Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MINI RISET (MR)

MK. DASAR-DASAR BIMBINGAN


DAN KONSELING
PRODI S1 PGSD - FIP

SKOR NILAI:

PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PESERTA DIDIK DALAM


BELAJAR DARING TINGKAT SD

NAMA MAHASISWA
1. GABYANA MARGARETHA : 1213111120
2. HOTTUA NAIBAHO : 1213111150
3. IVO ARDILA : 1212411018
4. KHAIRUNNISA MATONDANG : 1213111149
5. VICA ANASTASYA : 1213111155

DOSEN PENGAMPU : Dra. NUR ARJANI M.Pd


MATA KULIAH : DASAR-DASAR BK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
EXCECUTIVE SUMMARY

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa peserta


didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Disamping itu, Oemar Hamalik (2004:49) menjelaskan bahwa peserta didik
merupakan salah satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan
dan metode pengajaran. Dalam menjalankan proses belajar mengajar, peserta didik
sering mengalami hambatan dan permasalahan-permasalahan tersendiri.
Permasalahan adalah sesuatu yang menyimpang dari apa yang diharapkan,
direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju
tercapainya tujuan, Prajudi Atmosudirjo. Contoh permasalahan yang dihadapi peserta
didik diantaranya kesulitan dalam memahami pelajaran, kesulitan bersosialisasi
dengan lingkungannya, kesulitan mengeluarkan pendapat mereka dan sebagainya,
namun semua permasalahan peserta didik dapat terselesaikan dengan bantuan guru
kelas yang berperan sebagai bimbingan dan konseling. Menurut Depdikbud
(1995) Faktor yang menyebabkan masalah belajar yaitu sebagai berikut.
a. Lemahnya motivasi belajar.
b. Kurang intensifnya bimbingan pengajar.
c. Kurangnya kesempatan berlatih atau berpraktik.
d. Tidak ada upaya dan kesempatan reinforcement.
e. Kurang gairah belajar karena kurang jelasnya tujuan.
Setidaknya terdapat tiga faktor yang memengaruhi kemampuan siswa untuk
menyelesaikan pembelajaran secara daring yakni faktor internal dan kontekstual.
Beberapa faktor eksternal diantaranya adalah kendala waktu, adanya tekanan
keluarga, kurangnya dukungan di lingkungan sekitar dan masalah financial
(keuangan). Adapun indicator yang harus ada dalam pembelajaran daring yakni
indikator pengelolaan dan pelaksanaan pembelajaran, proses belajar mengajar
komunikatif, respon peserta didik, kreavitas belajar dan hasil belajar.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mini Riset (MR)
yang berjudul Permasalahan-Permasalahan Peserta Didik Dalam Belajar Daring
Tingkah SD dengan tepat dan baik pula. Mini Riset ini kami tulis untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling dan juga untuk para
pembaca agar semakin bertambah pengetahuan dan informasi seputar permasalahan-
permasalahan maupun kendala peserta didik dalam belajar daring yang akan
dijelakan serta dipaparkan di dalam makalah ini.
Dalam penyusunan makalah Mini Riset ini, tidak sedikit hambatan yang dialami
namun penulis menyadari bahwa kelancaraan dalam penyusunan makalah tersebut
tidak lain atas dorongan, doa, suport dan bimbingan orang tua, teman dan pihak
lainnya sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi dengan cepat. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. NUR ARJANI M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Dasar-Dasar BK yang telah
memberikan tugas, petunjuk kepada penulis yang menjadi motivasi sehingga
dapat menyelesaikan tugas MR ini.
2. Orang tua yang telah turut mendoakan, membantu, membimbing dan
menyemangati penulis sehingga dapat mengatasi segala masalah dan rintangan
selama pembuatan makalah ini dan akhirnya tugas MR tersebut selesai tepat
waktu.
Kami sangat menyadari bahwa di dalam tugas ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
adanya saran dan kritikan yang membangun demi memperbaiki tugas-tugas lain yang
akan penulis hadapi di masa yang akan datang sebab mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, 21 Oktober 2021

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................................. 2
C. Batasan Masalah ........................................................................................................................ 2
D. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
E. Tujuan Survey ............................................................................................................................ 3
F. Manfaat Survey .......................................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................................4
A. Devinisi Bimbingan dan Konseling .................................................................................... 4
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling ...................................................................................... 5
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling ....................................................................................... 5
D. Azas-Azas Bimbingan dan Konseling ................................................................................ 6
E. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling ...................................................................... 6
BAB III METODE SURVEY ...........................................................................................................7
A. Tempat dan Waktu Survey .................................................................................................... 7
B. Subject Survey ............................................................................................................................ 7
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................... 8
D. Instrumen Survey ..................................................................................................................... 8
E. Teknik Analisis Data ................................................................................................................ 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 10
A. Gambaran Hasil Wawancara ............................................................................................. 10
B. Pembahasan ............................................................................................................................. 11
C. Sarana dan Prasarana………………………………………………………………………………12
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan............................................................................................................................... 13
B. Saran ........................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 14
LAMPIRAN .................................................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Disamping itu, Oemar
Hamalik (2004:49) menjelaskan bahwa peserta didik merupakan salah satu komponen
dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan dan metode pengajaran. Menurut IDN
Times, tugas peserta didik di sekolah dibagi kedalam tiga bagian diantaranya memahami
dan mempelajari materi yang diajarkan, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru dan mempelajari kembali materi yang telah diajarkan serta mengerjakan pr jika
diberikan. Namun nyatanya berdasarkan Survei SMRC 98 Persen peserta didik memiliki
banyak masalah dalam belajar daring. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
meliris data hasil survey yang dilakukan para rentang waktu 5-8 Agustus 2021 terkait
pendidikan online dimasa pendemi Covid-19. Hasil survey tersebut menunjukkan, 92
Persen peserta didik mengalami banyak masalah dalam mengikuti pembelajaran selama
pendemi covid merebak. Permasalahan yang dialami peserta didik sangat bervariasi,
tergantung dari konsekuensi hubungan yang akan ditimbulkan di dalam
kegiatan/aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik, karena yang menjadi
pertanyaan penting adalah apakah permasalahan yang dialami peserta didik dapat
menghambat prestasi belajar atau setidaknya berpengaruh seberapa persen terhadap
salah satu pelajaran? Data berikutnya yaitu dari Survei UNICEF menyebutkan 66 Persen
Peserta Didik Mengaku Tidak Nyaman Belajar di Rumah. Spesialis Pendidikan UNICEF
Nugroho Warman menambahkan, orang tua dan peserta didik yang jadi responden
mengatakan hambatan terbesar yang dihadapi peserta didik saat belajar adalah
kurangnya akses fasilitas internet dan perangkat elektronik yang mendukung.

1
B. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan latar belakang masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi identifikasi masalah yaitu sebagai berikut.
1. Peserta didik sulit pahami pelajaran saat belajar jarak jauh (daring).
2. Peserta didik banyak mengalami kendala dalam proses belajar mengajar selama
daring seperti jaringan maupun kouta internet.
3. Semakin meningkat kemalasan siswa dalam belajar.
4. Hilangnya kompetensi belajar peserta didik.
5. Peserta didik sulit bersosialisasi dan menemukan teman baru karena terkendala
oleh belajar online.
6. Peserta didik tidak mendapatkan interaksi yang baik dengan guru ketika belajar
daring.
7. Keberatan peserta didik dalam menyelesaikan tugas dari guru selama belajar
daring.
8. Hilangnya daya tarik peserta didik dalam belajar.
9. Kecemasan dan ketakutan peserta didik terhadap guru karena tidak memahami
pelajaran selama daring.
10. Peserta didik trauma belajar daring karena dimarahi orangtua perihal faktor
ekonomi.

