Semoga makalah kami ini dapat berguna untuk kita semua, sehingga
kita dapat mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan
keanekaragaman hayati.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….ii
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
1. Tingkat Keanekaragaman Hayati…………………………………….1
2. Tipe Ekosistem……………………………………………………………….2
3. Keanekaragaman Hayati Indonesia…………………………………4
4. Menghilangnya Keanekaragaman Hayati………………………..9
5. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati……………………11
6. Klasifikasi Makhluk Hidup………………………………………………14
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………iii
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………iv
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
Apa itu keanekaragaman hayati?
Apa saja tipe ekosistem?
Apa sajakah keanekaragaman hayati Indonesia?
Apa manfaat keanekaragaman hayati?
Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati?
Apa itu klasifikasi?
c. Tujuan
Siswa dapat mengubah sikap dan perilakunya untuk senantiasa
menjaga keanekaragaman hayati sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya.
Siswa dapat menunjukkan kepeduliannya terhadap kelestarian
keanekaragaman hayati
d. Manfaat
Untuk memahami lebih lanjut tentang keanekaragaman hayati yang
ada didunia ini.
Untuk menambah wawasan siswa tentang keanekaragaman hayati.
BAB II
PEMBAHASAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas(biodiversity) adalah variasi organism hidup pada tiga
tingkatan, yaitu tingkat gen, spesies dan ekosistem. Keanekaragaman hayati, menurut UU No. 5
tahun 1994 adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber termasuk
diantaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik lainnya.
a) Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terdiri dalam suatu jenis
atau spesies makhluk hidup. Contohnya buah durian ( Durio zibethinus) ada yang
berkulit tebal, berkulit tipis, berdaging buah tebal, berdaging buah tipis, berbiji besar
atau berbiji kecil. Buah pisang (Musa paradisiaca) memiliki ukuran, bentuk, warna,
tekstur dan rasa daging buah yang berbeda-beda.
Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen yang
terdapat di dalam kromosom yang dimilikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua
induknya melalui pewarisan sifat.
Peningkatan keanekaragaman gen dapat terjadi melalui hibridisasi (perkawinan silang)
antara organism satu spesies yang berbeda sifat atau melalui proses domestikasi
(budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh manusia). Contohnya hibridisasi tanaman
anggrek untuk mendapatkan bunga anggrek dengan warna beraneka ragam dan
hibridisasi berbagai tanaman atau hewan tertentu dengan spesies liar untuk
mendapatkan jenis yang tahan terhadap penyakit.
b) Keanekaragaman Jenis(Spesies)
c) Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem adalah variasi bentuk dan jenis bentang alam, daratan
maupun perairan, dimana tumbuhan, hewan dan organism yang lain saling berinteraksi.
Di dalam ekosistem interaksi antarorganisme ditentukan oleh komponen biotik
(berbagai jenis makhluk hidup) dan komponen abiotik (iklim, kelembapan, salinitas,
tingkat keasaman , kandungan mineral). Keanekaragaman ekosistem misalnya
ekosistem pantai, ekosistem sungai, ekosistem hutan bakau, ekosistem hutan hujan
tropis, ekosistem padang rumput dan ekosistem padang pasir.
B. Tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan,
yaitu:
a. Akuatik (air)
1) Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
2) Ekosistem Air Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
3) Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.[5] Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari
memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi
4) Ekosistem Pantai
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan
yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
5) Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air.
6) Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat
tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik
lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
7) Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
8) Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang
hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
b. Terestrial (darat)
1) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah
hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu
dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
2) Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun,
tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.
3) Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-
ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak
teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.
4) Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara
siang dan malam sangat besar.
5) Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya
adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat.
6) Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-
cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.
7) Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
8) Karst (batu gamping/gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk
pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang
rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst
mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem
lain.
c. Buatan
2. Penggunaan Pestisida
Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida yang
sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada kenyataannya
menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya.
3. Pencemaran
Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan penting.
Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga.
Tumbuhan atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan
membunuh tumbuhan dan hewan asli.
