DOSEN PENGAMPU :
NIP. 198503312012122001
DISUSUN OLEH :
NIM: 2210125220140
Segala puji hanya milik Allah SWT yang dengan Rahmat dan Inayah-Nya
masih memberikan kesempatan, kekuatan serta memberikan curahan rahmat dan
kasih sayang-Nya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I........................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN..................................................................................................... 3
1.3 Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
A. Keanekaragaman Ekosistem........................................................................................... 6
B. Keanekaragaman Jenis....................................................................................................6
C. Keanekaragaman Genetik............................................................................................... 7
BAB III....................................................................................................................18
PENUTUP............................................................................................................... 18
KESIMPULAN.................................................................................................... 18
SARAN................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu menguraikan konsep keanekaragaman makhluk hidup
melalui kegiatan mini riset
5
BAB II
PEMBAHASAN
Keanekaragaman adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau
populasi. Dengan demikian adanya perbedaan sifat akan menjadi variasi dan
keanekaragaman dari organisme suatu spesies dalam satu spesies. Jika kita
mengamati sisa sisa yang ada pada makhluk hidup tersebut baik hewan
maupun tumbuhan akan terlihat adanya persamaan-persamaan dan
perhedaan-perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya sifat-sifat yang menurun
dan adanya pengaruh lingkungan. Hewan dan tumbuhan juga mempunyai
variasi lain dalam bentuk, warna dan ukuran.
Dalam melihat keanekaragaman yang ada pada makhluk hidup
maka hal tersebut tidak terlepas pada pengaruh dan faktor genetika dan
lingkungan. Kedua hal tersebut saling berpengaruh antara satu dengan yang
lainnya. Lingkungan secara tidak langsung akan saling mempengaruhi
dengan faktor genetik yang ada karena adanya saling mempengaruhi
tersebut maka hasil dari fenotip yang dihasilkan adalah gabungan dari
pengaruh keduanya.
6
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang pewarisan
sifat dari orang tua meuju ke keturunannya. Pada jaman sekarang gen
merupkan sesuatuyang telah berkembang dan mengalami perkembangan
teori dan yang lama menuju ke yang baru. Pada tumbuhan perkembangan
ilmu genetika akan menghasilkan tumbuhan transgenic dan juga tumbuhan
hasil budidaya yang sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup
manusia.
Sedangkan untuk perkembangan dalam hewan dan manusia masih
menuai kontra karena memang hasil yang dihasikan dari proses terebut
menghasilkan makhluk yang tidak normal.Dengan adanya proses budi daya
tersebut maka akan menghasilkan keanekaragaman yang baru.
Selain faktor gen dominan dan gen resesif mutasi juga dapat
menyebabkan terjadinya keanekaragaman pada makhluk hidup karena
dengan adanya mutasi maka suatu spesies dpat berubah menjadi menjadi
beberapa bentuk yang berbeda sehingga terjadinya variasi dalam satu
spesies.
Dari hewan terkecil hingga terbesar, atau dari spesies hewan yang sangat
primitif hingga yang paling modern, fenomena kepunahan hewan sungguh
menakjubkan. Semakin Anda melihat, semakin Anda membuka mata terhadap
7
keragaman ini. Semakin mereka berusaha memahaminya, semakin mereka
merasakan kebesaran Tuhan. Sains berusaha menemukan dan menjelaskan
keteraturan dengan mencari kesamaan yang ada di antara makhluk hidup. Kami
melampaui pengetahuan tentang keberadaan untuk membuatnya lebih mudah
dipahami. Namun, keragaman masih dapat ditemukan di dalam keraton.
Apa yang menyebabkan kerusakan? Bagaimana organisme bersel tunggal
berevolusi menjadi organisme yang begitu berbeda? Anda akan menemukan
jawabannya dalam modul ini. Sebelum melanjutkan pembahasan, kita perlu
mengetahui terlebih dahulu apa itu organisme. Keanekaragaman hayati adalah
ekspresi keberadaan berbagai jenis keanekaragaman dalam bentuk, penampilan,
jumlah dan sifat-sifat yang terdapat pada berbagai tingkat organisme: tingkat
ekosistem, tingkat spesies, dan tingkat genetik.
8
menegaskan bahwa ada banyak jenis ekosistem karena tidak mungkin
semua ekosistem yang ada mencakup organisme dan unsur lingkungan fisik
dan kimia yang sama. Akibatnya, suatu jenis ekosistem tertentu akan
memiliki kumpulan makhluk dan komponen lingkungan khusus yang
berbeda dari susunan kumpulan ekosistem lainnya.
Kombinasi yang berbeda dari komponen biotik dan abiotik
menghasilkan ekosistem yang berbeda pula. Bangsa kita dibentuk lebih dari
17.000 pulau besar dan kecil, yang masing-masing mengalami proses
pembentukan terpisah dan memiliki sejarah geologis yang berbeda.
Berbagai macam kondisi iklim diciptakan oleh bentangan luas dan susunan
daratan dan laut yang tidak merata. Oleh karena itu, wajar jika ekosistem
yang dikembangkan akan beragam, mengingat keragaman tanah dan iklim,
luasnya letak geografis, dan keragaman makhluk hidup.
B. Keanekaragaman Jenis
Jenis (spesies) adalah suatu organisme yang dapat dikenali dari
bentuk atau penampilannya. Ini terdiri dari pengelompokan populasi atau
gabungan populasi yang dapat bebas kawin satu sama lain (tetapi tidak
dengan jenis lain) untuk memiliki keturunan yang menyerupai tetuanya.
Untuk kelompok individu yang tidak berbiak secara kawin, misalnya pada
kebanyakan jenis mikrobiota batasan jenis ditentukan oleh kemampuannya
dalam menduduki relung yang sama.
Jenis terbentuk oleh bagaimana susunan genetik yang mengontrol
sifat-sifat keabadian berinteraksi dengan lingkungan tempat mereka tinggal.
Karena lingkungan tempat hidup jenis itu beraneka ragam, begitu pula jenis
yang dihasilkan. Kemunculan jenis biasanya berlangsung lambat dan dapat
memakan waktu ribuan tahun sebagai akibat adaptasi terhadap perubahan
lingkungan atau evolusi jenis yang sudah ada sebelumnya. Selain itu,
kemunculan jenis ini berpotensi menghasilkan jenis lain. Selama miliaran
tahun, mereka telah membentuk jutaan jenis yang berbeda-beda selama
evolusi. Interaksi antara satu jenis dan jenis lain dihasilkan dari cara proses
ini. Keterkaitan inilah disebut sebagai kekerabatan.
9
Susunan genetik suatu spesies diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Oleh karena itu, anggota jenis yang sama akan
memiliki komponen genetik dasar (kromosom) yang sama. Di sisi lain,
berbagai jenis kromosom yang berbeda akan mencakup struktur dasar yang
berbeda juga. Perbedaan ini muncul dalam konteks adaptasi jenis terhadap
lingkungan hidupnya. Jika lingkungan ini berubah, jenis yang terkena pasti
akan melalui periode penyesuaian baru. Sangat memungkinkan bahwa jenis
yang telah beradaptasi ini akan berevolusi dalam skala waktu yang sangat
lama, memunculkan jenis baru (meningkatkan keanekaragaman jenis), atau
punah karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
terus berubah. Itu akan terus terjadi.
Sekarang, ada 1,6 juta jenis hewan dan 325.000 jenis tumbuhan di
seluruh dunia dan 160.000 jenis mikroorganisme yang berbeda. Semua jenis
ini adalah jenis makhluk yang memiliki kepribadian dan karakteristik
internal dan eksternal mereka tersendiri (seperti reproduksi, ketahanan
terhadap penyakit, kekuatan, kemampuan untuk berpencar, serta unsur
individu).
C. Keanekaragaman Genetik
Ayam merupakan contoh dari satu jenis hewan, yakni jenis ayam.
Ternyata masih banyak jenis yang sama dalam kategori ini, baik dalam
bentuk, penampilan, maupun sifat. Nama-nama seperti ayam hutan, ayam
kampung, ayam bangkok, ayam pelung, ayam lampung, ayam bekisar, ayam
kinantan, ayam cemani, dan jenis ayam lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa masih terdapat keragaman antar jenis. Keanekaragaman inilah yang
disebut sebagai keanekaragaman genetik atau keragaman plasma nutfah.
Setiap jenis, secara umum, terdiri dari beberapa populasi yang
tersusun dari sekumpulan individu yang banyak sekali jumlahnya. Setiap
orang dari tipe tertentu memiliki kerangka dasar, jadi kami selalu bersama
dengan komponen genetik yang serupa. Namun, saat ini, setiap kerangka
dasar terdiri dari faktor yang mengganggu keabadian. Faktor ini lah yang
menunjukkan apakah suatu bibit jagung itu biji putih, kuning, merah, atau
10
ungu. Atau apakah ayam akan berbulu dengan warna hitam, coklat, putih,
abu-abu atau totol. Untuk setiap sifat yang baru muncul atau yang tidak jelas
akan diatur oleh yang dinamakan gen.
Sekalipun setiap individu suatu jenis memiliki komponen genetik
yang sama, ternyata memiliki komponen faktor yang berbeda, tergantung
pada penurunannya. Susunan perangkat faktor genetik ini menentukan sifat
yang disandang individu yang bersangkutan. khawatir. Keragaman genetik
suatu jenis ditentukan oleh keanekaragaman susunan faktor genetik
komponen setiap suatu jenis.
Jadi, setiap individu dalam suatu jenis memiliki susunan faktor
genetik yang berbeda dari susunan genetik induvidu lain, bahkan jika
mereka dari jenis yang sama. Selain genetik, lingkungan juga dapat
mempengaruhi sifat luar setiap individu, atau mungkin perpaduan keduanya.
Dua individu yang memiliki susunan genetik yang sama namun
menunjukkan sifat luar, bisa sangat berbeda jika lingkungannya benar-benar
berbeda. Di sisi lain, dua individu dengan susunan genetik yang berbeda
akan memiliki sifat luar yang sama jika lingkungannya sama.
Terlepas dari kenyataan bahwa susunan genetik setiap individu
berbeda-beda, di dalam tingkat jenisnya akan terdapat pengelompokan yang
memungkinkan adanya kisaran kesamaan dalam taraf-taraf tertentu,
membentuk lungkang (pool) individu yang mempunyai kesamaan dalam
kisaran lingkungan itu.
Kita menggunakan beberapa contoh flora dan fauna terdekat sebagai
contoh untuk menilai keragaman genetik. Hal ini misalnya terlihat pada
matoa yang merupakan ciri khas Irian Jaya dan tercatat kurang dari 9
penampilan matoa. Sagu yang ditemukan di Ambon, mengenal kurang lebih
6 macam sagu. Mangga, kita mengenal beberapa mangga, seperti mangga
gedong, mangga golek, mangga simanalagi, mangga apel, mangga cengkir,
mangga sengir, mangga indramayu, mangga bapang dan mangga arumanis.
Kita juga mengenal tentang rambutan Aceh, rambutan gelong, rambutan
simacan, rambutan rapiah, dan rambutan lebakbulus. Padi, yang kita kenal
11
dengan padi rakim, cempaka, sedane, padi ciliwung, padi ketan, padi IR,
padi pelita, dan lainnya. Kita juga mengenal adanya kerbau lumpur, kerbau
belang, dan kerbau sumba. Itik yang kita kenal, itik alabio, itik tegal, itik
bali, dan itik kerawang.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keanekaragaman makhluk hidup adalah adanya berbagai macam
keanekaragaman bentuk, rupa, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai
tingkat makhluk hidup, seperti tingkat ekosistem, tingkat spesies, dan tingkat
genetik. Adanya sistem klasifikasi makhluk hidup dapat memudahkan kita
dalam mempelajari makhluk hidup, serta adanya sistem penamaan kita dapat
mengetahui nama-nama makhluk hidup sesuai ketentuan. Dan kita dapat
mengetahui beberapa isu yang terkait dengan konsep keanekaragaman hayati
seperti kepunahan spesies, pembukaan lahan, kebakaran hutan, pemilihan jenis
untuk penghijauan, rekayasa genetika, pelestarian spesies dan alam secara
keseluruhan, pemenuhan kebutuhan pangan, ekspedisi pencarian bahan obat-
obatan, pencemaran lingkungan, pemanasan global, kearifan tradisional, dan
wisata alam.
SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14