C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah memahami ruang lingkup permasalahan dalam penelitian
melalui survey google form maka penulis membatasi berdasarkan identifikasi masalah
pada bagian di atas sehingga permasalahan yang hanya dibahas yaitu permasalahan-
permasalahan peserta didik selama daring.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah maka rumusan masalah yang diteliti adalah seperti apa permasalahan peserta
didik ketika daring, kendala peserta didik selama daring, faktor penghambat
keberhasilan peserta didik dalam memahami pembelajaran selama daring berlangsung.

2
E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak
permasalahan-permasalahan yang timbul selama belajar daring, yang telah dialami oleh
peserta didik.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak di capai, maka penelitian ini di
harapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik langsung maupun tidak langsung
seperti sebagaiberikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai acuan ataupun referensi dalam melakukan
penelitian lain dalam menkaji masalah yang sama.
b. Manfaat Praktis

1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk dapat meningkatkan wawasan dan
pengetahuan tentang permasalahan-permasalahan peserta didik selama daring
tingkat SD.

2. Bagi mahasiswa, penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan


bepikir dan menuliskarya ilmiah.

3. Bagi guru, penelitian ini diharapkan membantu para guru untuk lebih
memperhatikan kendala dan permasalahan-permasalahan belajar daring.

4. Bagi masyarakat umum khususnya orang tua yang memiliki anak yang duduk di
tingkat Sekolah Dasar untuk lebih mendukung, menyemangati dan menyediakan
fasilitas belajar daring anak.

3
BAB III
LANDASAN TEORI

A. DEVINISI BIMBINGAN DAN KONSELING


Di Indonesia bimbingan formal dikenal di sekolah ketika dimuat dalam kurikulum 1975
yang popoler dengan sebutan bimbingan dan penyuluhan. Kemudia pada era tahun 1980-an
istilah “Bimbingan dan Penyuluhan” berubah menjadi “Bimbingan dan Konseling”. Perubahan
ini dilakukan untuk menghindari kecenderungan dalam masyarakat yang menggunakan
istilah penyuluhan bukan dalam makna konseling. Kata Bimbingan dan Konseling merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris “guidance and counseling” yang kedua kata ini memiliki
makna saling berbeda sesuai dengan sudut pandang dan titik tolak mereka. Berikut ini akan
dikemukakan pendapat para ahli berkenaan dengan pengertian bimbingan dan konseling.
1) Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata “guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang
mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu. Sesuai
dengan istilahnya, secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan
atau tuntunan. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang laki-laki
atau perempuan yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik
kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri, Crow & Crow 1960 (dalam
prayitno 2004:94). Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkemangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan, Moh Surya (1986:6).

2) Pengertian Konseling
Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang berarti “to give
advice” yaitu member saran atau nasehat (Hallen 2002:9) seperti kata bimbingan,
maka kata konseling memiliki definisi yang berbeda-beda diantaranya. Konseling
adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa
difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan,

4
dimana dia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu.
Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada
perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah- masalahnya
sendiri tanpa bantuan, Jones 1951 (dalam Prayitno 2004:100). Sedangkan Roehman
Natawidjaja (1987:32) mendefinisikan bahwa konseling merupakan satu jenis
layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan
sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (yaitu
konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya
pada waktu yang akan datang.

B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insane yang berguna
dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan dan interprestasi,
pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan
lingkungannya, Prayitno (2004:114). Dapat disimpulkan bahwa tujuan umum bimbingan
dan konseling adalah untuk memandirikan individu.

C. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING


Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan maksud untuk
memberikan jasa manfaat kegunaan ataupun keuntungan-keuntungan tertentu kepada
individu yang menggunakan pelayanan tersebut. Dengan demikian kegunaan, manfaat,
keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari
terlaksananya fungsi pelayaan yang dimaksud. Artinya fungsi suatu pelayanan dapat
diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat ataupun keuntungan yang dapat diberikan
oleh pelayanan yang dimaksud. Suatu pelayanan dapat dikatakan tidak berfungsi apabila ia
tidak memperlihatkan kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat atau keuntungan
tertentu. Dalam melihat fungsi bimbingan dan konseling, Prayitno (2002)
mengemompokan ke dalam lima fungsi bimbingan dan konseling yaitu terdiri atas funsgi
pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan
pengembangan serta fungsi advokasi.

5
D. AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Dalam penyelenggraan layanan bimbingan dan konseling kaidah-kaidah tersebut
dikenal dengan azas-azas bimbingan dan konseling yaitu ketentuan-ketentuan yang
harus diterapkan dengan penyelenggaraan pelayanan. Prayitno (2004) mengemukakan
dua belas azas yang harus diterapkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Azas
yang dimaksud adalah meliputi azas kerahasiaan, azas kesukarelaan, azas keterbukaan,
azas kekinian, azas kemandirian, azas kegiatan, azas kedinamisan, azas keterpaduan,
azas kenormatifan, azas keahlian, azas ahli tangan dan tut wuri handayani.

E. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING


Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman oleh guru sebagai konselor
dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling yaitu meliputi prinsip-prinsip
berkenaan dengan sasaran pelayanan, prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah
individu, prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan, prinsip-prinsip berkenaan
dengan tujuan dan pelaksanaan layanan, Prayitno (2004).

6
BAB III
METODE SURVEY

Penelitian merupakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan usaha untuk


mendesain, memperoleh dan menganalisis data penelitian ilmiah (Iskandar, 2009:11).
Dalam kaitannya, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif, Peneliti bermaksud mendeskripsikan
bagaimana permasalahan yang dirasakan siswa dan peran guru BK dalam pembelajaran
daring dimasa pandemi Covid 19 saat ini. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J
Moleong (2010:4), mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Iskandar (2009: 11), pendekatan kualitatif adalah suatu
proses penelitian dan pemahaman.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif, yaitu:
memberikan gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek kehidupan tertentu dari
sekolah yang akan diteliti. Menurut Nawawi (1991:63) metode deskriptif adalah
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan
keadaan/subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain) pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

A. TEMPAT DAN WAKTU SURVEY


1) Tempat (Lokasi)
Mengingat keadaan saat ini yang tidak kondusif akibat adanya Covid-19,
wawancara ini dilakukan secara online yaitu melalui Google Formulir dengan
melibatkan partisipan yaitu guru. Namun ada juga kegiatan melibatkan peserta
didik SD dengan mewawancara sedikit mereka.
2) Waktu Survey
Penyebaran Google Form sebagai wadah wawancara online dimulai pada Senin
08 November 2021. Jamnya sekitar 08.00 sampai 23.00 WIB.

B. SUBJECT SURVEY
Adapun subject survey dalam penelitian ini yaitu guru dan peserta didik di SD
106205 Pasar Baru, Kecamatan Teluk Mengkudu.

7
C. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
pendekatan deskriptif kualitatif sederhana. Metode ini adalah metode yang
memecahkan suatu masalah dengan cara pencarian data-data mengenai masalah
yang diteliti. Menurut Arikunto (2010:3) metode penelitian deskriftif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain yang
disebutkan dan hasilnya dipaparkan dalam laporan.
Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner atau angket yang berisi beberapa pertanyaan terkait
dengan pelaksanaan pada mata kuliah dasar-dasar bimbingan dan konseling. Selain
itu pengambilan data juga dilakukan dengan wawancara terhadap sebagian
responden penelitian.

D. INSTRUMEN SURVEY
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dengan angket.
Alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari para responden
penelitian. Menurut Arikunto (2010:195) keuntungan menggunakan angket dalam
penelitian adalah :
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2) Dapat dibagikan dalam waktu yang bersamaan kepada responden penelitian.
3) Dapat dijawab oleh responden sesuai dengan perspektinya dan dengan
kecepatan masing-masing sehingga responden tidak merasa didesak atau
diganggu.
4) Angket bisa digunakan dengan anonym sehingga responden bisa lebih jujur
dalam mengutarakan pendapatnya tanpa malu-malu.
5) Pertanyaan yang diberikan benar-benar sama sehingga memudahkan dalam
mengelola data.
Selain itu, alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk
mengikuti anjuran dan kebijakan pemerintah dikarenakan adanya pandemic covid-
19 yang menghimbau masyarakat untuk kumpul bersama dengan orang lain
sebagai suatu upaya preventif dalam mencegah penyebaran covid 19. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan angket terbuka dan tertutup. Seperti yang

