Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINI RISET DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. ABDUL RANGGA MAWANDI POHAN (1202471011)


2. APRI WAHYUNI SINUNLINGGA (1202471009)
3. AULIA FEBRI SAPUTRI ( 1202471013 )
4. ELSA LAURENZA ROMAULI HUTAHAEAN (1202471014 )
5. FANNY ULINA SARI SITOMPUL (1202471001)
6. MONIKA NAINGGOLAN (1203371007)
DOSEN PENGAMPU : RINA SURYANI S.PD.M.PD
MATA KULIAH : DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

1
JURUSAN PENDIDIKAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERISTAS NEGERI MEDAN
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga Tugas Mini Riset ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa
ada halangan yang berarti. Mini Riset ini dirancang dan disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling sekaligus untuk menambah
pengetahuan kami mengenai pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam
meningkatkan prestasi siswa

Laporan Penelitian ini telah kami susun dengan usaha maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan
Penelitian ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan Laporan Penelitian ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki Laporan Penelitian yang selanjutnya akan kami susun.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Penelitian dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca .

Medan,2021

penyusun

2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGATAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. LATAR BELAKANG............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
C. BATASAN MASALAH.........................................................................................
D. TUJUAN PENELITIAN…………………………………………………………….
E. MANFAAT PENELITIAN………………………………………………………….
BAB II LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING...........................................
B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING......................................................
C. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING........................................................
D. PENGERTIAN PRESTASI,MACAM-MACAM PRESTASI DAN FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI………………………………….………...................
E. PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBELAJARAN
SISWA…………………………………………….................................................
BAB III METODE SURVEY
A. TEMPAT DAN WAKTU SURVEY…………………………………..……… .
B. SUBJEK SURVEY………………………………………………………..…….
C. TEKNIK PENGUMPULN DATA……………………………………..……….
D. INSTRUMENT SURVEY………………………………………………..…..…
E. TEKNIK ANALISIS DATA………………………………………..…….…….
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.GAMBARAN………………………………………………………………………
B.PEMBAHASAN……………………………………………………………….…..

3
C.TEMUAN LAPANGAN…………………………………………………….…….
BAB V PENUTUP
A.KESIMPULAN……………………………………………………….…..………
B.SARAN………………………………………………………………….…..…….

4
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan suatu disiplin ilmu yang secara professional
memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik. Dengan pelayanan yang baik akan
tercipta suatu iklim yang kondusif serta menciptakan masyarakat yang berakhlak dan
bermoral. Di sekolah, kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh pejabat
fungsional yang secara resmi dinamakan guru pembimbing.

Bimbingan dan konseling di sekolah selain meminimalisir angka kenakalan murid juga
mempunyai peran vital dalam meningkatkan kualitas anak didik.Bimbingan dan konseling
tidak hanya merupakan cara yang secara psikologis sangat efektif dalam membantu seseorang
mencapai dan mempertahankan hubungan dengan realistis, yakni melalui pekerjaan yang
bermakna dan produktif, tetapi juga menyiapkan sarana ekonomi untuk mempengaruhi
perubahan sosial, misalnya melalui perluasan atau pelebaran rentang pilihan-pilihan bagi
kaum wanita.Layanan bimbingan dan konseling akan optimal jika difokuskan pada
perkembangan pribadi, sosial dan pemecahan masalah individu. Aspek pribadi dan sosial
berkenaan pemahaman dan perkembangan karakteristik, potensi dan kecakapan kecakapan
yang dimiliki siswa, baik intelektualnya, sosial, fisik, motorik maupun efektif emosional.

Pelayanan bimbingan dan konseling mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi
melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, fungsi-fungsi tersebut adalah :
fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan
pengembangan. Sasaran bimbingan dan konseling secara umum adalah mengembangkan apa
yang terdapat pada diri tiap-tiap individu secara optimal agar individu bisa berguna bagi
dirinya sendiri, lingkungan, dan masyarakat pada umumnya. Secara lebih khusus sasaran
pembinaan pribadi siswa melalui layanan bimbingan mencakup tahapan-tahapan
pengembangan kemampuan-kemampuan :
1. Pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri;
2. Pengenalan lingkungan;
3. Pengambilan keputusan;
4. Pengarahan diri, dan

5
5. Perwujudan diri
Pelaksanaan bimbingan dan konseling memegang peranan penting dalam menunjang
kependidikan di sekolah. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi pengarah
terhadap minat siswa di sekolah dalam menghadapi masalah di zaman modern yang sangat
penuh dengan tantangan. Akan tetapi, keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah ini tidak hanya bergantung pada kemampuan konselor atau guru BKnya saja,
melainkan juga tergantung pada kerjasama yang baik dari semua pihak terkait seperti kepala
sekolah, guru kelas, guru bidang studi dan staf sekolah. Dari pihak-pihak tersebut diharapkan
dukungan dan kerjasama untuk mensukseskan pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah demi kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan.

