Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REVIEW

“ MANAJEMEN PENDIDIKAN”
(MANAJEMEN KELEMBAGAAN PLS)

DISUSUN OLEH:

NAMA MAHASISWA : Sarah Frisylia


NIM : 1173371018
DOSEN PENGAMPU : Dr.Sudirman,SE,M.Pd
MATA KULIAH : Manajemen Kelembagaan PLS

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
MEDAN

1
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan, karena kasih-NYA dan perlindungan-NYA
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review dengan buku yang judul
“Manajemen pendidikan”
Penulis menyadari bahwa apa yang di sampaikan melalui Critical Book Review ini masih
belum sempurna adanya oleh karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis
mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu, penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Sudirman,SE,M.Pd
Penulis juga menyadari bahwa isi Critical Book Review ini masih banyak kekurangan
baik dari isi maupun penyusunannya, penulis mengharap kritik dan saran bagi isi pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas saya ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dan semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2019

Penyusun
(SarahFrisylia)
1173371018

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................... 4
BAB II ISI BUKU............................................................................................................ 5
A. Identitas Buku........................................................................................................ 5
B. Ringkasan Isi Buku................................................................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................... 12
A. Keunggulan........................................................................................................... 12
B. Kelemahan............................................................................................................ 12
BAB IV PENUTUP......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan........................................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 14

BAB I
PENGANTAR
A. Latar belakang

3
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efesien. Menurut Ricky W. Griffin, Manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Jika proses tersebut dilakukan dalam bidang pendidikan luar sekolah dan untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan luar sekolah maka disebut sebagai manajemen pendidikan luar
sekolah. Sehingga dapat kita kita tarik kesimpulan bersama bahwasanya manajemen
pendidikan luar sekolah/PLS adalah merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala
upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan daripada penyelenggaraan program
pendidikan luar sekolah yang telah ditetapkan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelembagaan PLS.
2. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Kelembagaan PLS
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Manajemen dalam Kelembagaan PLS.

C. Manfaat
Manfaat yang kita dapatkan dari melakukan critical book review ini adalah kita mendapat
pengetahuan dari buku Manajemen Pendidikan. Manfaat lain yang kita dapatkan ialah kita
dapat melakukan analisis tentang perbedaaan, kelemahan, dan kekurangan buku tersebut,
serta manfaat bagi mahasiswa adalah agar memungkinkan mahasiswa bisa berpikir secara
kritis.

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. Identitas Buku
Judul : Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Disekolah
Pengarang : Drs.Daryanto & Drs.Mohammad Farid,M.T
Tahun : 2013
Penerbit : Gava Media

4
ISBN : 979-602-7869-21-9
BAB 1 MANAJEMEN PENDIDIKAN
1. Pengertian
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian, sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen pendidikan dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang
meliputi; perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksaan program sekolah/ madrasah,
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi dan system informasi
sekolah/madrasah.
Manajemen pendidikan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber
daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
a) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif
b) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya
c) Tercapainya tujuan pendidikan secara efesien dan efisien
d) Teratasinya mutu pendidikan
3. Prinsip-prinsip manajemen pendidikan
a) Memprioritaskan tujuan diatas
b) Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
c) Memberikan tanggung jawab kepada personil
d) Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
e) Relativitas nilai-nilai

BAB 2 ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN


1. Pengertian
a) Louis A.Allen (1960); Pengorganisasian adalah proses mengatur dan
menghubungkan pekerjaan yang harus dilakukan, sehingga tugas organisasi dapat
diselesaikan secara efektif dan efesien oleh orang-orang
b) Edgar Schein (1973); Suatu organisasi adalah koordinasi rasional kegiatan
sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum dari tenaga kerja dan
fungsi, serta dengan tingkatan hirarki dan tanggung jawab.

5
c) Ananda W.P Guruge (1977); Organisasi didefinisikan sebagai tatanan tugas yang
kompleks yang dikelola oleh suatu unit dan mendeskripsikan hubungan formal
antar orang-orang yang ditugaskan berbagai macam tugas.
d) Sutarto (1998); Organisasi adalah system saling berpengaruh antar orang dalam
kelompok yang bekerja sama untuk mecapai tujuan tertentu.

