Disusun Oleh :
Kelompok 6
1D3-A
TP 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, makalah yang berjudul
“Keanekaragamab Hayati dan Habitat Makhluk Hidup Air” ini telah selesai disusun
untuk memenuhi tugas Ekologi.
Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami meminta maaf dan
tentunya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami dan bagi para pembaca.
Kelompok 3
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUANN.....................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................5
1.2 Tujuan.....................................................................................................................5
1.2.1 Tujuan Umum.......................................................................................................5
1.2.2 Tujuan Khusus......................................................................................................5
1.3 Manfaat...................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1 Definisi Keanekaragaman Hayati...............................................................................6
2.2 Tingkat Keanekaragaman Hayati...............................................................................6
2.3 Manfaat Keanekaragaman Hayati............................................................................10
2.4 Definisi Habitat..........................................................................................................11
2.5 Fungsi Habitat............................................................................................................11
2.6 Habitat Makhluk Hidup Air......................................................................................12
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................15
Daftar Pustaka........................................................................................................................16
3
BAB 1 PENDAHULUANN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk mengetahui keanekaragaman hayati dan habitat
mahluk hidup air
1.3 Manfaat
Mampu menjadi referensi dan bahan penggembangan serta dapat digunakan
sebagai informasi dan pembelajaran bagi institusi untuk pengembangan mutu dimasa
yang akan datang.
4
BAB 2 PEMBAHASAN
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada tingkat gen, tingkat jenis, dan
tingkat ekosistem yang dijumpai di permukaan bumi
5
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keragaman hayati
tingkat gen.
Merupakan variasi
genetik dalam satu
spesies, baik di antara
populasi terpisah
secara geografis
maupun di antara
individu dalam satu
populasi. Individu
dalam satu populasi
memiliki perbedaan
genetik antara satu dengan lainnya. Tingkat keragaman gen timbul karena setiap
individu mempunyai bentuk-bentuk gen yang khas. Variasi genetik bertambah ketika
keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari induknya melalui
rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi seksual. Proses inilah yang
meningkatkan potensi variasi genetik dengan mengatur ulang alela secara acak
sehingga timbul kombinasi yang berbeda-beda (Indrawan, 2007: 15-25).
Biodiversitas pada tingkatan ini menyebabkan variasi antar individu dalam
satau spesies. Contoh dari biodiversitas pada tingkat gen ini misalnya perbedaan
antara varietas padi, varietas padi ini sangat bermacam-macam misalnya varietas
rojolele, cianjur, IPB 3S, IR, dan kapuas. Tanaman mangga pun memiliki
biodiversitas gen yang cukup mencolok, misalnya terdapat mangga (Mangifera
indica) varietas harum manis, bali, gadung, dan si manalagi. Manusia pun merupakan
contoh biodiversitas gen yang paling mencolok. Manusia meskipun merupakan
spesies yang sama yaitu Homo sapiens, tetapi manusia memiliki bentuk yang sangat
berbeda dengan manusia lainnya.
Biodiversitas ini terjadi akibat adanya variasi gen yang berbeda pada setiap
individu sejenis. Gen sendiri adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang
mengendalikan sifat organisme. Gen ini menyebabkan adanya suatu variasi yang
nampak (fenotipe) dan variasi yang tidak nampak (genotipe). Susunan gen ini pada
setiap makhluk hidup akan berbeda karena gen merupakan hasil dari campuran gen
betina dan gen jantan ketika dalam proses perkawinan.
6
2. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem
Faktor biotik maupun faktor abiotik ini sangat beragam, oleh sebab itu
ekosistem yang tersusun atas dua faktor tersebut pun memiliki perbedaan antar
ekosistem satu dengan ekosistem lainnya.
1. Ekosistem Lumut
Ekosistem hutan berdaun jarum berada di daerah sub tropis. Ekosistem ini
biasanya tumbuh pada suhu yang relatif rendah.
7
Ekosistem ini terdapat di daerah tropis dengan ciri khas utama tumbuhan yang
beranekaragam. Ekosistem ini biasanya memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
besar. Indonesia yang memiliki ekosistem jenis ini dikenal sebagai negara
megabiodiversity karena memiliki jutaan spesies makhluk hidup.
Ciri utama dari ekosistem ini adalah adanya tumbuhan kaktus yang hanya
membutuhkan sedikit air untuk hidup. Hewan yang ada di sini antara lain reptil,
mamalia kecil, dan berbagai jenis burung.