6. Penebangan
Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga
merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-tumbuhan
karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan akan menurunkan
plasma nutfah.
7. Seleksi
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh,
kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga gadung,
mangga manalagi, jambu bangkok. Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah
lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan
banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera, menyerang
lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan makanan mereka
semakin berkurang. Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot
dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa. Jika
serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan
petani.
9. Introduksi Spesies
Introduksi Spesies yaitu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah
memiliki spesies lokal.
Mikroorganisme tanah banyak yang mati akibat pencemaran dari limbah logam berat
perindustrian dan pertanian, tumbuhan dan organisme tanah di hutan rusak karena hujan
asam.
1. Penghijauan
3. Pemuliaan
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh,
kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga gadung,
mangga manalagi, jambu bangkok. Sebaliknya kita menghilangkan tanaman yang kita anggap
kurang unggul, misalnya mangga golek, nangka celeng.
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan pembiakan
secara in situ dan ex situ. Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya.
Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo. Pembiakan secara ex
situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan
aslinya. Misal penangkaran hewan di kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
Hutan merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Oleh sebab itu
kelestariannya harus dijaga. Untuk melindungi hutan perlu dilakukan tindakan, seperti :
b. Melakukan tebang pilih, artinya kalau kita memerlukan kayu, pohon yang akan ditebang
harus memenuhi syarat umur dan ukuran.
Pemerintah di bawah Menteri Kehutanan mempunyai suatu badan yang menangani daerah-
daerah perlindungan alam, yaitu PHDA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Di
Indonesia terdapat sekitar 350 daerah perlindungan alam yang tersebar di berbagai propinsi.
Daerah perlindungan alam tersebut digolongkan berdasarkan ukuran, keunikan, ekosistem, dan
fungsinya
Hutan Suaka Alam adalah hutan yang mempunyai fungsi sebagai pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta ekosistemnya, dan sebagai wilayah penyangga
kehidupan. Penyangga kehidupan artinya harus mampu memenuhi kebutuhan makhluk yang
hidup di dalamnya. Kawasan suaka alam dibagi menjadi dua wilayah, yaitu:
Cagar Alam, mempunyai ciri berupa tumbuhan, hewan, dan ekosistem tertentu yang perlu
dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, yang berlangsung secara
alami.
Mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan jenis hewan bagi ilmu
pengetahuan dan kebudayaan. Untuk kelangsungan hidupnya, dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya.
b. Hutan Pelestarian Alam
Hutan Pelestarian Alam merupakan hutan dengan ciri khas tertentu, fungsi utamanya untuk
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
hewan, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Hutan ini
terbagi atas wilayah, yaitu taman nasional , taman hutan raya, dan taman wisata alam.
Merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem wilayah. Sistem wilayah
ini terdiri atas wilayah inti dan wilayah lain yang dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan,
pariwisata, rekreasi, dan pendidikan. Contoh taman nasional yaitu taman nasional Gunung
Gede Pangrango di Pulau Jawa dan Taman Nasional Kerinci Seblat di Sumatra.
Merupakan kawasan pelestarian alam, terutama dimanfaatkan untuk koleksi tumbuhan atau
hewan; baik alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli. Taman hutannya dibuat untuk tujuan
ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Contoh taman
hutan raya, yaitu Kebun Raya Bogor di Jawa Barat
Merupakan hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan tumbuhan, hewan,
maupun keindahan alam yang mempunyai corak khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
rekreasi dan kebudayaan. Contoh taman wisata alam, antara lain Pulau Kembang di Kalimantan,
Danau Towuti, Danau Matano dan Mahalono di Sulawesi, Danau Lebu, dan Pulau Menipo di
Nusa Tenggara. Pemerintah juga menetapkan taman laut, sebagai wilayah lautan yang
mempunyai ciri khas berupa keindahan dan keunikan. Taman laut khusus digunakan sebagai
kawasan laut untuk dibina dan dipelihara guna perlindungan ekosistem laut, rekreasi,
pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan. Contohnya Taman Nasional Laut Bunaken, Taman
Wisata Laut di Sulawesi, Taman Wisata Laut Teluk Kupang, dan Taman Wisata Laut Teluk
Maumere di Nusa Tenggara.
Beberapa ahli yang pernah melakukan klasifikasi makhluk hidup, antara lain Aristoteles
(tahun 384-322 SM, mengklasifikasi hewan), Theophrastus (tahun 371-287 SM,
mengklasifikasi tumbuhan), Jhon Ray (tahun 1627-1705, mengklasifikasi tumbuhan
kedalam kelompok yang lebih kecil dan mengenalkan istilah spesies), Carolus Linnaeus
(tahun 1707-1778, mengemukakan pemberian nama ilmiah untuk setiap jenis
organisme), Ernst Haeckel (tahun 1834-1919, mengusulkan dikelompokanya Protista
kedalam kingdom tersendiri), Edouard Chatton (tahun 1883-1937, menguraikan
perbedaan prokariota dan eukariota), R.H. Whittaker (tahun 1920-1980), mengusulkan
klasifikasi 5 kingdom), dan Carl Woese (tahun 1928-2012, mengusulkan klasifikasi 6
kingdom).
klasifikasi system alamiah adalah klsifikasi untuk membentuk takson-takson yang bersifat
alamiah. Klasifikasi system alamiah dikemukakan pertama kali oleh Aristoteles. Aristoteles
mengelompokan organisme di bumi ini menjadi dua kingdom, yaitu hewan dan tumbuhan. Lalu
hewan dikelompokan lagi berdasarkan persamaan habitat dan perilakunya, sedangkan
tumbuhan dikelompokan berdasarkan ukuran dan strukturnya.
Klasifikasi system artificial adalah klasifikasi untuk tujuan praktis, misalnya berdasarkan
kegunaannya. Klasifikasi system artificial diperkenalkan pertama kali oleh seorang naturalis
berkebangsaan Swedia, Carl von Linne yang lebih dikenal dengan nama Carolus Linnaeus.
Mengemukakan makalah yang berjudul Systema Naturae pada tahun 1735. Dalam makalah
tersebut dikemukakan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan alat reproduksinya (bunga).
Kelompok mamalia dikelompokan berdasarkan keberadaan kelenjar susu (mammae).
Pada system filogentik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan
antarorganisme atau kelompok organism, yang dilihat dari persamaan ciri morfologi, struktur
anatomi, fisiologi dan etologi (perilaku). Klasifikasi system filogentik diperkenalkan sejak
munculnya teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859.
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi dengan jumlah anggota takson terbesar.
Organisme di kelompokan menjadi beberapa kingdom, antara lain kingdom Animalia (hewan),
kingdom Plantae (tumbuhan), kingdom Fungi (jamur), kingdom Monera (organisme uniseluler
tanpa nucleus) dan kingdom Protista (eukariotik yang memiliki jaringan sederhana).
Filum digunakan untuk takson hewan sedangkan divisi digunakan untuk takson tumbuhan.
Kingdom animalia dibagi menjadi beberapa filum, antara lain filum Chordata (memiliki
notokorda saat embrio), filum Echinodermata (hewan berkulit duri), dan filum
Plantyhelminthes (cacing pipih). Nama devisi pada tumbuhan menggunakan akhiran- phyta.
Contoh, kingdom Plantae dibagi menjadi tiga devisi, antara lain Bryophyta (tumbuhan lumut),
Pteridophyta (tumbuhan paku) dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji).
c. Classis (Kelas)
Berdasarkan persamaan cirri tertentu. Nama kelas tumbuhan menggunakan akhiran yang
berbeda-beda, antara lain : -edoneae (untuk tumbuhan berbiji tertutup), -opsida (untuk lumut),
-phyceae (untuk alga), dan lain –lain. Contohnya, divisi Angiospermae dibagi menjadi dua kelas,
yaitu Monocotyledoneae dan kelas Dicotyledoneae; divisi Bryophyta diklasifikasikan menjadi 3
kelas, yaitu Hepaticopsida (lumut hati), Antocheratopsida (lumut tanduk) dan Bryopsida (lumut
daun); dan filum Chrysopphyta (ganggang keemasan ) dikelompokan menjadi 3 kelas, yaitu
Xanthophyceae, Chrysophyceae, dan Bacillariophyceae.
d. Ordo (Bangsa)
Berdasarkan persamaan cirri tertentu yang lebih khusus. Nama ordo pada takson tumbuhan
biasanya menggunakan akhiran –ales. Sebagai contoh, kelas Dicotyledoneae dibagi menjadi
beberapa ordo, antara lain ordo Solanales, Cucurbitales, Malvales, Rosales, Artesales dan
Poales.
Family berasal dari bahasa latin familia. Nama family pada tumbuhan biasanya
menggunakan akhiran –aceae, misalnya family Solanaceae, Cucutbitaceae, Malavaceae,
Rosaceae, Asteraceae, dan Poaceae. Namun ada pula yang tidak memiliki akhiran kata –aceae ,
misalnya Compositae (nama lain Asteraceae) dan Graminae (nama lain Poaceae). Nama family
pada hewan yang neggunakan akhiran kata –idea, misalnya Homonidae (manusia), Felidae
(kucing) dan Canidae (anjing).
f. Genus (Marga)
Kaidah penulisan nama genus, yaitu huruf besar pada kata pertama dan dicetak miring atau
digaris bawahi. Contoh family Poaceae terdiri atas genus Zea (jagung), Saccharum (tebu),
Triticum (gandum) dan Oryza (padi-padian).
Spesies merupakan tingkatan takson paling dasar atau terendah. Anggota takson spesies
memiliki banyak persamaan cirri dan terdiri atas organisme yang bila melakukan perkawinan
secara alamiah dapat menghasilkan keturunan yang fertile (subur). Nama spesies terdiri atas
dua kata; kata pertama menunjukkan nama genusnya dan kata kedua menunjukkan nama
spesifiknya. Contoh pada genus Rosa terdapat spesies Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa alba,
Rosa gigantean, Rosa rugosa, dan Rosa dumalis.
Istilah varieas dan kultivar digunakan dalam spesies tumbuhan, sedangkan istilah ras
digunakan dalam spesies hewan. Varietas dapat diartikan secara botani dan agronomi.
Varietas secara botani adalah populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukkan
perbedaan cirri yang jelas. Penamaannya diatur oleh ICBN (international code of Botanical
Nomenclature). Penulisan varietas secara botani didahului dengan singkatan var dan nama
varietas dicetak miring atau digarisbawahi. Contoh Oryza sativa var indicia (padi) dan Zea mays
L. var tunicate (jagung).
Varietas secara agronomi adalah sekelompok tanaman yang memiliki satu atau lebih cirri
khas yang dapat dibedakan secara jelas dan cirri tersebut dapat dibedakan secara jelas dan
tersebut dapat dipertahankan bila dikembangkan secara vegetatif (aseksual) maupun secara
generatif (seksual). Varietas dalam agronomi dapat disebut juga kultivar. Istilah kultivar
diajukan oleh L.H. Bailey pada tahun 1923. Cara penamaan kultivar diatur oleh ICNCP
(International Code of Nomenclature for Cultivated Plants). Cara penulisan kultivar adalah
dengan member tanda petik dan tidak dicetak miring. Contoh Oryza sativa ‘Cisadane’ (padi);
kultivar pada spesies Rosa alba, antara lain Rosa alba ‘Mormors rose’, Rosa alba ‘Blush hip’ dan
Rosa alba ‘Clestial’
Pemberian nama ilmiah pada makhluk hidup bertujuan agar lebih mudah dikenali dan
menghindari kesalah pahaman. Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus memperkenalkan system
pemberian nama ilmiah untuk setiap jenis spesies dengan menggunakan system tata nama
ganda, yang disebut binominal nomenklatur. System tata nama binominal nomenklatur
mengikuti beberapa kaidah, yaitu
Klasifikasi dua kingdom dikemukakan oleh Aristoteles. Sistem klsifikasi ini membagi
organisme di bumi menjadi dua kelompok besar (kingdom), yaitu Plantae dan Animalia.
Klasifikasi tiga kingdom dikemukakan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1866, setelah
ditemukannya mikrosop cahaya untuj mengungkap adanya organisme uniseluler (bersel satu).
Sistem klasifikasi ini membagi organisme di bumi menjadi tiga kelompok besar, yaitu Protista,
Plantae, dan Animalia
Klasifikasi system lima kingdom dikemukakan oleh R.H. Whittaker pada tahun 1969. Dasar
klasifikasi yang digunakan, yaitu cirri struktur sel dan cara memperoleh makanannya. Jamur
dipisahkan dari kingdom Plantae, dengan alasan jamur tidak dapat membuat makanannya
sendiri. Oleh sebab itu, klasifikasi system lima kingdom terdiri atas Monera, Protista, Fungi,
Plantae, dan Animalia.
Klasifikasi enam kingdom dikemukakan oleh Carl Woese pada tahun1977, setelah
menemukan adanya perbedaan pada kelompok prokariota (tidak memiliki membrane inti sel)
berdasarkan perbandingan RNA ribosom dan urutan lengkap genom pada bakteri yang hidup.
Woese mengelompokkan prokariota menjadi dua kingdom, yaitu Archaebacteria dan
Eubacteria.
Klasifikasi enam kingdom terdiri atas Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan
Animalia
Klasifikasi delapan kingdom diajukan oleh Thomas Cavalier Simth pada tahun 1993
membagi kingdom tunggal Protista menjadi tiga kingdom, yaitu Archezoa, Protozoa, dan
Chromista. Dengan demikian terdapat kingdom makhluk hidup, yaitu Archaebcteria,
Eubacteria, Archezoa, Protozoa, Chromista, Fungi, Plantae dan Animalia.
Domain adalah tingkatan taksonomi di atas kingdom. System tiga domain dikemukakan
oleh Carl Woese dan beberapa ahli sistematika lainnya. Makhluk hidup dibagi menjadi tiga
domain, yaitu Archaea, Bacteria, dan Eukarya (Eukariota). Domain Eukariota terdiri atas
Archezoa, Euganozoa, Alveolata, Stramenopolia, Rhodophyta, Plantae, Fungi dan Animalia.
Bila di temukan suatu organisme baru atau yang belum dikenal, maka organisme perlu di
identifikasi. Dalam melakukan identifikasi diperlukan hal-hal berikut
Kunci Determinasi
Kunci determinasi dapat digunakan untuk mengetahui dan menentukan tingkatan takson
suatu makhluk hidup. Penentuan tingkatan takso didasarkan atas cirri-ciri morfologi yang
dimiliki oleh suatu makhluk hidup.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas merupakan variasi organisme hidup pada tiga
tingkatan, yaitu tingkat gen , spesies dan ekosistem. Menghilangnya keanekaragaman disuatu
wilayah disebabkan oleh beberapa fakto, yaitu hilangnya habitat, pencemaran tanah, udara, dan
air, perubahan iklim, eksploitasi secara berlebihan, adanya spesies pendatang, dan factor
industrialisasi dan lain-lain. Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan cirri tertentu yang dimilikinya.
b. Saran
1.) Sebagai manusia hendaknya kita melestarikan semua yang telah diciptakan oleh Sang
Pencipta.
2.) Adanya kesadaran diri individual untuk tidak mementingkan keegoisan diri masing-
masing.
3.) Sebagai makhluk tuhan yang beriman hendaknya kita mempergunakan sumber daya
hayati secara baik dan benar serta terus bersyukur atas karunianya.,
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Mengingat banyaknya
kekurangan yang kami miliki, baik dari segi isi, penyajian maupun tulisan itu sendiri. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan pendapat, saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi dan memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA