Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REVIEW

BAHASA INDONESIA

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


(Drs. Sanggup Barus, M.Pd. dkk, 2018)

NAMA MAHASISWA : ELSA MERRY OKTAVIA PASARIBU


NIM : 4161131008
DOSEN PENGAMPU : SALMAH NAELOFARIA, S. Pd, M.Pd
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Individu Mata Kuliah Bahasa Indonesia

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan critical book review mata kuliah
Bahasa Indonesia ini.
Critical book review ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan critical book review ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan critical book review ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
critical book review ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam critical book review ini. Semoga Critical Book Review sederhana ini dapat
dipahami bagi siapa pun pembacanya. Sekiranya Critical Book Review ini dapat berguna
bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya.

Medan, Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................................................ 3

Bab I Pendahuluan ................................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 4


1.2 Tujuan ................................................................................................................... 4
1.3 Manfaat .................................................................................................................. 4

Bab II Inti Sari Buku .............................................................................................................. 5

2.1.Biodata Buku ......................................................................................................... 5


2.2.Pendahuluan ......................................................................................................... 6
2.3.Penulisan Teks Akademik ................................................................................... 11
2.4.Penulisan Teks Ulasan Buku ............................................................................... 13
2.5.Penulisan Teks proposal ...................................................................................... 15
2.6.Penulisan Teks Laporan ...................................................................................... 22
2.7.Penulisan Teks Artikel Ilmiah ............................................................................. 26

Bab III Pendapat .................................................................................................................. 29

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku........................................................................ 29

Bab IV Penutup .................................................................................................................... 31

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 31
4.2 Rekomendasi ....................................................................................................... 31

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 32


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical Book Review sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau tulisan
tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi
(penjelasan, interprestasi & analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau
artikel tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut
yang bisa mempengaruhi cara berpikir & dan menambah pemahaman terhadap suatu
bidang kajian tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical
Book Review akan menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang,
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

1.2 Tujuan
Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas,
khususnya mata kuliah Bahasa Indonesia, serta untuk menambah wawasan yang luas akan
pengetahuan khususnya di bagian evaluasi dalam bidang pendidikan. Meningkatkan daya
kritis serta menguatkan materi Bahasa Indonesia.

1.3 Manfaat
1) Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang materi Bahasa Indonesia
2) Penulis dapat lebih berpikir kritis lebih dari yang ia tahu.
3) Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari buku yang di
kritisi oleh penulis
4) Untuk memenuhi tugas Critical Book Review Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
BAB II

INTI SARI BUKU

2.1.Identitas Buku
1) Judul : Pendidikan Bahasa Indonesia
2) Edisi : Kedua
3) Penulis : Drs. Sanggup Barus, M.Pd.
Dra. Rosmaini, M.Pd.
Dra. Inayah Hanum, M.Pd.
Drs. Tangson R. Pangaribuan, M.Pd
4) Penerbit : Unimed Press. Universitas Negeri Medan
5) Kota Terbit : Medan
6) Tahun Terbit : 2018
7) ISBN : 976-602-7938-06-9
2.2.Inti Sari Buku
2.3.Bab 1 : Pendahuluan
1. Pengertian Bahasa
Harimurti Kridalaksana berpengertian bahwa bahasa adalah sistem lambang
berupa bunyi arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja
sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Wojowasito berpengertian bahwa
bahasa adalah alat manusia mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang
terdiri dari lambang-lambang bahasa.
2. Pengertian Kepribadian dan Pengembangan Kepribadian
Dalam Personality Development Through Positive Thinking 2004, Amit
Abraham mendefinisikan kepribadian adalah pola-pola pemikiran perasaan dan
perilaku yang tertanam dalam-dalam dan relatif permanen. Kepribadian menyiratkan
prediktabilitas tentang bagaimana seseorang akan bereaksi dalam keadaan yang
berbeda-beda.
Dalam Pembangunan, Dilema dan Tantangan 2004 Moeljarto Tjokrominoto
bahwa pengembangan kepribadian mencakup berbagai kualitas seperti religiusitas,
moralitas, penghayatan, wawasan berkebangsaan, kemandirian, kreativitas dan
ketahanan mental. Secara lebih spesifik, pengembangan aspek kepribadian seperti
aktivitas kemandirian ketahanan mental, etos kerja, disiplin diletakkan dalam konteks
religiusitas, moralitas dan penghayatan wawasan kebangsaan.
3. Hubungan Bahasa dengan Pengembangan Kepribadian
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan tekad kebangsaan dalam 3 ikrar,
yaitu menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia mengandung makna (1)
bersikap positif terhadap bahasa Indonesia; (2) memiliki keinginan dan kegairahan
terhadap bahasa Indonesia dengan baik dan benar; (3) memiliki dan berusaha
meningkatkan mutu penggunaan dan penguasaan bahasa Indonesia sehingga
penggunaannya sesuai dengan kaidah tetapi juga sesuai dengan perkembangannya.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai pengembangan kepribadian,
mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan, karakter dan kepribadian.
Fungsi Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah mencakup berbagai aspek
yaitu:

(a) Mengembangkan kemampuan/ kompetensi berkomunikasi ilmiah


(b) Mengembangkan kemampuan akademis
(c) Mengembangkan berbagai sikap, seperti sikap ilmiah, sikap paradigmatis dalam
mengembangkan pola berpikir sikap terpelajar
(d) Mengembangkan kecerdasan berbahasa
(e) Mengembangkan kepribadian terutama dalam menciptakan kreativitas baru yang
terkait dengan pengalaman, pengetahuan, dan situasi baru yang dihadapi serta
kemampuan mengekspresikannya
(f) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi antarpribadi sehingga memantapkan
perkembangan pribadi.
(g) Mengembangkan kemampuan sebagai lambang bangsa dan negara.

Demikian pembahasan tentang bahasa, kepribadian dan hubungandengan


pengembangan kepribadian.

