinamakan konsumen sekunder. Hewan-hewan karnivora dapat dijadikan
makanan oleh hewan- hewan karnivora lainnya. Kelompok hewan karnivora yang
memakan hewan karnivora lainnya disebut konsumen tersier. Proses makan dan
dimakan pada serangkaian organisme disebut sebagai rantai makanan
Dalam ekosistem, aliran energi biasanya tidak sesederhana seperti yang diuraikan
dan digambarkan di atas. Proses makan dan dimakan pada umumnya tidak terjadi
dalam urutan yang linier, tetapi terjadi dalam proses yang kompleks. Proses rantai
makanan yang saling menjalin dan kompleks tersebut dinamakan jaring makanan

2. Piramida Ekologi

Gb 4.2 Jaring-Jaring Makanan

Dalam rantai makanan, organisme pada tingkatan trofik rendah memiliki


jumlah individu lebih banyak. Makin tinggi tingkat trofik, makin sedikit jumlah
individunya dalam ekosistem. Jika jumlah individu per satuan luas untuk
masing-masing tingkatan tropik digambarkan dalam histogram, akan
membentuk semacam piramida yang disebut piramida jumlah
Konsumen III
Konsumen II

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
52

Konsumen I
Produsen
Piramida-piramida jumlah pada ekosistem-ekosistem yang berbeda tidak dapat
dibandingkan satu dengan yang lain. Hal tersebut karena pada masing- masing
ekosistem, individu-individu yang terlibat di dalamnya tidak sama. Oleh karena itu,
muncul

yang

disebut

piramida

biomassa.

Piramida

biomassa

berfungsi

menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu yang


diukur dalam gram.

Konsumen I
Produsen

Piramida energi (Gambar 7.22) dibuat berdasarkan penelitian yang mendalam


mengenai aliran energi dan mampu memberikan gambaran akurat mengenai aliran
energi. Dalam piramida energi terdapat pengurangan energi dalam tiap tingkat trofik
yang terjadi karena beberapa makanan tidak dicerna sempurna menjadi energi.
Hanya bagian tertentu dari makanan yang dapat dimakan dan hanya sebagian
makanan yang disimpan dalam tubuh karena sisanya digunakan sebagai energi.
88 kkal/m2/hari

Konsumen III

1603 kkal/m2/hari

Konsumen II

14098 kkal/m2/hari

Konsumen I

87110 kkal/m2/hari

Produsen

3. Daur Biogeokimia
Berbeda dengan energi, materi kimia yang berupa unsur- unsur penyusun bahan
organik dalam ekosistem, berpindah ke trofik-trofik rantai makanan tanpa mengalami
pengurangan, melainkan berpindah kembali ke tempat semula. Unsur-unsur tersebut
masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah atau air. Perpindahan unsur
kimia dalam ekosistem melalui daur ulang yang melibatkan komponen biotik dan
abiotik ini dikenal dengan sebutan daur biogeokimia.
1) Daur Air
Air sangat penting bagi kehidupan manusia, karena makhluk hidup umumnya
mengandung air. Seperti daur lainnya, daur air tidak berawal dan tidak berujung.
Air yang turun ke bumi berasal dari hujan maupun pencairan es yang membeku.
Sebagian air tersebut diserap oleh tumbuhan melalui akar. Setelah beberapa waktu,
air dilepaskan dalam bentuk uap air melalui proses transpirasi pada daun.
Sebagian lagi diminum hewan dan manusia, kemudian dilepaskan selama respirasi
dan ekskresi.
2) Daur Karbon
Karbon dioksida yang banyak terdapat di atmosfer merupakan hasil dari respirasi
manusia, hewan, erupsi vulkanik (letusan gunung), dan hasil pembakaran.
Fotosintesis pada tumbuhan menggunakan karbon dioksida sebagai bahan bakunya
untuk

membentuk

molekul

organik.

