Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

“BIO-ENERGETIKA
Dosen Pengampu : Friends Silaban, M.Si

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
KELOMPOK 6
Nama : -Adnan Mustaqim (4213220022)
-Angel Tessalonika Napitu (4213220006)
-Lusi Maysara Siagian (4213220036)
-Lutfi Wahyu Ananda (4211220018)
-Ramatio Pasaribu (4213520023)
Kelas : PSB 2021 B
Mata Kuliah : BIOLOGI UMUM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PRODI BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karunia-Nya, penulisan CBR ini dapat terselesaikan dengan baik.Critical Book Report
(CBR) ini kami susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah “Biologi Umum” dan
menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut.
Harapan kami, semoga setelah penyelesaian penulisan Crtical Book Report ini kami
semakin memahami tentang bagaimana penulisan Critical Book Report yang baik dan
benar.
Di lain sisi, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Critical Book Report ini. Kami sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CBR ini, khususnya kepada
dosen pengampu mata kuliah ini .
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan CBR ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan penulisan CBR
kedepannya , semoga karya tulis CBR ini bermanfaat bagi semuanya terimakasih.

Samosir, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. 3

BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................... 4
1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CBR ...................................................................................... 4

1.2 TUJUAN PENULISAN CBR......................................................................................................... 4

1.3 MANFAAT PENULISAN CBR..................................................................................................... 4

BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................................................ 5.
2.1 IDENTITAS BUKU........................................................................................................................... 5.

2.2. RINGKASAN ISI BUKU.................................................................................................................. 5

BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN........................................................................................................ 14
3.1 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
UTAMA…………………………………………………………………………14
3.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
PEMBANDING……………………………………………………………….14

BAB IV
PENUTUP................................................................................................................................................... 15
4.1 KESIMPULAN............................................................................................................................ 15

4.2 SARAN......................................................................................................................................... 15

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1RASIONALISASI PENTINGNYA CBR
Critical Book Report merupakan salah satu instrumen yang dapat mendukung
keberhasilan dalam proses pembelajaran di bangku perkuliahan. Indikator
keberhasilan Critical Book Report untuk mendukung keberhasilan dalam
pembelajaran itu dapat dilihat dari terciptanya kemampuan dari setiap
mahasiswa/mahasiswi untuk mengevaluasi penjelasan, interpretasi serta analisis
mengenai kelebihan maupun kelemahan baik dari jurnal maupun artikel lainnya
sehingga berdampak besar bagi pengembangan cara berpikir dari mahasiswa yang
pada akhirnya menambah pemahaman dan pengetahuan mahasiswa itu sendiri
terhadap kajian mata kuliah yang telah diambil. Dengan kata lain melalui Critical
Book Report mahasiswa diajak untuk menguji pemikiran dari pengarang maupun
penulis berdasarkan sudut pandang yang akan dibangun oleh setiap mahasiswa
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
1.2TUJUAN PENULISAN CBR
Tujuan penulisan Critical Book Report salah satunya adalah untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Biologi Umum ,selain itu penulisan CBR ini bertujuan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa mengenai satu materi dari beberapa buku yang
berbeda, meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mengkritik atau mereview
buku dan menguatkan suatu konsep atau pemikiran mengenai suatu materi dari
beberapa buku yang telah dibaca.
1.3MANFAAT CBR
Manfaat penulisan Critical Book Report adalah terciptanya kemampuan dari
setiap mahasiswa/mahasiswi untuk mengevaluasi penjelasan, interpretasi serta
analisis mengenai kelebihan maupun kelemahan baik dari Jurnal, buku maupun
artikel lainnya sehingga berdampak besar bagi pengembangan cara berfikir dari
mahasiswa yang pada akhirnya menambah pemahaman dan pengetahuan
mahasiswa itu sendiri terhadap kajian mata kuliah yang telah diambil. Dengan kata
lain, melalui Critical Book Report mahasiswa diajak untuk menguji pemikiran dari
pengarang maupun penulis berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang mereka
miliki.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku

Identitas Buku Utama

Judul buku : BIOLOGI UMUM

Penulis : Masdiana Sinambela dkk

Penerbit : UNIMED

Tahun : 2018

Jmlh hal : 181

Identitas Buku Pembanding

Judul Buku : BUKU AJAR NUTRISI IKAN


Penulis : Dr. Ir. Subandiyono, M.App.Sc.
Dr. Ir. Sri Hastuti, M.Si.
Penerbit : Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas
Diponegoro Semarang
Tahun Terbit : 2016
NO.ISBN : 978-602-1065-34-1