8
dijelaskan Arikunto (2010:195) bahwa terdapat dua jenis angket atau kuesioner
yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup adalah agket yang
membiarkan responden menjawab sendiri dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan
angket terbuka adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden hanya memilih. yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket
tertutup adalah agket yang membiarkan responden menjawab sendiri dengan
kalimatnya sendiri. Sedangkan angket terbuka adalah angket yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden hanya memilih.

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik yang digunakan penulis dalam menganalisis data adalah teknik analisis
deskriptif kualitatif dimana, Metode ini adalah metode yang memecahkan suatu
masalah dengan cara pencarian data-data mengenai masalah yang diteliti. Menurut
Arikunto (2010:3) metode penelitian deskriftif adalah penelitian yang dimaksudkan
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain yang disebutkan dan hasilnya
dipaparkan dalam laporan.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN HASIL SURVEY

NO DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN


Partisipasi: a. Guru/Pengajar
Object: b. Peserta didik
1. Bagaimana menurut ibu/bapak Awalnya kami memiliki kesulitan ketika
guru mengenai belajar daring? mengajar daring sebab agak ribet.
2. Kendala apa saja yang Banyak sekali, contohnya penggunaan
ibu/bapak guru hadapi selama aplikasi, mengatur aktivitas siswa dan
belajar daring berlangsung? banyak lagi pokoknya dek.
3. Apa harapan ibu untuk Saya sangat berharap sebenarnya agar para
pembelajaran daring kedepan? peserta didik segera masuk sekolah sebab
belajar daring banyak hambatan.
4. Ketika belajar daring, apa saja Kalau permasalahannya pasti banyak,
permasalahan-permasalahan contohnya masalah financial, waktu dan
peserta didik yang ibu/bapak kurang komunikasi antara kami dengan
temui? peserta didik.
5. Apakah peserta didik selama Kalau boleh jujur, mereka semakin malas.
belajar daring tetap
bersemangat dan rajin dalam
mengerjakan tugas?

6. Dalam pelajaran mana Kalau udah belajar matematika gtu, terlebih


biasanya peserta didik kalau hitung-hitungan.
menunjukkan kemalasan
belajar mereka?

7. Bagaimana cara ibu/bapak Biasaya kalau saya membangun suasana


guru membangun semangat yang tidak canggung dan melatih mereka
mereka? untuk aktif dalam pembelajaran.

10
8. Tindakan apa yang ibu/bapak Biasanya melakukan konsultasi terlebih
guru lakukan sebagai guru bk dahulu kepada orangtua siswa sebabkan
untuk menangani belajar daring pakai handphone dan jika
permasalahan-permasalahan permasalahan peserta didik kami rasa
peserta didik selama daring? serius dan perlu peran orangtua maka kami
ikut sertakan orangtua dalam mengambil
tindakan selanjutnya terharap
permasalahan peserta didik.
9. Apakah para peserta didik Iya, mereka kadang-kadang mengeluh,
sering mengeluh ketika belajar padahal kami sudah membatasi pemberian
daring? tugas.
10 Bagaimana tanggapan Kami mencoba terus memberikan
bapak/ibu guru dengan pemahaman kepada mereka, jujur kami pun
keluhan-keluhan para peserta sebenarnya ingin segara belajar luring agar
didik bahkan orangtua peserta lebih efektif pembelajarannya.
didik?

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan survey yang peneliti lakukan dengan para partisipan seorang guru SD
dan beberapa peserta didik yang menjadi object penelitian diperoleh bahwa ada
beberapa kendala dan permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran daring
berlangsung. Beberapa peserta didik juga mengeluarkan keluhannya atas kendala dan
permasalahan, baik itu alat belajar, metode yang diajarkan dan komunikasi yang terjalin
antara guru dengan mereka. Bukan hanya itu, orangtua/wali peserta didik mengeluarkan
keluhan-keluhan sebab menganggap selama daring anak-anak mengalami peningkatan
kemalasan belajar. Untuk lebih jelas marilah kita telaah jawaban-jawaban dari para
partisipan tersebut, pada pertanyaan pertama mengenai bagaimana menurut bapak/ibu
guru mengenai pembelajaran daring? Jawaban dari para guru awalnya memiliki
kesulitan-kesulitan ketika mengajar sebab menurut mereka agak ribet dalam daring.
Pertanyaan kedua mengenai kendala apa saja yang ibu/bapak guru hadapi selama belajar
daring berlangsung? Jawaban dari para guru menjelaskan bahwa mereka memiliki
banyak sekali kendala dalam proses belajar daring, contohnya penggunaan aplikasi,
mengatur aktivitas siswa dan banyak lagi pokoknya dek. Pertanyaan ketiga mengenai apa

11
harapan ibu untuk pembelajaran daring kedepan? Jawabannya para guru sangat
berharap sebenarnya agar para peserta didik segera masuk sekolah sebab belajar daring
banyak hambatan. Pertanyaan keempat mengenai ketika belajar daring, apa saja
permasalahan-permasalahan peserta didik yang ibu/bapak temui? Jawabannya kalau
permasalahannya pasti banyak, contohnya masalah financial, waktu dan kurang
komunikasi antara kami dengan peserta didik. Pertanyaan kelima mengenai apakah
peserta didik selama belajar daring tetap bersemangat dan rajin dalam mengerjakan
tugas? Jawaban para guru menjelaskan bahwa para peserta didik semakin malas dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Pertanyaan keenam mengenai dalam
pelajaran mana biasanya peserta didik menunjukkan kemalasan belajar mereka?
jawabannya kalau udah belajar matematika gtu, terlebih kalau hitung-hitungan.
Pertanyaan ketujuh mengenai bagaimana cara ibu/bapak guru membangun semangat
mereka? Jawaban para guru menjelaskan bahwa biasaya mereka membangun suasana
yang tidak canggung dan melatih mereka untuk aktif dalam pembelajaran. Pertanyaan
kedelapan mengenai tindakan apa yang ibu/bapak guru lakukan sebagai guru bk untuk
menangani permasalahan-permasalahan peserta didik selama daring? Jawabannya
biasanya melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada orangtua siswa sebabkan belajar
daring pakai handphone dan jika permasalahan peserta didik kami rasa serius dan perlu
peran orangtua maka kami ikut sertakan orangtua dalam mengambil tindakan
selanjutnya terharap permasalahan peserta didik. Pertanyaan kesembilan mengenai
apakah para peserta didik sering mengeluh ketika belajar daring? Jawaban para guru
yaitu iya, mereka kadang-kadang mengeluh, padahal kami sudah membatasi pemberian
tugas. Dan pertanyaan terakhir mengenai bagaimana tanggapan bapak/ibu guru dengan
keluhan-keluhan para peserta didik bahkan orangtua peserta didik? Jawabannya para
guru mencoba terus memberikan pemahaman kepada mereka, jujur kami pun
sebenarnya ingin segara belajar luring agar lebih efektif pembelajarannya. Berdasarkan
penjelasan survey diatas yang telah peneliti lakukan mengenai permasalahan-
permasalahan selama belajar daring mendapatkan respon baik dari para guru dan
peserta didik ketika kami hendak mengambil data untuk mendukung mini riset ini. Jadi
dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pembelajaran daring adalah belajar yang kurang
efektif dilaksanakan ketimbang belajar secara lurung, namun pastinya para guru sudah
memaksimalkan usaha mereka dalam membangun kegiatan belajar mengajar.

12
C. TEMUAN LAPANGAN
a. Gambaran umum sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan formal SD. Pada masa pendemi haruslah
menjalankan pendidikan walaupun itu secara daring. Sekolah tersebut melaksanakan
pendidikan secara daring melalui perangkat telepon seluler berbasis gcr, wattsap group,
dan zoom. Sekolah selalu memberikan pengajaran yang terbaik namun pastinya
ditemukan kendala Kendala berupa jaringan yang kurang baik, dan ketersediaan
perangkat yang miliki oleh siswa.
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sekolah adalah bagian terpenting dalam sekolah.
Pembentukan struktur ini sebagai pedoman dalam meberikan bimbingan dan konseling
terhadap siswa. Struktur ini berupa ketua kelas, sekertaris kelas, bendahara. Diharapkan
perangkat kelas inlah yang melaporkan segala masalah yang terjadi pada guru kelas.
Agar guru kelas dapat memberikan bimbingan dan konselingnya tepat pada anak yang
bermasalah.

c. Sarana dan Prasarana


Ssarana dan prasaran yang dimiliki sekolah dapat emnunjang keefektifan dalam
menjalankan pendidikan. sarana dan prasarana berupa internet, listrik, perangkat lunak
dan perangkat keras sekolah sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring. Dengan
begitu guru dapat menyampaikan materinya dengan baik.
No sarana dan Prasarana Jumlah
1 Akses internet Telkom speedy 1
2. Listrik PLN 1
3 Daya listrik 900 VA
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran secara daring menimbulkan permasalahan-permasalahan kepada semua
pihak terkhusus dalam proses belajar peserta didik. Peserta didik mengalami kendala-
kendala ketika belajar daring mulai dari fasilitas, metode pembelajaran dan bahkan
komunikasi antar peserta didik dengan para guru cenderung minim. Bukan hanya itu
para guru dan orang tua juga mengeluarkan keluhan mereka bahwa pembelajaran secara
daring dirasa kurang cukup efektif jika dibandingkan dengan belajar secara tatap muka
(luring) dan para guru maupun orangtua sangat berharap agar belajar tatap muka segera
bisa dilaksanakan kembali. Efek dari belajar daring yaitu semakin meningkat kemalasan
peserta didik, menurunnya kompetensi belajar peserta didik dan peserta didik
mengalami diss komunikasi dengan teman sekelas, guru dan pihak lainnya yang
berhubungan dengan sekolah.

B. SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, adapun saran yang dapat
disampaikan kepada para guru dan orangtua yaitu sangat diharapkan guru memberikan
tugas-tugas secara struktur dan lebih membangun komunikasi dengan peserta didik
lebih baik lagi sebab peserta didik berpendapat selama daring guru hanya memberikan
tugas tanpa menjelaskan dan sharing dengan mereka, selanjutnya untuk orangtua
diharapkan agar lebih selektif dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak selama
belajar daring ini dan lebih mengawasi masa pertumbuhan dan perkembangan anak
serta menyediakan fasilitas belajar namun tetap melakukan pengawasan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin, (2010), Bimbingan & Konseling, Bandung: CV. Pustaka Setia


Alizamar, (1992), Peranan Guru Bidang Studi Dalam Bimbingan Dan Konseling Di SMTA, (Makalah)
Tidak Diterbitkan.
Amandemen UUD 1945 (2006), Yogyakarta, Media Pressindo, Cetakan Ketujuh.
Bimo Walgito, (2005), Bimbingan Dan Konseling (Studi Dan Karier), Yogyakarta: Andi Offset.
Halen, (2002), Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press Mohammad Surya (1988),
Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling), Jakarta : P2LPTK Depdikbud.
Muh Surya Dan Rachman Natawijaya, (1986), Bimbingan Dan Konseling (Modul Akta A V),
Jakarta: Depdikbud RI.
Permendiknas No. 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi
Konselor.
Syamsu Yusuf, LN Dan A. Juntika Nurihsan, (2008), Landasan Bimbingan Dan Konseling,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wardati Dan Mohammad Jauhari, (2011), Implementasi Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah, Jakarta: Prestasi Pustaka

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai