Dibimbing Oleh:
Disusun oleh:
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun latar belakang penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Biologi Ssistem. Makalah ini adalah hasil dari pengamatan atau pun observasi langsung ke Taman
Burung Cemara Asri guna untuk mengidentifikasi tentang keanekaragaman hewan dan tumbuhan.
Dengan adanya tugas ini mahasiswa diharapkan dapat menguasai pembelajaran dengan topik
keanekarangaman hewan dan tumbuhan dan mampu mengidentifikasi secara langsung tentang klasifikasi
baik itu hewan maupun tumbuhan
1.2 TUJUAN
Mampu mengetahui jenis keanekaragaman
Mengetahui cara klasifikasi dan tata nama makhluk hidup
Mengetahui urutan takson
1.3 MANFAAT
Mahasiswa mengetahui klasifikasi dari hewan dan tumbuhan
Melatih mahasiswa untuk terjun kelapangan
melatih mental daripada mahasiswa
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
genotip merupakan sifat yang tidak tampak. Contoh keanekaragaman tingkat genetik slaain
varietas padi dan mangga antara lain adalah orang utan kalimantan (pongo pigmaeus pigmaeus)
dan orang utan sumatera ( pongo pigmaeus abeli).
Keanekaragaman gen juga dapat terjadi akibat persilangan antarspesies baik yang terjadi
secara alami maupun buatan manusia, misalnya variasi morfologi pada gandum akibat
persilangan. Selain karena keturunan dan persilangan, variasi pada makhlik hidup sejenis dapat
terjadi karena interaksi antara gen dengan lingkungan. Informasi genetik ini merupakan salah
satu faktor penentu sifat ataupun ciri fisik yang tampak pada organisme yg diwujudkan dalam
bentuk rumus F = G + L
2. Keanekaragaman jenis
Selain keanekaragaman hayati pada tingkat genetik, terdapat juga keanekaragaman hayati
tingkat jenis dan tingkat jenis (antarspesies) lebih mudah diamati dibandingkan
keanekaragaman hayati tingkat genetik, karena perbedaanya jenis menyolok. Misalnya
variasi jenis-jenis makhluk hidup yang terdapat dalam satu famili, namun masing-masing
memiliki fisik yang berbeda dan hidup ditempat yang berbeda.
Perbedaan jenis di atas tingkat famili lebih mudah diamati, misalnya antara ayam dan
anjing yang masing-masing termasuk chordata.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan
faktor abiotik. Faktor biotik meliputu berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang
termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan. Keanekaragaman
tingkat ekosistem dapat kita lihat : Ekosistem lumut, ekosistem hutan berdaun jarum,
ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem padang rumput, ekosistem padang pasir, ekosistem
pantai.
Keanekaragaman hayati yang menyangut unsur flora dan fauna secara berlebihan aan
memberian pengaruh buruk bagi keanekaragaman hayati tersebut. Penurunan keanekaragaman
hayati yang meliputi flora dan fauna hutan mengakibatkan satwa liar yang berada di hutan
kehilangn tempat hidup dan sumber makanannya. Akibat lebih lanjut dapat menyebabkan
kematian dan kepunahan.
3
PERSEBARAN GEOGRAFIS KEANEKARAGAMAN BIOLOGIS
Para ahli biologi telah lama mengakui keberadaan cline pada keanekaragaman spesies
dalam bentu gradien geografis utama. Jumlah spesies burung terestrial dalam bentukgradien
geografis utama. Faktor-faktor yang mengatur semua pola keanekaragaman dalam komunitas
alamiah.
a. Ketersediaan energi. Peningakatan radiasi matahari didaerah tropis meningkatkan
fotosintesis tumbuhan yang menyediakan peningkatan dasar sumberdaya untuk
organisme lain dan dengan demikian kemampuannya lebih besar untuk mendukung
spesies.
b. Heterogenitas habitas. Daerah tropis sering kali mengalami gangguan yang bersifat lokal
seperti pohon tumbang , banjir dan memiliki ketidaksadaran lingkungan yang lebih besar,
memungkinkan keanekaragaman lebih besar pada spesies tumbuhan untuk membentu
dasar sumber daya bagi komunitas hewan yang beranekaragam.
c. Spesialisasi relum. Iklim tropis memungkinkan banyak organisme mengalami
spesialifikasi pada kisaran sumber daya yang lebih sempit. Sehingga mengurangi
persaingan dan kemungkinan tingkat pembagian sumberdaya yang lebih baik diantara
spesies, yang menggalang keanekaragaman spesies yang lebih besar.
d. Interaksi populasi. Keanekaragaman adalah memperbanyak diri sendiri karena interaksi
populasi yang kompleks mengalami koevolusi dan interaksi pemangsa dan interaksi
simbiotik yang dihasilkan suatu komunitas yang beranekaragam.
4
Asal Mula Tumbuhan
Tumbuhan kemungkinan berevolusi dari alga hijau yang disebut karavita, selama
beberapa dekade telah diakui bahwa alaga hijau adalah protista protosintetik yang paling
dekat dengan tumbuhan karena ada keanekaragaman yang sangat besar pada alga hijau.
Penelitian terbaru memfokuskan pada kelompok organisme akuatik yang merupakan kerabat
alga terdekat bagi tumbuhan tumbuhan.
Sekarang banyak bukti yang mengarah pada karavita. Denga membandingkan
ultrastruktur sel biokimia dan informasi hereditas.
Urutan dari kingdom ke spesies adalah menurut persamaaan ciri-ciri yang paling umum
kemudian makin kebawah persamaan ciri-ciri makin khusus dan perbedaan ciri-ciri makin kecil.
Urutan tersebut adalah
A. Kongdom (Kerajaan)
Kingdom merupakan tingkat takson tertinggi yang membagi makhluk hidup
menjadi 5 golongan pokok yaitu; kingdom tumbuhan (plantarium), kingdom hewan
(animalium), Kingdom jamur ( fungi), kingdom protista dan kingdom monera.
B. Filim atau devisi (keluarga besar)
Kingdom dibagi menjadi filum filumuntuk hewan dan devisi-devisi untuk
tumbuhan. Kingdom tumbuhan dibagi menjadi devisi-devisi menurut ciri-ciri yang
umum.
C. Kelas
Devisi dibagi menjadi kelas-kelas menurut ciri-ciri yang masih umum. Seperti
tumbuhan berbiji dan tidak berbiji. Kelas ini juga masih dibagi menjadi sub bab seperti
tumbuhan berkeping satu dan tumbuha berkeping dua
D. Ordo (Bangsa)
Ordo membagi kelas atau sub kelss dalam ciri yang lebih khusus lagi.
E. Famili (Suku)
Dari orde ke famili, anggota-anggotanya makin memiliki ciri khusus yangsama
dan perbedaannya semakin kecil.
F. Genus (marga)
Famili dibagi lagi menjadi genus-genus.
G. Spesies (Jenis)
Bagian terkecil dari semua bagian dan memiliki ciri yang paling khusus
6
BAB III
METODOLOGI
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 TUMBUHAN
Divisi Magnoliophy
ta
Kelas Liliopsida
Ordo Poales
Famili Poaceae
Genus Eleusine
Famili Apocynaceae
Genus Adenium
Ordo Asparagales
Famili Xanthoirhoe
aceae
Genus Aloe
Divisi Magnoliophy
ta
Kelas Liliopsida
Ordo Musales
Famili Musaceae
Genus Musa
Ordo Poales
Famili Cyperaceae
Genus Cyperus
9
4.3 Hewan
JENIS KLASIFIKASI
1. Ikan Lele (Platycephaloides ) Kingdom Animalia
Filum Chordata
Kelas Actinopterygii
Ordo Siluriformes
Famili Clariidae
Genus Clarias
10
5. Ular ( Serpentes ) Kingdom Animalia
Filum Chordata
Kelas Reptilia
Ordo Squamata
Famili Elaphidae
Genus Ptyas
11
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Jenis keanekaragaman
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragman gen menyebabkan variasi antar individu yang masih berada dalam tingkat
spesies yang sama misalnya kita melihat sekelompok makhluk hidup sejenis atau satu spesies.
Contoh pohon kelapa gading, kelapa hijau, dan kelapa kopyal.
2. Keanekaragaman jenis
Selain keanekaragaman hayati pada tingkat genetik, terdapat juga keanekaragaman hayati tingkat
jenis dan tingkat jenis (antarspesies) lebih mudah diamati dibandingkan keanekaragaman hayati
tingkat genetik, karena perbedaanya jenis menyolok.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan faktor
abiotik. Faktor biotik meliputu berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk
faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan.
urutan takson
A. Kongdom (Kerajaan)
B. Filim atau devisi (keluarga besar)
C. Kelas
D. Ordo (Bangsa)
E. Famili (Suku)
F. Genus (marga)
G. Spesies (Jenis) 12
DAFTAR PUSTAKA
1. Campbell dkk.2004.Biologi Edisi 5 Jilid 3.Jakarta: Erlangga
2. Sinambela,Masdiana.2017.Biologi Sistem.medan:UNIMED PRESS
3. Campbell dkk.2003.Biologi Edisi 5 Jilid 2.Jakarta: Erlangga
4. Pratiwi,dkk. 1997.Biologi.Jakarta:Erlangga
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_eksploratif. Diakses pada Senin 2 Oktober 2017
pukul 17.25 WIB
13