4. Pengertian Bahasa Baku


Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standar language dalam
bahasa Inggris dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama kali diperkenalkan
oleh Vilem Mathesius pada 1926 termasuk aliran Praha atau The Prgaue School.
Pada tahun 1930, B. Havrabeck dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian
bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa
yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan
masyarakat secara luas.
Di dalam Dictionary Language and Linguistics, Hartman dan Strock
berpengertian bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang secara sosial lebih
digandrungi dan yang sering didasarkan bahasa orang-orang berpendidikan di dalam
atau di sekitar pusat kebudayaan atau suatu masyarakat bahasa.
Di dalam Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan, Yus Rusyana
berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang
dikodifikasikan, diterima dan dijadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih
luas.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa baku itu adalah
bentuk bahasa yang telah dikodifikasi atau ditetapkan, diterima atau difungsikan
sebagai model oleh masyarakat secara luas.
Istilah kodifikasi adalah terjemahan dari “Codification” bahasa Inggris.
Kodifikasi diartikan sebagai hal memberlakukan suatu kode atau aturan untuk
dijadikan norma dalam berbahasa. Masalah kodifikasi terkait dengan masalah
ketentuan atau ketetapan norma kebahasaan. Norma kebahasaan itu berupa pedoman
tata bahasa, ejaan, kamus, lafal, dan istilah. Kodifikasi kebahasaan juga terkait
dengan masalah bahasa menurut situasi pemakaian bahasa.
5. Pengertian Bahasa NonBaku
Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandar langauge”. Richards,
John, dan Heidi berpengertian bahwa bahasa nonstandar adalah bahasa yang
digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tata bahasa dan
kosakata dari bahasa baku dari suatu bahasa.
Crystal berpengertian bahwa bahasa nonbaku adalah bentuk bahasa yang tidak
memenuhi norma baku, yang dikelompokkan sebagai subaku dan nonbaku.
Alwasiah berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa
memakai kata-kata untuk unhkapan, struktur kalimay, ejaan dan pengucapan yang
tidak biasa dipakai oleh mereka yang tidak berpendidikan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar
adalah ragam bahasa yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku,
dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi.
6. Pengertian Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan atau dipakai sebagai
mode l oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
tidak dikodifikasi, tidak diterima, dan difungsikan sebagai model masyarakat
Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
7. Tumbuhnya Bahasa Baku
Jika semula bahasa Indonesia mempunyai bahasa tulis seperti yang dipakai
dalam buku, majalah dan surat kabar maka kemudian bahasa Indonesia juga
mempunyai ragam lisan, yang dipakai orang Indonesia juga memounyai ragam lisan,
yang dipakai orang Indonesia untuk berkomunikasi secara langsung bila semua
bahasa Indonesia hanya dipakai untuk keperluan resmi seperti dalam perundangan,
dunia pendidikan, upacara resmu, maka kemudian bahasa Indonesia juga dipakai
untuk keperluan tidak resmi seperti dalam surat menyurat sementar untuk orang
yang akrab.
Keanekaragaman bahasa indonesia timbul secara wajar sebab telah terjadi
diversifikasi fungsi. Bila semula bahasa Indonesia hanya berfungsi terbatas, maka
kemudian fungdi itu semakin banyak dan semakin ruwet. Tetapi karena bahasa
Indonesia harus tetap menjadi alat komunikasi yang efisien maka timbullah proses
lain yang disebut proses sentripetal berupa penataan secara alamiah pelbagai dialek
atau ragam bahasa itu sesuai fungsi yang baru
Dalam standarisasi ini ragam bahasa tertentu menjadi bahasa standar atau
bahasa baku, ragam bahasa lainnya menjadi bahasa nonstandar atau bahasa tidak
baku. Kita memakai bahasa secara baik bila kita menggunakan bahasa standar sesuai
dengan fungsinya. Demikian juga, kita menggunakan bahasa secara salah bilakita
menggunakan bahasa nonstandar untuk fungsi bahasa standar. Oelh sebab itu,
memakai bahasa bakutidak dengan sendirinya berarti memakai bahasa yang baik dan
benar karena baku tidak sama dengan bahasa yang baik dan benar.
8. Fungsi Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia Baku memiliki empat fugsi :
Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Bahasa
Indonesia baku pemersatu atau menghubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu.
Bahasa Indonesia baku pemersatu mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia
baku.
Kedua,bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian. Bahasa
Indonesia baku merupaka ciri khas yang membedakan dengan bahasa lainnya.
Bahasa indonesia baku memperkuan perasaan kepribadian nasional masyarakar
bahwa identitas kita.
Ketiga, bahasa Indonesia bakku berfungsi sebagai penambah wibawah.
Pemilik bahasa Indonesia baku akan membawa serta atau prestise. Fungsi pembawa
wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lainnya
yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku.
Keempat, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan. Bahasa
Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaian dengan adanya
norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa
Indonesia baku itu menjadi tolak ukur oemakaian bahasa indonesia baku secaraa
benar.
9. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku
Bahasa indonesia dipakai dalam beberapa konteks:
Pertama, dalam komunikasi resmi, yaitu dalam surat menyurat resmi atau dinas,
pengumuman – pengumuman yang di keluarkan oleh instansi resmi, perundang
undangan, penamaan dan peristilah resmi.
Kedua, dalam wancana teknis, yaitu dalam laporan resmi dan karangan ilmiah
berupa makala, skripsi, tesis, disertai dalam laporan hasil penelitian.
Ketiga, pembicaraan di depan umum, yaitu ceramah, kuliah dan khotbah.
Keempat, pembicaraan dengan orang yang di hormatin, yaitu dengan atasan dan
bawahan.
Didalam konteks pertama dan kedua di dukung oleh bahasa Indonesia baku
tulis, konteks ketiga dan keempat didukung oleh bahasa Indonesia baku lisan. Diluar
konteks itu dipergunakan bahasa Indonesia nonbaku atau bahasa Indonesia
nonstandard.
10. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku
Ciri – ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia non Baku telah di buat oleh
para pakar bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia . Mereka itu antara lain,
Harimurti,Kridalaksana, Anton M, Moeliono dan Suwito.
Ciri – Ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut :
(a) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan
yang relatife bebas atau sedikit di warnai. Contoh y : kata keterampilan.
(b) Bentuk kata yang berawalan Me dan Ber. Contoh y : banjir menyebrangi
kampong, kulia sudah berjalan dengan baik.
(c) Kunjungsi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia jelas dan tetap. Contoh y
:sampai hari ini tidak percaya dengan siapa pun.
(d) Partikel Kah, Lah dan Pun, sebagai bagian morfologi. Contoh y : bacalah buku
itu sampai dengan selesai.!
(e) Preposisi atau kata depan sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku
secara jelas. Contoh y : saya beretemu dengan adiknya kemarin.
(f) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa
Indonesia baku di tulis secara jelas. Contoh y : orang orang tu harus di awasin
setiap saat.
(g) Kata ganti atau polaritas tutur sapaan secara jelas di dalam kalimat. Contoh y :
Saya – anda bekerja sama didalam pekerjaan ini.

11. Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku dengan Baik dan Benar
Pemakaian bahasa yang mengikutin kaidah bahasa yang dibakukan atau yang di
anggap baku adalah pemakaian bahasa baku dan benar, dengan demikian pemakaian
bahasa baku dengan kaidah. Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik adalah
pemakaian bahasa Indonesia yang mengikutin atau sesuai dengan fungsi pemakaian
bahasa baku, pemakaian Indonesia nonbaku dengan baik adalah pemakaian bahasa
yang tidak mengikutin atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa Indonesia
nonbaku.
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun
nonbaku saling mendukung saling berkaitan. Tidak logis ada pemakaina bahasa
Indonesia dengan baik, tetapi tidak benar, ataukah tidak logis ada pemakaian bahasa
yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar atau sebaliknya.

