Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR

YAYASAN PENDIDIKAN PANCA DHARMA PEKANBARU


SMA DHARMA LOKA PEKANBARU

BAB II

KEANEKARAGAMAN HAYATI
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati

PETA KONSEP

C. Indikator Pembelajaran :
3.2.1 Menjelaskan pengertian dan macam- macam tingkat keanekaragaman hayati
3.2.2 Membedakan keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan spesies dan ekosistem
3.2.3 Menjelaskan penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia
3.2.4 Menjelaskan manfaat keanekaragam hayati
3.2.5 Menganalisis penyebab degradasi keanekaragaman hayati, dampak, dan upaya konservasi
yang dapat dilakukan
4.2/4.3 Membuat sebuah artikel mengenai informasi organisme khas/endemik/langka dan
dilindungi di Indoensia

2
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
PENGERTIAN DAN TINGKAT KEANEKRAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi organisme pada 3 tingkatan yaitu gen,
spesies, dan ekosistem. Keanekaragaman hayati ditunjukan dengan adanya variasi mahkluk hidup
yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah, dan ciri lainnya.

A. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah variasi/perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau
spesies makhluk hidup. Variasi gen ini memunculkan
variasi antar individu dalam spesies sehingga tidak ada
individu yang sama persis. Contohnya durian (Durio
zibethinus) ada yang berkulit tebal , berdaging buah
tipis, berbiji besar atau kecil. Begitu pula variasi warna
pada bunga mawar (Rosa sp) serta warna kulit manusia.
Peningkatan keanekaragaman hayati gen dapat Gambar 1. Keanekaragaman gen yang
terjadi melalui hibridisasi (persilangan) antara menciptakan variasi warna
organisme satu spesies beda sifat, atau melalui pada bunga

domestifikasi (budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh manusia).

B. Keanekaragaman Spesies
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara
morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (inter
hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya.
Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk
hidup antar jenis. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok
sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies. Dalam
keluarga kacang-kacangan kita kenal kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan
lain-lain. Diantara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya
karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau
batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda.

Gambar 2. Contoh keanekaragaman spesies pada Kelas Mamalia.

C. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri dengan
lingkungannya sehingga terjadi hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar spesies
(biotik) dengan lingkungannya (abiotik). Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena variasi
spesies pembentuknya. Dengan kata lain, lingkungan abiotik dan komunitas makhluk hidup
dalam suatu wilayah menetukan tipe ekosistem.
Ekosistem terbagi atas ekosistem darat dan ekosistem perairan dan ada yang bersifat
alamiah dan buatan (sengan dibuat oleh manusia). Ekosistem alami di darat contohnya hutan
hujan tropis, gurun, hutan musim, sabana, stepa, dan danau. Ekosistem perairan contohnya

3
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
ekosistem laut dalam, ekosistem terumbu karang, ekosistem bakau, dan ekosistem pantai,
sungai. Sementara ekosistem buatan contohnya perkebunan, sawah, waduk dll.
Jenis organisme yang menyusun setiap ekositem berbeda. Pada ekosistem hutan hujan tropis
misalnya diisi pepohonan tinggi (meranti, rasamala), rotan, anggrek, paku-pakuan, burung,
harimau, monyet, orang utan, kambing hutan, ular, rusa, babi hutan, dan berbagai serangga.
Berbeda dengan ekosistem sungai yang diisi ikan, kepiting, udang, dan ganggang air tawar.

Gambar 3. Contoh keanekaragaman ekosistem. Faktor Abiotik mempengaruhi keberadaan


spesies di dalamnya. Keberagaman ekosistem disebabkan keberagaman kelompok
spesies di dalam wilayah tersebut. a. Ekosistem terumbu karan; b. Ekosistem
hutan hujan tropis

KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA

Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas. Negara dengan lebih dari 18.110 pulau
dan dengan luas perairan sangat besar menjadikan Indonesia surga flora dan fauna dunia. Sekitar 17-
25% spesies makhluk hidup dunia terdapat di Indonesia, 40.000 spesies tumbuhan, 350.000 spesies
hewan, 12000 jenis jamur dan 1500 jenis monera terdapat di Indonesia.
Indonesia menempati urutan 1 di dunia dalam kekayaan mamalia (646 spesies, 36% endemik),
rangking 1 kupuu-kupu besar dan berwarna di dunia (hanya 121 yang baru teridentifikasi dimana
44%nya adalah endemik), rangking 3 kekayaan reptil (>600 spesies), rangking 4 kekayaan burung
(1.603 spesies, 28% endemik) dan masih banyak lagi prestasi kekayaan hayati Indonesia.
Keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia dikarenakan berbagai faktor diantaranya terletak
di kawasan tropik yang mempunyai iklim yang stabil, terletak di antara dua benua yaitu Asia dan
Australia, artinya Kepulauan Indonesia dilintasi oleh dua pusat persebaran biota Asia dan Australia,
selain itu luas Kepulauan Indonesia, yang memungkinkan adanya berbagai spesies hewan, dan
tumbuhan yang hidup di dalamnya.

A. SEBARAN FLORA INDONESIA


Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana. Tahun 2009, Van Welzen dan Silk,
botanis Belanda, meneliti dan menjelaskan distribusi flora Malesiana. Menurut keduanya, flora
Malesiana terbagi menjadi 3 yaitu:

4
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
 Flora dataran Sunda antara lain tumbuhan famili Dipterocarpaceae yaitu pohon keruing
(Dipterocarpus applanatus) yang digunakan untuk bahan bangunan dan tumbuhan seperti
kantong semar (Nephentes gymnamphora). Selain itu juga terdapat flora endemik ( contoh
bunga Rafflesia Arnoldi), flora di pantai timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut, flora
di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di antaranya meranti-merantian,
kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan.
 Flora dataran Sahul antara lain sagu (Metroxylon sagu) dan famili Myristicaceae misalnya
pala (Myristica fragrans)
 Flora Wallacea/ dataran tengah yang khas dan endemik antar lain leda (Eucalyptus
deglupta) yang memiliki batang berwarna-warni.

Jenis tumbuhan yang tersebar di wilayah Indonesia meliputi hutan hujan tropis, hutan musim,
hutan bakau dan sabana tropis.

1. Hutan hujan tropis


Tipe ekosistem ini kaya akan berbagai flora
dengan ketinggian mencapai 50 m dengan
keadaan dibawahnya gelap. Variasi flora yang
banyak menjadikan hutan ini sebagai hutan
heterogen.
Hutan hujan tropis tersebar di Sumatera, Banten,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
2. Hutan musim
Hutan musim dogolongkan menjadi 2, yaitu:
hutan musim gugur (berada di ketinggian 800 m)
dan hutan musim selalu hujan (berada di
ketinggian > 1.200 m)
Hutan musim tersebar di Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Nusa Tenggara. hutan musim di
Indonesia biasanya berupa hutan pinus (Pinus merkusii), hutan jati (Tectona grandis).
3. Hutan Bakau (Mangrove)
Hutan mangrove mempunyai pengertian sebagai hutan yang tumbuh di daerah pantai, biasanya
terdapat di daearah teluk dan di muara sungai yang dicirikan oleh:
a) tidak terpengaruh iklim;
b) dipengaruhi pasang surut;
c) tanah tergenang air laut;
d) tanah rendah pantai;
e) hutan tidak mempunyai struktur tajuk;
f) jenis-jenis pohonnya biasanya terdiri dari api-api (Avicenia sp.), pedada (Sonneratia sp.), bakau
(Rhizophora sp.), lacang (Bruguiera sp.), nyirih (Xylocarpus sp.), nipah (Nypa sp.)
4. Sabana Tropis

5
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
Berupa padang rumput dengan daerah persebarannya di Nusa Tenggara.

Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri terbagi ke dalam 4 kelompok besar wilayah flora
Indonesia, yaitu :
1. Wilayah Flora Sumatra-Kalimantan
Tersebar di pulau Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya (Nias, Enggano,
Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam, Buton dll). sebagian besar merupakan wilayah
hutan hujan tropis.
Beberapa jenis flora khas daerah ini adalah tumbuhan meranti, berbagai epifit seperti anggrek
(Orcidaceae), berbagai jenis lumut (Bryophyta), jamur dan paku-pakuan, serta tumbuhan endemik
yang sangat langka adalah Bunga Bangkai (Amorphopalus titanum) atau Raflesia Arnoldi yang
penyebarannya di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan dimulai dari Aceh sampai Lampung.
Bunga Bangkai juga dapat ditemui di Pulau Jawa dab Kalimantan.
2. Wilayah Flora Jawa-Bali
Tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali dan kepulauan-kepulauan kecil disekitarnya (Kepulauan
Seribu, Kep. Karimunjawa).
Kawasan hutan tropis sebagian besar berada di Jawa Barat, Jawa tengah dan Jawa Timur
merupakan kawasan hutan musim tropis yang meranggas dan menggugurkan daunnya saat musim
kemarau. jenis flora khas hutan musim tropis adalah pohon jati.
3. Wilayah Flora Kepulauan Wallacea
Tersebar di pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Wilayah ini memiliki
sifat iklim yang lebih kering dan kelembaban yang lebih rebdah dibandingkan wilayah-wilayah
Indonesia lainnya.Contoh flora yang tumuh adalah pohon Sagu (Metroxylon sago)
Corak vegetasi yang terdapat pada kepulauan Wallacea meliputi:
a. Vegetasi sabana tropis di wilayah Nusa Tenggara.
b. Vegetasi hutan pegunungan yang berada di wilayah pegunungan di Sulawesi.
c. Vegetasi hutan campuran di wilayah Maluku yang terdiri dari berbagai jenis rempah-rempah
(pala, cengkih, kayu manis), kenari (Canarium commune), kayu eboni (Diospyros celebica), dan
lontar (Borassus flabelifer) sebagai tanaman khas di daerah ini.
4. Wilayah Flora Papua
Kondisi ilkim Papua sebagian besar merupakan tipe hutan hujan tropis. Berbeda dengan wilayah
barat, vegetasi ini memiliki corak hutan hujan tropis tipe Australia utara. Meliputi wilayah pulau
Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Contoh Flora Khas tumbuhan ini adalah tanaman sagu
(Metroxylon sagu) dan Eucalyptus (ekaliptus), sama dengan jenis tumbuhan yang tumbuh di
daerah Queensland Australia Utara.

B. SEBARAN FAUNA INDONESIA

6
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
Penyebaran fauna Indonesia dipengaruhi aspek geografi dan peristiwa geologi benua Asia dan
Australia. Persebaran Fauna yang ada di wilayah Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga
corak yang berbeda, yaitu fauna bagian barat Indonesia (tipe Asiatis), tengah Indonesia (tipe
peralihan), & timur Indonesia (tipe Australis). Garis yang memisahkan fauna dari Indonesia bagian
Barat dan bagian Indonesia Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan
fauna dari bagian Tengah Indonesia dan bagian Indonesia Timur dinamakan Garis Weber.
1). Fauna Indonesia di Bagian Barat
Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Barat atau tipe asiatis mencakup wilayah
Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Mamalia berukuran besar banyak ditemui di wilayah
Indonesia ini seperti gajah, macan, tapir, badak bercula satu, banteng, kerbau, rusa, babi hutan,
orang utan, monyet, bekantan, dan lain-lain. Di samping persebaran mamalia, di wilayah indonesia
ini banyak pula ditemui reptil seperti ular, buaya, tokek, kadal, tokek, biawak, bunglon, kura-kura,
dan trenggiling. Berbagai jenis persebaran burung yang dapat ditemui seperti burung hantu, gagak,
jalak, elang, merak,
kutilang, & berbagai
macam unggas. Berbagai
macam ikan air tawar
seperti pesut (sejenis
lumba-lumba di Sungai
Mahakam) dapat ditemui di
wilayah Indonesia ini.

Gambar 6. Contoh Fauna Asiatis

2). Fauna Indonesia di Tengah atau Tipe Peralihan Indonesia


Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan atau Austral
Asiatic. Wilayah fauna Indonesia Tengah di sebut pula wilayah fauna kepulauan Wallace,
mencakup Sulawesi, Maluku, Timor, & Nusa Tenggara serta sejumlah pulau kecil di sekitar pulau-
pulau indonesia tersebut. Fauna yang menghuni wilayah Indonesia ini antara lain babi rusa, anoa,
kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba, beruang, tarsius, sapi, & banteng. Selain itu
terdapat pula reptil, amfibi, & berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat di persebaran daerah
Indonesia ini di antaranya biawak, komodo, buaya, & ular. Berbagai macam fauna burung yang

7
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
terdapat di wilayah indonesia ini di antaranya maleo, burung dewata, mandar, raja udang,
rangkong, & kakatua nuri.

