Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

SITOSKLETON DAN ORGANEL SEL


Dosen Pengampu : Dr. Melva Silitonga, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Alfina Siska Dewi (4221220008)
Artika Rindiani (4222520008)
Mega Utami (4222520003)

Rifka Khairunnisa Nst (4223520013)


Wardah Arijah Batubara (4223520005)
Wia Purwa Atmaja (4223520009)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Critical Book Review .

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah Critical Book Report ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah Critical Book Report yang selanjutnya akan penulis susun.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah Critical Book Review tentang Sitoskleton
dan organel sel ini dapat memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca.

Medan, 16 Maret 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................2


BAB I....................................................................................................................................4
IDENTITAS BUKU..............................................................................................................4
1.1. Buku 1 .....................................................................................................................4
1.2. Buku 2 .....................................................................................................................4
BAB II ...................................................................................................................................5
RINGKASAN ISI BUKU .....................................................................................................5
2.1. Ringkasan Buku 1 ..................................................................................................5
2.2. Ringkasan Buku 2 ..................................................................................................7
BAB III ............................................................................................................................... 10
KEUNGGULAN BUKU ..................................................................................................... 10
BAB IV ................................................................................................................................ 13
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................... 13
4.1. Kesimpulan ...........................................................................................................13
4.2. Saran ..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14
BAB I

IDENTITAS BUKU

1.1. Buku 1

Judul buku: Biologi Sel


No. ISBN: 978.979.495.760.8
Penulis: Marheny Lukitasari
Nama Penerbit: Universitas Negeri Malang
Kota Terbit: Malang
Tahun Terbit: 2015
Jumlah Halaman 16
1.2.Buku 2

Judul Buku: Biologi Sel Unit Terkecil Penyusunan Tubuh Makhluk Hidup
No. ISBN: 978-602-50521-3-2
Penulis: Rahmadina, M.Pd dan Husnarika Febriana, S.Si., M.Pd.
Nama Penerbit: CV. Selembar Papyrus
Kota Terbit: SurabayA
Tahun Terbit: 2017
Jumlah Halaman: 130
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1. Ringkasan Buku 1


A. Skeleton
Sitoskeleton atau rangka sel, merupakan bagian sel yang memiliki fungsi penting
dalampergerakan sel yang akan mempengaruhi aktivitas dan metabolime sel baik secara
individual atau jika sel sudah berada dalam suatu jaringan. Sitoskeleton membantu dan terlibat
dalam berbagai jenis pergerakan sel yang mencakup perubahan tempat sel maupun pergerakan
bagian sel yang lebih terbatas. Pergerakan tersebut umumnya membutuhkan interaksi
sitoskeleton dengan protein yang disebut molekul protein motor, yang molekul tersebut
termasuk juga menyebabkan sel otot berkontraksi. Misalnya adalah pergerakan silia dan
flagellata. Aliran sitoplasma yang mensirkulasi materi dalam banyak sel tumbuhan merupakan
jenis gerak seluler yang disebabkan oleh komponen sitoskeleton. Seluruh filamen sitoskeleton
adalah polimer yang panjang dari subunit-subunit protein.Pengaturan kerjasama sistem
sitoskeleton secara bersama-sama antar polimer atau secara mandiri, akan mengontrol bentuk
sel. pada banyak sel keberadaan sitoskeleton cenderung stabil, tetapi pada sel yang lain bentuk
akan mengalami perubahan secara terus menerus. Keseluruhan mekanisme pergerakan sel
membutuhkan bahan bakar berupa ATP yang dikonversikan dalam energi gerak. Sel memiliki
dua hal penting dalam pergerakannya, yaitu 1) mekanisme pergerakan dengan adanya
mikrofilamen dan mikrotubul yang bertanggungjawab untuk banyak perubahan bentuk sel,
serta 2) mekanisme gerak yang dipelopori oleh adanya enzim yang disebut protein motor.
Protein tersebut menggunakan ATP sebagai energi untuk membantu pergerakan banyak organel
sepanjang mikrofilamen atau mikrotubul.

B. Mikrotubul
Mikrotubul terdapat dalam semua sitoplasma sel eukariotik yang berbentuk batang
lurus dan berongga dengan diameter sekitar 25nm, dan panjang 200nm-25µm. Dinding tabung
berongga dibangun dari protein globular yang disebut tubuling. Mikrotubul memanjang dengan
menambahkan molekul tubulin di ujung-ujungnya, dan dapat dibongkar serta tubulinnya
dipergunakan untuk membangun mikrotubul dibagian mana saja dalam sel.Dalam menunjang
pergerakan sel maka mikrotubul terorganisasi dalam aturan sistem struktur spesial yang disebut
microtubule-organizing center (MTOC). MTOC akan memberikan arah untuk pergerakan
vesikula, dan orientasi organel dalam sitoplasma. Hal ini disebabkan karena transport vesikula
dan organel bergerak sepanjang mikrotubul sehingga MTOC bertanggungjawab untuk
keseimbangan polaritas sel sekaligus proses pembagian sitoplasma menjadi dua selama
interfase dan mitosis sel. Sel berisi dua populasi mikrotubul, yaitu pada kondisi stabil adalah
mikrotubul yang panjang dan kondisi tidak stabil yaitu mikrotubul yang pendek. Mikrotubul
tersebut termasuk silia dan flagel, yang merupakan perpanjangan dari membran plasma sebagai
bagian yang melewati permukaan epitel untuk membantu sperma berenang, atau mendorong
sel telur keluar menuju oviduct. Struktur mikrotubul tersusun dari tubulin subunit yang terdiri
dari heterodimer antara α dan β tubulin. Keduanya memiliki 55.000 monomer yang ditemukan
dalam sel eukariotik dan tersusun secara tepat.

C. Strukturdan fungsi Filamen Aktin (Mikrofilamen)


Filamen aktin yang disebut juga sebagai mikrofilamen karena tersusun dari molekul
aktin yaitu suatu protein globular. Filamen aktin merupakan protein intraseluler dengan jumlah
yang berlimpah dalam sel eukariotik, dalam sel otot misalnya, terdapat 10% filamen aktin dari
seluruh total berat sel, termasuk dalam sel selain otot yang terdapat 1-5% dari seluruh protein
yang ada. Aktin terdiri dari monomer globular yang disebut G-aktin dan filamen polimer yang
disebut F-aktin. Masing-masing molekul aktin tersebut berisi ion Mg2+ yang secara kompleks
berikatan dengan ATP atau ADP. Kondisi keberadaan ion-ion Mg2+, K+, atau Na+ dalam
larutan di sekitar G-aktin akan menginduksi polimerisasi G-aktin menjadi filamen F-aktin.
Proses ini dapat berbalik dengan terurainya F-aktin menjadi G-aktin ketika kondisi ion dalam
larutan sekitar menurun. Filamen aktin dibutuhkan di banyak tempat dalam sel yang akan
terorganisasi membentuk sitoskeleton dan tidak mengalami perubahan, seperti sarkomer otot
atau yang terdapat pada membran eritrosit. Sel-sel otot memiliki spesialisasi fungsi yang erat
kaitannya dengan pergerakan melalui kontraksi. Sel-sel otot harus berkontraksi dan kembali
normal secara cepat, dan terjadi terus menerus dalam waktu yang lama sehingga membutuhkan
energi yang cukup selama proses pergerakan dengan kontraksi tersebut.

D. Struktur dan fungsi Filamenintermediate


Filamen intermediate (FI) biasa ditemukan pada seluruh sel hewan dan tidak terdapat
pada tanaman dan fungi. Penamaan FI didasarkan pada diameternya (8-12nm) yang lebih besar
dibanding mikrofilamen tetapi lebih kecil dibanding mikrotubul. FI memiliki spesialisasi
khusus dalam hal menahan tarikan dengan banyak jenis yang beragam, dimana setiap jenisnya
disusun dari subunit molekuler yang berbeda dari keluarga protein yang beragam yang
termasuk dalam keratin. FI merupakan struktur sitoskeleton yang lebih permanen dibandingkan
mikrotubul dan mikrofilamen, karena sering dibongkar pasang untuk berbagai macam
penyusun bagian sel. FI berperan penting dalam memperkuat bentuk sel dan menetapkan posisi
organel tertentu dalam sel.Kerjasama FI dengan inti dan membran plasma menunjukkan bahwa
fungsi terkait dengan struktur. Pada vertebrata komposisi FI merupakan famili α protein helical
yang ditemukan dalam sitoplasma jaringan yang berbeda dan dalam membran inti.