Pada kenyataannya, di sekolah terdapat hambatan dan rintangan dalam pelaksanaan


bimbingan dan konseling yang merupakan problematika yang harus segera diselesaikan. Ada
beberapa hal yang menjadi masalah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
diantaranya adalah tanggapan pimpinan sekolah bahwa pelaksanaan tersebut tidak begitu
penting. Dan penanganan pendidikan pun diserahkan kepada wali kelas atau guru, namun di
lain pihak keduanya tidak memiliki keahlian dan waktu untuk memberikan bimbingan kepada
siswanya. Selain itu minimnya guru BK yang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada di
sekolah tersebut juga menjadi salah satu masalah dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling

Ada siswa dengan kecerdasan intelektual diatas ratarata/rata-rata tinggi namun tidak
menunjukkan prestasi yang memuaskan yang sesuai dengan kemampuannya yang diharapkan
dalam belajar. Kemudian ada siswa yang mendapatkan kesempatan yang baik dalam belajar,
dengan kemampuan yang cukup baik, namun tidak menunjukkan prestasi yang cukup baik
dalam belajar. Dan ada pula siswa yang sangat bersungguh-sungguh dalam belajar dengan
kemampuan yang kurang dan prestasi belajarnya tetap saja kurang. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hambatan dan masalah dalam proses belajar siswa itu sendiri, baik dalam
prosesnya di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu, guru selaku pendidik terutama guru
BK dituntut untuk selalu dapat memberikan dorongan/motivasi kepada siswanya yang kurang
bersemangat dalam belajar dan memberikan solusi terhadap permasalahan belajar yang
dihadapi siswanya.Berlatar belakang permasalahan diatas maka peneliti melakukan penelitian
tentang “Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka rumusan masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
 Bagaimana peran guru BK dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
 Apa saja hambatan pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan
prestasi siswa
C. Batasan Masalah

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
 Untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran guru BK
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
 Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa

E. Manfaat Penelitian
 Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber literasi bagi para pembaca.
 Sebagai evaluasi dan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru di masa depan
bagaimana proses pembelajaran yang baik dan efektif serta menerapkan aliran filsafat
pendidikan dalam proses pembelajaran.
 Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan dalam rangka untuk menerapkan
pengembangan ilmu pengetahuan bimbingan konseling

7
8
BAB II

LANDASAN TEORI
A.Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata
majemuk. Hal itu mengisyaratkan behwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan
kegiatan konseling.

1)      Pengertian Bimbingan

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.

Menurut jones (1963), Guidance is the help given by one person to another in making choice
and adjustments and solving problems. Dalam pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas
pembimbing adalah hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya
sendiri, sedangkan keputusan terakhir tegantung kepada individu yang dibimbing (klein).

Menurut Rochman natawidjaja (1978): bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu tersebut dapat  memahami dirinya
sehingga ia sanggup mengarrahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan
keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya
serta dapat memberikan subangan yang berarti.

2)      Pengertian Konseling

Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses
pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan
tatap muka antara guru/ konselor dengan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya, mampu memecahakan masalah yang di hadapinya dan mampu mengarahkan
dirinya untuk mengembangkan potensi  yang dimiliki secara optimal, sehingga ia dapat mencapai
kebahagiaan pribadi dan kepeanfaatan social

B.     Tujuan Bimbingan di Sekolah

Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah dapat
terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C
dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa. 

9
1)      Mengatasi kesulitan dala belajatnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

2)      Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada saat proses
belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.

3)      Mengatasi kesulitan-kesulita yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.

4)      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.

5)      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis


pekerjaan setelah mereka tamat.

6)      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional di sekolah yang


bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan
sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.

Di samping tujuan-tujuan tersebut, Downing (1968) juga mengemukakan bahwa tujuan


layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri,yaitu
membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial spikologis mereka,
merealisasikan keinginannnya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan adalah membantu
mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar
yang efektif dan efisien.

C.    Fungsi Bimbingan di Sekolah

           Uman Suherman (2008) menyatakan bahwa secara umum, fungsi bimbingan dan konseling
dapat diuraikan sebagai berikut.

1)      Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama). Berdasarkan  pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya
secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

2)      Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya
tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli
tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun
teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.
Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya minuman keras, merokok,
penyalahgunaan obat -obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

10
3)      Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/ Madrasah
lainnya secara sinergi sebagaiteamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan di sini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat ( brain
storming), home room, dan karyawisata.

4)      Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah
konseling, dan remedial teaching.

5)      Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi
ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan.

6)      Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan
staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah,
memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.

7)      Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

8)      Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat
memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor
melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang
sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

9)      Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

10)  Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat
menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini
memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi -kondisi yang akan menyebabkan penurunan

11
produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,
rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseling.

Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di sekolah, menurut H.M. Umar,
dkk., adalah sebagai berikut:

a)      Menolong anak dalam kesulitan belajarnya;

b)      Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan kecakapan anak-anak;

c)      Memberi nasehat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya;

d)      Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya dan sebagainya

D. Pengertian prestasi siswa, macam-macam prestasi dan faktor yang mempengaruhi

Secara etimologi, prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang berarti hasil usaha.
Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan
kemampuan intelektual, emosional dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi
segala aspek kehidupan.Jadi dapat disimpulkan, pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha yang
dilakukan seseorang.