2.4. Bab II : Penulisan Teks Akademik


1. Pengertian Teks Akademik
Kridalaksana (2011:238) menyatakan bahwa teks adalah: (1) satuan bahasa
terlengkap yang bersifat abstrak, (2) deretan kalimat, kata dan sebagainya yang
membentuk ujaran, (3) ujaran yang dihasilkan dalam interaksi manusia. Dilihat dari
ketiga pengertian teks yang dikemukakan tersebut dapat dikatakan bawa teks adalah
satuan bahasa yang bisa berupa bahasa tulis dan juga berupa bahasa lisan yang
dihasilkan dari interaksi atau komuniaksi manusia. Dengan demikian, teks akademik
merupakan teks yang diproduksi dan digunakan dalam keperluan akademik. Teks
akademik atau teks ilmiah dapat berwujud berbagai jenis misalnya buku, ulasan
buku, proposal penelitian, laporan penelitian, dan artikel kimia. Teks akademik
adalah teks yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil
pengamatan, peniinjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode
tertentu dnegn sistematika penulisan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

2. Perbedaan Teks Akademik dan Teks Non-akademik


Teks akademik berbeda dengn teks non-akademik atau non-ilmiah. Teks akademik
dan teks non-akademik ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri teks akademik yang
selama ini telah ada antara lain sederhana, padat, objektif dan logis. Akan tetapi
terdapat bukti empiris yang diajukan untuk memberikan penjelasan yang memadai
secara linguistik terhadap pengertian sederhana, padat, objektif dan logis itu.
Akibatnya, ciri-ciri tersebut biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan
pada data atau teori tertentu. Pengeksplorasian ciri-ciri keilmiahan pada teks
akademik menjadi penting karena teks akademmik merupakan dimensi sendiri
apabila diandingkan dengan jenis teks yang lain, dan teks akademik cenderung
membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk memahamkan isinya kepada target
pembaca.
Teks akademik dihasilkan harus memperhatikan ada tidaknya penggunaan kalimat
minor. Kalimat minor adalah kalimat tidak lengkap. Kalimat minor berkekurangan
salah satu dari unsur pengisi subjek atau finit/predikator. Akibatnya, kalimat tersebut
dapat dianalisis menurut jenis dan fungsinya. Keberadaan kalimat minor pada teks
akademik tidak saja menyebabkan tidak diidentifikasinya unsur leksikogramatika
secara ideasional dan interpersonal, tetapi juga menyebabkan terhentinya arus
informasi secara tekstual.

3. Ciri-ciri Teks Akademik


Perbedaan Teks Akademik Teks Non-Akademik
(Teks Ilmiah) (Teks Non-Ilmiah)
Objek Adanya fakta objek yang diteliti Tidak ada ojek yang diteliti
Fakta Dibuktikan dengan pengamatan. Tanpa dukungan atau bukti.
pengamatan (objektif) (subjektif)
Tata Urutan Bersifat metodis dan sistematis Sesuai dengan alur
Bahasa Menggunakan bahasa yang ilmiah Menggunakan bahasa yang
(bahasa baku yang baik dan non-ilmiah (menggunakan
benar) bahasa baku yang baik)
Istilah Pemakaian istilah khusus Pemakaian istilah umum
Gaya bahasa Formal. Non formal dan populer.

4. Teks Akademik dalam Berbagai Genre Makro


Teks ilmiah dapat terwujud dalam berbagai jenis, misalnya buku, ulasan buku,
proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum dan artikel ilmiah. Jenis
tersebut merukan genre makro yang masing di dalamnya terkandung campuran dari
beberapa genre mikro seperti dekriptif, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi dan
diskusi. Genre makro adlah genre yang digunakan untuk menamai sebuah teks
keseluruhan dan genre mikro merupakan subgenre yang lebih kecil yang terdapat di
dalamnya dan dipayungi oleh genre makro tersebut.

2.5.Bab III : Penulisan Teks Ulasan Buku


1. Pengertian Teks Ulasan Buku
Teks ulasan adalah suatu tulisan yang isinya untuk menimbang atau menilai karya
yang dihasilkan oleh orang lain. Ulasan sering juga diitilahkan dengan timbangan,
resensi dan review. Sebenarnya ulasan tidak hanya dilakukan terhadap buku tetapi
juga pada karya-karya lain berupa artikel, karya sastra, karya seni dan lain.
Ulasan buku atau timbangan buku adalah tulisan yang berisi tentang kritik terhadap
buku yang dimaksud. Menulis teks ulasan buku bukan hanya sekedar untuk
memberikan penilaian terhadap buku yang diulas, melainkan dapat meberikan
gambaran kepada pembaca untuk memenuhi tujuan dan fungsi sosialnya.
Menurut Isnatum dan Farida (2013;57), tujuan pembuatan ulasan adalah sebagai
berikut:
(a) Menyajikan informasi komprehensif (menyeluruh) tentang sebuah karya.
(b) Mempengaruhi penikmat karya yntuk memikirkan, merenungkan dan
mendiskusikan leih jauh fenomena atau problema suatu karya.
(c) Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah seuah karya layak dinikmati
atau tidak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teks ulasan buku adalah salah
satu teks akademik yang berisi pertimbangan secara objektid terhadap kualitas
sebuah buku yang dihasilkan orang lain. Teks ulasan buku biasanya dipublikasi
melalui media massa, seperti majalah dan surat kabar.

2. Struktur Teks Ulasan Buku


Struktur teks ulasan menurut Narwardani, dkk (2016;45) adalah sebagai berikut.
Identitas pada teks ulasan bersifat opsional. Pada bagian identitas dimuat judul,
penulis, tahun terbit, bahasa yang digunakan, warna sampul dan lain-lain. Pada
bagian identitas ini yang dibuat berdasarkan fakta dan kebutuhan si pengulas buku.
Genre mikro yang dipakai untuk memaparkan identiras adalah deskripsi.
Orientasi merupakan pengenalan terhadap keseluruhan teks ulasan. Fungsi tahapan
orientasi adalah menyampaikan informasi tentang buku yang diulas, memposisikan
buku yang diulas, dan menyatakan pendapat pengulas tentang buku. Genre mikro
yang digunakan untuk memaparkan tahap ini adalah eksposisi dan deskripsi.
Tafsiran dipaparkan penceritaan ulang tentang hal yang dilakukan oleh penulis saat
menulis buku dan ringkasan buku yang merupakan ulasan dari pengulas buku. Untuk
memperkuat tafsiran, seorang penulis sering membandingkan kualitas karya atau
benda yang diulas dengan karya benda lain yang sejenis. Genre mikro yang
digunakan untuk mengungkapkan tafsuran ini adalah deskripsi dan rekon.
Tahap evaluasi memaparkan penilaian pengulas terhadap karya yang diulas. Agian
ini merupakan bagian paling penting dalam menguals uku. Aspek-aspek yang dinilai
adalah (1) kedalaman isi buku yang diulas; (2) tata organisasi gagasan yang
tergambar pada penataan bab; (3) gaya penulisan yang digunakan; (4) keunggulan
dan kelemahan buku yang diulas. Genre mikro yang digunakan tahapan ini diskusi
dan eksplanasi.
Pada bagian rangkuman, penulis merumuskan simpulan yang ditujukan kepada
pembaca karya atauu benda yang telah diulas. Ulasan dibuat berdasarkan hasil
penilaian dan penafsiran yang telah dilakukan sebelumnya. Simpulan juga bisa
memaparkan rekomendasi kepada pembaca tentang layak atau tidaknya sebuah
karya atau benda untuk dibaca, dinikmati atau dimiliki. Genre mikro yang digunakan
untuk memaparkan bagian ini adalah deskripsi dan eksposisi.