6. Ekosistem Pantai
Keanekaragaman spesies
mencakup seluruh spesies yang
ditemukan di bumi, baik tumbuhan,
satwa liar. Termasuk pula bakteri dan
protista serta spesies dari kingdom
bersel banyak seperti tumbuhan, jamur,
hewan. Spesies dapat diartikan sebagai
sekelompok individu yang
menunjukkan beberapa karakteristik
penting yang berbeda dibandingkan
kelompok lain. Karakteristik tersebut
dapat berupa morfologi, fisiologi atau biokimia. Definisi spesies secara morfologis ini
paling banyak digunakan oleh ahli taksonomi. Mereka mengkhususkan diri untuk
mengklasifikasikan dan mengidentifikasi spesimen yang belum diketahui (Indrawan,
2007: 16-18).
8
Individu yang satu dengan individu yang lainnya memiliki persamaan dan
perbedaan. Makin banyak persamaannya atau makin sedikit perbedaannya, makin
dekat kekerabatannya, dan sebaliknya. Untuk melihat jauh dekatnya kekerabatan
suatu organisme satu dengan organisme lainnya, para hali membuat sistem
pengelompokan-pengelompokan atau klasifikasi yang disebut tingkatan takson. Ilmu
yang khusus mempelajari pengelompokan atau klasifikasi organisme ini disebut
Taksonomi.
Pembagian kelompok takson dari kelompok besar sampai ke kelompok yang lebih
khusus atau tingkat jenis, secara garis besar dan berurutan: Kindom - Divisi – Kelas
– Bangsa – Suku – Marga – Jenis
Setiap takson diberi nama ilmiah tertentu. Sistem penamaan takson untuk
klasifikasi tumbuhan lebih teratur daripada klasifikasi hewan, karena setiap nama
golongannya memiliki akhiran tertentu sebagaimana disebutkan pada bagan di bawah
ini. Perbedaan nama ilmiah untuk setiap takson adalah didasarkan kepada banyak
sedikitnya karakter persamaan dan perbedaan dalam identifikasi dan deskripsi dari
organisme itu. Karakter organisme mencakup warna, bentuk, tekstur, alat reproduksi,
dan ciri lainnya. Untuk keseragaman nama ilmiah adalah menggunakan bahasa Latin
atau Greek (Yunani Kuno) yang di-Latin-kan. Untuk nama ilmiah (terminologi)
dalam suatu takson mengandung makna/arti yang berkaitan dengan tanda-tanda
khasnya (ciri morfologi, kandungan zat, asal geografi, sifat hidup, habitus, umur, dan
sebagainya).
9
2. Keanekaragaman spesies yang besar menjamin keberlanjutan alam untuk
mendukung semua bentuk kehidupan ekosistem. Berperan pula menurunkan
resiko berbagai bencana alam seperti pohon bakau dalam mencegah abrasi,
tsunami.
3. Ekosistem hutan hujan Indonesia kaya akan keragaman spesies. Hilangnya hutan
bakau juga akan berdampak negatif karena itu sama saja dengan menghilangkan
manfaat hutan bakau.
4. Terkelolalnya sumber daya alam dengan baik akan meningkatkan manfaat alam
bagi kesehatan manusia.
5. Keragaman hayati yang baik menyediakan sejumlah layanan jasa lingkungan
alam bagi manusia. Hal ini meliputi perlindungan sumber daya air, perlindungan
tanah dari longsor dan banjir, penyimpanan nutrisi (unsur hara). Sumber daya
hayati juga berperan menyerap zat pencemar lingkungan seperti CO2, menjaga
stabilitas iklim, menjaga keseimbangan ekosistem. Ia juga menyediakan makanan,
sumber obat dan obat farmasi (tanaman obat), tanaman hias, pemijahan sumber
daya ikan, penelitian, pendidikan, wisata alam. Semua ini diperoleh secara gratis
dari alam.
10
2.5 Fungsi Habitat
Habitat memiliki fungsi utama sebagai tempat tinggal makhluk hidup atau
organisme tertentu. Selain itu juga ada beberapa peran dan fungsi habitat lainnya bagi
makhluk hidup.
11
Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-
10.000 m).
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi
dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan
cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang
secara aktif.
12
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat
seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum
dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang
hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan
atau isotonis.
Adaptasi hewan
Habitat air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di
ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis
melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya
melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan
hidup.
3. Habitat Pantai
Habitat pantai letaknya berbatasan dengan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Habitat pantai dipengaruhi oleh siklus harian
pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga
dapat melekat erat di substrat keras. Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting
dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah
ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora
dan karnivora, kepiting, landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil. Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragaman
vertebrata dan ikan serta rumput laut.
13
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
Daftar Pustaka
15
16