Anda di halaman 1dari 16

EKOLOGI

Keanekaragaman Hayati dan Habitat Mahluk Hidup Air

Dosen Pengampu : Rahayu winarni, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Andjani Indira Putri (P21345120010)


Farisya Puspita Pratama (P21345120024)
Kadhilla Mandala Putri (P21345120033)
Muhammad Dzaky Al Farhan (P21345120036)
Kelas :

1D3-A

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

TP 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, makalah yang berjudul
“Keanekaragamab Hayati dan Habitat Makhluk Hidup Air” ini telah selesai disusun
untuk memenuhi tugas Ekologi.

Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami meminta maaf dan
tentunya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami dan bagi para pembaca.
                                                                                                           

Jakarta, 4 April 2021

Kelompok 3

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUANN.....................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................5
1.2 Tujuan.....................................................................................................................5
1.2.1 Tujuan Umum.......................................................................................................5
1.2.2 Tujuan Khusus......................................................................................................5
1.3 Manfaat...................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1 Definisi Keanekaragaman Hayati...............................................................................6
2.2 Tingkat Keanekaragaman Hayati...............................................................................6
2.3 Manfaat Keanekaragaman Hayati............................................................................10
2.4 Definisi Habitat..........................................................................................................11
2.5 Fungsi Habitat............................................................................................................11
2.6 Habitat Makhluk Hidup Air......................................................................................12
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................15
Daftar Pustaka........................................................................................................................16

3
BAB 1 PENDAHULUANN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) merupakan


istilah yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan berbagai bentuk
variabilitas hewan, tumbuhan, serta jasad renik di alam. Dengan demikian
keanekaragamn hayati mencakup keragaman ekosistem (habitat), jenis (spesies) dan
genetik (varietas/ras).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk mengetahui keanekaragaman hayati dan habitat
mahluk hidup air

1.2.2 Tujuan Khusus


- Memahami tentang keanekaragaman hayati
- Memahami tentang habitat makhluk hidup

1.3 Manfaat
Mampu menjadi referensi dan bahan penggembangan serta dapat digunakan
sebagai informasi dan pembelajaran bagi institusi untuk pengembangan mutu dimasa
yang akan datang.

4
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati adalah meliputi keanekaragaman sumber daya hayati


dari tingkat gen, spesies dan ekosistem. Demikian arti keragaman hayati menurut
Convention on Biological Diversity (1993). Keanekaragaman hayati adalah
ketersediaan keanekaragaman sumber daya hayati. Sumber daya hayati tersebut
berupa jenis maupun kekayaan plasma nutfah (keanekaragaman genetik),
keanekaragaman antar jenis, keanekaragaman ekosistem (Sudarsono, 2005).
Dengan demikian, secara sederhana, keragaman hayati merujuk kepada
berbagai jenis kehidupan biologis di bumi. Jumlah spesies tumbuhan, satwa liar,
hewan, mikro organisme, keragaman genetik dalam suatu spesies. Termasuk juga
keragaman ekosistem di bumi seperti padang pasir, hutan hujan, terumbu karang.
Semuanya adalah bagian dari keragaman biologis bumi.

2.2 Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada tingkat gen, tingkat jenis, dan
tingkat ekosistem yang dijumpai di permukaan bumi

5
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keragaman hayati
tingkat gen.
Merupakan variasi
genetik dalam satu
spesies, baik di antara
populasi terpisah
secara geografis
maupun di antara
individu dalam satu
populasi. Individu
dalam satu populasi
memiliki perbedaan
genetik antara satu dengan lainnya. Tingkat keragaman gen timbul karena setiap
individu mempunyai bentuk-bentuk gen yang khas. Variasi genetik bertambah ketika
keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari induknya melalui
rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi seksual. Proses inilah yang
meningkatkan potensi variasi genetik dengan mengatur ulang alela secara acak
sehingga timbul kombinasi yang berbeda-beda (Indrawan, 2007: 15-25).
Biodiversitas pada tingkatan ini menyebabkan variasi antar individu dalam
satau spesies. Contoh dari biodiversitas pada tingkat gen ini misalnya perbedaan
antara varietas padi, varietas padi ini sangat bermacam-macam misalnya varietas
rojolele, cianjur, IPB 3S, IR, dan kapuas. Tanaman mangga pun memiliki
biodiversitas gen yang cukup mencolok, misalnya terdapat mangga (Mangifera
indica) varietas harum manis, bali, gadung, dan si manalagi. Manusia pun merupakan
contoh biodiversitas gen yang paling mencolok. Manusia meskipun merupakan
spesies yang sama yaitu Homo sapiens, tetapi manusia memiliki bentuk yang sangat
berbeda dengan manusia lainnya.
Biodiversitas ini terjadi akibat adanya variasi gen yang berbeda pada setiap
individu sejenis. Gen sendiri adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang
mengendalikan sifat organisme. Gen ini menyebabkan adanya suatu variasi yang
nampak (fenotipe) dan variasi yang tidak nampak (genotipe). Susunan gen ini pada
setiap makhluk hidup akan berbeda karena gen merupakan hasil dari campuran gen
betina dan gen jantan ketika dalam proses perkawinan.