Dalam mencapai keberhasilan, setiap orang akan menghadapi tantangan baik itu yang berasal dari
diri sendiri (seperti bakat, potensi, kecerdasan atau intelektual, minat, motivasi, kebiasaan, emosi,
kesehatan dan pengalaman pribadi) dan yang berasal dari lingkungan (seperti tantangan dari
keluarga, sekolah, masyarakat, sarana dan prasarana, fasilitas, gizi, dan tempat tinggal).

Pengertian Prestasi Menurut Para Ahli

Sumadi Suryabrata (2006:297)

Menurut Sumadi Suryabrata, Prestasi adalah nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat
diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu.

Zaenal Arifin (2012:3)

Menurut Zaenal Arifin, Prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang
dalam menyelesaikan suatu hal.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:895)

Menurut KBBI, Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan
juga sebagainya).

Surya (2004)

12
Menurut Surya dalam Galih Ariwaseso (2011:5), Prestasi adalah hasil belajar atau perubahan tingkah
laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah proses tertentu, sebagai
hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Nana Sudjana (2000)

Menurut Nana Sudjana dalam Muhammad Nurdin (2003:7), Prestasi adalah suatu keberhasilan yang
dicapai oleh seseorang siswa setelah mengikuti program pengajaran dalam kuran waktu tertentu
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Sukardi (1992)

Menurut Sukardi, Prestasi adalah hasil dari proses belajar mengajar yang merupakan tingkat
penguasaan terhadap materi pelajaran.

Simanjuntak (1990)

Menurut Simanjuntak, Prestasi adalah kapasitas seseorang setelah mengikuti latihan tertentu, dan
hasil dari latihan tersebut dapat diketahui dengan memberikan sebuah tes akhir.

Macam-Macam Prestasi

Terdapat beberapa jenis prestasi yang bisa dicapai oleh seseorang, diantaranya:

a. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh atas usaha belajar. Contoh prestasi belajar yang ada
disekolah seperti menjadi juara umum setiap tahunnya.

b. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil yang didapatkan dari usaha kerja yang dilakukan. Contoh prestasi kerja
diantaranya naik jabatan atas kerja keras yang dilakukan selama bekerja.

c. Prestasi Seni
Prestasi seni adalah hasil yang diperoleh dari usaha seni. Contohnya prestasi yaitu seorang penyanyi
atau seniman lainnya yang mendapatkan penghargaan.

d. Prestasi Olahraga
Prestasi olahraga adalah hasil yang diperoleh atas usaha dan kerja keras yang terdapat dibidang
olahraga. Contoh prestasi olahraga, diantaranya seperti seorang olahragawan mendapatkan juara 1
dalam perlombaan.

e. Prestasi Lingkungan Hidup


Prestasi lingkungan hidup adalah prestasi yang didapatkan melalui usaha penyelamatan lingkungan
hidup. Contohnya seperti individu atau kelompok mendapatkan penghargaan atas usaha yang
dilakukan dengan melakukan penyelamatan lingkungan hidup yang berupa penanaman pohon
kembali atau reboisasi di hutan.

13
Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi

Prestasi yang dicapai oleh seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)
individu.

Faktor Internal, ini meliputi:

a. Faktor Jasmaniah (fisiologis)


Faktor ini meliputi penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b. Faktor Psikologis
Faktor ini meliputi:Intelektul (seperti taraf intelegensi, kemampuan belajardan cara belajar).Non
Intelektual (seperti motifasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi psikis dan kondisi akibat keadaan
sosiokultur).

c. Faktor kondisi fisik

Faktor Eksternal, faktor ini meliputi:

a. Faktor pengaturan belajar disekolah; seperti kurikulum, disiplin sekolah, guru, fasilitas belajar dan
pengelompokan siswa.

b. Faktor sosial disekolah; seperti sistem sosial, status sosial siswa, dan interaksi guru dan siswa.

c. Faktor situasional; seperti keadaan politi ekonomi, keadaan waktu dan tempat atau iklim

E.     Peranan Bimbingan Konseling Dalam Pembelajaran Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya
dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan
tidak bias terwujud, sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai petanda
bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti
dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut;

1)      Hasil belajar rendah, di bawah rata-rata kelas.

2)      Hasil yang dicapai tidak seimbang denga usaha yang dilakukannya.

14
3)      Menunjukkan sikap yang kurang wajar; suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-
tugas, dan sebagainya.

4)      Menunjukkan tingakah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu, dan
sebagainya.

Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang mengerti bahwa dia
mempunyai maslah tetapi tidak tahu bagaimana mengatasinya, dan ada juga tidak mengerti kepada
siapa ia harus meminta bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila masalahnya itu
belum teratasi, mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik, karena konsentrasinya akan
terganggu.

Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka bimbingan dan komseling dapat
memberikan layanan dalam; (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam
mengatasi masalah-masalah pribadi.

15
16

Anda mungkin juga menyukai