AJARAN
2016/2017
REPORT THIS AD
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, dan karena izin-
Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas Biologi mengenai Keanekaragaman Hayati. Tak lupa shalawat
serta salam kepada Rasul akhir zaman, panutan dalam segala hal, Nabi Muhammad SAW. Pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang ikut berperan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih dalam
tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam makalah ini, kami
sangat mengarapkan kritik dan saran untuk kami lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk kita
semua.
REPORT THIS AD
Penulis
Iswandi
DAFTAR ISI
Halaman
1. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2
3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………. 2
REPORT THIS AD
1. Kesimpulan………………………………………………………………… 17
2. Saran…………………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA
REPORT THIS AD
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
REPORT THIS AD
Sejak kehidupan dimulai di bumi, lima kepunahan massal besar dan peristiwa kecil telah menyebabkan
beberapa tetes besar dan mendadak dalam keanekaragaman hayati. Para eon Fanerozoikum
(https://id.wikipedia.org/wiki/Fanerozoikum) (yang 540 juta tahun terakhir) ditandai pertumbuhan
yang cepat dalam keanekaragaman hayati melalui ledakan-Kambrium sebuah periode di mana
mayoritas filum (https://id.wikipedia.org/wiki/Filum) multiseluler pertama muncul. 400 juta tahun ke
depan termasuk diulang, kerugian besar keanekaragaman hayati diklasifikasikan sebagai kepunahan
massal. Dalam Karbon, (https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_%28periode%29) kolaps hutan hujan
menyebabkan kerugian besar dari kehidupan tanaman dan hewan. Peristiwa kepunahan Permian-Trias,
251 juta tahun lalu, adalah yang terburuk;. Pemulihan vertebrata butuh waktu 30 juta tahun. Yang paling
terakhir, peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogen, terjadi 65 juta tahun lalu, dan sering menarik
perhatian lebih dari yang lain karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus
(https://id.wikipedia.org/wiki/Dinosaurus) s.
Periode sejak munculnya manusia telah menunjukkan pengurangan keanekaragaman hayati yang
sedang berlangsung dan kerugian atas keragaman genetik.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_genetik) Dinamakan kepunahan Holocene,
pengurangan ini disebabkan terutama oleh dampak manusia, terutama kerusakan habitat. Sebaliknya,
keanekaragaman hayati dampak kesehatan manusia dalam berbagai cara, baik secara positif maupun
negatif.
REPORT THIS AD
B. Rumusan Masalah
Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang keanekaragaman hayati.
Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :
REPORT THIS AD
C.Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menurut UU No. 5 Tahun 1994, “keanekaragamana hayati adalah keanekaragaman diantara mahluk
hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta
kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem.”
2. Menurut Soerjani (1996), “keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu spesies dan genetik di
mana mahluk hidup tersebut berada.”
3. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik
dalam satu spesies baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara
individu-individu dalam satu populasi.”
4. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang
ditemukan di bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak
(tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat diartikan sebagai
sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik penting berbeda dari kelompok-
kelompok lain baik secara morfologi, fisiologi atau biokimia.”
5. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman ekosistem merupakan komunitas biologi
yang berbeda serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing masing.”
6. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan
kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah. Keanekaragaman makhluk
hidup ini merupakan kekayaan bumi yang meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan semua
gen yang terkandung di dalamnya, serta ekosistem yang dibangunnya.
REPORT THIS AD
Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan Keanekaragaman ekosistem.
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau spesies
mahluk hidup. Contohnya, buah durian (Durio ziberhinus) ada yang berkulit tebal, berkulit tipis,
berdaging buah tebal, berdaging buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil. Sementara keanekaragaman
genetik pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada kucing (Felis silvestris catus) ada yang
berwarna hitam, putih, abu-abu, dan cokelat.
Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen yang terdapat di dalam
kromosom yang di milikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua induknya dari pewarisan sifat.
Namun demikian, ekspresi gen suatu organisme juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat
hidupnya.
Peningkatan keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi atau perkawinan silang antara
organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses domestikasi atau budidaya hewan atau
tumbuhan liar oleh manusia. Dengan hibridisasi akan diperoleh sifat genetik baru dari organisme-
organisme pada satu spesies. Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies disebut varietas
atau ras.
REPORT THIS AD
Keanekaragaman jenis atau spesies adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada komunitas atau
kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat. Contohnya disuatu halaman terdapat pohon
mangga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati, cempaka, jahe, kunyit, burung, kumbang, lebah,
semut, kupu-kupuu, dan cacing.
REPORT THIS AD
Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen biotik lainnya dan juga
dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup. Jadi, interaksi antar organisme didalam ekosistem
ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang menyusunnya.Komponen biotik sangat
beranekaragam dan komponen abiotik berbeda kulitas dan kuantitasnya, perbedaan komponen-
komponen penyusun tersebut mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan
ekosistem yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan
akan menyusun ekosistem yang berbeda.