6
2. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem

Keragaman hayati tingkat


ekosistem merupakan komunitas
biologi yang berbeda serta
asosiasinya dengan lingkungan fisik
masing-masing (Indrawan, 2007:
15).

Semua makhluk hidup


berinteraksi dengan lingkungannya,
baik itu faktor biotik maupun faktor
abiotik. Faktor biotik merupakan
bagian-bagian dalam ekosistem yang merupakan makhluk-makhluk hidup misalnya
tumbuhan, sedangkan faktor abiotik merupakan bagian dalam ekosistem yang tidak
hidup misalnya iklim, cahaya, air, tanah, tingkat keasaman tanah, dan kandungan
mineral dalam tanah.

Faktor biotik maupun faktor abiotik ini sangat beragam, oleh sebab itu
ekosistem yang tersusun atas dua faktor tersebut pun memiliki perbedaan antar
ekosistem satu dengan ekosistem lainnya.

Berbagai jenis ekosistem ini di antaranya :

1. Ekosistem Lumut

Ekosistem lumut merupakan ekosistem yang mayoritas lingkungannya


ditumbuhi oleh tumbuhan lumut. Biasanya ekosistem ini terdapat di daerah yang
bertemperatur rendah, seperti di puncak gunung, perbukitan, dan di daerah dekat
kutub. Hewan yang berada di ekosistem ini biasanya adalah hewan yang berbulu tebal
dan toleran terhadap suhu yang dingin.

2. Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem hutan berdaun jarum berada di daerah sub tropis. Ekosistem ini
biasanya tumbuh pada suhu yang relatif rendah.

3. Ekosistem Hutan Hujan Tropis

7
Ekosistem ini terdapat di daerah tropis dengan ciri khas utama tumbuhan yang
beranekaragam. Ekosistem ini biasanya memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
besar. Indonesia yang memiliki ekosistem jenis ini dikenal sebagai negara
megabiodiversity karena memiliki jutaan spesies makhluk hidup.

4. Ekosistem Padang Rumput

Ekosistem ini didominasi oleh rerumputan dan terdapat di daerah yang


memiliki iklim yang cukup kering. Ekosistem ini misalnya terdapat di hutan-hutan
Afrika.

5. Ekosistem Padang Pasir

Ciri utama dari ekosistem ini adalah adanya tumbuhan kaktus yang hanya
membutuhkan sedikit air untuk hidup. Hewan yang ada di sini antara lain reptil,
mamalia kecil, dan berbagai jenis burung.

6. Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai didominasi oleh hewan-hewan seperti kepiting, serangga,


dan burung-burung pantai.

3. Keanekaragaman hayati tingkat spesies

Keanekaragaman spesies
mencakup seluruh spesies yang
ditemukan di bumi, baik tumbuhan,
satwa liar. Termasuk pula bakteri dan
protista serta spesies dari kingdom
bersel banyak seperti tumbuhan, jamur,
hewan. Spesies dapat diartikan sebagai
sekelompok individu yang
menunjukkan beberapa karakteristik
penting yang berbeda dibandingkan
kelompok lain. Karakteristik tersebut
dapat berupa morfologi, fisiologi atau biokimia. Definisi spesies secara morfologis ini
paling banyak digunakan oleh ahli taksonomi. Mereka mengkhususkan diri untuk
mengklasifikasikan dan mengidentifikasi spesimen yang belum diketahui (Indrawan,
2007: 16-18).

8
Individu yang satu dengan individu yang lainnya memiliki persamaan dan
perbedaan. Makin banyak persamaannya atau makin sedikit perbedaannya, makin
dekat kekerabatannya, dan sebaliknya. Untuk melihat jauh dekatnya kekerabatan
suatu organisme satu dengan organisme lainnya, para hali membuat sistem
pengelompokan-pengelompokan atau klasifikasi yang disebut tingkatan takson. Ilmu
yang khusus mempelajari pengelompokan atau klasifikasi organisme ini disebut
Taksonomi.
Pembagian kelompok takson dari kelompok besar sampai ke kelompok yang lebih
khusus atau tingkat jenis, secara garis besar dan berurutan: Kindom - Divisi – Kelas
– Bangsa – Suku – Marga – Jenis
Setiap takson diberi nama ilmiah tertentu. Sistem penamaan takson untuk
klasifikasi tumbuhan lebih teratur daripada klasifikasi hewan, karena setiap nama
golongannya memiliki akhiran tertentu sebagaimana disebutkan pada bagan di bawah
ini. Perbedaan nama ilmiah untuk setiap takson adalah didasarkan kepada banyak
sedikitnya karakter persamaan dan perbedaan dalam identifikasi dan deskripsi dari
organisme itu. Karakter organisme mencakup warna, bentuk, tekstur, alat reproduksi,
dan ciri lainnya. Untuk keseragaman nama ilmiah adalah menggunakan bahasa Latin
atau Greek (Yunani Kuno) yang di-Latin-kan. Untuk nama ilmiah (terminologi)
dalam suatu takson mengandung makna/arti yang berkaitan dengan tanda-tanda
khasnya (ciri morfologi, kandungan zat, asal geografi, sifat hidup, habitus, umur, dan
sebagainya).

2.3 Manfaat Keanekaragaman Hayati

Manfaat keanekaragaman hayati sangat vital dalam sejarah peradaban


manusia. Bahkan sangat menentukan pola peradaban manusia. Hal ini tercermin dari
kenyataan bahwa manusia, sejak sejarah penciptaan keberadaannya di bumi, tidak
dapat hidup tanpa sumber daya hayati. Bahkan sangat bergantung kepada
pemanfaatan berbagai jenis sumber daya alam. Bagaimana manusia mengambil
manfaat tumbuhan dan satwa liar bagi manusia menunjukkan ketergantungan
tersebut. Baik secara langsung atau tidak langsung.
Manfaat keragaman hayati bagi manusia dan lingkungan antara lain yaitu:

1. Meningkatkan produktivitas ekosistem di mana masing-masing spesies. Tidak


peduli seberapa kecil, semua memiliki peran penting dalam ekosistem tersebut.
Sebagai contoh, banyaknya jumlah spesies tanaman berarti memiliki banyak
potensi obat-obatan, mengurangi dampak perubahan iklim, sumber makanan.

9
2. Keanekaragaman spesies yang besar menjamin keberlanjutan alam untuk
mendukung semua bentuk kehidupan ekosistem. Berperan pula menurunkan
resiko berbagai bencana alam seperti pohon bakau dalam mencegah abrasi,
tsunami.
3. Ekosistem hutan hujan Indonesia kaya akan keragaman spesies. Hilangnya hutan
bakau juga akan berdampak negatif karena itu sama saja dengan menghilangkan
manfaat hutan bakau.
4. Terkelolalnya sumber daya alam dengan baik akan meningkatkan manfaat alam
bagi kesehatan manusia.
5. Keragaman hayati yang baik menyediakan sejumlah layanan jasa lingkungan
alam bagi manusia. Hal ini meliputi perlindungan sumber daya air, perlindungan
tanah dari longsor dan banjir, penyimpanan nutrisi (unsur hara). Sumber daya
hayati juga berperan menyerap zat pencemar lingkungan seperti CO2, menjaga
stabilitas iklim, menjaga keseimbangan ekosistem. Ia juga menyediakan makanan,
sumber obat dan obat farmasi (tanaman obat), tanaman hias, pemijahan sumber
daya ikan, penelitian, pendidikan, wisata alam. Semua ini diperoleh secara gratis
dari alam.

2.4 Definisi Habitat

Menurut Morrison, habitat bisa didefinisikan sebagai sumber daya serta


kondisi yang terdapat di suatu kawasan dan di tempati oleh suatu spesies. Definisi
habitat menurut Alikodra yaitu kawasan yang terdiri atas komponen biotik dan
abiotik serta merupakan kesatuan untuk digunakan sebagai tempat hidup juga
berkembang biak satwa liar. Serta menurut Dasman habitat adalah sistem yang
tercipta dari interaksi antar komponen biotik dan komponen fisik, dan dapat
dikendalikan kehidupan satwa yang hidup di dalamnya.
Secara umum, habitat merupakan tempat di mana makhluk hidup atau
organisme tinggal. Di dalam sebuah habitat bisa dikatakan sebagai tempat
bertemunya berbagai macam kondisi lingkungan terutama bagi makhluk hidup untuk
bertahan hidup. Contohnya berupa binatang, pasti mereka membutuhkan tempat
untuk mencari makan, bertemu dengan pasangannya serta berkembang biak. Bagi
tanaman, habitat berarti suatu tempat yang memiliki perpaduan cahaya matahari, air,
udara serta tanah dalam kondisi tepat.

10
2.5 Fungsi Habitat

Habitat memiliki fungsi utama sebagai tempat tinggal makhluk hidup atau
organisme tertentu. Selain itu juga ada beberapa peran dan fungsi habitat lainnya bagi
makhluk hidup.

 Sebagai tempat untuk hidup bagi makhluk hidup


 Sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembang spesies tertentu
 Sebagai tempat perlindungan spesies untuk bertahan hidup
 Sebagai tempat berkembang biak makhluk hidup
 Sebagai tempat berkumpul dengan spesies sejenis

2.6 Habitat Makhluk Hidup Air

1. Habitat Air Laut


Habitat laut (oseanik) ditandai oleh
salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion
CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik,
karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan
suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut
daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balik.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut :
 Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
 Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari
sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
 Batial merupakandaerah yang dalamnyaberkisarantara 200-2500 m.

11
 Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-
10.000 m).

Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut


semakin ketengah, laut dibedakan sebagai berikut :

 Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar


200 m.
 Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-
1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
 Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m.
Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
 Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak
terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini.
 Hadalpelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari
6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi
dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan
cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang
secara aktif.

2. Habitat Air Tawar


Ciri-ciri habitat air tawar antara lain
variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah
jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan
biji. Hampir semua filum hewan terdapat
dalam air tawar. Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai
berikut.

12
Adaptasi tumbuhan

Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat
seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum
dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang
hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan
atau isotonis.

Adaptasi hewan
Habitat air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di
ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis
melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya
melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan
hidup.

3. Habitat Pantai
Habitat pantai letaknya berbatasan dengan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Habitat pantai dipengaruhi oleh siklus harian
pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga
dapat melekat erat di substrat keras. Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting
dan burung pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah
ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora
dan karnivora, kepiting, landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil. Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragaman
vertebrata dan ikan serta rumput laut.

13
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keanekaragaman hayati adalah meliputi keanekaragaman sumber daya hayati


dari tingkat gen, spesies dan ekosistem. Dengan demikian, secara sederhana,
keragaman hayati merujuk kepada berbagai jenis kehidupan biologis di bumi. Jumlah
spesies tumbuhan, satwa liar, hewan, mikro organisme, keragaman genetik dalam
suatu spesies. Secara umum, habitat merupakan tempat di mana makhluk hidup atau
organisme tinggal. Di dalam sebuah habitat bisa dikatakan sebagai tempat
bertemunya berbagai macam kondisi lingkungan terutama bagi makhluk hidup untuk
bertahan hidup. Habitat makhluk hidup air terdiri atas habitat air laut, air tawar, dan
pantai.
Secara umum, habitat merupakan tempat di mana makhluk hidup atau
organisme tinggal. Di dalam sebuah habitat bisa dikatakan sebagai tempat
bertemunya berbagai macam kondisi lingkungan terutama bagi makhluk hidup untuk
bertahan hidup. Contohnya berupa binatang, pasti mereka membutuhkan tempat
untuk mencari makan, bertemu dengan pasangannya serta berkembang biak. Bagi
tanaman, habitat berarti suatu tempat yang memiliki perpaduan cahaya matahari, air,
udara serta tanah dalam kondisi tepat. Makhluk hidup yang tinggal disuatu habitat
tidak lepas dengan situasi kondisi suhu/iklim yang berada didalamnya, jika habitat
yang ad aitu bersih, asri, dan cocok untuk ditempati makhluk hidup, maka ekosistem
dari keanekaragamaan akan berkembang dengan baik. Namun, sebaliknya jika
kondisi tidak terjaga maka homoestitas akan terganggu.

14
Daftar Pustaka

Ekosistem : Pengertian, Komponen, dan Macam. [Artikel]. [diakses pada 4


April 2021]. Tersedia pada : https://www.gramedia.com/literasi/ekosistem/
Keanekaragaman Hayat: Modul 1 keanekaragaman Hayati. [Internet].
[diakses pada 4 April 2021]. Tersedia pada :
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195305221980021-
SUROSO_ADI_YUDIANTO/Modul/MODUL1_KEANEKARAGAMAN_HAYATI
.pdf
Keanekaragaman Hayati: Pengertian, Tingkatan, dan Klasifikasi. [Internet].
[diakses pada 4 April 2021]. Tersedia pada : https://foresteract.com/keanekaragaman-
hayati/5/
Keanekaragaman Hayati: Pengertian, Tingkatan, Manfaat, Contoh &
Pelestariannya. [Internet]. [diakses pada 4 April 2021]. Tersedia pada :
https://lingkunganhidup.co/pengertian-keanekaragaman-hayati/
Pengertian Habitat dan Klasifikasinya serta Fungsinya. [Artikel]. [diakses
pada 4 April 2021]. Tersedia pada : https://ilmugeografi.com/biogeografi/habitat
Zaky, Sains. Pengertian Habitat Beserta Fungsi, Macam-Macam, dan
Contohnya. [Artikel]. [diakses pada 4 April 2021]. Tersedia pada :
https://www.seluncur.id/pengertian-habitat/

15
16

Anda mungkin juga menyukai