Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EVOLUSI

EVOLUSI HEWAN

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Ervan Johan Wicaksana, S.Pd.,M.Pd., M.Pd.I

KELOMPOK 1 :

SISSY DWI FEBRIYATI (RRA1C417001)

EMI NURINTAN (RRA1C417003)

ELINA (RRA1C417005)

SHONIA TRIE SUCI (RR1C417006)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Evolusi
Asal-Usul kehidupan ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Bapak Dr. Ervan Johan Wicaksana, S.Pd.,M.Pd., M.Pd.I selaku dosen
mata kuliah EVOLUSI yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Evolusi Hewan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi memperbaiki makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang

Jambi, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR ................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 1
BAB I ............................................................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 2
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 2
B. Tujuan ............................................................................................................................................... 3
C. Manfaat ............................................................................................................................................. 3
BAB II........................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
A. Pengertian Keanekaragaman Hayati ................................................................................................. 4
a. Keanekaragamaman gen ............................................................................................................... 5
b. Keanekaragaman jenis .................................................................................................................. 5
c. Keanekaragaman ekosistem .......................................................................................................... 6
B. Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati .............................................................................................. 6
1. Peran ekologi keanekaragaman hayati .......................................................................................... 6
2. Peran ekonomi keanekaragaman hayati ........................................................................................ 7
3. Peran Ilmiah keanekaragaman hayati............................................................................................ 8
4. Peran Etika keanekaragaman hayati ............................................................................................. 9
C. Dampak Kepunahan Flora Dan Fauna .............................................................................................. 9
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awalnya para ahli ilmu hayat dari Eropa tidak mengetahui tentang keanekaragaman di
dunia. Mereka hanya mengetahui tumbuhan maupun hewan yang umum ditemui disekitar di
lingkungan mereka saja. Akan tetapi pada pertengahan abad, semuanya mengalami perubahan
dengan cepat. Penjelajahan dimulai dari abad ke-16 sampai abad ke-19, mengungkapkan fakta
bahwa setiap benua, perbedaan lintang, daerah beriklim tropis, beriklim sedang dan kutub
memiliki banyak keanekaragaman kehidupan.
Keanekaragaman alami atau keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah semua
kehidupan di atas bumi ini tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta
berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di
mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif
dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut, maupun
sistem-sistem perairan lainnya (Baiquni, 2007). Kenakeragaman hayati merupakan ungkapan
pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang
terlihat pada berbagai tingkatan keanekaragaman hayati. Secara luas Kenakeragaman hayati
dapat diartikan sebagai variasi dan variabilitas di antara hidup organisme dan kompleks ekologi
dimana mereka terjadi.
Tingkatan keanekaragaman hayati meliputi tingkatan gen, tingkatan spesies
(jenis), dan tingkatan ekosistem. Keanekaragaman tingkata n gen merupakan variasi
susunan gen dalam suatu spesies. Keanekaragaman gen dalam satu spesies mahluk hidup yang
menimbulkan variasi disebut juga dengan varietas. Keanekaragaman gen dapat terjadi secara
alami akibat perkawinan seksual, maupun secara buatan dengan proses budidaya
manusia. Contoh dari keanekaragaman tingkatan gen adalah variasi dari jenis
kucing, variasi jenis warna bunga krisan, dan variasi jenis kelapa yaitu kelapa gading ;
kopyor ; hidrid ; dan kelapa hijau.

Perbedaan spesies pada kucing dan bunga krisan sangatlah besar, akan tetapi jika kitalihat
perbandingan antara kucing dengan anjing, maka dapat disimpulkan adanya
sedikit perbedaan antara kedua spesies tersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa perbedaan-

2
perbedaan pada berbagai spesies mahluk hidup di suatu tempat disebut sebagai
keanekaragaman tingkat spesies (jenis). Dari semua variasi yang ada pada setiap tingkat
spesies (jenis) akan mempunyai tempat hidup yang berbeda, tempat hidup ini akan membentuk
ekosistem yang berbeda pula, sehingga muncul suatu keanekaragaman ekosistem.

Perubahan secara evolusi menghasilkan proses diversifikasi terus menerus di


dalammakhluk hidup. Keanekaragaman hayati meningkat ketika variasi genetik baru
dihasilkan,spesies baru berevolusi atau ketika satu ekosistem baru terbentuk; keanekaragaman
hayati akan berkurang dengan berkurangnya spesies, satu spesies punah atau satu ekosistem
hilang maupun rusak. Konsep ini menekankan sifat keterkaitan dunia kehidupan dan proses-
prosesnya.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari keanekaragaman hayati.
2. untuk mengetahui pemanfaatan keanekaragaman hayati.
3. Untuk mengetahui dampak kepunahan Flora dan Fauna.

C. Manfaat
1. Mengetahui macam-macamkeanekaragaman hayati
2. Mengetahui pemanfaatan keanekaragaman hayati
3. Mengetahui dampak kepunahan flora dan fauna

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati


Evolusi memiliki dimensi tersendiri dalam ruang dan juga waktu. Teori Evolusi
menerangkan bahwa keragaman kehidupan semua spesies di muka bumi masa kini berasal dari
nenek moyang bersama (Kimball, 1983). Demikian pula dengan pendapat ahli filsafat asal
Inggris Herbert Spencer, bahwa konsep evolusi yang dimaksud adalah berkaitan dengan suatu
perkembangan ciri atau sifat dari waktu ke waktu melalui perubahan bertingkat.
Para ahli Biologi mengelompokkan spesies yang ada di bumi ini ke dalam suatu hirarki
atau tingkatan kehidupan yang disesuaikan berdasarkan kemiripan baik secara morfologi atau
fisiologi (fungsi tubuh). Kegiatan seperti itu dikenal dengan klasifikasi. Ilmu yang mempelajari
teentang klasifikasi dikenal dengan taksonomi. Taksonomi merupakan salah satu bidang ilmu
yang pertama kali dibangun pada awal peradaban dan mempelopori perkembangan cabang-
cabang ilmu hayat lainnya. Pada awal perkembangannya (masa Yunani Kuno), Biologi hampir
disinonimkan dengan taksonomi, mengingat ruang lingkupnya yang masih terbatas pada
penyandraan (deskripsi) dan pemberian nama, baik tumbuhan maupun hewan (Anonim, 2008).
Namun demikian, seiring berkembangnya zaman maka kebutuhan akan penggunaan ilmu
taksonomi dan filogenetiknya pun berbeda, maka dari itu, taksonomiwan harus menyadari
pergeseran nilai ini dan menyesuaikan posisinya dengan perkembangan yang ada (Adisoemarto
& Suhardjono, 1997 dalam Retnoningsih, 2010).
Selain dari pada itu, evolusi selalu terkait dengan spesiasi. Spesiasi merupakan
pembentukan satu atau lebih spesies turunan dari satu spesies moyang. Perubahan evolusioner
dalam spesies bergantung pada adanya variabilitas genetik pada individu-individu dalam
spesies; yang menyebabkan berhasilnya reproduksi diferensial pada mereka. Pada umumnya
spesiasi mensyaratkan bahwa: (a) isolasi subpopulasi dari nenek moyang yang terpisah secara
geografik; dan (b) perkawinan yang menghasilkan satu gen yang berbeda dari moyangnya
(Kimball, 1983). Dari evolusi juga mampu menggambarkan suatu hubungan kekerabatan yang
merupakan hasil dari rekonstruksi hubungan evolusi (evolutionary relationship) dari kelompok-
kelompok organisme biologi. Sebuah hubungan evolusi yang direkonstruksi dengan baik dapat

4
digunakan sebagai landasan untuk melakukan penelitian-penelitian komparatif (comparative
investigations), misalnya dalam bidang ekologi dan biogeografi (Hidayat & Pancoro, 2008).
Evolusi juga dapat menampilkan suatu pola penyebaran secara geografik dari populasi suatu
spesies. Sehingga hal tersebut mampu menjadi salah satu bukti evolusi yang berasal dari
penyebaran geografik dari populasi suatu spesies.
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Secara garis besar, keanekaragaman hayati
terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu:

a. Keanekaragamaman gen

Keanekaragaman gen merupakan sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan demikian
tidak ada satu makhluk pun yang sama persis dalam penampakannya. Dengan teknik budaya
semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka
tanpa biji, jenis-jenis anggrek, salak pondoh, dll.

Perlu kita ketahui bahwa perangkat genetik mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Misalnya, dua individu memiliki perangkat gen yang sama hidup dilingkungan yang berbeda
maka kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang berbeda. Keadaaan
sebaliknya dapat juga terjadi dua individu yang memiliki perangkat gen yang berbeda, tetapi
hidup dilingkungan yang sama dapat memunculkan ciri yang sama. Hal ini terlihat jelas bahwa
dalam spesies yang sama dapat terjadi keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan
variasi antara individu. Begitu banyak kemungkinan susunan gen pada setiap individu dalam satu
spesies, menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar sama dalam segala hal, sekalipun
saudara kembar. Keanekaragam inilah yang disebut sebagai keanekaragaman individu yang
terjadi akibat keanekaragaman pada tingkat genetik.

b. Keanekaragaman jenis

Keanekaragaman hayati tingkat jenis (antar spesies) mudah diamati karena perbedaannya
yang mencolok. Contohnya yaitu variasi antara kucing dan harimau, kucing dan harimau
termasuk salah satu kelompok kucing. Meskipun demikian antara kucing dan harimau terdapat
pebedaan fisik, tingkah laku dan habitat. Keanekaragaman hayati tingkat jenis ini menunjukkan
adanya variasi bentuk, penampilan dan frekuensi gen.