Dari beberapa defenisi para ahli mengenai organisasi, pada intinya dapat disimpulkan
bahwa organisasi adalah koordinasi/secara rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
tujuan bersama yang dirumuskan secara eksplisit, melalui peraturan dan pembagian kerja
serta melalui hierkhi kekuasaan dan tanggung jawab.
2. Organisasi Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan mengembangkan potensi
manusiawi yang memiliki peserta didik agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan
sebagai manusia, baik secara individual maupun anggota masyarakat.
3. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan
Jalur, jenjang dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau atau masyarakat.
4. Manajemen lembaga pendidikan
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan dalam konteks
pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri anak.
5. Fungsi lembaga pendidikan
Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi sedangkan pendidikan adalah usaha
manusia dewasa dalam mengembangkan potensi ank yang sedang berkembang untuk
menjadi manusia yang berguna.
6. Klasifikasi lembaga pendidikan
Upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada dasarnya merupaka cita-cita dari
membangun bangsa. Kesejahteraan dalam hal ini meliputi dimensi lahir batin, material dan
spiritual

BAB 3 MANAJEMEN PESERTA DIDIK


1. Perencanaan peserta didik
Perencanaan terhadap peserta didik menyangkut perencanaan penerimaan siswa baru,
kelulusan, jumlah putus sekolah dan kepindahan. Khusus mengenai perencanaan peserta
didik akan langsung berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan atau
dokumentasi data pribadi siswa, yang kemudian tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan
pencatatan atau dokumentasi data hasil belajar dan aspek-aspek lain yang diperlukan dalam
kegiatan kurikuler dan ko-kurikuler.

6
2. Pembinaan Peserta Didik
Langkah kedua dalam manajemen peserta didik adalah pembinaan terhadap peserta didik
yang meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik. Layanan-
layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi :
a) Layanan bimbingan dan konseling
b) Layanan perpustakaan
c) Layanan kantin
d) Layanan kesehatan
e) Layanan transportasi
f) Layanan asrama

3. Evaluasi Kegiatan Peserta Didik


Menurut Wand dan Brown (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002;57),
evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siswa
baik yang berupa kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler. Penilaian hasil
belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi
pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuantujuan yang telah ditetapkan.

4. Mutasi Peserta Didik


Secara garis besar mutasi peserta didik diartikan sebagai proses perpindahan peserta didik
dari sekolah satu ke sekolah yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada dalam
sekolah. Oleh karena itu, ada dua jenis mutasi peserta didik, yaitu :
a) Mutasi Ekstern
Mutasi Ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke
sekolah yang lain. Perpindahan ini hendaknya menguntungksn kedua belah pihak,
artinya perpindahan tersebut harus dikaitkan dengan kondisi sekolah yang
bersangkutan, kondisi peserta didik, dan latar belakang orang tuanya, serta
sekolah yang akan ditempati.
b) Mutasi Intern
Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah.
Dalam hal ini akan dibahas khhsus mengenai kenaikan kelas. Maksud kenaikan
kelas adalah peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program pendidikan
selama satu tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk dinaikkan, maka
kepadanya berhak untuk naik kelas berikutnya.

BAB 4 MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN

7
A. Definisi Manajemen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis
terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan
nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik dalam
masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran berkembang amat cepat.
B. Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan
a) Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan secara umum adalah:
Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang
cakap, dapat dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi
b) Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan
c) Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur
perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang
disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan
yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu
d) Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari
bahwa tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder internal yang
berharga serta membantu mengembangkan iklim kerjasama dan kepercyaan
bersama
e) Menciptakan iklim kerja yang harmonis
C. Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidik Dan Kependidikan
Berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Pasal 39: (1) Tenaga kependidikan
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (2) Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
D. Seleksi
Seleksi didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dimana individu
dipilih untuk mengisi suatu jabatan yang didasarkan pada penilaian terhadap seberapa besar
karakteristik individu yang bersangkutan, sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan
tersebut. Tujuan utama seleksi adalah untuk mengisi kekosongan jabatan dengan personil
yang memenuhi persyaratan yang ditentukan serta untuk membantu meminimalisasi
pemborosan waktu, usaha, dan biaya yang harus diinvestasikan bagi pengembangan
pendidikan para pegawai.
E. Manajemen Kinerja