2.2 Ringkasan Isi Buku


2.2.1. Ringkasan Buku Utama
Dalam ilmu Biokimia, bioenergetika menjadi salah satu pengetahuan yang wajib
dipelajari Bionergetika juga dapat disebut thermodinamika yaitu perubahan energi
dengan melibatkan reaksi kimia. Mulai dari SD sampai duduk di bangku kuliah,
bioenergetika wajib dipelajari namun berbeda tingkat kesulitannya pada tiap jenjang
pendidikan.
1. Bioenergetika atau termodinamika
Merupakan bagian dari ilmu biokimia yang mempelajari tentang transformasi
(perpindahan) dan penggunaan energi. Bioenergetika adalah ilmu pengetahuan
mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh
pelepasan energi selama sistem reaksi bergerak dari tingkat energi yang lebih tinggi ke
tingkat energi yang lebih rendah.
2. Energi bebas dan kesetimbangan
Energi bebas adalah jumlah maksimum energi yang dibebaskan pada suatu proses yang
terjadi pada suhu tetap dan tekanan bebas. Energi bebas dilambangkan dengan AG,
sedangkan kesetimbangan adalah dua reaksi yang terjadi pada kecepatan yang sama
dan tidak ada lagi perubahan konsentrasi.
3. Reaksi eksergonik dan reaksi endergonik
Reaksi yang dapat berlangsung selalu menghasilkan energi bebas dar dinamakan reaksi
eksergonik. Reaksi yang memerlukan energi bebas adalah reaksi endergonik,
reaksiseperti ini tidak dapat berdiri sendiri. Reaksi-reaksi biologik biasanya merupakan
gabungan reaksi eksergonik yang menghasilkan banyak energi bebas dengan reaksi
endergonik yang memerlukan energi bebas. Biokimia merupakan cabang ilmu yang
mempelajari tentang makhluk hidup. Energi sangat diperlukan oleh setiap makhluk
hidup. Metabolisme merupakan transformasi energy dengan menggunakan reaksi
kimin. Metabolisme juga dapat diartikan sebagai semuan reaksi kimia yang terjadi di
dalam tubuh makhluk hidup. Metabolisme dibagi menjadi 2 macam yaitu Katabolisme
dan Anabolisme. Katabolisme merupakan reaksi pemecahan senyawa mengandung
energitinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah.
Sedangkan Anabolisme merupakan peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi
senyawa yang lebih kompleks. Reaksi yang dapat berlangsung selalu menghasilkan
energi bebas dan dinamakan reaksi eksergonik. Reaksi yang memerlukan energi bebas
adalah reaksi endergonik, reaksi seperti ini tidak dapat berdiri sendiri. Kaidah pertama
ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi bahwa energi total sebuah
sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Kaidah kedua berbunyi bahwa
entropi total subunh sistem harus meningkat bila proses ingin berlangsung spontan.
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding
BIO-ENERGETIKA
I. ENERGI
Energi yang masuk ke dalam tubuh suatu hewan dibagi berdasar berbagai fungsinya
di dalam tubuh hewan. Terdapat banyak tempat dimana energi hilang diantara energi
yang masuk maupun produk yang bermanfaat. Tujuan akhir dari prodesur ikan adalah
untuk menjaga kehilangan serendah mungkin dan karena itu memperoleh hasil akhir
maksimum dari suatu produk yang bermanfaat.
Energi adalah suatu abstraksi yang mana dapat diukur hanya bila telah diubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain. Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
melakukan suatu kerja. Dalam artian secara biologis, kerja tidak saja aktivitas otot yang
berkaitan dengan pergerakan secara fisik, tetapi juga meliputi energi untuk
mengantarkan rekasi-reaksi kimia yang dibutuhkan untuk membangun jaringan yang
baru, mempertahankan keseimbangan osmotik dan garam, menyimpan dan
mengekskresi air, memindahkan molekul-molekul melawan gradien konsentrasi, dan
masih banyak lagi reaksi-reaksi yang membutuhkan energi yang membuat hidup
menjadi mungkin.
Beberapa perbandingan dari efisiensi energetika dari ikan dengan hewan-hewan lain
akan disajikan.
a. Persamaan Energi
Hukum termodinamika pertama, yaitu hukum kekekalan energi, memerlukan bahwa :
IE=FE+GE+UE+ZE+SE+HE+RE
IE= Total energi dalam pakan yang dikonsumsi (intake energy)
FE=Energi yang terbuang melalui feses (fecal energy)
GE=Energi yang terbuang melalui gas yang mudah terbakar (combustible gaseous
energy)
UE=Energi yang terbuang melalui urin (urinary energy)
ZE=Energi yang terbuang melalui insang (gill energy)
SE=Energi yang hilang melalui permukaan tubuh (surface energy)
HE=Total produksi panas yang diproduksi (heat energy production)
RE=Energi yang diperoleh atau disimpan dalam tubuh dan merupakan energi
bermanfaat (recovered energy)
Berdasar identitas dasar tersebut diturunkan persamaan-peersamaan dan definisi-
definisi yang dipergunakan dalam skema distribusi energi.
Energi Tercerna (DE) : IE-FE
Energi Termetabolisme (ME) : IE-(FE+UE+ZE)
Energi termanfaatkan (RE) :ME-HE
b. Unit Pengukuran
Semua bentuk energi dapat diubah secara kuantitatif menjadi panas. Satu gram kalori
(gkal) adalah sejumlah panas (energi) yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu satu gram air
sebesar satu derajat, yaitu dari 16,5-17,5℃ . Joule didefinisikan dalam berbagai istilah
mekanika sebagai daya yang dibutuhkan untuk mempercepat suatu massa. Joule dapat diubah
menjadi menjadi “erg” atau kalori. Konversi dari Joule ke kalori telah ditetapkan sebagai 1 gram
kalori setara dengan 4,184 Joule (1 gcal= 4,184 J). Gkal atau kkal akan dipergunakan untuk
mengkuantitatifkan energi dalam bagian ini.