Molekul

organik,

seperti

selulosa

dan

karbohidrat lainnya akan digunakan oleh hewan dan manusia melalui proses. Jika
hewan atau manusia memakan tumbuhan tersebut, komponen karbon menjadi
bagian tubuhnya.
3) Daur Nitrogen

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
53

Nitrogen merupakan elemen penting bagi tubuh karena merupakan pembentuk


protein dan asam nukleat. Meski 78% udara di atmosfer adalah nitrogen, namun
secara biologis tidak aktif. Hanya sebagian organisme, seperti bakteri dan
Cyanobacteria yang dapat menggunakan nitrogen bebas di udara.
Bakteri, seperti Azotobacter sp. mengubah nitrogen di atmosfer menjadi amonia
_

(NH3). Amonia diubah menjadi senyawa ion nitrit (NO2 ) oleh bakteri tanah yang
_

disebut juga bakteri nitrit. Kemudian, diubah lagi menjadi ion nitrat (NO3 ).
Kemudian, tumbuhan akan menyerap senyawa ion nitrit untuk diubah menjadi
molekul organik, seperti nukleotida dan asam amino.
Jika tanaman dimakan hewan atau manusia, asam amino akan dimanfaatkan.
Sebagian akan dikeluarkan dalam bentuk amino sebagai sisa katabolisme. Setelah
hewan dan tumbuhan mati, nitrat diubah menjadi amino lalu menjadi nitrogen
bebas oleh bakteri denitrifikasi, seperti Nitrosomonas dan Nitrosococcus.

4) Daur Fosfor
Di alam, fosfor dapat dijumpai sebagai PO4 , HPO4 , atau H2PO4 berbentuk ion
fosfat anorganik, larutan fosfat organik, fosfat partikulat, atau fosfat mineral dalam
batuan atau sedimen. Sumber fosfat utama adalah batuan kristal yang lapuk
atau hanyut karena erosi. Fosfat tersedia di alam sebagai ion fosfat dan masuk ke
dalam tanaman melalui perakaran ke jaringan hidup. Selanjutnya, mengikuti rantai
makanan. Fosfat dapat lepas ke atmosfer melalui peristiwa kebakaran hutan.
Pada daur detritus, molekul yang lebih besar berisi fosfat dipisahkan menjadi ion
fosfat anorganik yang diendapkan sebagai butir sedimen ekosistem perairan.
Daur fosfor sangat sederhana. Daur ini bersifat fase sedimen yang lambat dan
ditambah dengan tidak dapat larutnya fosfor dalam air sehingga sering kali terjadi
kekurangan fosfor bagi pertumbuhan tanaman.

E. Aktivitas Manusia dan Pencemaran Lingkungan


Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia memerlukan sumber daya yang ada di
alam ini. Manusia menggunakan banyak sumber daya tersebut dan mengolahnya
menjadi

berbagai

barang.

Dalam

usaha

ini,

manusia

telah

memengaruhi

lingkungan. Pengaruh aktivitas manusia menyebabkan perubahan keseimbangan


alam dan terjadinya pencemaran. Disadari maupun tidak, perubahan akibat
aktivitas manusia ini membawa pengaruh terhadap manusia sendiri.
1. Perubahan Lingkungan akibat Aktivitas Manusia
Manusia

membutuhkan

sumber

daya

alam

untuk

melangsungkan

hidupnya. Namun, cara memperoleh sumber daya alam dapat menimbulkan


perubahan terhadap alam. Aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan
terhadap alam antara lain penebangan hutan, perburuan liar, penebangan
yang berlebihan, dan pembukaan lahan untuk pemukiman.
Penebangan pohon di hutan secara besar-besaran tanpa direncanakan secara baik
dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem hutan. Hutan menjadi rusak dan tidak bisa

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
54

menjalankan fungsinya. Dampak lainnya adalah terganggunya keanekaragaman yang


terdapat di dalamnya.
Perburuan liar yang tidak terkendali dapat menyebabkan suatu hewan punah. Contoh
penyebab perubahan lingkungan lainnya adalah pembukaan lahan untuk pemukiman.
Dalam pelaksanaannya, perusakan yang dilakukan membawa dampak buruk, seperti
hutan yang gundul dan perusakan lahan resapan air di daerah perbukitan. Hal
tersebut, dapat mengakibatkan banjir, erosi, dan rusaknya sumber mata air.

2. Pencemaran Lingkungan
Menurut Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

23

Tahun

1997

tentang

pengelolaan lingkungan hidup, pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas-nya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi dengan peruntukkannya. Zat atau
bahan yang menyebabkan polusi disebut polutan.
1) Pencemaran Udara
Asap kendaraan, asap pabrik, dan asap pembakaran limbah merupakan contoh
pencemaran

udara

dimana

asap-asap

tersebut

mengandung

gas

CO

(karbonmonoksida)
Udara yang dihirup manusia harus udara bersih. Bayangkan jika Anda menghirup
karbon monoksida, Anda bisa mati. Sebab, gas tersebut di dalam tubuh bersifat
mengikat darah, sehingga darah dalam tubuh dapat teracuni oleh gas karbon
monoksida (CO) ini.
Selain Co, zat lain yang dapat mencemari udara adalah SO4 (penyebab hujan asam),
gas CO2 (penyebab pemanasan global), dan debu.
2) Pencemaran Air

Secara garis besar, pencemaran air dapat disebabkan oleh mikro- organisme
dalam air, limbah organik, dan limbah anorganik. Pencemaran oleh mikroorganisme,
umumnya dapat menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan. Selain
mikroorganisme limbah juga dapat mencemari air baik limbah organik seperti
sampah yang akan mengurangi oksigen terlarut juga limbah anorganik sperti plastic
dan kaleng.
3) Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah ini dapat disebabkan oleh bahan-bahan, seperti limbah plastik,
botol kaca, kaleng, zat kimia, dan logam-logam berat
4) Pencemaran Suara

F. Limbah
Sebagian besar kegiatan manusia selalu menyisakan bahan-bahan yang biasa kita sebut
limbah. Limbah tersebut tidak hanya dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan skala besar,
seperti oleh industri tekstil dan industri kayu lapis, tetapi juga dihasilkan oleh kegiatan
sehari-hari, seperti makan, minum, dan mencuci. Limbah dapat dikategorikan menurut
wujudnya menjadi limbah padat dan limbah cair.
a) Limbah Padat
Limbah padat berasal dari kegiatan industri maupun domestik. Pada umumnya, limbah

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
55

domestik berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan,
perkantoran, perternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Beberapa
contoh limbah padat, yaitu kertas, kayu, kain, karet, kulit tiruan, plastik, logam, dan
kaca.
b) Limbah Cair
Menurut PP No. 82 Tahun 2001, limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau
kegiatan yang berwujud cair. Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan
sifatnya, yaitu fisika dan sifat agregat, parameter logam, anorganik nonmetalik,
organik agregat, dan mikroorganisme.
Apakah setiap limbah selalu berbahaya bagi lingkungan
dan kesehatan manusia? Bisakah kita memanfaatkan
limbah-limbah tersebut? Adakah cara atau teknik untuk
mengolah limbah menjadi bahan-bahan yang berguna
untuk

manusia?

Limbah

masih

bisa

dimanfaatkan

sebagai pupuk, sumber energi, reklamasi pantai, aneka


macam

kertas,

kerajinan,

bahkan

sebagai

bahan

pembuat jalan dan jembatan.


Terdapat limbah-limbah yang dapat langsung digunakan
kembali

tanpa

harus

melalui

proses

daur

ulang.

Contohnya adalah botol atau kaleng-kaleng bekas


makanan yang dapat Anda pakai kembali secara
langsung untuk wadah-wadah. Sampah lain yang dapat

Gb. 4.3 Kompos merupakan salah satu


bentuk daur ulang

langsung digunakan tanpa proses daur ulang adalah


ampas tahu yang merupakan sisa pada proses pembuatan tahu. Ampas tahu dapat
langsung digunakan, misalnya, untuk makanan ternak. Sisa-sisa sayuran atau limbah
organik lainnya dapat digunakan kembali untuk dijadikan pupuk kompos, tanpa proses
yang rumit, hanya ditimbun saja.
G. KEGIATAN SISWA
KEGIATAN 1
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menyebutkan komponen ekosistem
2. Menjelaskan hubungan antara komponen biotik
3. Memperkirakan hal-hal yang dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara
komponen ekosistem yang disebabkan oleh faktor alam dan perbuatan manusia
4. Menentukan kemungkinan yang dapat dilakukan untuk pemulihan ketidakseimbangan
ekosistem akibat faktor alam dan perbuatan manusia
TUGAS:
Buatlah kelompok dengan anggota 4 orang, lalu lakukan kegiatan berikut!
1. Pergilah ke luar kelas, kemudian buatlah plot dengan ukuran 1 x 1 meter (anggap sebuah
ekosistem)
2. Dari plot tersebut catatlah komponen biotik dan abiotik yang ada
3. Jelaskan hubungan antara komponen biotic yang satu dengan komponen biotic yang lain
4. Apabila salah satu komponen (baik biotic atau abiotik) mengalami pengurangan jumlah
apa yang akan terjadi pada ekosistem tersebut! Jelaskan
5. Apakah yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem tersebut?
jelaskan
HASIL DISKUSI:

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
56

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
57

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN

Indikator
Setelah

Pencapaian:
melakukan

kegiatan

pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:


1. Mengkaitkan mekanisme aliran energi pada ekosistem tertentu dan kemungkinan
terjadinya ketidakseimbangan jika salah satu komponen musnah
2. Mendeskripsikan daur biogeokimia (daur air, karbon, oksigen, fosfor, sulfur, dan nitrogen)
TUGAS:
Dengan kelompok yang telah ada sebelumnya, lakukan hal-hal berikut
1. Dalam ekosistem sawah buatlah 2 buah jaring makanan yang maisng-masing terdiri dari
minimal 3 rantai makanan
2. Apakah jumlah energi yang masuk ke dalam konsumen tingkat I melalui proses makan
dimakan, sama dengan konsumen tingakt II dan III? Jelaskan
3. Jika dalam ekosistem sawah tersebut terjadi penurunan jumlah penyusun jaring makanan
(konsumen tingkat I dan produsen) apa yang akan terjadi pada ekosistem tersebut
4. Buatlah charta salah satu daur biogeokimia dengan menggunakan karton

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
58

HASIL DISKUSI:

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 3
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Menjelaskan konsep pencemaran/perusakan lingkungan
2. Memberikan contoh polutan
3. Mengenali prilaku manusia yang tidak ramah / beretika lingkungan
4. Menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya perusakan lingkungan
5. Menghubungkan kegiatan manusia yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
dan upaya yang dapat ditempuh dalam pelestarian lingkungan
TUGAS:
Buatlah kelompok dengan anggota 4 orang, kemudian lakukan hal-hal berikut ini!
1. Lakukan pengamatan di lingkungan yang ada di sekitar, carilah tempat-tempat yang
kalian perkirakan terjadi pencemaran lingkungan (baik pencemaran air, udara atau
tanah)
2. Amati jenis polutan yang ada dan sumber polutan serta dampak yang terjadi
3. Masukkan data pengamatan kalian dalam tabel berikut!
Jenis pencemaran
Jenis Polutan
Sumber Polutan
Dampak

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
59

4. Apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki lingkungan yang telah tercemar tersebut
5. Buatlah laporan hasil pengamatan kalian, lengkapi dengan data berupa gambar
tempat terjadinya pencemaran
HASIL DISKUSI:

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 4
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Mengkategorikan limbah organik dan an organik dan sumbernya
2. Menentukan limbah berbahaya beracun
3. Mentabulasi berbagai jenis limbah yang ada di lingkungan sekitar

dan

cara

memperlakukannya
TUGAS:
Buatlak kelompok dengan anggota 4 orang,lalu lakukan hal berikut!
1. Pergilah ke tempat penampungan sampah di sekolah
2. Dari sampah yang ada di tempat penampungan tersebut tabulasikan jenis limbah yang
ada dan sumbernya
3. Adakah di lingkungan sekolahmu terdapat limbah berbahaya beracun? Mengapa disebut
sebagai limbah berbahaya beracun?
4. Langkah apakah yang dapat ditempuh untuk menangani limbah-limbah tersebut?
Jelaskan
HASIL DISKUSI:

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
60

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

KEGIATAN 5
Indikator Pencapaian:
Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi, diharapkan kalian dapat:
1. Memilih limbah organik dan anorganik yang dapat di daur ulang
2. Merancang produk daur ulang limbah dari limbah organic dan an organik yang telah
ditentukan
3. Membuat produk daur ulang limbah berdasarkan rancangan yang telah ditentukan
TUGAS:
Dengan kelompok yang telah ada sebelumnya, lakukan hal-hal berikut
1. Dari tempat sampah yang ada si lingkungan sekolah pilihlah limbah organic dan limbah
anorganik yang dapat didaur ulang
2. Rancanglah proses daur ulang dari limbah yang telah kalian pilih
3. Tuliskan proses pembuatan produk daur ulang limbah yang telah kamu kalian inginkan
4. Buatlah produk hasil daur ulang limbah sesuai dengan rencana kalian
HASIL DISKUSI:

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
61

Nilai dan
Tanda
Tangan

Catatan

Modul Pelajaran Biologi Kelas X Semester 2, SMA N 2 Kotaagung: Yeni Suntari, S.Pd
62

Anda mungkin juga menyukai