8
A. Manajemen kinerja tenaga pendidik dan kependidikan meliputi:
Fungsi kerja esensial yang diharapkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan
B. Seberapa besar kontribusi pekerjaan pendidik dan kependidikan bagi pencapaian
tujuan pendidikan
C. Apa arti konkrit mengerjakan pekerjaan yang baik
D. Bagaimana tenaga kependidikan dan dinas bekerja sama untuk mempertahankan,
memperbaiki maupun mengembangkan kinerja yang ada sekarang
E. PemberianKompensasi
Program kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk
kepentingan perusahaan, karyawan dan pemerintah. Supaya tujuan tercapai dan
memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program pemberian
didasarkan pada prinsip adil dan wajar. Tujuan pemberian kompensasi antara lain
adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektifitas, motivasi,
stabilitas serta disiplin karyawan.
F. Pengembangan Karier
Betapapun baiknya suatu perencanaan karier yang telah dibuat oleh
seorang pekerja, rencana tersebut tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya
pengembangan karier yang sistematik dan terprogram. Pengembangan karier
adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status
seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan dalam
organisasi yang bersangkutan.

BAB 5 MANAJEMEN SARANA PENDIDIKAN


A. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Sarana Pendidikan
Manajemen Sarana adalah segenap proses penataan yang bersangkutan dengan
pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Tim Penyusun Pedoman Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan
dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana pendidikan adalah suatu proses
penataan yang bersangkutan dengan pengadaan, pendayagunaan, an pengelolaan semua
fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak
bergerak agar tercapai tujuan pendidikansecara efektif dan efisien.

9
B. Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang sacara
langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai
tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Administrasi sarana dan prasarana berfungsi, sebagai berikut.
1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di perlukan dalam
proses belajar mengajar.
2. Memelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana
dengan lancar dan optimal.
C. Prinsip Dasar Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan
Dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah, terdapat sejumlah prinsip yang
perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut
menurut Bafadal adalah:
1. Prinsip Pencapaian Tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah dilakukan dengan
maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab
itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil bilamana fasilitas
sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap ada seorang personel sekolah
akan menggunakannya.
2. Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi berarti semua kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa
memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Selain
itu juga berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Dalam rangka itu
maka perlengkapan sekolah hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis
penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut dikomunikasikan kepada
semua personel sekolah yang diperkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya,
bilamana dipandang perlu, dilakukan pembinaan terhadap semua personel.
3. Prinsip Administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang
berkenaan dengan sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai contohnya adalah

10
peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan
prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di
sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi
dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya
penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan
hendaknya memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut dan
menginformasikan kepada semua personel sekolah yang diperkirakan akan
berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan.
4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di Indonesia tidak sedikit adanya lembaga pendidikan yang sangat besar
dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga
manajemennya melibatkan banyak orang. Bilamana hal itu terjadi maka perlu adanya
pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam
pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu
perlu dideskripsikan dengan jelas.
5. Prinsip Kekohesifan
Dengan prinsip kekohesifan berarti manajemen perlengkapan pendidikan
di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat
kompak. Oleh karena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan
perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun
antara yang satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.

D. Pengelolaan Fasilitas Pendidikan


Pengelolaan fasilitas pendidikan meliputi; perencanaan, pengadaan, inventarisasi,
pemeliharaan, dan penghapusan Dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Pengadaan
3. Invetasiasi
4. Peneliharaan
5. Penghapusan

BAB 6 MANAJEMEN PEMBIYAAN PENDIDIKAN


a) Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan
penataan sumber penggunaan dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau
lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayan pendidikan meliputi

11
tiga hal, yaitu : penyusunan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting), dan
pemeriksaan (controling).
b) Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan
Konsep Penganggaran
Dalam kegiatan umum keuangan, kegiatan manajemen pembiayaan pendidikan meliputi
tiga hal, yaitu: Budgeting (Penyusunan Anggaran), Accounting (Pembukuan), Auditing
(Pemeriksaan).
c) Sumber-sumber pembiayaan pendidikan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan
Dasar adalah sebagai berikut:
Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dan atau pemerintah daerah yang tercantum dalam pasal 5 adalah anggaran
pendapatan dan belanja negara; anggaran pendapatan dan belanja daerah; sumbangan dari
peserta didik atau orang tua/walinya; sumbangan dari pemangku kepentingan pendidikan
dasar di luar peserta didik atau orang tua/walinya; bantuan lembaga lainnya yang tidak
mengikat; bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau sumber lain yang sah.
d) Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan dalam
menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan
kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan politik untuk
mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa dan anak
didik yang dilayani oleh sitem tersebut. (Sedarmayanti, 1995:49).
Bagi semua jenis sekolah, setiap tahun harus membuat perencanaan anggaran yang
disebut Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah. Tujuan penyusunan anggaran ini
di samping sebagai pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya, juga sebagai
pembatasan dan pertanggungjawaban sekolah terhadap uang-uang yang diterima. Dengan
adanya RAPBS ini maka sekolah tidak dapat semuanya memungut sumbangan dari orang tua
siswa (BP3) dan sebaliknya BP3 menjadi puas mengetahui arah pengguanaan dana yang
mereka berikan.
e) Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
Dalam melaksanakan anggaran pendidikan, hal yang perlu dilakukan adalah kegiatan
membukukan atau accounting. Pembukuan mencakup dua hal yaitu : pengurusan yang
menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang, serta

12
tindak lanjutnya, yakni menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Jenis pengurusan ke
dua disebut juga dengan pengurusan bendaharawan.
f) Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu kegiatan yang
berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dan
pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan Bendaharawan kepada pihak-pihak
yang berwenang.

BAB 7 HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT


1) Pengertian
Hubungan antara sekolah dan masyarakat pada hakekatnya adalah suatu sarana
yang cukup mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka usaha mengadakan
pembinaan pertumbuhan dan pengembangan murid-murid di sekolah. Secara umum
orang dapat mengatakan apabila terjadi kontak, pertemuan dan lain-lain antara sekolah
dengan orang di luar sekolah, adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Arthur B. Mochlan menyatakan school public relation adalah kegiatan yang dilakukan
sekolah atau sekolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
2) Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Elsbree menggariskan tujuan tentang hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah
sebagai berikut:
a) Untuk memajukan kualitas belajar dan pertumbuhan anak
b) Untuk memperkokoh tujuan dan memajukan kualitas penghidupan masyarakat.
c) Untuk mendorong masyarakat dalam membantu progam bantuan sekolah dan
masyarakat di sekolah.
3) Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Apabila kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat ingin berhasil mencapai sasaran,
baik dalam arti sasaran masyarakat atau orang tua yang dapat diajak kerjasama maupun
sasaran hasil yang diinginkan, maka beberapa prinsip-prinsip pelaksanaan di bawah ini harus
menjadi pertimbangan dan perhatian.
4) Peranan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
a) Sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi pendidikan.
Dalam konteks ini, berarti keduanya, yaitu sekolah dan masyarakat dilihat sebagai
pusat-pusat pendidikan yang potensial dan mempunyai hubungan yang
fungsional.

13
b) Sekolah sebagai prosedur yang melayani kesan pesan pendidikan dari masyarakat
lingkungannya. Berdasarkan hal ini, berarti antara masyarakat dengan sekolah
memiliki ikatan hubungan rasional berdasarkan kepentingan di kedua belah pihak.
c) Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
d) Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu
dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
5) Tugas Pokok Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan
a) Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat
atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya
b) Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung
memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang
memerlukannya.
c) Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan
informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada
saat tertentu.
d) Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang
masalah pendidikan.
e) Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja
sama.

6) Jenis-Jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara
guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini
dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang
dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak.
b) Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan
masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama
antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan
kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan
masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-
metode pengajarannya.

