Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR

KEANEKARAGAMAN HAYATI
PERTEMUAN 1

KOMPETENSI INTI (KI) :

KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong), kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI.4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati ( gen, jenis
dan ekosistem) di Indonesia.

INDIKATOR :
Menjelaskan tingkat keanekaragaman hayati
Menjelaskan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia
Menjelaskan fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


MATERI PEMBELAJARAN
Tingkatan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati dapat di defenisikan sebagai suatu kesatuan ekologis dimana
tmbuhan dan hewan yang sangat bervariasi berada. Keanekaragaman hayati (biodiversitas)
ditunjukkan dengan adanya variasi mahluk hidup yang meliputi bentuk, penampilan jumlah
serta ciri lain. Variasi makhluk hidup terdapat pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem.
Keseluruhan variasi pada tiga tingkatan tersebut membentuk keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman Gen

Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu
jenis atau spesies makhluk hidup. Variasi dalam spesies ini disebut varietas. Keanekaragaman
gen menyebabkan bervariasinya susunan genetik sehingga berpengaruh pada genotip (sifat)
dan fenotip (penampakan luar) suatu makhluk hidup. Perhatikan keanekaragaman warna
mahkota pada bunga.

Variasi makhluk hidup di dalam suatu spesies dapat terjadi karena dua hal, yaitu
faktor bawaan dan lingkungan. Faktor bawaan merupakan gabungan sifat dari dua induk
sehingga terbentuk kombinasi sifat pada anaknya. Akibatnya, sifat anak akan berbeda dengan
induknya. Makhluk hidup yang memiliki sifat yang sama apabila berada pada lingkungan
yang berbeda, masing-masing makhluk hidup tersebut akan melakukan penyesuaian diri

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


terhadap lingkungannya. Penyesuaian itu dapat terjadi pada bentuk tubuh, fungsi kerja tubuh,
atau tingkah lakunya. Akibatnya muncul variasi pada jenis makhluk hidup.

Contohnya, buah durian (Durio zibethinus) ada yang berkulit tebal, berkulit tipis,
berdaging buah tebal, berdaging buah tipis, berbiji besar dan berbiji kecil. Demikian pula
buah pisang (Musa paradisiaca) memiliki ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan rasa
daging buah yang berbeda-beda. Pisang memiliki berbagai varietas, antara lain pisang
raja sereh, pisang raja uli, pisang raja molo, dan pisang raja jambe. Varietas mangga
(Mangifera indica), misalnya mangga manalagi, mangga cengkir, mangga golek,
mangga gedong, manga apel, mangga kidang, dan mangga bapang. Sementara
keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada kucing
(Felis silvestris catus), ada yang berwarna hitam, putih, abu-abu, dan cokelat.

Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme sama, namum komposisi,


atau susunan, dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda. Perbedaan jumlah
dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.
Perbedaan gen tidak hanya terjadi antar jenis, tetapi didalam satu jenis pun terjadi
keanekaragaman gen. Dengan adanya keanekaragaman gen, sifat-sifat didalam satu
spesies bervariasi yang dikenal dengan istilah varietas, misalnya, ada varietas padi
PB, rojo lele, dan varietas padi tahan wereng. Demikian juga dengan adanya berbagai
varietas ayam ada ayam kampung, ayam hutan, dan ayam ras. Sekilas penampakan
antarvarietas itu sama karena masih tergolong spesies yang sama. Akan tetapi, tiap
varietas memiliki gen yang berbeda. gen memunculkan sifat-sifat yang khas yang
dimiliki tiap-tiap varietas itu.

Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman jenis (spesies) adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada


komunitas atau kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat. Contohnya di suatu
halaman terdapat pohon mangga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati,
cempaka, jahe, kunyit, burung, kumbang, lebah, semut, kupu-kupu, dan cacing.
Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi umumnya ditemukan tempat yang jauh dari
kehidupan manusia, misalnya di hutan. Di hutan terdapat jenis hewan dan tumbuhan
yang lebih banyak dibanding dengan di sawah atau di kebun.