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara garis besar
ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut.
Bioma Gurun
REPORT THIS AD
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
Karakteristik dari bioma ini yaitu curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun. Perbedaan suhu siang hari
dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C). Vegetasi di
daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai tanaman xerofit. Hewan yang
menghuni daerah gurun umumnya adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal. Contoh bioma
gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika.Ciri-ciri bioma padang
rumput yaitu curah hujan 25 – 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Vegetasi yang
mendominasi adalah rerumputan. Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar,
ular, rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia,
Afrika Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).
REPORT THIS AD
Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa Rica, dan
Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis
tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi,
serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas
adalah kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan tumbuhan epifit yaitu
tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan
hujan tropik adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa dan hewan
yang bersifat nokturnal.
Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika Timur.
Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun. Mempunyai 4 musim: musim panas, musim
dingin, musim gugur dan musim semi. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma
hutan tropis. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, yang selalu menggugurkan daunnya pada
musim gugur. Hewan-hewan yang umum adalah rusa, beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk, dan
serangga.
Bioma Taiga
REPORT THIS AD
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, misalnya di Rusia dan
Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer (pohon spruce, alder, dan birch), pinus,
dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain moose, beruang hitam,
ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Bioma Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kutub_utara) dan terdapat di puncak
(http://id.wikipedia.org/wiki/Puncak)-puncak gunung tinggi. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu
tertutup salju. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Tumbuhan yang ada terutama adalah
lumut Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Hewan-hewan yang ada
adalah beruang kutub, burung, nyamuk, lalat hitam, serigala kutub, reinder, dan caribou bull (sebangsa
rusa).
Bioma Karst
REPORT THIS AD
Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki kemampuan menyerap panas
dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu besar. Berdasarkan ada tidaknya arus,
ekosistem air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir) misalnya danau, kolam,
rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan
perairan tawar meliputi tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita) serta tumbuhan yang
berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng
gondok. Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik misalnya ganggang biru, ganggang hijau,
dan diatomae. Hewan yang menghuni air tawar adalah udang-udangan, ikan, dan serangga.
Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air laut kurang terpengaruh oleh
perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut adalah mempunyai kadar garam yang tinggi. Kadar garam
rata-rata air laut adalah 35 ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih tinggi
daripada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut memiliki pola adaptasi terhadap tekanan
osmosis sir laut yang tinggi dengan cara yang berlawanan dengan organisme air tawar.
Ekosistem Estuari
REPORT THIS AD
Estuari (muara) merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara sungai dan laut atau disebut
muara sungai. Muara sungai disebut pantai lumpur.
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut. Vegetasi
didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut. Beberapa organisme laut melakukan
perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang
dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien
dari sungai memperkaya daerah estuari.
Ekosistem Pantai
Ekosistem Sungai
REPORT THIS AD
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan
oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komposisi komunitas
hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai ikan air tawar.
Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan
ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang batu clan
organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat
ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan
menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.Hewan-hewan yang hidup di karang
memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan
ikan hidup di antara karang clan ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa
bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
REPORT THIS AD
Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini berda pada kedalaman 76000 m dari permukaan laut.
Sehingga tidak ada lagi cahaya matahari, oleh karena itu produsen utama di ekosistem ini merupakan
organisme kemoautrotof. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya
(bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di
lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
1. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem
buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh
manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
Bendungan (http://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan).
Hutan tanaman produksi (http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi) seperti jati
(http://id.wikipedia.org/wiki/Jati) dan pinus (http://id.wikipedia.org/wiki/Pinus).
Agroekosistem (http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Agroekosistem&action=edit&redlink=1) berupa sawah tadah hujan.
Sawah (http://id.wikipedia.org/wiki/Sawah)
Ekosistem pemukiman seperti kota (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota) dan desa
(http://id.wikipedia.org/wiki/Desa).
Ekosistem ruang angkasa.
REPORT THIS AD
Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan anugrah terbesar dati Tuhan Yang Maha Kuasa.
Keanekaragaman hayati memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
Nilai ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai kemanfaatan dari berbagai sumber hayati yang
dapat menghasilkan keuntungan bagi penggunaanya, yaitu dapat di perjual belikan. Keanekaragaman
hayati yang memiliki nilai ekonomi antara lain sebagai bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang,
papan, dan memiliki aspek budaya.
Keanekaragaman hayati di jadikan sebagai makanan pokok yang di konsumsi oleh manusia misalnya
dari tumbuhan yaitu padi, jangung, singkong, ubi jalar, talas kentang, sorgum dan lain lain sedangkan
dari hewan misalnya daging sapi, daging ayam, ikan laut dan telur.
REPORT THIS AD
obatan, misalnya : mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi, kina untuk obat malaria, buah
merah untuk mengobati kanker, kolesterol tinggi, dan diabetes. Sedangkan yang berasal dari hewan
contohnya madu lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan bagian daging dan
lemak ular dipercaya dapat mengobati penyakit kulit
Beberapa tumbuhan digunakan untuk kosmetika, antara lain sebagai berikut misalnya : Bunga mawar,
melati, cendana, kenanga, dan kemuning dimanfaatkan untuk wewangian (parfum). Kemuning,
bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk menghaluskan kulit.
Sedangkan urang aring, mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya digunakan untuk pelumas
dan penghitam rambut.
Keanekaragaman hayati yang dijadikan sumber sandang, misalnya : rami, kapas, pisang hutan atau
abaca, dan jute, dimanfaatkan seratnya untuk membuat kain atau bahan pakaian, ulat sutera untuk
membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi, kulit sapi dan kambing untuk membuat
jaket, bulu burung untuk membuat aksesoris pakaian.
REPORT THIS AD
Sebagai bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan untuk membuat rumah dan sejenisnya
misalnya kayu jati, kelapa, nangka, meranti keruing, rasamala, ulin dan bambu dimanfaatkan kayunya
untuk membuat jendela, pintu, tiang dan atap rumah.
Keanekaragaman hayati dapat menambah pemahaman dan pengetahuan manusia. Pemanfaatan hewan
dan tumbuhan digunakan untuk bahan percobaan untuk kedokteran dan eksperimen eksperimen
tertentu.
Nilai ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai perlindungan terhadap kerusakan lahan
karena akar tanaman akan melindungi tanah dari kerusakan, pengikisan, menyerap air hujan sehingga
tidak terjadi banjir atau tanah longsor.
Menghilangnya kanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut
ini :
1. Hilangnya Habitat
Daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) menunjukkan bahwa hilangnya
habitat yang diakibatkan manajemen pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab
terbesar hilangnya kenaekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan semakin
bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan dan
hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan
sebai lahan pertanian atau dijadikan lahan industri.
Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Polutan tersebut
dapat mencemari air, tanah, dan udara. Beberapa polutan berbahaya bagi organisme misalnya, nitrogen
dan sulfur oksida yang dihasilkan dari kendaraan bermotor jika bereaksi dengan air akan membentuk
hujan asam yang merusak ekosistem. Pembuangan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan
menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke
bumi meningkat dan menyebabkan banyak masalah, antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di
lautan yang menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.
3. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas karbon dioksida (CO2) yang
menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995), “ efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-
0
3 C dalam kurn waktu 100 tahun.” Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan
kenaikan permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi
ekosistem lautan.
Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya dilakukan terhadap komoditas yang
memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan
tuna sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh pencinta makanan laut. Eksploitasi
yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi
dengan usaha pengembangbiakannya.
Para petani cendrung menanam tumbuhan dan memelihara hewan yang bersifat unggul dan
menguntungkan, sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul dan kurang menguntungkan
akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri umumnya hanya ditanami satu
jeis tanaman (monokultur) misalnya teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat menurunkan keanekaragaman
hayati tingkat spesies.
Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit pula manfaat yang dapat diperoleh
manusia. Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan melakukan pelestarian (konservasi)
keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain
sebagai berikut :
Konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur oleh UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya dan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan tiga azas, yaitu
tanggung jawab, berkelanjutan, dan bermanfaat.
Pelestarian sumber daya alam hayati harus dilakukan secara terpadu dan melibatkan banyak pihak.
Beikut ini akan dijelaskan dua jenis pelestarian yaitu pelestarian secara In Situ dan Pelestarian Ek Situ.
Pelestarian secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan di habitat asalnya.
Contohnya, bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu, badak jawa di Ujung Kulon, dan komodo di Pulau
Komodo. Yang termasuk pelestarian sumber daya alam hayati secara in situ yaitu :
1. Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan alam yang membiarkan alam berkembang secara
alamiah.
2. Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang dibina oleh para ahli.
3. Perlindungan geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi (tanah).
4. Perlindungan alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka dan hampir punah serta
perkembangbiakannya.
5. Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan.
6. Taman nasional, digunakan sebagai tempat rekreasi.
7. Perlindungan pemandangan alam berupa danau dan air terjun.
8. Perlindungan monumen alam berupa perlindungan terhadap benda benda alam yang terpencil.
9. Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan hewan dari perburuan.
Pelestarian secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan di luar habitat
asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian secara ek situ ada beberapa macam, misalnya kebun
koleksi, kebun plasma nuftah, dan kebun raya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik hewan maupun
tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha bersama antara pemerintah dan
masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan memberikan sanksi yang tegas kepada oknum-
oknum yang bertanggung jawab atas perusakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Henny Riandari. (2014). Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo : Global.
Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. (cetakan ke-1). Bandung :
Yrama Widya.