14
c) Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah,
seperti hubungan kerja sama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya,
kepala pemerintah setempat, ataupun perusahaan-perusahaan Negara, yang
berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.

7) Faktor Pendukung Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat bisa berjalan baik apabila di
dukung oleh beberapa faktor yakni:
a) Adanya program dan perencanaan yang sistematis.
b) Tersedia basis dokumentasi yang lengkap.
c) Tersedia tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai.
d) Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat.
8) Teknik-Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Orang Tua Murid)
Kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak
selalu berjalan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain : komunikasi
yang terhambat dan tidak professional, tindak lanjut program yang tidak lancar dan
pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut beberapa
hal bisa menjadi alternatif, adanya laporan berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah
serta keuangannya, diadakannya berbagai kegiatan yang mengakrabkan seperti open
house kunjungan timbal balik dan program kegiatan bersama seperti pentas seni,
perpisahan.
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-
teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik tertulis, teknik lisan,
dan teknik peragaan, teknik elektronik.

BAB 8 MANAJEMEN SEKOLAH


1. Manajemen sekolah
Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T. Hani Handoko (1995)
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah menurut buku manajamen
sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika

15
istilah manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi manajemen
pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya.
2. Tujuan manajemen sekolah
Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah pada intinya adalah untuk penyeimbangan
struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat
sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan
kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu
sekolah.
Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani masyarakat
secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut. Tujuan penerapan Manajemen
sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan
kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif.
3. Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah.
Menurut Percy E. Burrup fungsi-fungsi manajemen pendidikan di sekolah adalah:
Merencanakan cara dan langkah-langkah mewujudkan tujuan program sekolah.
a) Mengalokasikan baik sumber daya maupun kegiatan mengajar sehingga masig-
masing tahu tugas dan tanggung jawab.
b) Memotifasi dan menstimulir kegiatan staf pengajar sehingga mereka dapat
melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
c) Mengkoordinir kegiatan anggota staf pengajar dan setiap satuan tugas di sekolah
sehingga tenaga dapat digunakan seefektif mungkin.
d) Menilai efektifitas program dan pelaksanaan tugas pengajaran dan tujuan-tujuan
sekolah yang ditentukan sudah tercapai apa belum. Dan menilai pertumbuhan
kemampuan mengajar tiap guru.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Keunggulan Buku

16
1) Sampul buku cukup menarik dan sesuai untuk buku pada umumnya. Sehimgga para
pembaca senang dan bersemangat untuk membaca buku ini.
2) Buku ini menjelaskan secara terperinci mengenai manajemen pendidikan.
3) Setiap topic yang dibahas selalu disertai dengan contohnya sehingga pembaca akan
lebih jelas memahaminya.
4) Materi yang dibahas setiap bab nya memiliki keterkaitan dan sangat
berkesinambungan dengan materi selanjutnya, sehingga sangat sistematis dan
beruntut materi yang disajikan pada setiap bab nya. Agar memudahkan para
pembaca memahami inti sari dari bab ini.

B. Kelemahan Buku
Dalam buku tersebut saya merasa sudah sangat bagus, didalam isi buku yang saya
rangkum ini tidak memiliki kekurangannya, karena didalam buku ini sudah secara jelas
membahas tentang materi Kecakapan hidup yang dapat membentuk anak sehingga saya
sendiri sudah sangat paham mengenai sebagian materi tentang Pendidikan keterampilan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian, sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

17
Manajemen pendidikan dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang
meliputi; perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksaan program sekolah/ madrasah,
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi dan system informasi
sekolah/madrasah.
Manajemen pendidikan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber
daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

B. Saran
Diharapkan melalui critical book report khususnya mahasiswa dapat melakukan book
report dengan baik. Dan Diharapkan pula melalui book report singkat ini dapat mahasiswa
mampu untuk berpikir secara kritis mengetahui apa intisari dari buku ini. Sehingga dapat
menerapkan dan mengurai tingkat permasalahan yang ada di masyarakat .

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto dan Farid,M. 2013.Konsep Dasar Manajemen Pendidikan disekolah: Gava Media

18

Anda mungkin juga menyukai