5
c. Keanekaragaman ekosistem

Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan
abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk
faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan, dll. Baik faktor biotik maupun
abiotik sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan kesatuan dari biotik dan
abiotik pun bervariasi pula.

Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen biotik
lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup. Jadi, interaksi antar
organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang
menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen abiotik berbeda kulitas
dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut mengakibatkan perubahan
dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa
keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda.

B. Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati telah berkontribusi dalam banyak cara untuk pengembangan


budaya manusia, dan, pada gilirannya, masyarakat manusia telah memainkan peran utama dalam
membentuk keanekaragaman alam pada tingkat genetik, spesies, dan ekologi.

Ada empat alasan sering dikutip dalam literatur untuk manfaat keanekaragaman hayati.

1. Peran ekologi keanekaragaman hayati


Semua spesies menyediakan beberapa jenis fungsi ekosistem. Mereka dapat menangkap
dan menyimpan energi, menghasilkan bahan organik, menguraikan bahan organik, membantu
siklus air dan nutrisi ke seluruh ekosistem, mengendalikan erosi atau hama, memperbaiki gas
atmosfer, atau membantu mengatur iklim.

Ekosistem juga menyediakan berbagai dukungan produksi, seperti kesuburan tanah,


penyerbuk tanaman, predator, dekomposisi limbah, dan sebagainya, dan layanan, seperti
pemurnian udara dan air, stabilisasi dan moderasi iklim, penurunan banjir, kekeringan, dan
bencana lingkungan lainnya. Fungsi ini penting untuk fungsi ekosistem dan kelangsungan hidup
manusia.

6
Penelitian menunjukkan bahwa ekosistem yang lebih beragam lebih mampu menahan
tekanan lingkungan dan akibatnya lebih produktif. Hilangnya spesies demikian cenderung
mengurangi kemampuan sistem untuk mempertahankan dirinya atau untuk pulih dari kerusakan
atau gangguan. Sama seperti spesies dengan keragaman genetik yang tinggi, suatu ekosistem
dengan keanekaragaman hayati yang tinggi mungkin memiliki kesempatan lebih besar untuk
beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Dengan kata lain, semakin banyak spesies yang
terdiri dari suatu ekosistem, semakin stabil ekosistem adalah mungkin. Mekanisme yang
mendasari efek ini sangat kompleks dan diperebutkan. Namun, hal itu telah menjadi jelas bahwa
ada efek nyata ekologis keanekaragaman hayati.

2. Peran ekonomi keanekaragaman hayati


Untuk semua manusia, keanekaragaman hayati pertama sumber daya bagi kehidupan
sehari-hari. Salah satu bagian penting dari keanekaragaman hayati adalah “keanekaragaman
tanaman,” yang juga disebut agrobiodiversitas.

Kebanyakan orang melihat keanekaragaman hayati sebagai reservoir sumber daya yang
harus menjadi dasar rumusan untuk pembuatan makanan, farmasi, dan produk kosmetik. Konsep
pengelolaan sumber daya hayati mungkin menjelaskan sebagian besar kekhawatiran hilangnya
sumber daya yang terkait dengan erosi keanekaragaman hayati. Namun, itu juga merupakan asal
dari konflik baru berurusan dengan aturan pembagian dan perampasan sumber daya alam.

Beberapa komoditas ekonomi yang penting yang memasok keanekaragaman hayati bagi umat
manusia adalah:

1. Makanan: tanaman, peternakan, kehutanan, dan ikan;


2. Obat: spesies tanaman liar telah digunakan untuk tujuan pengobatan sejak sebelum awal
sejarah yang tercatat. Misalnya, kina berasal dari pohon kina (digunakan untuk
mengobati malaria), digitalis dari tanaman foxglove (masalah jantung kronis), dan morfin
dari tanaman poppy (penghilang rasa sakit). Menurut National Cancer Institute, lebih dari
70 persen dari obat anti-kanker yang menjanjikan berasal dari tanaman di hutan hujan
tropis. Hewan juga mungkin memainkan peran, khususnya dalam penelitian.
Diperkirakan bahwa dari 250.000 spesies yang dikenal, hanya 5.000 telah diteliti untuk
kemungkinan aplikasi medis.

7
3. Industri: misalnya, serat untuk pakaian, kayu untuk tempat tinggal dan kehangatan.
Keanekaragaman hayati dapat menjadi sumber energi (seperti biomassa). Produk industri
lainnya adalah minyak, pelumas, parfum, wewangian, pewarna, kertas, lilin, karet, lateks,
resin, racun, dan gabus, yang semuanya dapat berasal dari berbagai spesies tanaman.
Pasokan dari asal hewan termasuk wol, sutra, bulu, kulit, pelumas, dan lilin. Hewan juga
dapat digunakan sebagai modus transportasi.
4. Pariwisata dan rekreasi: keanekaragaman hayati merupakan sumber kekayaan ekonomis
bagi banyak daerah, seperti banyak taman dan hutan, di mana alam liar dan hewan
merupakan sumber keindahan dan sukacita bagi banyak orang. Ekowisata, khususnya,
adalah kegiatan rekreasi di luar ruangan tumbuh.
Ekologi dan lingkungan adalah yang pertama untuk bersikeras pada aspek ekonomi
perlindungan keanekaragaman hayati. Dengan demikian, EO Wilson menulis pada tahun 1992
bahwa keanekaragaman hayati merupakan salah satu hartamu lebih besar dari planet ini,
meskipun beberapa mengenalinya seperti itu.

Estimasi nilai keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk setiap diskusi tentang distribusi
kekayaan keanekaragaman hayati. Nilai ini dapat dibagi menjadi nilai guna (langsung seperti
pariwisata maupun tidak langsung seperti penyerbukan) dan non-penggunaan atau nilai intrinsik.

Jika sumber daya hayati merupakan kepentingan ekologis bagi masyarakat, nilai ekonomi
mereka juga meningkat. Produk baru dikembangkan karena bioteknologi, dan pasar baru yang
diciptakan. Bagi masyarakat, keanekaragaman hayati juga merupakan bidang kegiatan dan
keuntungan. Hal ini membutuhkan setup manajemen yang tepat untuk menentukan bagaimana
sumber daya tersebut akan digunakan. Sebagian besar spesies belum dievaluasi untuk
kepentingan ekonomi mereka saat ini atau masa depan.

3. Peran Ilmiah keanekaragaman hayati

Secara ilmiah, keanekaragaman hayati adalah penting karena setiap spesies dapat
memberikan para ilmuwan beberapa petunjuk mengenai bagaimana kehidupan berevolusi dan
akan terus berkembang di bumi. Selain itu, keanekaragaman hayati membantu ilmuwan
memahami bagaimana fungsi kehidupan dan peran masing-masing spesies dalam
mempertahankan ekosistem.

8
4. Peran Etika keanekaragaman hayati
Ada komponen etis untuk keanekaragaman hayati jika manusia menganggap bahwa
spesies lain memiliki hak intrinsik untuk ada. Ecophilosophies seperti ekologi yang mendalam
menyatakan bahwa pengakuan hak intrinsik ini membuatnya yang salah secara moral untuk
secara sukarela menyebabkan kepunahan. Tingkat keanekaragaman hayati merupakan indikator
yang baik dari keadaan hubungan kita dengan makhluk hidup lainnya. Keanekaragaman hayati
juga merupakan bagian dari warisan spiritual banyak budaya.

C. Dampak Kepunahan Flora Dan Fauna

1. Punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan menjadi ancaman terhadap ketersediaan bahan
pangan dan obat-obatan.
2. Terjadi perubahan iklim (tidak berfungsinya pengaturan klimatologis).
3. Terjadinya kekeringan yang berkepanjangan dan banjir.
4. Gangguan terhadap keseimbangan ekologi.
5. Kehilangan modal utama pembangunan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi)


bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk hidup.

Keberadaan flora dan fauna di bumi sangat penting karena merupakan komponen
ekosistem. Dalam ekosistem, Flora dan Fauna merupakan komponen biotik. Apabila flora dan
fauna rusak, maka akan mempengaruhi lingkungan, bahkan akan berdampak terhadap kehidupan
manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. “Menjelaskan Teori Prinsip dan Mekanisme Evolusi Biologi”. Jakarta : Erlangga

Baiquni, Hendri. 2007. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Praktek Unggulan Program


Pembangunan Berkelanjutan Untuk Industri Pertambangan). Australia : Department
of Communications, Information Technology and the Arts. Canberra ACT 2601

Hidayat, dkk. 2008. “Kajian Filogenetika Molekuler dan Peranannya Dalam Menyediakan
Informasi Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Genetik Anggrek”. Jurnal
AgroBiogen. Volume 4(2) : 91-95

Kimball. 1983. Biologi Jilid III Edisi V. Jakarta : Erlangga

Retnoningsih, Amin. 2010. “Taksonomi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Genetika


Tumbuhan di Indonesia. Biology Resources on Shanty Bio. Jakarta : Universitas
Indonesia

Sri, Dianti. 2015. Manfaat Keanekaragaman Hayati. Bogor: Penebar Swadaya

11

Anda mungkin juga menyukai