3. Cara Merekontruksi Teks Ulasan Buku


Merekontruksi teks ulasan buku adalah menulis kembali teks ulasan yang telah ada
dengan menggunakan bahasa sendiri. Hal-hal yang diperhatikan ketika
merekontruksi teks ulasan buku adalah sebagai berikut.
(a) Membaca teks ulasan
(b) Apabila belum pernah membaca buku yang diulas, pengulas dapat mencari
informasi mengenai buku tersebut.
(c) Melihat struktur teks ulasan
(d) Menuliskan kembali teks ulasan berdasarkan struktur teks ulasan.
4. Langkah-langkah Operasional Penulisan Teks Buku
Mengulas sebuah buku artinya memberikan penilaian terhadap buku yang diulas
secara objektif. Pengulas buku harus memaparkan kelebihan dan kekurangan dari
buku yang diulas dengan berimbang. Langkah-langkah menghasilkan ulasan yang
baik menutu Nurwardani dkk (2016;71-72)
(a) Memilih buku yang diulas’
Buku yang hendak diulas sebaiknya sesuai dengan minat si pengiulas. Apabila
sesuai dengan minat maka akan memudahkan dalam membuat ulasa. Setelah
menentukan buku yang diulas sebaiknya melakukan penjajakan sekilas terhadap
buku yang diulas, meliputi penulis, penerbit dan isi buku secara sekilas.
(b) Membaca kritis
Diharapkan si pengulas membaca keseluruhan buku dari awal sampai akhir.
Bagian pendahuluan pada buku juga merupakan hal yang sangat penting karena
akan memberikan informasi mengenai latar belakang penulisan buku, aliran buku
yang dianut, tujuan penulisan dan target pembaca yang diharapkan.
(c) Membuat ringkasan
Ringkasan buku dibuat berdasarkan catatan yang telas dibuat dalam kegiatan
kritis. Ringkasan buku yang dibuat mewakili isi buku keseluruhan. Ringkasan ini
dimasukkan ke dalam bagian tafsiran isi.
(d) Menentukan kriteria penilaian
Penilaian harus berdasarkan keunggulan dan kelemahan, baik dari segi bahasa,
pembatasan bab, kerangka penulisan, sistematika, bobot ide, maupun aspek teknis
lainnya. Penetapan kriteria penilaian yang jelas, akan membuat penilaian yang
dilakukan berimbang.
(e) Mencari buku pembanding dan referensi untuk rujukan
Buku pembanding yang dijadikan sebagai rujukan akan membuat penilaian
terhadap buku yang diulas semakin baik. Buku pembanding haruslah buku yang
sejenis. Misalnya, buku yang diulas tentang penulisan laporan maka buku
pembandinganya juga harus tentang penulisan laporan yang ditulis oelh penulis
lain atau penulis yang bukunya sedang diulas atau terbit sebelumnya.
(f) Menulis laporan yang dimaksud.
Pada saat menulis resensi, presensi harus betul-betul menguaisai dan mengetahui
isi dan identitas buku yang diresensi. Buku tersebut hendaknya dibaca berulang-
ulang dan diberi tanda apabila menemukan hal-hal khusus misalnya keunggulan,
kelemahan, isi pokoknya, maupun tentang penggunaan bahasanya. Pemahan
terhadap isi buku dapat membantu kelancaran peresensi dalam menyelesaikan
tulisannya. Setelah selesai menulis ulasan, lakukan review sehingga teks ulasan
menjadi lebih baik. Review dapat dilakukan oleh diri sendiri maupu orang lain.
2.6.Bab IV : Penulisan Teks Proposal
1. Pengertian Teks Proposal
Teks proposal secara singkat dapat dimaknai dengan rancangan atau gambaran suatu
kegiatan. Dapat dikatakan teks proposan merupakan suatu bentuk rancangan
kegiatan yang dibuat secara formal dan standar serta diajukan kepada pemimpin atau
pemangku kepentingan atau pihak terkait untuk mendapatkan pertimbangan-
peretujuan. Pada umumnya proposal merupakan tuisan informatif dan persuasif yang
mengedukasi dan meyakinkan pembaca.
Hasnun (2004;84) menyatakan bahwa proposal merupakan rencana yang disusun
untuk kegiatan tertentu atau bisa juga dikatakan sebagai rencana yang dituangkan
dalam bentuk rangcangan kerja. Keberhasilan suatu proposal dapat ditunjang
dengan keahlian seseorang dalam menuliskannya, bukan saja sekedar dalam
pemikiran dan tujuan proyek atau kegiatan yang jelas namun kepiawaian dalam
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
2. Jenis-jenis Proposal
Secara umum proposal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis proposal
yang dimaksud adalah: (1) proposal kegiatan, (2) proposal usaha atau bisnis, (3)
proposal penelitian. Proposal kegiatan merupakan proposal yang disusun sebelum
melakukan suatu kegiatan. Dalman (2012;80) menyatakan bahwa proposal kegiatan
adalah rencana kegiatan disusun oleh panitia untuk mendapatkan bantuan dan
persetujuan pihak ketiga dan pihak terkait. Proposa kehiatan merupakan sebuah
usulan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu dan momen
tertentu.
Jenis proposal berikutnya, proposal usaha atau bisnis adalah sebuah proposal yang
dibuat dengan tujuan untuk melakukan suatu usaha untuk menambah modal usaha
atau mengajukan kredit, merger, ataupun kerjasama dalam rangka mengembangkan
bisnis. Proposal bisnis biasanya diajukan kepada penyandang dana seperti bank,
pengusaha lain ataupun peorangan. Proposal usaha disusun dengan menyajikan kata
pengantar, daftar isi, resume, latar belakang perusahaan, aspek pemasaran, aspek
prosuksi, aspek personalia, aspek pelaksanaan proyek, aspek keuangan, aspek
dampak sosial dan lingkungan dan aspek lampiran.
Selanjutnya proposan penelitian dan pendidikan adalah proposal yang dibuat dalam
rangka melakukan sebuah penelitian ilmiah ataupun kegiatan yang bernuansa
pendidikan seperti pengajuan beasiswa. Penelitian tersebut berupa penelitian proyek.
Penelitian proyek dibiayai oleh sponsor pemerintah atau peneliti mandri dalam
rangka penulisan karya tulis akademik, misalnya proyek akhir, skripsi, tugas akhir,
KTI, dan sebagainya.
3. Struktur Teks dan Hubungan Genre Mikro pada Proposal
(a) Proposal Kegiatan
Ciri proposal kegiatan adalah (1) berisi pedoman kerja atau peta perjalanan
lengkap yang akan dinilai selama melakukan kegiatan, (2) panitia kegiatan telah
memiliki gambaran menyeluruh dan lengkap mengenai ruang lingkup dan iritan
kegiatan maupun tenggang waktunya, (3) dirancang oleh kelompok panitia yang
berencana menggelar acara, (4) biasanya memiliki susunan panitia, bentuk
kegiatan dan nama kegiatan.
 Unsur proposal kegiatan
Hal-hal yang harus terdapat di dalam sebuah proposal kegiatan antara lain
adalah (a) latar belakang yang memuat landasan kegiatan tersebut dilaksanakan,
(b) tema atau kerangka pemikiran, (c) maksud/tujuan, (d) waktu pelaksanaan,
(e) tempat, (f) kegiatan yang dilaksanakan, (g) biaya yang dibutuhkan, (h)
kepanitiaan dan (i) penutup.
Setiap unsur proposal memuat isi yang mendukung keutuhan proposal kegiatan.
Pada bagian nama kegiatan terdapat kejelasan nama kegiatan yan akan
dilaksanakan yang merupakan sebuah judul atau nama kegiatan. Kemudian,
pada bagian kedua, dasar pemikiran atau dasar kegiatan terdapat penjelasan
tentang apa yang mendasari dilaksanakan kegiatan tersebut. Mengapa dan apa
pentingnya kegiatan itu dilaksanakan. Pada bagian tujuan kegiatan dijelaskan
apa tujusan serta manfaat yang ingin dan akan diperoleh dari dilaksanakannya
kegiatan tersebut. Selain itu, dalam penulisan tujuan ini bisa dituliskan manfaat
yang bisa diperoleh peserta, lembaga dan masyarakat pada pelaksanaan kegiatan
tersebut.
Selanjutnya, tema kegiatan merupakan tema yang dijadikan sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Tema merupakan hal yang diangkat dalam
kegiatan tertentu. Unsur ruang lingkup kegiatan berisi penjelasan mengenai
ruang lingkup dan jenis kegiatan yang dilakukan. Pada bagian ini, terdaoat
informasi tentang persyaratan, misalnya persyaratan yang harus diperunih
peserta.
Unsur berikutnya adalah waktu dan temat kegiatan. Pada bagian ini hanya
diungkapkan jelas dimana tempat atau kegiatan tersebut dilaksanakan dan kapan
pelaksanaannya. Dengan demikian susunan kepanitiaan, pada bagian ini
susunan panitian inti dirinci: ketua, sekretaris, bendahara dan sebagainya.
Penitia menggambarkan personalia yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
keseluruhan acara dan pelaksanaan teknis. Pada bagian anggaran biaya
dikemukakan berapa biaya yang diperlilan untuk mendanai kegiatan tersebut.
(b) Proposal Penelitian
Dalam uruaian berikut akan disajikan secara rinci mengenai petunjuk pembuatan
sebuah proposal penelitian. Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri dari bab-
bab: (1) pendahuluan, (2) tinjauan pustaka, (3) perumusan hipotesis dan (4)
metode penelitian.
Disamping itu untuk lebih melengkapi teks proposal penelitian, perlu ditambah
hal-hal seperti: halaman judul penelitian, halaman persetujuan, kata pengantar,
daftar pustaka dan lampiran.
i. Pendahuluan
Bab ini terdiri dari (a) latar belakang, (b) rumusan masalah, (c) tujuan
penelitian. Bentuk rumusan masalah ini penting karena dapat menjadi
penuntun langkah berikutnya. Rumusan tersebut diharapkan dapat memberi
petunjuk tentang data aoa yang diperlukan guna menjawab pertanyaan yang
terkandung dalam rumusan masalah itu. Prinsip singkatnya tetapi jelas juga
berlaku disini dan bahkan pada setiap pembuatan karangan ilmiah.
 Formulasi permasalahan
Penelitian berpangkal pada suatu pertanyaan dari suatu permasaahan yang
muncul dari benak peneliti karena ketidaktahuan mengenai suatu fenomena
atau gejala. Ini salah satu stimuli timbulnya penelitian.
Stimuli penelitian datang dari berbagai sumber: pengamatan, bacaan baik
dari buku ataupun sumber-sumber lain, misalnya pertemuan ilmiah. Stimulus
kegiatan di perguruan tinggi juga dapat menjadi sumber, demikian pula yang
berasal dari pesanan pembuat kebijaksanaan mengenai suatu permasalahan
tertentu yang dihadapi mereka.
Defenisi permasaalhan yang dimaksu dalam penelitian mempunyai arti yang
spesifik. Masalah dapat diperoleh dari dua sumber: dari teoru yang sudah ada
(eksperimen) dan dari lapangan (survey, pengumpulan data di lapangan
setelah di analisis dan diinterprestasikan harus dikaitkan dengan teori).
Ada beberapa cara untuk mengidentifikasikan apakah formulasi
permasalahan telah dapat diungkap dengan baik. Permasalah penelitian yang
baik harus memenuhi syarat:
1. Relevan dengan waktu timbulnya permaslaahn
2. Berhubungan dengan problematik praktis
3. Memungkinkan generalisasi
4. Memiliki ketajaman dalam definisi dari konsep-konsep utama
5. Dapat memperbaiki metode penelitian bagi peneliti berikutnya.
 Tujuan proposal penelitian
Langkah selanjutnya setelah merumuskan masalah adalah formulasi tujuan
dan kegunaan penelitian. Tujuan penelitian adalah formulasi apa yang ingin
diketahui atau ditentukan dalam melaksanakan penelitian. Apabila
merumuskan permasalahan dinyatakan sebagai kalimat nyata, maka tujuan
peneltian berbentuk pernyataan, misalnya dengan menggunakan kalimat:
Untuk mengetahui.......
Untuk memperoleh.......
 Kegunaan penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh kalau tujuan telah tercapai disebut sebagai
kegunaan penelitian. Apakah memberi sumbangan khasanah ilmu
pengetahuan ataukah berguna untuk menjawab masalah pembangunan nyata.
ii. Tinjauan pustaka
Bab ini menguraikan konsepsi dan teori-teori yang relevan dan biasanya
diperoleh dari bulletin, jurnal, tesis dan bentuk laporan hasil penelitian
lainnya. Isinya tidak hanya relevan dengan problem yang ditelti tetapi juga
dari pustaka tertentu.
Hal yang penting lainnya, bab tinjauan pustaka ini harus dapat memberikan
landasan ilmiah tentang (a) masalah penelitian, (b) metode yang dipilih (bila
perlu), dan (c) memberikan landasan ilmiah, mengapa perlakuan yang satu
dihipotesiskan (diduga) lebih baik daripada perlakuan yang lain atau
mengapa suatu variabel diduga berhubngan dengan variabel lainnya.
iii. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan hasil mental penelliti mengenai
fakta-fakta yang diperoleh atau suatu jawaban sementara mengenai suatu
gejala atau hubungan antara dua gejala empiris. Fungsi utama hipotesis
adalah sebagai dasar penelitian dan pengamatan dilakukan untuk menguji
hipotesus. Fungsi kedua adalah sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan
baru , yang pada permulaannya belum dapat dipastkan kebenarannya.
Hipotesis harus berdasarkan suatu landasan teori yang mantap, sehingga
dapat terhindar dari hubunga-hubungan palsu. Teori dapat diangkat menjadi
hipotesis, dimana teori tersebut diuji lagi secara empiris dalam lingkungan
tertentu. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak perlu sesuai dengan hipotesis
baik hipotesi yang diangkat dari teori ataupun hasil pengamatan lapangan.
Hipotesis juga merupakan dugaan atau pendapat sementara terhadap masalah
penelitian yaitu kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian, yang
kebenarannya hrus dibuktikan melalui penelitian.
Namun, pada bagian ini bila dipandang perlu dapat dihilangkan (tidak
ditulis), yaitu bila dalam perumusan masalah penelitian penulis sudah
menyajikan dalam bentuk kalimat snagat jelas dalam arti dapat memberi
petunjuk tentang pengujian hasil penelitian seperti lazimnya kita
merumuskan hipotesis.
iv. Metode penelitian
Dalam bagian ini peneliti menjelaskan seluruh variabel yang terkait/ berperan
dalam penelitian. Tidak hanya variabel bebas dan variabel tergantung saja,
tetapi variabel-variabel lain yang menentukan keberlakuan hasil dari
penelitian tersebut.
Isi bagian ini sebagai berikut:
 Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Ingat, tidak semua penelitian
perlu dijelaskan tentang tempat dan waktu pelaksaannya.
 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian terutama tentang spesifikasi
akat danbahan tersebut
 Metode penelitan, mencakup rancangan penelitian dan rencana analisis
datanya
 Pelaksanaan penelitian yang berisi uraian tentang prosedur pelakasanaan
penelitian secara terperinci dan lengkao, tidak termasuk variabel rambang,
dan
 Pengamatan dan pengumpulan data yang berisi penjelasan tetangprosedur
dan cara pengamatan penelitian serta dapat menunjang apa yang perlu
dikumpulkan.
v. Deskripsi proposal penelitian
 Judul Penelitian
Hendaknya singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk memberi
gambaran mengenai penelitian yang direncanakan
 Pendahuluan
Penelitian dilakukan untuk menjawab keingintahuan peneliti, yaitu
mengungkapkan suatu gejala/ konsep/ dugaan atau menerapkannya untuk
suatu tujuan. Kemukakan hal-hal yang mendorong atau argumentasi
pentingnya dilakukan penelitian.
 Perumusan masalah
Rumuskan dengan jelas permasalahn yang ingin diteliti. Uraikan
pendekatan atau konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis
yang akan diuji, atau dugaan yang akan dibuktikan. Dengan perumusan
masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi dan lingkup yang menjadi batasan
penelitian. Uraikan perumusan masalah tidak selalu harus dalam bentuk
pertanyaan.
 Tinjauan pustaka
Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli, misalnya jurnal ilmiah. Uraikan
dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari
penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan
bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan pustaka, yang dijadikan
landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan
 Tujuan penelitian
Berikan pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Penelitian dapat
bertujuan unuk menjajagi, menguraikan, menerangkan, membuktikan, atau
menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan atau membuat suatu
prototipe.
 Kontribusi hasil penelitian
Uraikan kontribusi penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan, atau pengembangan
kelembagaan.
 Metode penelitian
Uraikan metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Uraian dapat
meliputi variabel dalam penelitian, model yang digunakan, rancangan
penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, cara penafsiran hasil
penelitian. Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif dapat
dijelaskan pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis
informasi, proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.
 Jadwal pelaksanaan
Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan
pelaksanaan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk bar-chart. Bar
chart ini memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan
tersebut. Jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penelitian. Untuk
penelitian multiyear, berkaitan antara tahapan yang satu dengan tahapan
selanjutnya harus jelas (bersifat serial, bukan paralel)
 Daftar pustaka
Dalam penyusunan daftar pustaka dianjurkan, untuk menggunakan buku
petunjuk tentang itu. Demikian pula untuk penulisan pustaka di dalam teks.
Dengan menggunakan buku pedoman tidak hanya konsistensi penulisan
dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan kualifikasi dari
penulisnya.
 Lampiran
Apabila penyajian tabel, grafik, dan foto dalam teks dipandang akan
mengganggu kontinuitas jalannya pembahasan, sebaiknya disajaikan dalam
lampiran.
2.7.Bab V : Penulisan Teks Laporan
1. Pengertian Teks Laporan
Teks laporan adalah sebuah teks yang mengandung klarifikasi mengenai suatu objek
tertentu yang berdasarkan kriteria tertentu. Berbeda dengan teks deskripsi, teks
laporan bersifat umum atau universal. Sedangkan teks deskripsi lebih bersifat khusus
dan mendetail.
Teks laporan disebut juga teks klasifikasi karena teks tersebut memuat klasifikasi
mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Teks laporan sering
dianggap sama dengan teks deskripsi. Sebenarnya, teks laporan dan teks deskripsi
berbeda. Perbedaan paling menonjol diantaranya keduanya terletak pada sifatnya,
yaitu bahwa teks laporan bersifat global dan universal, teks deskripsi bersifat unuk
dan individual. Teks laporan lebih menekankan pada pengelompokkan berbagai hal
ke dalam jenis-jenis sesuai dengan ciri jenis pada umumnya.
Teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara sebuah kelas dan sub-sub
kelas yang ada di dalamnya. Hubungan ini terwujud karena didalamnya teks laporan
biasanya terdaoar klasifikasi yang menunjukkan jenis sesuatu berdasarkan
kriteriatertentu.

2. Model Teks Laporan Penelitian


Teks laporan penelitian adalah uraian tentang hal yang berkaitan dengan proses
kegiatan penelitian. Ini berarti bahwa teks laporan penelitian tidak hanya berisi
uraian tentang langkah-langkah yang telah dilalui oleh peneliti tetapi juga latar
belakang permasalahan, kerangka berpikir, dukungan teori, dan sebagainya yang
bersifat memperkuat makna penelitian yang dilakukan. Secara garis besar tujuan
penelitian dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) menurut pihak yang dapat
memanfaarkan hasilnya. Ketiga pihak tersebut adalah sebagai berikut.
(a) Para ilmuan
Karena dengan penemuan melalui penelitian maka khasanah ilmu pengetahuan
akan bertambah luas. Penamahan ilmu berarti bertambah pula tempat berpijak
bagi mereka yang akan mengembangkan pengetahuan lanjut.
(b) Pemerintah, biroktrat atau pengambil kebijaksanaan yang lain
Infromasi yang diperoleh dari penelitian akan bermanfaat bagi penentuan
kebijaksanaan sehingga daya dukung kebijaksanaan tersebut cukup kuat karena
berupa data aktual.
(c) Masyarakat luas baik secara perseorangan maupun kelompok
Adanya informasi dari penelitian inilah maka kehidupan masuia menjadi leih
dipermudah. Ingat penemuan listrik, telepon, plastik dan sebagainya yang jelas-
jelas mempermudah kehidupan manusia.
Pada kenyataannya, sekalipun isi dari laporan garis besarnya sama dengan inti
laporan selalu merupakan sesuatu yang ditonjolkan, namun wujud penampilan
laporan penelitian mempunyai variasi kerangka sesuai dengan ketentuan dari
lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan penelitian. Kerangka-kerangka
tersebut memiliki bab sekitar 4 samapai dengan 6 yang kesemuanya dimulai dengan
pendahuluan
(a) Model pertama
Model ini model yang paling banyak digunakan oleh para mahasiswa penyusun
skripsi atau tesis.
Variasi 1:
Bab I Pendahuluan
Bab II Penyusunan Kerangka Teori dan Pengajuan Hipotesis
Bab III Metodologi Penelitian
Bab IV Laporan Penelitian
Bab V Simpulan dan Saran
Variasi 2
Bab I Pendahuluan
Bab II Landasan Teori
Bab III Landasan Fakta
Bab IV Persiapan dan Pelaksanaan Peleitian
Bab V Hasil-hasil Penelitian
Bab VI Simpulan, Diskusi, Implikasi dan Saran
Variasi 3
Bab I Pendahuluan
Bab II Landasan Teori
Bab III Metodologi penelitian
Bab IV Laporan Penelitian
Bab V Simpulan, Diskusi, Implikasi dan Saran
Variasi 4
Bab I Pendahuluan
Bab II (Judul Disesuaikan dengan Inti Variabel atau Permasalahan Penelitiannya)
Bab III Rancangan Penelitian
Bab IV Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data
Bab V Pembahasan, Simpulan dan Implikasi
Variasi 5
Bab I Pendahuluan
a. latar belakang masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
Bab II Kerangka Teoritik dan Pengajuan Hipotesis
a. Latar Belakang Teori
b. Penelitian yang Relevan
c. Kerangka Berpikir
d. Perumusan Hipotesis
Bab III Metodologi Penelitian
a. Jenis Penelitian
b. Data dan Sumber Data
c. Teknik Pengumpulan Data
d. Teknik Analisis Data
e. Tahapan Penelitian
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A, Hasil Penelitian
b. Pembahasan
Bab VI Penutup
a. Simpulan
b. Saran (dan Implikasi)
(b) Model kedua
Laporan yang diklasifikasikan sebagai model kedua adalah laporan penelitian
yang wujudnya tidak seluas dan sekomprehensif skripsi, tesis, atau disertasi.
Laporan kedua ini, misalnya laporan penelitian pesanan bagi para dosen (bukan
mahasiswa) yang diselenggarakan oleh pusat/ balai penelitian di Universitas,
Institut atau jenis Perguruan Tinggi lainnya. Salah satu bentu kerangka laporan
yang masih dipaki adalah sebalai berikut
Bab I Pendahuluan (termuat yang juga dibagian ini kajian pustaka dan
keranga berpiki)
Bab II Cara Penelitian
Bab III Hasil dan Analisis Penelitian
Bab IV Simpulan dan Saran.
3. Model Teks Laporan Kegiatan
Teks laporan kegiatan adalah teks yang disusun setelah kegiatan selesai
dilaksanakan. Teks laporan ini dibuat oleh sekelompok atau perorangan yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Teks laporan ini
digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban kepada pemberi mandat, atasan
ataupun sponsor kegiatan tersebut.
4. Hubungan Genre pada Teks Laporan Penelitian
5. Hubungan Genre pada Teks Laporan Kegiatan
6. Langkah-langkah Penulisan Teks Laporan
(a) Langkah-langkah Penulisan Teks Laporan Penelitian
(b) Langkah-langkah Penulisan Teks Laporan Kegiatan
2.8. Bab VI : Penulisan Teks Artikel Ilmiah
1. Pengertian Karya Ilmiah
Kata karya dapat diartikan dengan hasil perbuatan atau ciptaan. Lalu kata ilmiah
dapat diartikan dengan bersifat ilmu atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Jadi,
dapat dinyatakan bahwa karya ilmiah adalah adalah karangan yang bersifat ilmu atau
memenuhi syarat ilmu pengetahuan.
2. Pemilihan Topik
Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yag di garap.
Didalam memilih topik karya ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini.
a. Topik harus bermanfaat dan layak di bahas.
b. Topik cukup menarik, terutama bagi penulis.
c. Topik dikenal baik
d. Bahan yang diperlukan untuk pembicaraan topik itu, dapat diperolehdan cukup
memadai.
e. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
3. Pembatasan Topik
Topik yang terlalu umum atau luas, yang tidak sesuai dengan kemampuan
penulis untuk membicarakannya dapat dibatasi ruang lingkup nya.
4. Penentuan Judul
Penentuan judul harus dipikir kan secara serius dengan mengingat beberapa
syarat berikut.
a. Judul harus sesuai dengan topik atau isi karya ilmiah beserta jangkauan nya
b. Judul sebaik nya dinyatakan dalam bentuk frase benda bukan didalam bentuk
kalimat.
c. Judul karya ilmiah diusahakan sesingkat mungkin.
d. Judul karya ilmiah harus dinyatakan secara jelas.
5. Perumusan Tema
Meskipun topik yang terbatas telah diperoleh, penulis belum bisa mulai menulis.
Dia harus menetapkan maksut dan tujuan nya menggarap topik tadi. Tujuan nya
ialah mengarahkan perkembangan tulisan.
6. Pengumpulan Bahan
Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang relevan digunakan
untuk mencapai tujuan penulisan. Data itu mungkin merupakan teori, contoh-contoh,
rincian atau detail, perbandingan, fakta, hubungan sebab-akibat, pengujian dan
pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan, dan sebagainya yang dapat membantu,
penulis dalam mengembangkan tema. Sumber utama bahan penulisan adalah
pengalaman dan inferensi dalam pengalaman.
7. Penyusunan Kerangka Masalah
Kerangka masalah dapat juga disebut rancang bagun makalah. Menyusun
kerangka berarti memecahkan tema ke dalam gagasan-gagasan. Kerangka itu dapat
berbentuk kerangka topik dan dapat pula berbentuk kerangka kalimat.
Pendahuluan
i.Proses penggunaan nya
ii.Pencegahan nya
iii.Kendala-kendala
iv.Penanggulangan nya penutup
8. Penulisan Makalah
Sesuai dengan uraian penyusunan kerangka makalah diatas penulisan makalah
dapat dibagi atas tiga bagian yaitu penulisan pendahuluan, penulisan pembahasan,
penulisan penutup.
9. Enumerasi
Enumerasi adalah tata cara penomoran butir-butir pembicaraan dalam penulisan
makalah. Tata cara penomoran bermacam-macam.
10. Penulisan Kutipan
Dalam penulisan makalah kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan dan
penulisan pembahasan. Dalam penulisan pendahuluan biasanya digunakan untuk
menguraikan fenomena, penting nya masalah, teori atau pandangan yang digunakan,
dan istilah khusus. Lalu dalam penulisan pembahasan kutipan digunakan untuk
mendukung argumen dan opini penulis dalam membahas masalah.
11. Penulisan Daftar Rujukan
Daftar pustaka adalah sejumlah rujukan yang menjadi sumber kutipan dan yang
memberi dukungan secara tidak langsung. Sedangkan daftar rujukan adalah daftar
semua sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan sebuah karya tuls. Dalam
penulisan makalah termasuk penulisan artikel ilmiah, rujukan yang didaftar kan
hanya rujukan yang menjadi sumber kutipan.
12. Revisi
Jika konsep karya ilmiah sudah selesai, maka konsep perlu dibaca kembali.
Mungkin konsep itu perlu di revisi, dikurangi atau kalau perlu diperluas. Sebenarnya
revisi ini sudah juga dilakukan pada tahap penulisan berlangsung. Namun setelah
konsep tulisan selesai ditulis revisi secara menyeluruh dilakukan sebelum ditulis
atau diketik kembali.
BAB III
PENDAPAT
3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku
1. Dilihat Dari Aspek Tampilan Buku (Face Value)
Jika dilihat dari aspek berikut, buku yang direview karya dosen-dosen
Universitas Negeri Medan ini adalah buku “Pendidikan Bahasa Indonesia”. Buku
ajar ini ditulis bertujuan untuk mendapatkan alat bantu pembelajaran Bahasa
Indonesia sebagai pengembang kepribadian bagi mahasiswa di perguruan tinggi.
Semua penjelasan dalam buku ini juga sangat lengkap.