II. ALIRAN DAN PEMANFAATAN ENERGI


Sejak pakan masuk ke dalam tubuh ikan, pakan tersebut akan segera mengalami
berbagai proses biologis mulai dari pemecahan secara fisik atau mekanik hingga
berbagai proses enzimatik dalam saluran pencernaan menjadi molekul-molekul yang
lebih sederhana sebelum akhirnya masuk melalui vena porta ke dalam peredaran darah.
Aliran pemanfaatan energi pakan oleh ikan sering pula disebut dengan energy flow atau
disebut pula dengan energy expenditure atau energy budget.
a. Aliran Energi
Aliran Energi (Energy Flow) Ideal dari suatu energi melalui sistem hewan.
Terdapat perbedaan secara kuantitatif dikarenakan kemampuan beberapa spesies
untuk mengkonsumsi dan mencerna pakan mengandung serat yang tinggi.
Besarnya kehilangan sebagai energi feses, energi yang hilang melalui air kencing
dan insang, dan produksi panas adalah tergantung pada ransum dan tingkat
pemangsaan. Hilangnya energi sebagai gas mudah terbakar, yang besar pada beberapa
hewan adalah sangat kecil pada ikan dan biasanya diabaikan dalam perhitungan. Energi
limbah yang diekskresikan melalui air kencing atau insang menggambarkan nutrien-
nutrien yang diabsorbsi yang tak dapat dimetabolismekan oleh ikan. Energi yang
diperoleh adalah energi yang didkembalikan sebagai pertumbuhan dari ikan atau
produk-produk seksual.
b. Pemanfaatan Energi
Energi yang masuk ke dalam tubuh hewan dibagi diantara berbagai proses yang
membutuhkan energi. Banyak data telah disarikan dan dihitung rata-rata distribusinya
untuk ikan karnivora. Tingkat pengambilan makanan (feeding rate) meningkat dari kiri
ke kanan, yaitu dari nol ke maksimum berdasarkan pengambilan sukarela (voluntary
intake). Garis gelap vertikal menunjukkan pengambilan pakan untuk mempertahankan
tubuh. Pada tingkat pengambilan pakan ke sebelah kiri dari garis tersebut maka
pemasukan energi menjadi kurang dari energi yang dibutuhkan untuk maintenance dan
terjadi kehilangan bobot. Tingkat pengambilan pakan menuju sebelah kanan dari garis
tersebut merupakan peningkatan pemasukan energi ke dalam tubuh hewan. Semakin
jauh tingkat pengambilan makanan berpindah ke arah kanan semakin besar proporsi
jatuhnya ke dalam daerah pertumbuhan. Aktivitas ekstra kemungkinan akan lebih besar
pada ikan yang diberi makan dengan baik daripada ikan yang dilaparkan. Daerah
tersebut meningkat sejalan dengan pengambilan pakan yang bergerak ke arah kanan.
Efisiensi pencernaan menurun pada pengambilan pakan tinggi dan lebih banyak energi
diekskresi dalam feses. Efisiensi maksimum terjadi pada tingkat yang kurang dari
pemasukan maksimum.
c. Energi yang Hilang
Pakan dan bahan penyusun pakan mengandung energi, namun tidak semua
energi berlaku untuk pertumbuhan dan reproduksi. Energi yang hilang terjadi karena
pakan dicerna dan di metabolisme. Energi hilang dalam feses,urin, dan ekskresi melalui
insang. Energi juga hilang sebagai panas. Energi yang terkandung dalam pakan hilang
dalam proses-proses pencernaan dan sebagai panas serta menghasilkan energi netto
yang digunakan untuk pemeliharaan, pertumbuhan dan reproduksi. Kehilangan energi
karena total energi yang masuk melepaskan energi dalam feses menjadi energi yang
dapat dicerna. Selanjutnya energi yang dapat dicerna tersebut melepaskan energi ke
dalam urin ataupun ekskresi melalui insang menjadi energi yang dapat dimetabolisme.
Energi yang dapat di metabolisme tersebut melepaskan energi dalam bentuk panas
menjadi energy netto. Energi netto adalah energi yang tersedia untuk pemeliharaan,
pertumbuhan, dan reproduksi. DE dan ME meupakan ukuran yang lebih tepat dari
energi yang dibutuhkan oleh ikan. Pada umumnya, ikan mendapatkan energinya dari 3
sumber, yaitu protein, lemak, dan karbohidrat. Dikarenakan karbohidrat digunakan
secara kurang efisien pada sebagian besar sistem ikan, maka sumber energi utama
adalah protein dan lemak.
d. Memperkirakan Nilai Energi
Gross energi (energi kotor) dari bahan pakan dapat diperkirakan dari komposisi
kimiawinya atau dapat diukur dengan menggunakan bom kalorimeter. Analisi
lemak,protein, dan abu serta menentukan karbohidrat melalui pengurangan atau
perbedaan, serta perkalian dengan faktor-faktor yang sesuai akan memberikan suatu
nilai pendekatan untuk nilai energi kotor. Data tersebut tidak akan sama akuratnya
dengan data yang diperoleh dengan menggunakan bom kalorimeter. Digestibilitas dapat
diperkirakan dari nilai rata-rata, atau dapat diukur secara langsung melalui
pengumpulan secara kuantitatif dari hasil ekskresi, atau secara tidak langsung dengan
menggunakan beberapa jenis petanda yang ada di dalam pakan. Jika ekskresi urine dan
insang dikoleksi pada metode secara langsung, energi termetabolisme (ME) dapat juga
dikalkulasi.
Philips dan Brockway (1959) menetapkan nilai-nilai bahan bakar menjadi kelas-
kelas nutrien. Protein diasumsikan sebesar 90% harus tercerna, lemak 85% tercerna,
dan karbohidrat 40% tercerna. Nilai tersebut untuk tepung didasarkan pada kecernaan
tepung mentah dan asumsi bahwa karbohidrat dalam pakan ikan ada dalam bentuk
tepung mentah. Aplikasi dari nilai-nilai bahan bakar tersebut terhadap nilai energi
kotor memberikan nilai sebesar 4.0 untuk protein, 8.0 untuk lemak, dan 1.6 untuk
karbohidrat.
Perhitungan :
%CHO=100-(%protein + %abu +%lemak +%serat kasar)
Fraksi protein x 4.0 + fraksi lemak x 8.0 +CHO x 1.6 = nilai bahan bakar (kkal/gr).
CHO diatas dalam bentuk tepung mentah. Nilai CHO bervariasi dari mendekati nilai nol
(0) untuk selulose dan lignin hingga 3.2 kkal/gr untuk tepung yang telah dimasak dan
hampir 4 kkal/gr untuk gula-gula sederhana.
e. Metode Tidak Langsung
Metode pengukuran secara tidak langsung didasarkan pada konsentrasi dari
marker yang tidak dapat dicerna yang terdapat dalam pakan dan feses. Kromik oksida (
Cr 2 O3) merupakan salah satu jenis marker yang biasa dipergunakan meskipun bahan-
bahan yang lain telah pula dipergunakan dengan sukses. Semua yang diperlukan
adalah sampel yang mewakili dari feses tersebut. Beberapa metode telah dirancang
untuk mendapatkan sampel. Feses dapat dikeluarkan dengan penekanan secara hati-
hati pada bagian luar ikan. Sampel-sampel feses kemudian dikeluarkan secara periodik
dari dasar kolom tersebut.
Marker yang dipergunakan dicampur dengan merata pada pakan dan biasanya
sebanyak kurang lebih 1%. Pakan tersebut diberikan kepada ikan untuk jangka waktu
yang cukup panjang guna mendapatkan ekskresi feses yang mewakili dari pakan yang
masuk. Sampel pakan dan feses dianalisa kandungan nutrien dan markernya.
Perhitungan
Persentase Kecernaan :
%Indikator dalam Pakan %Nutrien dalam Feses
=100-100 x
%Indikator dalam Feses %Nutrien dalam Pakan
Sumber pokok dari kesalahan dalam metode ini adalah kehilangan bahan feses
dikarenakan pelarutan atau pencucian. Bahan feses yang ditekan dari ikan atau
dikoleksi dari usus bagian bawah mungkin saja belum sepenuhnya dicerna dan diserap.
f. Metode Langsung

Metode pengukuran secara langsung memerlukan koleksi secara kuantitatif dari


bahan feses. Smith (1971) mengembangkan suatu ruangan (chamber) yang mana ikan
secara individu dapat dimasukkan ke dalamnya dan pengumpulan feses, ekskresi dari
urine dan insang secara kuantitatif serta terpisah dapat dilaksanakan. Urine dikoleksi
dengan menggunakan kateter atau kanula yang dimasukkan ke dalam ureter ikan
tersebut dan terus melewati sebuah sumbat karet pada lubang ruangan tersebut.

Choubert et al. (1979) merancang sebuah saringan mekanik yang mana mampu
memisahkan feses yang berbentuk pellet dari akuarium dengan suatu periode yang
sangat singkat berada dalam air.

Perhitungan

DE=IE-FE

ME=IE-(FE+UE+ZE)

DE=Energi yang dapat dicerna

IE=Total energi yang masuk ke dalam tubuh atau dalam pakan yang dikonsumsi

FE=Energi yang hilang dalam feses

ME=Energi yang dapat dimetabolisme

UE=Energi yang hilang dalam urin


ZE=Ttotal energi dalam persenyawaan mudah terbakar yang dikeluarkan melalui
insang. Pada ikan, nilai ZE dapat diabaikan.

Metode pengumpulan limbah metabolisme tersebut menggunakan tenaga kerja secara


intensif. Pengumpulan dari ikan yang mendekati tingkatan matang seksual adalah sulit.
III. KEBUTUHAN ENERGI
Ikan sebagaimana semua hewan-hewan lain membutuhkan energi untuk
menunjang kehidupannya. Energi ini diturunkan dari energi yang disimpan dalam
ikatan-ikatan kimia dari pakan yang mereka makan dan energi tersebut dikeluarkan
ketika ikatan-ikatan tersebut dihancurkan oleh reaksi-reaksi oksidasi.
Oksidasi lengkap dari satu mol glukosa menjadi karbon dioksida dan air
melepaskan 686 kkal. Pada sistem hewan bagian dari energi tersebut disimpan dalam
ikatan berenergi tinggi dari ATP dan sisanya hilang sebagai panas. Hidrolisis ATP
menjadi adenosin diphosphat (ADP) dan phosphat inorganik (Pi) melepaskan energi
yang mana melalui persamaan kimiawi, mengendalikan reaksi-reaksi yang
membutuhkan energi.
Keseluruhan reaksi dapat disajikan sebagai :
Glokosa + Pi + ADP=ATP + CO 2 + H 2O + energi tak tersedia
ATP=ADP +Pi + energi bermanfaat
Jumlah pasti dari energi yang dilepaskan pada hidrolisis ATP dibawah kondisi
fisiologis tidak diketahui, namun sekitar 8 kkal per mol. Oksidasi lengkap dari 1 mol
glukose secara teoritis akan menghasilkan 85 mol ATP. Dibawah kondisi fisiologis, 39
mol ATP dihasilkan, yang berarti memberikan efisiensi 45%. Sisa energi muncul sebagai
panas. Beberapa ikan seperti jenis Ikan tuna, dapat menggunakan limbah panas ini
untuk meningkatkan suhu saluran pencernaan guna mempercepat proses-proses
pencernaan. Kebutuhan energi per unit yang diperoleh jauh lebih rendah pada ikan
dibandingkan dengan hewan-hewan daratan.
a. Beberapa Faktor yang Membantu Tingginya Efisiensi Energi
Tingginya efisiensi pemanfaatan energi pakan oleh ikan dikarenakan beberapa
faktor bio-fisiologis yang menguntungkan dari ikan, yaitu :
1. Kebutuhan energi untuk mempertahankan suhu tubuh.
Ikan membutuhkan energi yang relatif lebih rendah dibandingkan hewan
mamalia lainnya dalam hal energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Kecepatan
produksi panas ikan rainbow trout pada suhu 15℃ telah dilaporkan sebagai Y=4.41
W 0,63 , dimana Y = panas yang dihasilkan (kkal/ikan/hari)dan W adalah berat dalam
kilogram. Nilai yang diterima secara umum untuk hewan mamalia adalah Y=70,4 W 0,75
dan untuk bangsa burung Y=83 W 0,75 . Dengan demikian, seekor ikan rainbow trout pada
suhu 15℃ membutuhkan hanya sekitar 5 sampai 6% dari energi yang dibutuhkan
seekor mamalia atau burung dengan ukuran yang sama untuk mempertahankan suhu
tubuh terhadap panas lingkungan normal. Kurang lebih setengah dari pakan yang
dikonsumsi oleh hewan ternak dipergunakan untuk tujuan-tujuan mempertahankan
tubuh. Ikan rainbow trout menggunakan sekitar 85% energi tercerna dari pakan yang
tersedia untuk pertumbuhan. Hewan mamalia dan burung harus membelanjakan
energinya untuk mempertahankan suhu tubuhnya.
2. Pendukung dan perjalanan.
Ikan mempunyai mode transportasi yang efisien. Tubuh langsing dan halus yang
bergerak melewati air merupakan bentuk paling efisien dari transportasi. Terdapat
perbedaan-perbedaan berdasar spesies dalam penggunaan energi untuk melakukan
suatu perjalanan. Beberapa ikan bergerak tidak lebih dari yang diperlukan untuk
mencari makanan. Sedangkan lainnya secara aktif berenang setiap saat. Semua energi
untuk melakukan perjalanan dan pematangan gonad harus berasal dari simpanan
tubuh.

3. Ekskresi limbah nitrogen.


Eksresi limbah nitrogen dari katabolisme protein merupakan suatu proses yang
banyak membutuhkan energi untuk hewan yang hidup di daratan. Amonia adalah
produk limbah pokok bilamana asam amino dipergunakan sebagai energi. Amonia
tersebut bersifat sangat beracun. Hewan mamalia dan burung mengubah amonia
menjadi urea atau asam urat pada pembelanjaan energi dan kemudia urea dan asam
urat tersebut dikonsentrasikan dan diekskresikan. Ikan mengekskresikan sekitar 85%
dari limbah nitrogennya sebagai amonia yang menurunkan gradien konsentrasi melalui
insang ke dalam air dengan sedikit atau tanpa membelanjakan energi.
b. Berbagai Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Energi
Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat penggunaan energi oleh
ikan adalah sebagai berikut :

1. Umur
Sejalan dengan peningkatan umur, tingkat metabolisme ikan pada umumnya
menurun.
2. Komposisi pakan
Bilamana pakan memiliki kandungan protein atau mineral yang tinggi, maka
metabolisme meningkat agar ikan tersebut dapat menghilangkan atau menurunkan
produk limbah yang mungkin saja terbentuk dan menjadi racun.
3. Pencahayaan (light exposure)
Ikan yang dipelihara pada pencahayaan konstan tidak tumbuh dengan lebih baik
dibandingkan ikan dengan spesies yang sama namun mendapatkan periode istirahat
terhadap pencahayaan.
4. Aktivitas fisiologis
Salmon mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi selama musim pemijahan.
Sebaliknya, selama musim dingin ikan salmon memiliki tingkat metabolisme yang
sangat rendah.
5. Ukuran
Secara umum, ikan yang berukuran lebih kecil memiliki tingkat metabolisme yang
lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang berukuran lebih besar.
6. Spesies
Tingkat metabolisme bervariasi menurut sifat pola tingkah laku dari spesies
tersebut.
7. Suhu air
Bilamana suhu air meningkat, kemampuan air tersebut untuk mendukung atau
melarutkan oksigen menurun. Untuk setiap peningkatan suhu air sebesar 18℉ (10℃),
tingkat metabolisme meningkat dua kali lipat.
Sebagai tambahan, tingkat metabolisme menurun 5 persen untuk tiap derajat F
menurun dari suhu lingkungan standar . dengan demikian, jika suhu air adalah 20℉
(6.7℃)dibawah SET, pertumbuhan praktis akan terhenti. Berbagai faktor lingkungan
lainnya seperti laju aliran air, komposisi air, dan polusi memberikan cekaman stres
tersendiri terhadap ikan dan mengakibatkan tingkat metabolisme ikan berubah
sepadan dengan kerasnya cekaman tersebut.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
3.1 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU UTAMA
3.1.1 Kelebihan
- Membahas Bio-energetika dengan jelas dan mudah dipahami pembaca
-setiap perbab dijelaskan dengan pas
-Bahasa yang dipakai mudah dipahami
-Terdapat rangkuman dalam materinya

3.1.2 Kekurangan :
-Hal hal penting dalam buku sebaiknya diberi tulisan tebal
-pembaca kurang puas jika penulis tidak melampirkan gambar
-Cover kurang menarik
-Buku tersebut jga tidak menyediakan soal latihan sehingga pembaca tidak bisa menilai
kemampuanya

3.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU PEMBANDING


3.2.1 Kelebihan :
-Bukunya lengkap membahas Bio-energetika dan cakupan nya
-Bahasa yang di gunakan mudah di pahami
-Kata-katanya tidak bertele tele
3.2.2 Kekurangan :
-Terlalu banyak halaman pada buku
-Halaman buku kurang rapi sehingga sulit di pahami pembaca
-pembaca kurang puas jika penulis tidak melampirkan gambar
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Energi merupakan abstraksi yang dapat di hitung dan di ukur hanya bila telah di
ubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.Energi adalah sebuah kekuatan untuk hewan
maupun manusia yang berasal dari apa yang kita konsumsi untuk melakukan suatu
pekerjaan atau energi dapat di definisikan sebagai kemampuan untuk melakukan suatu
kerja. Energi yang masuk kedalam tubuh hewan bagi diantara berbagai proses yang
membutuhkan energi.Aktivitas ekstra kemungkinan akan lebih besar kepada ikan yang
diberi makan dengan baik dan teratur daripada ikan yang kurang baik di beri makan.
Efisiensi pencernaan juga dapat menurun pada pengambilan pakan tinggi dan lebih
banyak energi di ekskresi dalam feses. Energi yang hilang juga harus mendapatkan
sumber energi yang cukup. Jika tidak lebih banyak setidaknya bisa sebanding dengan
energi yang keluar saat sedang beraktivitas. Dapat disimpulkan bahwa energi sangat
diperlukan oleh setiap makhluk hidup. Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari
selalu melibatkan proses metabolisme. Dimama metabolisme merupakan transformasi
energi dengan menggunakan reaksi kimia atau dapat di artikan sebagai semua reaksi
kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Metabolisme dibagi memjadi 2
macam yakni Katabolisme dan Anabolisme.
4.2 SARAN
Setiap buku pasti ada kelemahan dan kekuatan . Saran untuk buku utama penulis
sebaiknya materi buku tersebut lebih mendalam lagi dan diberi gambarnya agar
pembaca tidak salah untuk menangkap isi materi tersebut. Setiap buku pasti ada
kelemahan dan kekuatan Saran untuk buku utama penulis sebaiknya materi buku
tersebut lebih mendalam lagi dan diberi gambarnya agar pembaca tidak salah untuk
menangkap isi materi tersebut Saran untuk buku pembanding penjelasan setelah materi
seharusnya jga memuat gambar
DAFTAR PUSTAKA
Sinambela M.dkk.2018.Biologi Umum:UNIMED
Subandiono.Hastuti S.2016.Buku Ajar Nutrisi Ikan: Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Diponegoro
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai