Anda di halaman 1dari 18

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN MAKHLUK HIDUP

DI TINGKAT SPESIES, POPULASI DAN EKOSISTEM

Disusun Oleh :
Charisma Cholifatunnisya
PO.71.33.1.19.045

Dosen Pembimbing : Sukarjo, S.Sos, M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang “ Keanekaragaman Hayati
dan Makhluk Hidup di Tingkat Spesies, Populasi dan Ekosistem ” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah ekologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang keanekaragaman hayati dan makhluk hidup bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Sukarjo, S. Sos, M.Kes. selaku
dosen mata kuliah ekologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 21 Maret 2020

Charisma Cholifatunnisya

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan ................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Keanekaragaman Hayati ...................................................... 3
2.2 Pengertian Keanekaragaman Makhluk Hidup ........................................ 4
2.3 Tingkat Keanekaragaman Hayati ........................................................... 5
2.4 Tingkat Keanekaragaman Makhluk Hidup ............................................ 8
2.5 Klasifikasi Keanekaragaman Hayati ...................................................... 9
2.6 Klasifikasi Keanekaragaman Makhluk Hidup ...................................... 11
Bab III Penutup .................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 13
3.2 Saran ..................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak kehidupan dimulai di bumi, lima kepunahan massal besar dan peristiwa
kecil telah menyebabkan beberapa tetes besar dan mendadak dalam
keanekaragaman hayati. Para eon Fanerozoikum (yang 540 juta tahun terakhir)
ditandai pertumbuhan yang cepat dalam keanekaragaman hayati melalui ledakan-
Kambrium sebuah periode di mana mayoritas filum multiseluler pertama muncul.
400 juta tahun ke depan termasuk diulang, kerugian besar keanekaragaman hayati
diklasifikasikan sebagai kepunahan massal. Dalam Karbon, kolaps hutan hujan
menyebabkan kerugian besar dari kehidupan tanaman dan hewan. Peristiwa
kepunahan Permian-Trias, 251 juta tahun lalu, adalah yang terburuk;. Pemulihan
vertebrata butuh waktu 30 juta tahun. Yang paling terakhir, peristiwa kepunahan
Cretaceous-Paleogen, terjadi 65 juta tahun lalu, dan sering menarik perhatian lebih
dari yang lain karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus.
Seperti yang kita ketahui bersama negara Indonesia dikenal sebagai salah satu
yang memiliki tumbuhan dan hewan yang tak terhitung jumlahnya. Sedangkan di
dunia ini tidak ada dua individu yang benar benar sama. Setiap individu pasti
memiliki ciri-ciri khusus yang menyebabkannya berbeda dari mahluk hidup yang
lain sehinggga menimbulkan keanekaragaman. Kekhasan dan tingginya tingkat
keanekaragaman mahluk hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup
manusia. Keanekaragaman mahluk hidup tersebut kemudian dikenal dengan istilah
keanekaragaman hayati. Karena mempunyai banyak sekali manfaat maka
keanekaragaman hayati akan sering dipergunakan sehingga akan berakibat pada
penurunan jumlah keanekaragaman hayati tersebut. Maka sebelum jenis
keanekaragaman tersebut punah maka harus dilakukan upaya upaya pencegahannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?
2. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman makhluk hidup?
3. Apa saja tingkat keanekaragaman hayati?
4. Apa saja tingkat keanekaragaman makhluk hidup?
5. Apa saja klasifikasi keanekaragaman hayati?
6. Apa saja klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keanekaragaman makhluk hidup.
3. Mengetahui tingkat keanekaragaman hayati.

1
4. Mengetahui tingkat keanekaragaman makhluk hidup.
5. Mengetahui klasifikasi keanekaragaman hayati.
6. Mengetahui klasifikasi keanekaragaman makhluk hidup.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keanekaragaman Hayati

Menurut UU No. 5 Tahun 1994, keanekaragaman hayati adalah


keanekaragaman diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di
antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks
ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem.
Keanekaragaman hayati adalah kekayaan atau bentuk kehidupan di bumi,
baik tumbuhan, hewan, mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, maupun
ekosistem, serta proses-proses ekologi yang dibangun menjadi lingkungan hidup
(Kuswanda, 2009).
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman
organisme yang menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan
ekosistem pada daerah. Keanekaragaman makhluk hidup ini merupakan
kekayaan bumi yang meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan semua
gen yang terkandung di dalamnya, serta ekosistem yang dibangunnya.
Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam,
mengingat ekosistem bioma spesies atau seluruh planet. Keanekaragaman hayati
adalah ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman hayati adalah
sebagian fungsi dari iklim. Pada habitat darat, s daerah tropis biasanya kaya
sedangkan spesies dukungan daerah kutub s lebih sedikit (Wikipedia, 2020).

3
2.2 Pengertian Keanekaragaman Makhluk Hidup

Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan


dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembangbiak untuk
melestarikan jenisnya. Dalam dunia biologi yang termasuk ke dalam golongan
makhluk hidup adalah mikroorganisme seperti bakteri, tumbuhan, hewan, dan
manusia (Bulbem, 2017)
Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan sejumlah variasi yang
ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang disuatu
lingkungan tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di bumi kita ini
merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan
bermacam-macam makhluk hidup.

Keanekaragaman makhluk hidup dikenal juga dengan keanekaragaman


hayati (biodiversitas) yang dapat diartikan sebagai perbedaan yang terdapat pada
makhluk hidup sesuai dengan spesies, jenis ataupun ekosistemnya.
Keanekaragaman tersebut dapat terjadi dikarenakan oleh adanya perbedaan ciri-
ciri dari masing-masing makhluk hidup tersebut seperti sifat, warna, ukuran,
bentuk, habitat, dan sebagainya (Lestari, 2016).
Keanekaragaman diantara makhluk hidup tersebut bisa terjadi
dikarenakan adanya proses adaptasi maupun evolusi. Adaptasi merupakan
sebuah proses penyesuaian diri yang dilakukan oleh makhluk hidup terhadap
lingkungan di mana ia tinggal agar mampu bertahan hidup. Contoh dari adaptasi
adalah kelinci yang hidup di daerah gurun memiliki telinga yang besar sebagai

4
hasil dari proses adaptasi untuk melindungi diri dari suhu yang panas (Lestari,
2016).
2.3 Tingkat Keanekaragaman Hayati
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Spesies
Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan
keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan
keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau
variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam
genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut
terdapat perbedaan-perbedaan sifat.
Contoh :
- famili Fellidae : kucing, harimau, singa
- famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
- famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang,
kacang kapri
- familia graminae  : rumput teki, padi, jagung
- genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan
(Ipomoea crassicaulis)
- genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus
ribes)

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Eksositem

Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen

5
abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik,  lingkungan
kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi
lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang
beragam tersebut menyebabkan jenis makhluk hidup yang menempatinya
beragam pula. Keanekaragaman seperti ini disebut sebagai keanekaragaman
tingkat ekosistem.

Faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim,


tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat
keasaman. Variasi faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda pada setiap
ekosistem. Untuk mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat
ekosistem, dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di
tempat tersebut..

Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan
(eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik).
Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun,
bioma padang rumput, bioma savana, bioma hutan gugur, bioma hutan hujan
tropis, bioma taiga, dan bioma tundra.

A. Ekosistem Darat (Terestrial)


Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya
berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis
lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut.
a.    Bioma Gurun
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di
Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
Karakteristik dari bioma ini yaitu curah hujan sangat
rendah, + 25 cm/tahun. Perbedaan suhu siang hari
dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat
mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C).
Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman
kaktus, sukulen, dan berbagai tanaman xerofit. Hewan

6
yang menghuni daerah gurun umumnya adalah
serangga, hewan pengerat, ular dan kadal. Contoh
bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi
di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
b.    Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput terbentang dari daerah
tropik sampai ke sub tropika.Ciri-ciri bioma padang
rumput yaitu curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan
turun tidak teratur. Vegetasi yang mendominasi adalah
rerumputan. Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru,
singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan
burung. Contoh bioma padang rumput antara lain
Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia
(Sumbawa).
c.    Bioma Hutan Hujan Tropis
Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di
Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa Rica, dan
Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per
tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis
tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat
kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi, serta
banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga
membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah
kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat,
misalnya rotan, dan tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang
menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek.
Binatang yang menghuni hutan hujan tropik adalah
berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan,
gajah, dan rusa dan hewan yang bersifat nokturnal.
d.   Bioma Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa
Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika Timur. Bioma ini

7
memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun. Mempunyai
4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih
rendah daripada bioma hutan tropis. Tumbuhan yang ada
terutama mapel, oak, beech, yang selalu menggugurkan
daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan yang umum
adalah rusa, beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk,
dan serangga.
e.    Bioma Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di
pegunungan daerah tropik, misalnya di Rusia dan Eropa
Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-cirinya adalah suhu di
musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer (pohon
spruce, alder, dan birch), pinus, dan sejenisnya. Semak
dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
f.   Bioma Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam
lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak
gunung tinggi. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu
tertutup salju. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya
60 hari. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut
Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir
tidak ada. Hewan-hewan yang ada adalah beruang kutub,
burung, nyamuk, lalat hitam, serigala kutub, reinder, dan
caribou bull (sebangsa rusa).

2.4 Tingkat Keanekaragaman Makhluk Hidup


1. Homolog

8
Dua organ (alat tubuh) dikatan homolog jika mereka mempunyai asal (secara
embriologik) yang sama. Misalnya alat gerak (ekstremitas) ikan paus dan
kuda adalah homolog. Homologi ini dipakai sebagai ukuran kekerabatan
makhluk hidup.
2. Analogi
Dua organ dikatakan bila mereka menunjukkan fungsi yang sama. Misalnya,
insang ikan dan paru-paru kadal, fungsinya sama yaitu sebagai alat bernafas.
Dua organ ini dikatakan analog.Ada satu kaidah evolusi yang mengatakan
bahwa kesamaan struktur dari makhluk hidup yang bukan bersumber dari
satu nenek moyang memiliki persamaan fungsi. Secara singkat dapat
dikatakan “persamaan struktur, persamaan fungsi”.
3. Homoplasi
Dua organ dikatakan homoplastik bila mereka memiliki persamaan bentuk
walaupun asalnya berbeda (tidak homolog). Gejala homoplastik adalah hasil
(akibat) dari adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya kaki belakang
belalang dan kaki belakang kuda.
4. Transformasi
Dua organ atau lebih dikatakan menunjukkan gejala transformasi bila
mereka adalah homolog tetapi bentuk dan fungsinya berbeda. Misalnya, sirip
depan ikan paus (untuk berenang dan berbentuk dayung), sayap burung
(untuk terbang dan berbentuk kipas), dan tangan manusia (untuk memegang
dan berbentuk tongkat).
5. Konvergensi
Dua atau lebih makhluk hidup dikatakan berkonvergensi bila mereka
berbeda dalam jenis, tetapi struktur atau bentuk badannya sangat mirip.
Persamaan struktur ini adalah akibat dari adaptasi dengan lingkungan
hidupnya. Misalnya, amati dan bandingkan semua hewan laut, yang
bersama-sama hidup disuatu lautan. Bentuk tubuhnya sama semua seperti
kapal selam.
Bandingkan bentuk tubuh: ikan hiu, ikan paus, anjing laut, semua ikan
(pisces), dan lumba-lumba. Semua bentuk tubuhnya streamline (seperti kapal
selam). Artinya, ujung depan dan ujung belakang lancip.

9
6. Divergensi
Adalah gejala yang menunjukkan struktur yang bervariasi, walaupun meraka
sama-sama berasal dari satu nenek moyang, satu sumber. Inipun adalah
akibat dari adaptasi terhadap lingkungannya. Perhatikan perbedaan struktur
antara: kelelawar, ikan paus, lumba-lumba, kanguru, dan sapi. Bentuk
tubuhnya (struktur) sangat bervariasi (berbeda-beda) walaupun mereka
semua termasuk mamalia (hewan menyusui). Inilah yang disebut gejala
divergensi.
7. Filogeni
Adalah sejarah perkembangan filum atau takson makhluk hidup
(menggambarkan sejarah keturunan atau silsilah semua makhluk hidup yang
sekarang masih ada), misalnya variasi struktur pada filogeni kuda.
8. Ontogeni
Adalah sejarah perkembangan satu individu. Misalnya variasi struktur pada
ontogeni manusia.

2.5 Klasifikasi Keanekaragaman Hayati


1. Kingdom (dunia)
Kingdom merupakan tingkatan takson yang tertinggi yang membagi mahluk
hidup menjadi 5 golongan pokok, yaitu Kingdom Plantae, kingdom
animalia, kingdom fungi, kingdom protista, dan kingdom Monera.
2. Division (filum)
Kingdom dibagi menjadi division-division untuk tumbuhan dan filum-filum
untuk hewan. Kingdom Plantae (tumbuhan)dibagi menjadi division menurut
ciri-ciri yang umum, misalnya tumbuhan yang mempunyai akar, batang, dan
daun sejati dimasukkan dalam division Spermatophyta dan tumbuhan berbiji
yang tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati dimasukkan dalam
division Thallophyta. Untuk hewan kategori ini terdiri dari semua hewan
yang memiliki prinsip dasar sama. Misalnya filum Arthropoda terdiri dari
berbagai hewan dengan bentuk tubuh berbeda, tetapi prinsip dasarnya sama
yaitu kakinya bersegmen-segmen.
3. Classis (Kelas)

10
Division dibagi menjadi kelas-kelas menurut ciri-ciri yang masih umum,
misalnya tumbuhan berbiji(Spermatophyta) dibagi menjadi tumbuhan berbiji
terbuka (kelas Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (kelas
Angiospermae). Kelas ini masih bisa dibagi menjadi subkelas, misalnya
kelas tumbuhan berbiji tertutup dibagi menjadi subkelas tumbuhan berbiji
tertutup berkeping satu (Monocotyledoneae) dan tumbuhan berbiji tertutup
berkeping dua (Dicotyledoneae).

Pada kelompok hewan kelas terdiri dari semua kelompok hewan yang
terbentuk karena adanya perbedaan sekunder dari prinsip dasar filumnya.
Misalnya kelas Amphibi dalam subfilum Vertabrata, prinsip dasarnya adalah
sama yaitu mempunyai tulang belakang (vertabrae). Akan tetapi mempunyai
perbedaan dengan hewan vertabrata lain, yaitu dalam hal siklus hidupnya.

4. Ordo (Bangsa)
Ordo dibagi menjadi subkelas kedalam ciri kelas yang lebih khusus lagi,
misalnya subkelas dikotil dibagi lagi antara lain menjadi terung-terungan
(ordo Solanales) dan getah-getahan (ordo Euphorbiales). Pada hewan
pengelompokan ordo mengacu pada prinsip-prinsip pengelompokan kelas.
Misalnya pada kelas Mamalia, ordonya terbentuk dari kelompok-kelompok
hewan yang berbeda cara hidupnya. Contohnya ada ordo Carrnivora,
Herbivora, dan Rodentia yang berbedadalamhal memperoleh makan dan
mengunyah makanan.
5. Familia (Suku)
Dari ordo ke familia anggota-anggotanya semakin memiliki ciri khusus yang
sama dan perbedaannya semakin kecil. Contohnya, ordo Solanales dibagi
lagi menjadi familia Solanaceae. Untuk hewan kategori ini mencakup semua
hewan yang genus-genusnya dianggap berasal dari nenek moyang yang
sama.
6. Genus (Marga)
Familia dibagi menjadi genus-genus Tomat dan terung berbeda, tetapi dapat
dimasukkan ke dalam saru genus yang sama yaitu Solanum karena
kemiripan-kemiripan tomat dengan terung. Pada hewan kategori ini

11
mencakup semua semua jenis yang menunjukkan persamaan struktur alat
reproduksinya.
7. Species (Spisies)
Kita mengenai tomat buah dan terung sayur. Tomat buah adalah Solanum
Lycopersicum, sedangkan terung sayur adalah Solanum melogena. Jadi
spesies menunjukkan nama individunya, bukan nama genusnya.

2.6 Klasifikasi Makhluk Hidup


1. Kingdom
a. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
Merupakan semua organisme yang memiliki dinding sel dari bahan
selulosa yang juga berklorofil. Sehingga mereka bisa melakukan proses
fotosintesis untuk keberlangsungan hidupnya. Contoh : Ganggang,
Tumbuhan Paku, Tumbuhan Lumut, serta bakteri dan jamur walaupun
mereka tidak memiliki klorofil.
b. Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
Semua organisme yang tidak memiliki klorofil, tidak berdinding sel, dan
mampu bergerak bebas. Contoh : Cacing (Vermes), Hewan Berongga
(Coelenterata), Hewan Berpori (Porifera), Hewan Lunak (Mollusca),
Hewan Bertulang Belakang (Chordata), dan Hewan Bersel Satu
(Protozoa).
c. Dunia Jamur (Kingdom Fungi)
Merupakan semua organisme yang bisa menghasilkan makanan sendiri
dengan cara menyerap makanan dari makhluk hidup lainnya. Jamur akan
mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain, dan hidup sebagai
parasit, atau menyerap makanan dari makhluk hidup lainnya yang sudah
mati (Saprofit). Ciri-ciri : Eukariotik, Multiseluler, dinding sel kitin,
tidak mempunyai pigmen fotosintetik, sehingga heterotrofik.
d. Kingdom Monera
Yakni klasifikasi makhluk hidup yang tidak mempunyai selaput inti. Dan
disebut sebagai organisme prokariotik. Contoh : Ganggang biru-hijau
dan Bakteri.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara mahluk hidup
dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem
akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara
spesies dengan ekosistem.
Tingkat keanekaragaman hayati ada tingkat spesies, populasi dan
ekosistem. Sedangkan tingkat keanekaragaman makhluk hidup ada homolog,
analogi, homoplasi, transformasi, konvergensi, divergensi, filogeni dan
ontogeni.

13
Spesifikasi keanekaragaman hayati dan makhluk hidup ada kingdom,
filum, kelas, ordo, famili, gen dan spesies.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Aslam. Keanekaragaman Hayati. 2014. Wonosobo. Diakses pada


https://aslam02.wordpress.com/materi/kelas-x-2/keanekaragaman-
hayati/pengertian-tingkat-keanekaragaman-hayati/ tanggal 21 Maret
2020

Lestari, Yuriza. Makalah Keanekaragaman Makhluk Hidup. 2016. Diakses pada

14
http://yurizadwilestari.blogspot.com/2016/04/makalah-keanekaragaman-
makhluk-hidup.html tanggal 21 Maret 2020

https://blog.ruangguru.com/keanekaragaman-hayati

http://solusipelajarku.blogspot.com/2015/11/keanekaragaman-hayati-dan-
klasifikasinya.html

https://saintif.com/klasifikasi-makhluk-hidup/

https://gudanglagudanmakalah.wordpress.com/2017/05/24/makalah-
keanekaragaman-hayati/

http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.com/2015/02/makalah-keanekaragaman-
hayati.html

http://elinhdstava.blogspot.com/2015/01/makalah-keanekaragaman-hayati.html

15

Anda mungkin juga menyukai