Gambar 7. Contoh Fauna Peralihan


3). Fauna Indonesia di Bagian Timur Indonesia
Fauna dengan persebaran di bagian Timur Indonesia atau disebut tipe australic tersebar di
wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru. Fauna berupa mamalia yang menghuni wilayah
Indonesia ini antara lain kangguru, walabi, landak irian (nokdiak), pemanjat berkantung (oposum
layang), kangguru pohon, & kelelawar. Di wilayah persebaran indonesia ini, tidak ditemukan kera.
Di samping mamalia tersebut, terdapat pula persebaran reptil seperti biawak, buaya, ular, kadal.
Berbagai jenis burung ditemui di wilayah persebaran indonesia ini di antaranya burung
cenderawasih (burung ciri khas Indonesia timur), lori, raja udang, kasuari, dan namudur. Jenis ikan
air tawar yang ada di relatif sedikit.

Gambar 8. Contoh Fauna Australis


C. FLORA DAN FAUNA ENDEMIK DAN LANGKA
Keberadaan hutan hujan tropis Indonesia yang dominan serta didukung posisi georgrafi dan luas
wilayah perairannya menjadikan Indonesia menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna. Begitu
banyaknya pulau Indonesia sebagian besar terisolir dalam jangka waktu yang lama sehingga perlahan
muncul spesies lokal yang unik dan dikenal sebagai spesies endemik. Berbagai faktor alam maupun
ulah manusia dapat menjadikan spesies yang berlimpah menjadi langka dan harus dilindungi. Berikut
beberapa daftar flora dan fauna endemik dan langka (Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan No.
P.57/Menhut-II/2008).

8
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati

Tabel 1. Daftar Fauna Endemik, Langka dan Dilindungi di Indonesia


No. Nama No. Nama No. Nama
Latin Latin Latin
1. Pesut m ahakam 17. Bilou 33. Ular python m aluku
Orcaella brevirostris Hylobates klosii Morelia clastolepis
2. Badak sum atera 18. Joja 34. Ular python Halm ahera
Dicerorhinus sum atraensis Presbytis potenziani Morelia tracyae
3. Musang Sulawesi 19. Sim akobu 35. Ular python kerdil Tanim bar
Macrogalidia m uschenbroekii Simias concolor Morelia nauta
4. Babi kutil 20. Lutung banggat 36. Buaya siam
Sus verrucosus Presbytis hosei Crocodylus siam ensis
5. Harimau sum atera 21. Lutung natuna 37. Katak
Panthera tigris sum atrae Presbytis natunae Barbourula kalim antanensis
6. Gajah sum atera 22. Owa jawa 38. Katak pohon m erah
Elephas m axim us Hylobates m oloch Nyctixalus m argaritifer
7. Babirusa 23. Orang utan kalim antan 39. Kodok m erah
Babirousa babyrussa Pongo pygm aeus Leptophryne cruentata
8. Anoa dataran tinggi 24. Bekantan 40. Kodok klaviger
Bubalus quarlesi Nasalis larvatus Bufo claviger
9. Anoa dataran rendah 25. Kura-kura rote 41. Kura-kura irian
Bubalus depressicornis Chelodina m ccordi Chelodina gunaleni
10. Kambing gunung 26. Kura-kura bintang 42. Kura-kura reimanni
Capricornis sumatraensis Chitra chitra Chelodina reim anni
sum atraensis
11. Banteng 27. Kura-kura sulawesi 43. Sanca m acklot
Bos javanicus Leucocephalon yuwonoi Liasis m ackloti
12. Gajah Kalim antan 28. Baning kuning 44. Ular python
Elephas maximus borneensis Indotestudo forsteni Python curtus
13. Badak jawa 29. Bajuku 45. Biawak tim or
Rhinoceros sondaicus Callagur borneoensis Varanus tim orensis
14. Tutul jawa 30. Biuku 46. Buaya sinyulong
Panthera pardus m elas Batagur baska Tomistoma schlegelii
15. Orang utan sum atera 31. Biawak biru
Pongo abelii Varanus m elinus
16. Bokoi 32. Biawak m erak
Macaca pagensis Varanus auffenbergi

Tabel 2. Daftar Flora Endemik, Langka dan Dilindungi di Indonesia


No. Nama Latin No. Nama Latin No. Nama Latin

1. P elalar 8. Kayu hitam, eboni 15. Bintangur


Dipterocapus littoralis Dyospyros celebica Calohpyllum papuanum
2. Palem ekor ikan 9. Kayu susu 16. Bintangur
Hydriastele flabellata Alstonia beatrices Calophyllum euryphyllum
3. K alapia 10. Bintangur 17. Bintangur
Kalappia celebica Calophyllum insularum Calophylum carii
4. Anggrek ekor tikus 11. 18. Nyatoh
Paraphalaenopsis spp. Guioa waigeoensis Manilkara kanosiensi
5. Rafflesia, Padm a 12. Saninten 19. M endarahan
Rafflesia spp. Castanopsis argentea Myristica rumphii var.
6. Resak banten 13. Anggrek bulan raks asa 20. florentis sem ar
Kantung
Vatica bantam ensis Phalaenopsis gigantea Nepenthes spp.
7. Resak bribes 14. Kawoli 21. Tualang
Vatica javanica Alloxylon brachycarphus Koompasia grandiflora

9
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
MANFAAT, DEGRADASI DAN UPAYA PELESTARIAN KEHATI

A. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI


No Manfaat Contoh
1. Sumber Pangan padi, jagung, singkong, kentang, kedelai, kecipir, ikan, daging,
ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian,jambu biji, jeruk, apel,
tomat,dan sayur-sayuran.
2. Sumber Sandang Bahan pembuatan pakaian antara lain Kapas, rami, sisal
dimanfaatkan serat untuk dipintal menjadi kain. Tanaman labu air
dimanfaatkan suku Dani, Baliem, Papuasebagai bahan koteka.
Ulat sutera, kulit hewan (domba, ular, sapi), bulu burung.

3. Sumber Papan Jati, kelapa, meranti, keruing, bambu dll.


4. Sumber obat-  Buah merah (Pandanus conoideus) dimanfaatkan sebagai obat
obatan untuk mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, dan
diabetes.
 Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia) untuk menurunkan
tekanan darah tinggi.
 Kina (Cinchona calisaya, Cinchona officinalis), kulitnya
mengandung alkaloid kina (quinine) untuk obat malaria.

5. Sumber bahan Bunga mawar (Rosa hybrida), melati (Jasminum grandiflorum),


kosmetik cendana (Santalum album), kenanga (Cananga odorata), dan
kemuning (Murraya exotica) dimanfaatkan untuk wewangian
(parfum).
Kemuning, bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai
lulur tradisional untuk menghaluskan kulit.
 Urang aring (Eclipta alba), mangkokan, pandan, minyak
kelapa, dan lidah buaya (Aloe vera) digunakan untuk pelurnas
dan penghitarn rambut
6. Aspek budaya dan  Budaya nyekar untuk ziarah masnyarakat jawa menggunakan
ekowisat berbagai macam bunga
 Upacara kematian di Toraja menggunakan bebagai rempah
yang diyakini bersifat magis
 Upacara Ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan
yang mengandung atsiri seperti kenanga, pandan, cempaka,
sirih dan cendana
 Ekowisata seperti Green Canyon, Pulau Komodo, Taman
Nasional Teso Nilo, Kebun Raya Bogor, dll
7. Sumber plasma Di hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan yang mempunyai
nutfah sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber plasma
nutfah/sumber gen
8. Manfaat ekologi selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia,
keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan
keberlanjutan ekosistem.

B. HILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI


Hewan dan tumbuhan di dunia ini semakin hari semakin terdesak kehdupannya oleh bebrapa
aktivitas manusia, perubahan iklim. sehingga, sedikit banyak terdapat hewan dan tumbuhan pun yang
berkurang jumlahnya dan lambat tahun mengalami kepunahan.
Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan:
1. Bencana Alam
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
Gempa yang dahsyat, tsunami, gunung meletus bisa mengurangi jumlah komunitas hewan dan
tumbuhan. Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman
dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat
untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di
lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti banjir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan
meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
2. Kebakaran Hutan
Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi secara alami maupun akibat
aktivitas pembukaan lahan oleh manusia, sangat merusak habitat satwa liar tersebut. bahkan tak jarang
satwa-satwa liar tersebut yang ikut mati terbakar.
3. Aktivitas Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu
tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi
buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para
pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang
peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu
penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak
spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah
wilayah lain yang lebih aman.
a. Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka
Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jaman nenek moyang kita. Namun
pada jaman itu nenek moyang kita berburu binatang untuk dikomsumsi. Berbeda dengan jaman
sekarang, berburu binatang liar tujuan utamanya tidak lagi untuk di komsumsi, tapi untuk di
ambil bagian tubuhnya untuk dibuat kerajinan seperti kerajinan kulit dan lain-lain. dan yang
lebih parah lagi ada juga yang berburu satwa liar hanya untuk hobi.
b. Perdanganya Satwa Liar / Satwa Langka
Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa liar khusunya satwa langka
telah mendorong meningkatnya aktivitas perdagangan satwa. Semakin langka satwa tersebut
maka harganya akan semakin mahal. Ini merupakan ancaman yang sangat serius bagi
kelestarian satwa liar terutama satwa-satwa yang sudah langka.
c. Pembalakan Hutan
Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar satwa liar, khusunya di
daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas pemalakan hutan (pembalakan liar) yan
terjadi, telah menggangu dan merusak serta menghilangkan habitat para satwa liar tersebut.
d. Pembangunan Pemukiman
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya lahan pemukiman yang
tersedia maka sebagai konsekuensinya hutanlah satu-satunya pilihan untuk disulap menjadi
pemukiman, dengan begitu satwa liar akan semakin tergusur dan terdesak dari habitatnya.

C. UPAYA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI


Menurunya biodiversitas menyebabkan semakin sedikit pula manfaat yang diperoleh manusia bahkan
bisa menjadi bencana bagi manusia. Upaya pelestarian sangat diperlukan untuk mencegahnya, tujuan
pelestarian melalui konservasi bertujuan:
- Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan
- Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan kerusakan habitat dan pemanfaatan yang tidak
terkendali

11
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
- Menyediakan plasma nutfah untuk mendukung pengembangan dan budidaya
Konservasi dapat dilakukan secara in situ dan ek situ.
1) konservasi in situ merupakan upaya yang dilakukan di habitat aslinya.

2) konservasi eks situ adalah usaha pelestarian dilakukan di luar habitat aslinya. Contohnya berupa
kebun binatang, kebun raya, taman safari, dan kebun koleksi.

RANGKUMAN
1. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi organisme pada 3 tingkatan yaitu gen,
spesies, dan ekosistem. Keanekaragaman hayati ditunjukan dengan adanya variasi mahkluk hidup
yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah, dan ciri lainnya.
2. Keanekaragaman gen disebabkan susunan gen yang menyebabkan tidak ada satu individu tidak
sama persis dan melahirkan ras-ras.
3. Keanekaragaman spesies menciptakan berbagai organisme/jenis yang beragam. Disebabkan
pebedaan gen dan habitat.
4. Keanekaragaman ekosistem ditentukan komunitas-komunitas penghuni suatu ekosistem.
Keberadaan spesies pada komunitas tersebut dipengaruhi faktor abiotiknya.
5. Indonesia adalah negara megabiodiversitas. Sebaran flora dan faunanya disebabkan faktor geografis
luas daratan dan perairan negeri.
6. wallace dan Weber memisahkan tipe fauna Indonesai menjadi 3 yaitu tipe Asiatis, peralihan, dan
Australis.
7. Kekayaan flora dan fauna Indonesia banyak bersifat lokal atau endemik/ hanya hidup dan dijumpai
pada satu wilayah saja.

12
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati
8. Kekayaan floran dan faunan bermanfaat untuk manusia dan keseimbangan alam.
9. Faktor alam dan kerakusan manusia menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.
10. upaya pelestarian (konservasi) harus dilakukan untuk menjamin ketersediaanya di alam.
Konservasi dapat dilakukan secara eks situ dan in situ.

DAFTAR PUSTAKA
Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Esis. Jakarta

Irnangtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan MIPA. Erlangga. Jakarta

Siti Sacharisa Ade Sami. 2015. Modul Pembelajaran berbasis Karlahut Riau untuk siswa SMA. Pusat
Studi Lingkungan Hidup Universitas Riau. Pekanbaru (tidak dipublikasikan).

http:// geographyeducation.wordpress.com

Kementerian Kehutanan Indonesia. 2008. Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018.
Jakarta. Kementan

13
Bahan Ajar Biologi Kelas X-SMA Dharma Loka
BAB II- Keanekaragaman Hayati

14

Anda mungkin juga menyukai