2. Dilihat Dari Aspek Layout dan Tata Letak serta Tata Penulisan
Dari aspek layout dan tata letak, buku ini dominan berwarna kuning dipadukan
dengan list coklat keemasan. Dengan nama penulis dibagian atas pada sampul buku
ditambah pula judul buku yang sangat jelas terpampang dengan tulisan berwarna
hitam. Namun menurut saya dari sampul buku ini kurang menarik. Terlihat terlalu
simple.
Kemudian dari segi tata penulisan masih banyak dijumpai penulisan kata yang
salah. Banyak juga kata-kata yang tidak jelas terbaca karena tinta tulisan yang tidak
bagus tercetak. Jadi seperti garis-garis hitam memanjang, tentu hal ini sangat
mengganggu pembaca. Namun untuk penulisan sudah terlihat rapi dan mudah dibaca.
Apalagi ditambah dengan beberapa gambar pendukunng semakin menambah
pemahaman materi oleh pembaca.

3. Dilihat Dari Aspek Isi Buku


Secara garis besar buku utama ini sudah lengkap membahas tentang materi
bahasa Indonesia itu sendiri. Mulai dari pengertian bahasa sebagai pengembang
kepribadian sampai penulisan karya ilmiah. Materi yang dipaparkan juga sangat jelas.
Dengan pemberian contoh-contoh kasus, misalnya pada ejaan bahasa Indonesia
semakin menambah pemahaman materi oleh pembaca. Selain itu di akhir pembahasan
tiap bab disuguhkan latihan soal guna memantapkan materi yang telah diulas pada
tiap-tiap bab pembahasan. Kemudian diakhiri dengan pemberian tugas yang berkaitan
dengan materi-materi tersebut.
Pada bagian akhir buku ini dilampirkan daftar pustaka serta biografi pada sampul
belakang buku dari sang penulis. Jadi pembaca dapat mengenal lebih jauh histori
hidup dari masing-masing penulis.

4. Dilihat Dari Aspek Tata Bahasa/


Penggunaan tata bahasa pada buku terbitan Unimed Press Univeritas Negeri
Medan ini juga sangat baku. Jadi tidak banyak hal yang mengganjal dalam memahami
isi materinya. Meskipun terdapat juga kata-kata yang jarang didengar oleh orang
awam namun menurut saya itu tidak menjadi penghalang yang berarti. Jadi saya
simpulkan dari aspek tata bahasa ini bahwa bahasa yang digunakan singkat, padat,
dan jelas.
Jadi dalam menganalisa kelebihan dan kekurangan pada buku ini saya dapat
menarik sebuah kesimpulan bahwasanya buku ini secara keseluruhan lebih banyak
keunggulan dari pada kelemahannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Bahasa Indonesia pada Perguruan Tinggi
memiliki posisi strategis dalam melakukan transmisi pengetahuan dan transformasi sikap
dan perilaku mahasiswa Indonesia melalui proses pembelajaran mata kulaiah Bahasa
Indonesia. Dalam upaya meningkatkan mutu dan pembentukan karakter bangsa perlu
dilakukan peningkatan dan perbaikan materi yang dinamis mengikuti perkembangan yang
senantiasa dilakukan perbaikan terus menerus, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai
dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman, dan semangat belanegara dan terakhir
diperkaya dengan muatan kesadaran pajak.

4.2 Rekomendasi
Rekomendasi saya untuk kedua buku ini, menurut saya buku ini semuanya cocok
untuk bahan pengajaran dan media pembelajaran antar guru dengan siswa ataupun dosen
dengan mahasiswa atau untuk belajar mandiri di kalangan umum. Karena selain buku-
buku ini mudah untuk di pahami, buku ini juga membahas secara rinci tentang
penggunaan bahasa Indonesia.
Buku ini juga sangat cocok sebagai buku bacaan karena buku ini ringan. Buku-buku
ini juga tidak semuanya lengkap, jadi saya sarankan untuk para pembaca, jangan berpatok
hanya pada satu atau dua buku saja. Sebab, sumber-sumber yang lain juga amatlah
penting, seperti media massa atau media elektronik (internet).
Saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat menjadi refrensi atau rujukan
bagi mahasiswa lainnya. Dan hasil analisa atau review buku ini dapat menjadi penilaian
untuk menciptakan buku yang lebih baik lagi agar memudahkan pembaca untuk
memahaminya. Saran dan kritik juga kami harapkan dari para pembaca guna mencapai
kesempurnaan dalam makalah critical book review ini.
DAFTAR PUSTAKA

Barus, Sanggup, dkk. 2015. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press.

Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta:Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Anda mungkin juga menyukai