E. Silia dan Flagella


Silia dan flagella merupakan alat bantu pergerakan yang memiliki susunan khusus
mikrotubula, dan terdapat pada sel eukariotik untuk membantu proses pergerakan. Banyak
organisme uniseluler bergerak di air dengan bantuan silia dan flagellata.Silia muncul dalam
jumlah yang banyak pada permukaan sel dengan diameter 0,25 µm dengan panjang sekitar 2-
20µm.Sedangkan flagell memiliki diameter sama dengan silia tetapi lebih panjang yaitu 10-
200µm dengan jumlah terbatas hanya satu atau beberapa pada setiap sel. Perbedaan silia dan
flagella terutama dalam hal panjang, jumlah per sel, dan pola kibasan. Akan tetapi silia dan
flagella memiliki kesamaan dalam struktur khusus mikrotubul yang disebut axonema. Struktur
tersebut terdiri dari sembilan doublet mikrotubul, yang secara bersama-sama membentuk
struktur melingkar dengan dua mikrotubul tunggal yang terdapat di tengah. Lengan memanjang
tiap doublet mikrotubul ke doublet berikutnya merupakan molekul protein motor yang disebut
dynein dan bertanggungjawab untuk pergerakan membelok silia dan flagel.

2.2.Ringkasan Buku 2
Fungsi – fungsi sel dilakukan oleh struktur terspesialisasi yang dapat dibandingkan
dengan organ – organ tubuh kita, oleh sebab itu, struktur tersebut dikenal dengan nama organel.
Secara umum, organel itu berkembang sebagai suatu sistem yang dapat dipandang sebagai
kompartmen dengan bentuk yang berbeda – beda sesuai dengan letak dan fungsinya masing –
masing. Bentuk yang memiliki hubungan yang dekat antara struktur dengan fungsinya memiliki
sifat yang universal dalam biologi dan dapat diamati pada setiap tingkatan sel, organisme
multiseluler, bahkan ekosistem.

1. Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum endoplasma (RE) ialah serangkaian saluran yang membentuk jaringan yang
saling sambung – menyambung dan terbentang dari membran sel hingga ke membran nukleus.
RE ini merupakan membran yang bersifat lipoprotein dan terdapat di dalam sitoplasma antara
membran inti dengan membran sitoplasma. Secara umum fungsi Retikulum Endoplasma yaitu
menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari
RE dan menuju ke sitosol, sebagai tempat memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom
untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel, sebagai tempat
mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar), sebagai tempat menetralkan
racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel – sel hati (RE kasar dan RE halus),
dan sebagai alat transportasi molekul – molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang
lain (RE kasar dan RE halus).

2. Kompleks Golgi
Kompleks Golgi ditemukan pertama kali oleh seorang ahli berkebangsaan Italia yang
bernama Camillo Golgi pada tahun 1891, yang merupakan seorang ahli histologi dan patologi.
Camillo menemukan suatu struktur yang berbentuk seperti jala pada bagian sitoplasma sel saraf
kucing, Camillo mewarnai sel saraf kucing tersebut dengan menggunakan osnium tetra oksida
dan garam perak sebelum ditemukannya organel Reticulum Endoplasma. Ia menyebutnya
sebagai “The Internal Reticular Apparatus”. Kompleks Golgi juga merupakan salah satu
organel yang membrannya terbentuk dari lipoprotein. Organel ini banyak dijumpai pada sel
hewan dan sel tumbuhan. Struktur kompleks golgi ini memiliki bentuk bertumpuk – tumpukan
pada kantong kantong pipih yang sangat kompleks dan pada bagian dalamnya terdapat ruangan
kecil yang dikenal dengan vakuola. Organel ini merupakan salah satu organel yang secara aktif
berperan dalam sekresi protein. Hasil protein yang telah disintesis oleh RER akan dipindahkan
ke dalam kompleks golgi. Disini karbohidrat tambahan dapat dimasukkan kedalamnya,
kemudian protein protein tersebut terkumpul di dalam ruang – ruang kompleks golgi hingga
penuh dengan protein. Ruang – ruang tersebut dapat berpindah ke permukaan sel dan
mengeluarkan isinya ke bagian luar. Sedangkan ruang – ruang yang berprotein pada kompleks
golgi yang lain dapat disimpan di dalam sel sebagai lisosom.

3. Vesikuli/Vesikel
Vesikel adalah sebuah ruang pada sel yang dikelilingi oleh membran sel. Ruang
biasanya ditempati oleh sitoplasma yang terdiri dari organel dan sitosol sebagai lubang saluran
atau wadah transportasi untuk menyimpan dan mengangkut zat disekitar sel dan ke membran
sel. Adapun rincian dari model pematangan sisterna (cisternal matoration model), yaitu :

1) Vesikel bergerak dari RE ke Golgi


2) Vesikel bergabung dan membentuk sisterna cis Golgi baru
3) Pematangan sisterna : sisterna Golgi bergerak dengan arah cis ketrans
4) Vesikel terbentuk dan meninggalkan Golgi, mengangkut protein-protein
spesifik ke lokasi lain atau ke membran plasma untuk sekresi.
4. Sitoskleton
Sitoskeleton adalah jaringan filamen dan tubulus yang membentang di seluruh sel,
melalui sitoplasma, yang mencakup semua materi di dalam sel selain nukleus. Sitoskeleton
dapat ditemukan pada semua sel, tetapi protein yang merupakan bahan pembentuknya dapat
berbeda di antara masing-masing organisme. Secara umum, fungsi sitoskeleton adalah
mendukung kehidupan sel, memberikan bentuk, serta mengatur dan menyambungkan organel
(semacam organ) yang ada di dalamnya. Sitoskeleton juga memiliki peran dalam transportasi
molekul, pembelahan sel, dan sinyal sel. Struktur sitoskeleton terdiri dari tiga jenis filamen
yang merupakan rantai protein memanjang berupa mikrofilamen, filamen intermediat, dan
mikrotubulus.

5. Sitosol
Sitosol merupakan suatu bagian sitoplasma yang berupa cairan yang terdapat disela-
sela organel baik berselaput atau pun tidak (contohnya : ribosom). 50 % volume dari sel ialah
tersusun atas sitosol. Ribuan enzim yang ikut serta dalam metabolisme intermedia terlarut di
dalam sitosol atau hialoplasma. Selain itu cairan ini penuh oleh ribosoma yang aktif mensintesis
protein. Sekitar 50 % protein yang disintesis oleh ribosom ini ditentukan untuk tetap ada di
sitosol. Sitosol memiliki fungsi sebagai media untuk proses intraseluler. Ini berarti harus
mengandung protein, ion, dan bahan lain yang tepat untuk kegiatan sitosol.
BAB III

KEUNGGULAN BUKU

Buku
Keunggulan Buku
1 2
1. Kedalaman Bahasa yang digunakan sesuai Bahasa yang digunakan pada
Pembahasaan dengan kaidah EYD ( ejaan buku pembanding termasuk
yang disempurnakan). Dalam bahasa yang baku namun tidak
buku ini pengarang kaku,penggunaan kata-kata
menggunakan bahasa yang yang digunakan mudah
komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Pada
dipahami oleh pembaca buku ini juga menggunakan
sehingga pesan yang ingin bahasa-bahasa ilmiah yang
disampaikan oleh pengarang disertai dengan pengertiannya
dapat dipahami langsung oleh sehingga pembaca yang tidak
pembaca dan pembacapun mengerti bahasa ilmiah pada
tidak kesulitan dalam materi ini mendapatkan arti
memahaminya dan dapat belajar untuk
mengetahui yang lebih jelas
lagi penggunaan bahasa ilmiah
ini.

2. Kejelasan kalimat Kejelasan kalimat pada buku Kejelasan pada buku


pertama menggunakan kalimat pembanding sama seperti pada
efektif yang memudahkan buku pertama sama-sama
pembaca lebih memahami menggunakan kalimat efektif
materi yang disampakan dari yang memudahkan pembaca
buku karena menggunakan dalam memahami materi,
kata-kata yang tepat dan tidak kalimat yang tidak bertele- tele
menggunakan kata kata yang dalam penyampaiannya yang
tidak perlu yang dapat langsung mengarah pada topik
membuat pembaca bingung yang sedang dibahas
ketika memahaminya