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


Keanekaragaman jenis adalah perbedaan makhluk hidup antar spesies

Beberapa jenis organisme ada yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama.
Misalnya tumbuhan kelompok palem (Palmae) seperti kelapa, pinang, aren, dan sawit
yang memiliki daun seperti pita. Namun, tumbuhan-tumbuhan tersebut merupakan
spesies yang berbeda, kelapa memiliki nama spesies Cocos nucifera, pinang bernama
Areca catechu, aren bernama Arenga pinnata, dan sawit bernama Elaeis guineensis.
Hewan dari kelompok genus Panthera, terdiri atas beberapa spesies, antara lain
harimau (Panthera tigris), singa (Panthera leo), macan tutul (Panthera pardus), dan
jaguar (Panthera onca).

Keanekaragaman Ekosistem

Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi
juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada lingkungan
tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan.

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk
hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Komponen
biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai kualitas maupun
kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan menghasilkan
keanekaragaman ekosistem. Contoh ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang
rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain.

Jadi keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen dan
keanekaragaman jenis (spesies).

Jenis organisme yang menyusun setiap ekosistem berbeda-beda. Ekosistem


hutan hujan tropis, misalnya diisi pohon-pohon tinggi berkanopi (seperti meranti dan
rasamala), rotan, anggrek, paku-pakuan, burung, harimau, monyet, orang hutan,
kambing hutan, ular, rusa, babi dan berbagai jenis serangga. Pada ekosistem sungai
terdapat ikan, kepiting, udang ular, dan ganggang air tawar.

Keanekaragaman ekosistem di suatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor,


antara lain posisi berdasarakan garis lintang, ketinggian tempat, iklim, cahaya
matahari, kelembaban, suhu, dan kondisi tanah. Contohnya, Indonesia yang
merupakan Negara kepulauan dan terletak di khatulistiwa, memiliki sekitar 47 macam
ekosistem dilaut maupun di darat.

Tipe Ekosistem

Ekosistem Perairan (Akuatik)

Ekosistem perairan adalah komponen abiotiknya sebagian besar terdiri atas air.
Makhluk hidup (komponen biotik) dalam ekosistem perairan dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu sebagai berikut.

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut.

Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut.

Memiliki kadar garam(salinitas) yang rendah, bahkan lebih rendah daripada cairan sel yang
makhluk hidup.

Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca

Penetrasi atau masuknya cahaya matahari kurang

Berdasarkan keadaan airnya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua macam,
yaitu ekosistem air tawar lentik (tenang) dan ekosistem air tawar lotik (mengalir). Ekosistem
air tawar lentik, misalnya sungai dan air terjun.

Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air tawar dibagi
menjadi beberapa zona (daerah), yaitu

Zona litoral, merupakan daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga kedasar
perairan

Zona limnetik, merupakan daerah terbuka yang jauh dari tepian sampai kedalaman yang
masih dapat di tembus cahaya matahari.

Zona profundal, merupakan daerah yang dalam dan tidak dapat ditembus cahaya matahari. Di
daerah ini tidak ditemukan organisme fotosintetik (produsen), tetapi dihuni oleh hewan
pemangsa dan organisme pengurai.

Ekositem Air Laut

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut.

Memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi

Tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca

Habitat air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang lain

Terdapat arus air laut yang pergerakannya dapat dipengaruhi oleh arah angin,
perbedaan densitas (masa jenis) air, suhu, tekanan air, gaya gravitasi, dan gaya
tektonik batuan bumi.

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air laut dibagi
menjadi beberapa zona (daerah), yaitu

Zona fotik, merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman air
kurang dari 200 meter. Organisme yang mampu berfotosintesis banyak terdapat di
zona fotik

Zona twilight, merupakan daerah dengan kedalaman air 200-2.000 meter. Cahaya
matahari remang-remang tidak efektif untuk fotosintesis.

Zona afotik, merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga
selalu gelap.kedalama air lebih dari 2.000 meter.

Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ketengah laut, yaitu

Zona litoral (pasang surut), merupakan daerah yang terendam saat terjadi dan seperti
daratan saat air laut surut.

Zona neritik, merupakan daerah laut dangkal, kurang dari 200 meter. Zona ini dapat
ditembus cahaya matahari dan dihuni ganggang laut dan ikan.

Zona batial, merupakan memiliki kedalam air 200-2.000 meter dan keadaannya
remang-remang. Di zona ini tidak ada produsen, melainkan dihuni oleh nekton
(organisme yang aktif berenang), misalnya ikan.

