OLEH :
NON REGULER A
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan critical book report “perencanaan bahasa” dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai sumber.
Critical ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa mengenai materi
perencanaan bahasa yang terdapat dalam mata kuliah. Pembuatan critical ini untuk memenuhi
tugas yang telah diberikan dosen yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Saya menyadari bahwa critical ini masih ada kekurangan dan perlu penyempurnaan, untuk
itu diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca. Saya mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua sumber yang telah membantu sehingga critical ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ............................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................... 15
A. Buku Utama
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Bahasa
2. Untuk mengetahui masalah pembinaan dan pengembangan bahasa di Indonesia
3. Untuk mengkaji tiga buku perencanaan bahasa dan membandingkan buku tersebut
4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan buku yang dikaji
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari laporan critical ini adalah kita dapat menambah
wawasan mengenai perencanaan bahasa, dan juga sebagai calon guru kita dapat belajar
melalui perencanaan bahasa ini untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ringkasan Isi Buku
1. Buku Utama
BAB I
A. Pengantar
Para ahli bahasa telah sepakat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi secara genetis
hanya ada pada manusia, tidak dimiliki makhluk hidup lainnnya seperti binatang.
B. Hakikat Kebudayaan
Wujud kebudayaan itu berupa gagasan, perilaku dan fisik atau benda. Ketiga wujud itu
disebut juga system budaya, masih bersifat abstrak, system social, bersifat agak konkret,
sedangkan isi kebudayaan itu meliputi bahasa, system teknologi, system mata pencarian
organisasi social, system pengetahuan, system religi dan kesenian.
BAB III
PEMBINAAN BAHASA
A. Hakikat Pembinaan Bahasa
Pembinaan bahasa adalah upaya untuk meningkatkan mutu pemakaian bahasa. Usaha-
usaha binaan itu mencakup upaya peningkatan sikap, pengetahuan dan keterampilan
berbahasa yang dilakukan, antara lain melalui pengajaran dan pemasyarakatan yang
bertujuan untuk membangun masyarakat Indonesia menjadi mampu dan terampil.
BAB IV
PENGEMBANGAN BAHASA
BAB V
Dalam bahasa inggris, ada beberapa istilah yang di gunakan terkait dengan konsep
perencanaan bahasa. Ada yang menggunakan istilah language, planning, language
angineering, dan ada pula yang menggunakan istilah management of language. Semua
istilah tersebut mengarah pada proses atau tujuan yang sama, yakni segala usaha dan
tindakan yang di lakukan agar komunikasi dalam suatu Negara dapat berjalan lancara dan
terkendali dengan bahasa sebagai unsur utamanya.
Menurut haugen (1959), perencanaa bahasa merupakan usaha untuk membimbing
perkembangan bahasa kearah yang di inginkan oleh para perencana bahasa. Perencanaan
bahasa tidak semata-mata meramalkan masa depan bahasa berdasarkan dari yang diketahui
pada masa lampau, tetapi perencanaan bahasa itu merupakan usaha yang terarah untuk
mengetahui masa depan bahasa. Perencanan bahasa dapat juga di artikan senbagai kegiatan
politik (jernudd dan das gupta 1971: 211).
B. Beberapa Catatan Tentang Perencanaan Bahasa
Dalam sejarah studi bahasa Indonesia, catatan kosakata tertua adalah daftar kata cina-
melayu pada awal abad ke-15 (500 lema) dan daftar kata Italia-melayu oleh pigafetta pada
tahun 1522. Dari daftar kata berkembang ke perkamusan. Kamus yang dapat di katakan
tertua ialah spraeck ende woordboek, indie maleysche ende madagaskarsche talen met vele
arabicshe ende turchisce woorden karangan Frederick de houtman pada tahun 1603. Dua
puluh tahun kemudian casper wiltens dan sebastianus dancjaerst menyusun vokabularium of
woortboek near order vanden alphabet in’t duytsch-maleysch ende maleysch dutch.
Pada perkembangan selanjutnya telaah bahasa Indonesia memasuki fungsi politis dan
sosiologi, seperti penggunan bahasa Indonesia pada bacaan rakyat dan sastra yang telah
memperluas ranah penggunaan bahasa itu. Penggunaan bahasa dalam berbagai media telah
membangkitkan rasa kebersamaan, kesatuan dan rasa kesetiakawanan. Bahasa idonesia
mampu menyatukan kelompok etnis yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasa
ke dalam kesatuan bangsa.
C. Cakupan Perencanaan Bahasa Di Indonesia
1. Kerjasama Kebahasaan
Berbagai upaya yang di paparkan di atas harus diikuti dengan pengembangan sarana
kebahasaan. Penyediaan kepustakaan yang memadai dan lengkap di indonesia harus menjadi
sasaran utama penyediaan fasilitas tersebut. Sarana informasi yang di bangun harus memberi
kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses berbagai informasi yan mereka perlukan dari
tempat mereka. Penyediaan fasilitas tersebut jug sekaligus memberikan layanan prima
kepada masyarakat, secara nasional ataupun secara internasional.
Pembakuan atau penstandaran bahasa adalah pemilihan acuan yang di anggap paling
wajar dan paling baik dalam pemakaian bahasa.masalah kewajaran terkait dengan berbagai
aspek. Dalam berbahasa, misalnya aspek ini meliputi situasi, tempat, mitra bicara, alat,
setatus penuturnya, waktu, dan lain-lain. Aspek-aspek tersebut disebut juga dengan istilah
konteks. Ada beberapa hal yang perlu dipedomani untuk penetapan bahasa baku atau
standar. Pedoman itu meliputi hal-hal berikut : 1. Dasar keserasian, 2. Dasar keilmuan, 3.
Dasar kesastraan.
Bahasa baku atau bahasa standar adalah bahasa yang memiliki nilai komunikatif yang
tinggi, yang di gunakan dalam kepentingan nasional, dalam situasi resmi atau dalam lingkungan
resmidan pergaulan sopan yang terikat oleh tulisan baku, ejaan baku, serta lafal baku (junus dan
arifin banasuru, 1996:62). Untuk menetukan sebuah bahasa itu baku atau tidak maka ada tga hal
yang harus menjadi patokan. Ketiga hal tersebut adalah kemantapan dan kedinamisan,
kecendikiaan dan kerasionalan, serta keseragaman.
2. fungsi bahasa baku
Selain berfungsi sebagai bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi, bahasa baku
mempunyai fungsi lain yakni fungsi pemersatu, fungsi pemberi kekhasan, fungsi pembawa
kewibawaan, dan fungsi sebagai kerangka acuan.
Moeliono (1972; 2) mengatakan bahwa yang layak di pilih sebagai ragam atau variasi
bahasa adalah ujaran dan tulisan yang dipakai oleh golongan masyarakat yang paling luas
pengaruhnya dan paling besar kewibawaannya. Termasuk di ddalamnya yaitu para pejabat
negara, para guru, warga media massa, alim ulama, dan cendikiawan.
Andaikata kita sudah memiliki salah satu ragam bahasa untuk di jadikan ragam bahasa
baku, maka pembakuan itu harus dilakukan pada semua tataran, baik fonologi, morfologi,
sintaksis, leksikon, maupun semantik. Dalam bidang peristilahannya misalnya, bahasa indonesia
memiliki aturan sendiri. Dari segi sumbernya, istilah-istilah yang diambil dapat bersumber dari
(1) kosakata bahasa indonesia (2) kosakata bahasa serumpun (3) kosakata bahasa asing.
Di samping ragam baku tulis, ragam baku lisan juga di masyarakatkan. Berbeda dengan
ragam baku tulis, ragam baku lisan penanganannya sangat sulit. Kesulitan itu muncul karena
umumnya para penutur bahasa indonesia memiliki bahasa indonesia sebagai bahasa kedua.
SeseoRang dapat dikatan menggunakan ragam baku lisan apabila ia dapat meminimalkan atau
menghilangkan ragam daerah dalam tuturan. Ini berarti, bila ia berbicara maka orang lain tidak
dapat mengidentifikasi secara linguistik dari mana dia berasal.
Bahasa dapat didefinisikan sebagai sistem lambang bunyi yang di hasilkan oleh
organ-organ artikulasi manusia yang bersifat arbitrari dan kovensional., serta dapat di
terjemahkan menjadi lambang tulisan, dan yang di pergunakan sebagai alat berfikir dan
berasa, memahami pikiran dan perasaan, serta menyatakan pikiran dan perasaan dalam
masyarakat (Tampubolon, 1994; 1996). Dalam konteks perkembangan di indonesia sejak
permulaan kermerdekaan di indonesia, kita sudah mengalami tiga kondisi politik penting,
yaitu: periode soekarno (disebut juga periode orde lama), periode soeharto (disebut juga
periode orde baru), dan periode reformasi (setelah jatuhnya soeharto). bahasa politik dalam
masing-masing periode itu mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Mutu dapat di artikan sebagai
paduan atribut-atribut produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian,
mutu penggunaan bahasa dapat di artikan sebagai paduan ciri-ciri bahasa yang di
pergunakan yang sesuai dengan kebutuhan pendengar atau pembaca.
BAB VI
STANDARDISASI, MODERNISASI, DAN PENYERAPAN ISTILAH DALAM BAHASA
INDONESIA
A. Standardisasi Bahasa Berdasarkan Konsepsi Logika
Konsepsi logika yang di maksud dalam konteks standardisasi bahasa adalah hukum-
hukum logika yang di dalam bahasa inggris (filsafat) di istilahkan dengan’logic’ ,sesuatu
yang bisa diterima akal atau tidak. Dengan demikian,standardisasi bahasa yang ddidasarkan
kepada konsep logika adalah usaha-usaha untuk merumuskan dan menetapkan bahasa
standar dengan memakai dasar hukum-hukum logika.
B. Standardisasi Bahasa Berdasarkan Konsep Perasaan
Konsepsi perasaan disini dimaksudkan sama dengan rasa bahasa, yaitu perasaan
yang timbul kalau menanggapi sesuatu untuk kemudian menilai suatu bentuk ujaran.
Jespersen (1954: 107) menghubungkn rasa bahasa ini dengan rasa keindahan bahasa, yaitu
dengan istilah ‘’ Artistic sense/artistic feeling’’. karena itu standardisasi bahasa yang di
pedomani dengan rasa bahasa akan menghasilkan suatu pedoman standar yang di namainya
dengan Arthetic standart.
C. Modernisasi Bahasa Indonesia
Adapun kenyataan linguistik adalah sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan mencolok antara bentuk bahasa tulisan dan bentuk bahasa lisan. Bentuk
bahsa tulisan indonesia lebih tinggi dari bentuk lisannya.
2. Kalau di ukur dengan norma bahasa indonesia yang standar maka norma bahasa indonesia
yang di wujudkan dalam pengucapan bahasa indonesia itu pun belum boleh di katakan
memadai.
3. Secara struktural, pengucapan bahasa indonesia kebanyakan anggota masyarakat bahasa
indonesia menunjukkan variasi struktur yang sangat luas (secara horusontal) dan secara
dalam (vertikal).
D. Ragam Bahasa Dan Penyerapan Istilah Dalam Bahasa Indonesia
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut
topik yang di bicarakan, menurut hubungan yang di bicarakan, menurut hubungan
pembicara, lawan bicara, dan orang yang di bicarakan. Adanya bermacam ragam bahasa
terjadi karena fungsi, kedudukan serta lingkungan yang berbeda-beda. Ragam bahasa yang
dimaksud yaitu :
a. Ragam lisan dan ragam tulisan
b. Ragam baku dan ragam tidak baku
c. Ragam sosial dam ragam fungsional
BAB VII
PERGESERAN, PEMERINTAHAN, DAN KEPUNAHAN BAHASA
a. Pergeseran Bahasa
Pergeseran bahasa juga dapat terjadi karena masyarakat yang di datangi jumlahnya
sangat kecil dan terpecah-pecah. Dengan kata lain, pergeseran bahasa bukan di sebabkan
oleh masyarakat yang menempati sebuah wilayah, melainkan oleh p[endatang yang
mendatangi sebuah wilayah. Pergeseran bahasa menurut sumarsono partana (2002:237) juga
di sebabkan sekolah. Sekolah sering juga di tuding sebagai faktor penyebab bergesernya
bahasa ibu murid karena terbiasa mengajarkan dengan bahasa asing kepada anak-anak. Hal
itu pula yang kadangkala menjadi penyebab bergesernya posisi bahasa daerah. Akibatnya
anak tidak mampu berbahasa daerah atau paling tidak anak hanya dapat memahami bahasa
daerah tanpa mampu berinteraksi.
b. Pemertahanan Bahasa
Kasus pemertahanan bahasa juga terjadi pada masyarakat loloan yang berada di bali.
Kasus pemertahanan bahasa melayu loloan disampaikan oleh sumarsono (chaer, 2004: 147).
menurut sumarsono, pendudukn desa loloan yang berjumlah sekitar tiga ribu orang itu tidak
menggunakan bahasa bali, tetapi menggunakan sejenis bahasa melayu yang di sebut sebagai
bahasa melayu loloan sejak abad ke-18 yang lalu ketika leluhur mereka yanhg berasal dari
bugis dan pontianak tiba di tempat itu. Masyarakat melayu loloan ini, selain menggunakan
bahasa melayu loloan dan bahasa bali, juga menggunakan bahasa indonesia. Bahasa
indonesia diperlakukan secara berbeda oleh mereka. Bagimereka bahasa indonesia
memilikinkeduduka yang lebih tinggi dari ada bahasa bali. Bahasa indonesia tidak di anggap
memiliki konotasi keagamaan tertentu.
c. Kepunahan Bahasa
Kepunahan bahasa terjadi karena pergeseran total dari satu bahasa kebahasa yang
lain dalam satu guyub tutur. Selanjutnya, kloss (sumarsono dan partana, 2002: 286)
menyebut bahwa ada tiga tipe kepunahan bahasa. (1) kepunahan bahasa tanpa terjadinya
pergeseran bahasa (2) kepunahan bahasa karena pergeseran bahasa (3) kepunahan bahasa
nominal melalui metamorfosistu penyebab. Salah satu penyebab lunturnya bahasa daerah
adalah fenomena ketertarikan generasi muda mempelajari bahasa asing ketimbang
mempelajari bahasa daerah. Mereka juga enggan menggunakan bahasa daerah untuk
berkomunikasi keseharian. Asim gunawan (2008) mengatakan bahwa ada beberapa faktor
yang menjadi penyebab kepunahan bahasa daerah. Pertama vitalisasi etnolinguistik, faktor
biaya dan keuntungan, dan yang terakhir disebabkan oleh turunnya derajat suatu bahasa
menjadi dialek ketika guyub tuturnya tidak lagi menulis dalam bahasa itu dan mulai
memakai bahasa lain.
2. Buku Pembanding Pertama
Buku pembanding yang pertama mengkaji tentang masalah kebahasaan dan
perencanaan bahasa, proses pengembangan dan pembinaan bahasa, garis haluan dalam
alokasi fungsional bahasa, pengembangan sandi bahasa dan pembinaan pemakaian
bahasa.
3. Buku Pembanding Kedua
Pada buku pembanding yang kedua mengkaji tentang pendahuluan atau pengantar
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, sejarah perkembangan bahasa
Indonesia, pembinaan bahasa Indonesia dan perkembangan bahasa Indonesia.
1. Keunggulan
Jadi berdasarkan keunggulan dan kelemahan ketiga buku yang di kritik dan dibandingkan
dapat disimpulkan bahwa buku yang lebih baik itu adalah buku utama yang bisa dipakai untuk
rujukan proses perkuliahan karena materinya sudah cukup lengkap mengenai pembinaan dan
pengembangan bahasa yang dimulai dari sejarah perkembangan bahasa di Indonesia serta
kajian mengenai konflik-konflik atau masalah kebahasaan yang terjadi di masyarakat
Indonesia. Sementara buku pembanding pertama dan kedua bisa digunakan sebagai referensi
untuk memperkaya ilmu perencanaan bahasa yang sangat berguna terutama untuk calon guru
agar dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar dan juga dapat menerapkan ataupun
mengajarkannya kepada para peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pembinaan dan pengembangan bahasa merupakan usaha dan kegiatan yang dilakukan
untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan juga bahasa
asing, agar dapat memenuhi fungsi dan kedudukannya. Kedudukan bahasa Indonesia kini
semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam
hubungan formal. Bahasa Indonesia merupakan alat pertama dan utama untuk membangun
arus pemikiran yang jelas dan teliti.
Melalui pembuatan laporan Critical ini dapat memperkaya ilmu perencanaan bahasa yang
sangat berguna terutama untuk calon guru agar dapat menggunakan bahasa yang baik dan
benar dan juga dapat menerapkan ataupun mengajarkannya kepada para peserta didik.
B. Saran
Diperlukan revisi lagi untuk ketiga buku agar lebih baik dan dapat dikembangkan sesuai
perkembanagnnya pada saat sekarang ini. Dan juga pembahasan dan materinya lebih
diperluas lagi ruang lingkupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Suhendar & Supinah, Pien. 1994. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Bandung