3. Kecukupan Pada buku 1, dilengkapi Pada buku 2, gambar dan


gambar/ ilustrasi gambar dan ilustrasi yang ilustrasi yang ditampilkan
memperjalan teori yang cukup menarik. Warnanya
dipaparkan pada buku. Gambar mencolok, dan gambarnya
yang divisualisasikan pada sangat jelas. Hanya saja, tidak
buku sesuai dengan sesuai dengan pengamatan
pengamatan mikroskopik yang mikroskop secara langsung.
dilakukan, sehingga pembaca Karena gambar yang tertera
tidak perlu kebingungan jika hanya ilustrasi dari bagian
gambar yang diamati berbeda organel sel. Namun, struktur
dengan gambar yang tertera dari organel sel yang
pada buku. Selain itu, ditampilkan sangat jelas dan
keunggulan dari penempatan lengkap. Secara tepat
gambar pada buku 1 ini adalah menunjukkan bagian-bagian
pada gambar dari organel sel dari organel sel sesuai teori
dilengkapi dengan struktur yang dipaparkan pada buku 2
pada organel tersebut, juga (buku pembanding).
ukuran dari organel sel yang
diamati secara mikroskopik.
Ilustrasi skema yang tertera
juga cukup terlihat nyata, dan
sistematik.

4. Kesesuaian Buku 1 memuat materi yang Buku 2 yang berjudul 'Biologi


dengan RPS lebih sistematika, dimana Sel' oleh Rahmadina dan
pembagian persubbabnya jelas Febriani memuat
dan sesuai dengan materi yang semuabmateri yang tercantum
terdapat di RPS. Buku 1 yang pada RPS. Hanya saja pada
berjudul 'Biologi Sel' oleh bagian sitosol hanya dijelaskan
Marheny Lukitasari memuat secara sekilas saja, sehingga
materi yang terdapat di RPS pembaca perlu mencari
meliputi: sitosol dan referensi lain mengenai
sitoskleton, organella sistem pembahasan sitosol.
membran yang meliputi
Retikulum Endoplasma dan
aparatus golgi. Namun, pada
buku ini tidak dipaparkan
secara jelas materi tentang
vesikuli.

Buku
Kelemahan Buku
1 2
1. Bentuk huruf Tanda baca dan pengetikan Sama hal nya dengan dengan
yang kurang tepat masih buku utama, penggunaan
ditemukan dalam buku ini. huruf juga kurang menarik
Font yang dipakai juga dan terdapat pengetikan kata
kurang menarik minat yang kurang tepat
pembaca.
2. Kemutakhiran Kemutakhiran buku belum Kemutakhiran buku belum
bisa dipastikan karena dilihat bisa dipastikan karena dilihat
dari tahun terbitannya dan dari tahun terbitannya dan
sumber-sumbernya, sumber-sumbernya, kemudian
kemudian pembahasan yang pembahasan yang dipaparkan
dipaparkan oleh penulis oleh penulis belum
belum menyeluruh yang menyeluruh yang membuat
membuat pembaca sulit pembaca
memahami nya. sulit memahami nya.
3. Kecukupan gambar / Pada buku 1, Ada beberapa Pada buku 2, Beberapa
ilustrasi table yang tidak ada gambarnya tidak terlalu
dicantumkan ataupun jelas(ngeblur), dan hanya
gambar yang letaknya telalu mencantumkan gambar
berjauhan dengan isi dibeberapa materi namun
materinya. Gambar nya tidak semua materi
sudah memadai tetapi tidak
semua penjelasan disertakan
gambar sehingga pembaca
sulit untuk memahami nya.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan
Dari uraian kedua buku yang kami gunakan dalam mengerjakan tugas critical book
review ini ,kami menyampaikan bahwa kedua buku ini memiliki kedalaman kebahasaan dan
kejelasan kalimat yang cukup baik, sehingga pembaca lebih mudah mengerti Ketika
membacanya. Lalu kedua buku ini sama sama memiliki keunggulan, namun masih juga terdapat
kelemahan-kelemahan dari kedua buku ini sehingga memungkinkan untuk dilakukan revisi
agar dapat menjadi buku yang lebih baik lagi

4.2.Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan pada critical book review ini, adalah
diharapkan kepada pembaca agar dapat mengetahui isi dari buku ini sebagai sumber bacaan dan
pengetahuan untuk lebih memahami materi sitoskleton dan organel sel
DAFTAR PUSTAKA

Lukitasari M. 2015. Biologi Sel. Malang : Universitas Negeri Malang


Rahmadina, Febriana H. 2017. Biologi Sel Unit Terkecil. Surabaya : CV Selembar Papyrus

Anda mungkin juga menyukai