Zona abisal, merupakan daerah palung laut yang keadaannya gelap. Kedalaman air di
zona abisal lebih dari 2.000 meter. Zona ini dihuni oleh hewan predator, detritivor
(permakan sisa organisme), misalnya pengurai.

Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.


Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)
sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun
dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau
tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal,
katak, dan kalajengking.

Bioma padang rumput


Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun
tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat.
Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang
keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra,
singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

Bioma Hutan Basah


Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif
banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak
geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi
dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah
terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan
kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah
tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek
sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau,
dan burung hantu.

Bioma hutan gugur


Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang
mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


(10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah,
bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.

Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum,
liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada
umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut
atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta
terutama nyamuk dan lalat hitam.

Keanekaragaman Flora dan Fauna di Indonesia


Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia
Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna (keanekaragaman hayati) yang sangat besar.
Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar di dunia bersama-sama dengan
Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan
Perkebunan, pada tahun 1999 jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000spesies yang
sudah teridentifikasi dan jumlah spesies hewan mencapai 2.215 spesies. Spesieshewan terdiri atas
515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung, dan 121 kupu-kupu.
Besarnya keanekaragaman hayati di Indonesia berkaitan erat dengan kondisi iklim dan
kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yangbesar memungkinkan tumbuhnya beragam jenis
tumbuhan. Mengapa demikian? Tumbuhan memerlukan air dan suhu yang sesuai. Makin banyak

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


air tersedia makin banyak tumbuhan yangdapat tumbuh dan karena itu makin banyak hewanyang
dapat hidup di daerah tersebut.

Persebaran Flora di Indonesia


Flora di Indonesia ternyata dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Indo-Malayan
dan Indo-Australian. Kelompok Indo-Malayan meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau
yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Kelompok Indo-
Australian meliputi tumbuhan yang ada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang termasuk
dalam kawasan ini adalah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,dan Papua.

Persebaran Fauna Indonesia

Fauna Indonesia dapat dikelompokkanmenjadi tiga corak yang berbeda, yaitu fauna bagian barat,
tengah, dan timur. Garisyang memisahkan fauna Indonesia bagian Barat dan Tengah dinamakan
garis Wallace,sedangkan garis yang memisahkan fauna Indonesia bagian Tengah dan
Timurdinamakan Garis Weber. Fauna bagian barat memiliki ciri atautipe seperti halnya fauna
Asia sehingga disebut tipe Asiatis (Asiatic). Fauna bagiantimur memiliki ciri atau tipe yang mirip
dengan fauna yang hidup di Benua Australiasehingga disebut tipe Australis (Australic). Fauna
bagian tengah merupakan faunaperalihan yang ciri atau tipenya berbeda dengan fauna Asiatis

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


maupun Australis.Faunanya memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di tempat lainnya di
Indonesia.Fauna tipe ini disebut fauna endemis
Flora, beberapa jenis hutan di Indonesia :
Hutan hujan tropis
Hutan musim
Hutan stepa
Hutan bakau

Jenis-jenis flora di Indonesia terbagi menjadi :


Flora di Indonesia bagian barat adalah tipe Asiatis (memiliki kesamaan dengan benua Asia), ciri-ciri :
Memiliki berbagai jenis tumbuhan kayu yang berharga (jati, meranti, kruing, mahoni dll).
Selalu hijau sepanjang tahun
Bersifat heterogen
Terdapat tumbuhan endemik (hanya ada di daerah tersebut) yaitu Raflesia Arnoldi di Sumatra.
Banyak kawasan hutan mangrove (di pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan,
pantai barat dan utara Jawa).

Flora di Indonesia bagian tengah


Yang ada hanyalah hutan semusim / hutan homogen yang tidak begitu lebat, bahkan di Nusa
Tenggaara yang ada hanyalah sabana (padang rumput yang luas dengan tumbuhan kayu di sana-sini)
dan stepa (tanah kering yang hanya ditumbuhi semak belukar)
Tumbuhan palma, cemara dan pinus.

Flora di Indonesia bagian timur adalah tipe Australis (memiliki kesamaan dengan benua Australia).
Didominasi hutan hujan tropis, dimana jenis floranya memiliki kesamaan dengan flora di benua
Australia
Flora ciri khas di kawasan ini yaitu anggrek.

Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keanekaragaman hayati memiliki fungsi sebagai berikut:
Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan
Makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia adalah beras yang diperoleh dari
tanaman padi (Oryza sativa). Namun dibeberapa daerah, makan pokok penduduk
adalah jagung, singkong, ubi jalar, talas dan sagu. Selainkaya akan tanaman penghasil
tanaman pokok, Indonesia juga kaya akan tanaman penghasil buah dan sayuran.

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


Sumber makanan juga berasal dari aneka ragam hewan darat, laut, air tawar, air laut.
Contohnya sapi, kambing, kelinci, burung, ayam, ikan bandeng, ikan lele, belut,
kepiting, udang, dan cumi-cumi
Keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang
Beberapa jenis tanaman digunakan untuk bahan sandang atau pakaian, antara lain
sebagai berikut:
Rami (Boehmeria nivea), kapas (Gassypium arboretum), pisang hutan atau abaca
(Musa textilis), sisal (Agave sisalana) dimanfaatkan seratnya untuk dipintal
menjadi kain atau bahan pakaian.
Tanaman labu air (Lagenaria siceraria) dimanfaatkan oleh Suku Dani di lembah
Baliem (Papua) sebagai bahan untuk membuat koteka (horim) laki-laki. Untuk
membuat pakaian wanita digunakan tumbuhan wen (Ficus drupacea) dan kem
(Eleocharis dulcis).

Beberapa hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, antara laian
sebagai berikut:
Ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Kulit beberapa hewan, misalnya sapid an kambing dapat dimanfaatkan untuk
membuat jaket
Kulit sapi digunakan untuk membuat sepatu
Bulu burung dapat digunakan untuk membuat asesoris pakaian
Keanekaragaman hayati sebagai sumber papan
Sebagian besar rumah di Indonesia menggunakan kayu, terutama rumah adat. Kayu
dimanfaatkan untuk membuat jendela, pintu, dan alas atap.contoh kayu yang
dimanfaatkan kayunya, kayu jati (tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera), nangka
(Artocarpus heterophyllus), meranti (Shore acuminate)
Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya
Penduduk Indonesia yang penghuni kepulauan nusantara memiliki keanekaragaman
suku dan budaya yang tinggi. Terdapat sekitar 350 etnis (suku) dengan agaman dan
kepercayaan, budaya, serta adat-istiadat yang berbeda. Penyelenggaraan upacara adat
dan pesta tradisional seringkali memanfaatkan beragam jenis tumbuhan dan hewan.
Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan, upacara adat, dan pesta
tradisional tersebut, antara lain sebagai berikut:

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.


Budaya nyekar (Ziarah kubur) pada masyarakat Jawa menggunakan bunga mawar,
kenanga, kantil, dan melati
Upacara ngeben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung
minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga, pandan, sirih, dan cendana.
Umat islam menggunakan hewan ternak (kambing, sapi, kerbau) pada hari raya
kurban.
Umat nasrani menggunakan pohon cemara (Araucaria sp) saat perayaan natal.
Keanekaragaman hayati sebagai sumber kosmetik
Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut:
Bunga mawar (Rosa hybrida), melati (Jasminum grandiflorum), dan kemuning
(Murraya exotica) dimanfaatkan untuk wewangian (Parfum)
Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional
untuk menghaluskan kulit
Urang aring (Eclipta alba), mangkokang, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya
(Aloe vera) digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut
Keanekaragaman hayati sebagai sumber obat-obatan
Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies di antaranya
merupakan tanaman obat dan sekitar 250 spesies tanaman obat tersebut digunakan
dalam industri obat herbal local.
Berikut ini beberapa tanaman obat beserta kegunaannya.
Buah merah (Pandanus conoideus) dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati
kanker (tumor), kolesterol tinggi, dan diabetes
Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia) untuk menurunkan tekanan darah tinggi
Kina (Cinchona calisaya), kulitnya mengangdung alkaloid kina (quinine) untuk
obat malaria.

Selain tumbuh-tumbuhan, beberapa jenis hewan juga dapat digunakan sebagai


obat-obatan
Madu dari lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Ular bagian daging dan lemaknya dapat dipercaya mengobati penyakit kulit
(gatal-gatal)

Ivo Bestaria Putri, S.Pd., Gr.

Anda mungkin juga menyukai