Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN REKAYASAIDE

MK. FILSAFAT
PENDIDIKAN PRODI S1

Skor Nilai :

FILSAFAT SEBAGAI INDUK PENGETAHUAN

NAMA MAHASISWA : SARTIKA YULIANTI PAKPAHAN

NIM : 5203122018

DOSEN PENGAMPU : FAHRUR ROZI, S.Pd, M.Pd.

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

DESEMBER 2020
Abstrak :

Tulisan ini mrupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, disadari atau
tidak, nampaknya dapat mempengaruhi situasi dan kondisi yang
memprihatinkan seperti saat ini, kita menumpukkan seluruh harapan kepada
pendidikan, karena sadar bahwa hanya melalui pendidikankita dapat
memperbaiki hidup. Manusia tidak terlepas dari jangkauan pikirannya yang
mencirikan hakekat manusia dan berpikiran dia menjadi manusia, dan
selanjutnya ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang
merupakan ciri khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus
manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia
berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yag lain,
dan meningkatkan harkat kemanusiannya.

Kata Kunci: Filsafat, Ilmu Pendidikan

Abstract :

This article discusses philosophy on education. Philosophy is a reference to


improve the quality of education, whether we realize it or not, it seems that it
can affect the situation and conditions that are alarming as it is today, we
accumlate all hope in education, knowing that only through education can we
improve life. Man is inseparable from the reach toh his mind which
characterizes human nature and thinks he becomes human, and furthemore
science develops out of curiosity, which is a characteristic of human beings.
Science is a human-specific effort to reveal reality, so as people to
communicate with each other, build dialogue by recognizing others, and
improve their humanity.

Keywords: Philosophy, Educational Science


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan kasih kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas
Rekayasa Ide pada mata kuliah Filsafat Pendidikan ini degan tepat waktu.

Selesainya tugas ini tidak lepas dari arahan dan bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Farur Rozi, S.Pd.M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Walaupun tugas
ini telah dikerjakan dengan usaha semaksimal mungkin,akan tetapi saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas ini.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun sehingga
tugas ini lebih sempurna dan dapat memberikan nilai yang lebih.Penulis
berharap semoga tugas ini dapat menambah wawasan saya mengenai materi
yang diangkat sebagai topik utama dalam Tugas Rekayasa Ide ini serta dapat
menjadi referensi yang bermanfaat bagi para pembaca.

Dengan ini saya selaku penulis mempersembahkan tugas ini dengan penuh
rasa terimakasih dan harapan semoga tugas yang telah penulis selesaikan
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Sibolga, 01 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Abstrak ..................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................ii

DAFTAR ISI ..............................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................1

A. Rasionalisasi/Isu Dalam TRI ...................................................1


B. Tujuan TRI .......................................................................1
C. Manfaat TRI ......................................................................2

BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN FILSAFAT PENDIDIKAN .................3

A. Permasalahan Umum ...........................................................4


B. Identifikasi Permasalahan Sesuai Tema Yang Dibahas ....................5
1. Permasalahan B1.............................................................4
2. Permasalahan B2 ............................................................5
3. Permasalahan B3 ............................................................7
4. Permasalahan B4 ............................................................7
5. Permasalahan B5 ............................................................ 8

BAB III. SOLUSI DAN PEMBAHASAN ..................................................10

A. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B1 ...................................10


B. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B2 ...................................11
C. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B3 ...................................13
D. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B4 ...................................14
E. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B5 ...................................15

BAB IV. PENUTUP .......................................................................16

A. Kesimpulan .......................................................................17
B. Rekomendasi .....................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................18


BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Permasalahan/ Isu yang diBahas Dalam TRI

Dalam memilih buku atau jurnal refrensi untuk dijadikan sebagai


bahan bacaan serta dipahami kita serap merasa kebingungan. Terkadang
kita meilih sebuah jurnal namun kurang memuaskan hati. Seperti dari segi
analisis bahasa, serta pembahasan yang terkait. Oleh karena itu, penulis
membuat tugas rekayasa ide ini yang dimana untuk mempermudah
pembaca dalam memilih sebuah buku atau jurnal sebagai refrensi,
terkhusus pada pokok bahasan filsafat pendidikan.

Pembuatan Tugas Rekayasa Ide ini sangatlah membantu pembaca


dalam memberikan gambaran tentang berbagai masalah yang bertema
pengambilan keputusan dan kebijakan serta mengetahui solusi dan
pembahasan dari permasalahan tersebut.

B. Tujuan Penulisan TRI


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca
mengenai filsafat pendidikan.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa,
dan membandigkan serta memberikan kritik pada suatu buku atau
jurnal berdasarkan fakta yang ada.
4. Menguatkan pemahaman pembaca tentang filsafat pendidikan.
5. Mengetahui bagaimana penerapan rekyasa ide ini dalam kehidupan
sehari-hari sehingga dapat diambil manfaatnya.
C. Manfaat TRI
1. Manfaat Bagi Penulis
Rekayasa ide ini diharapkan dapat melatih penulis dalam
mengeluarkan ide dan sisi kreatifnya sehingga menyumbang suatu
manfaat bagi pengembagan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
masalah bagaimana Filsafat dikatakan sebagai induk Ilmu
Pengetahuan.
2. Manfaat Bagi Pembaca
Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi serta
mempermudah mahasiswa dalam mempelajari dan memahami isi buku
atau jurnal, serta memperkuat ilmu pengetahuan mahasiswa dalam
mengkritisi sebuah jurnal.
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Permasalahan Umum Filsafat Ilmu


Data berdasarkan jurnal I
Judul Jurnal : Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengemban
Ilmu Pendidikan
Penulis : Setya Widyawati
Transformasi : No.01 Juli 2013
Volume/ Halaman : 11/10 Halaman
Dalam hal ini permasalahan umum filsafat ilmu adalah
“bagaimana problema/ persoalan-persoalan yang kerap terkandung
dalam filsafat ilmu tersebut?
Dalam filsafat itu sendiri mempunyai sebuah objek yang dibagi
menjadi 2 bagian yaitu: objek materil dan objek formal. Objek materil
itu memiliki arti suatu benda yang bisa dijadikan bahan dari adanya
suatu penelitian. Yang kedua yaitu objek formal, objek formal itu
berasal dari point of view atau dari sudut pandang peneliti ketika
meneliti suatu objek material tersebut.
1. Problema epistemologis, problema ini membahas tentang teori
pengetahuan yang bersifat sesuai dengan kenyataan yang telah ada.
2. Problema metodologis, problema ini membicarakan tentang sebuah
metode atau cara apa saja yang telah kita lakukan dalam mencari atau
memperoleh suatu ilmu pengetahuan.
3. Problema metafisis, problema ini membicarakan tentang segala
sesuatu yang berkenaan dengan alam,namun sifatnya tidak nampak.
Misalnya kita pasti pernah memikirkan bagaimana tuhan kita
menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini. Hal semacam
itu pula, yang pernah dipikirkan oleh seorang ahli filsafat yang bernama
Thales.
4. Problema logika, problema ini berkenaan dengan cara kita
memproses atau mengartikan  suatu ilmu pengetahuan yang dilakukan
secara sadar, sehingga kita bisa mendapatkan suatu kesimpulan yang
pasti atau benar.
5. Problema etika, problema ini menyangkut tentang bagaimana cara
kita menyikapi berbagai macam perilaku baik-buruknya manusia.
6. Problema estetika, problema ini membicarakan tentang berbagai
macam bentuk keindahan yang memerlukan indra penglihatan manusia
sebagai alat utamanya, sehingga kita bisa mengapresiasikan sebuah
karya seni dengan baik.
Pembahasan tentang konsep pendidikan perlu dikaitkan dengan ilmu
pendidikan karena adanya menyangkut masalah hakikat manusia yang
menjelaskan kedudukan peserta didik dan pendidik dalam interaksi
pendidikan.
Teori pendidikan merupakan pengetahuan tenatang apa dan bagaimana
seyogyanya pendidikan dilaksanakan. Sedangkan pendidikan praktis
merupakan pelaksanaan pendidikan secara konkret. Keduanya tidak
dapat dipisahkan. Sidi Gazalba mengatakan persamaan (lebih tepatnya
persesuaian) antara ilmu /pendidikan dan filsafat adalah bahwa
keduanya menggunakan metode berpikir reflektif dalam upaya
menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap
halhal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berpikiran
terbuka serta sangat komitmen pada kebenaran, disamping
perhatiannya pada pengetahuan yang terorganisir dan sistematis.
(Gazalba 1992).
B. Identifikasi Permasalahan Sesuai Tema yang Dibahas
1. Permasalahan B1
Data berdasarkan jurnal II
Judul Jurnal : Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengemban
Ilmu Pendidikan
Penulis : Setya Widyawati
Transformasi : No.01 Juli 2013
Volume/ Halaman : 11/10 Halaman
 Spesifikasi Dan Independensi Ilmu Pengetahuan yang Dialami oleh
Negeri Kita Mengalami Banyak Masalah Yang Tidak Dapat Dijawab Oleh
Ilmu Pengetahuan
Dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III di Jakarta
pada tahun 1981 Jujun S. Suriasumantri mengatakan bahwa pendidikan
kita memberikan mata pelajaran secara terkotak-kotak tanpa adanya
payung yang memperjelas keterkaitan antara pengetahuan yang satu
dengan pengetahuan lainnya (Kompas, 20 September 2007). Pendapat
tersebut terkandung maksud bahwa kenyataan mata pelajaran atau
pengetahuan yang diberikan dalam pendidikan kita masih tercerai berai
sehingga untuk menuju satu puncak tujuan pembelajaran yang utuh
akan sangat sulit dicapai.
Terdapat pandangan yang sempit bahwa logika verbal menjadi
terpinggirkan, seakan-akan jauh dari kegiatan keilmuan. Kesadaran
akan adanya keterkaitan ini diharapkan menumbuhkan aspek afektif
terhadap pengetahuan yang dipelajari (Kompas, 20 September 2007).
Berdasar itu pulalah nampaknya usulan Jujun dalam KIPNAS III 1981
dikemukakan. Usulan tersebut adalah “saya menyarankan agar
diberikan filsafat ilmu kepada semua tingkat pendidikan dengan tujuan
untuk meningkatkan pendidikan moral keilmuan seiring dan berkaitan
dengan peningkatan kemampuan penalaran ilmiah” (Suriasumantri,
1986). Sejak usulan tersebut muncul hingga tahun 2007 sekarang ini,
yang berarti sudah 26 tahun berlalu, usulan tinggal sebagai usulan
tanpa ada tindakan nyata. Alhasil, walaupun telah bertahun-tahun
mempelajari ilmu, dengan puluhan disiplin dan ratusan teori ilmiah
yang kegiatan keilmuan hanya berkutat sekitar matematika dan
statistika.
2. Permasalahan B2
Data berdasarkan jurnal II
Judul Jurnal : Filsafat Sebagai Sumber Segala Ilmu
Penulis : Hendrik Anandra Setiyawan
Transformasi : Tahun 2015
Volume/ Halaman : -/10 Halaman
 Hakikat ilmu perpustakaan dan filsafat informasi terapan
Filsafat merupakan hal mendasar yang pada dasarnya dimiliki
oleh umat manusia. Setiap manusia, baik yang tergolong terpelajar
bahkan yang tergolong awam sekalipun, memiliki kemampuan untuk
berpikir mengenai hal-hal disekitarnya. Ilmu informasi dan
perpustakaan adalah salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perpustakaan
sebagai sumber informasi dan dokumentasi serta masyarakat sebagai
pihak yang membutuhkan informasi adalah dua hal yang saling
berkaitan. Dua hal tersebut layaknya seperti makan dan minum yang
merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat dipisahkan dan saling
berhubungan. Alangkah belum terasa lengkap, apabila seseorang yang
makan tetapi dia tidak minum. Begitupun perpustakaan dan
masyarakat, perpustakaan tidak akan terasa lengkap jika tidak ada
masyarakat yang merupakan pihak pemakai perpustakaan.
 Hubungan Ilmu Perpustakaan sebagai Filsafat Informasi Terapan
Perpustakaan dengan kemampuan “mengolah dan menyajikan”
informasi serta segala fasilitas yang dimiliki, terus mengembangkan diri
dalam melayani pemakai informasi. Begitu juga dengan masyarakat
sebagai klien perpustakaan, akan terus memahami, menghayati dan
memaknai pentingnya informasi dalam kesehariannya. Dengan kata
lain, masyarakat akan terus memanfaatkan perpustakaan sebagai rantai
penghubung sejarah bagi masa lalu, pijakan bagi kehidupan di masa
sekarang, dan merupakan pembimbing untuk melangkah ke masa depan
Dalam sejarah perkembangan informasi, perpustakaan memiliki peran
yang cukup besar. Perpustakaan yang yang ada saat ini dan akan terus
berkembang pada masa yang akan datang telah dipergunakan sebagai
salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian,
rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan
berbagi layanan jasa yang lain. Perpustakaan sebagai tempat
“pelestarian” hasil budaya dan catatan (record) perjalanan sejarah
manusia, telah mampu melebur dan memasyarakat kedalam kehidupan
masyarakat. Segala sesuatu yang sedang terjadi saat ini, direkam dan
dibukukan untuk disimpan dan dilestarikan di perpustakaan, dan
dimanfaatkan secara bersama-sama.
3. Permasalahan B3
Data berdasarkan jurnal III
Judul Jurnal : Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Penulis : Bahrum, SE,M.Ak, Akt
Transformasi : No. 02Tahun 2013
Volume/ Halaman : 8/11 Halaman
 Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi sebagai unsur yang sangat
penting dalam filsafat ilmu dan sebagai kesatuan yang tak
terpisahkan antara satu sama lain.
Dalam sejarah pengetahuan manusia, filsafat dan ilmu
mempunyai titik singgung dalam mencari kebenaran. Filsafat dan
ilmu mempunyai titik singgung dalam mencari kebenaran. Ilmu
bertugas melukiskan dan filsafat bertugas menafsirkan fenomena
semesta, kebenaran berada disepanjang pemikiran, sedangkan
kebenaran ilmu berada disepanjang pengalaman. Tujuan berfilsafat
menemukan kebenaran yang sebenarnya.
Ilmu pengetahuan sebagai produk kegiatan berpikir yang
merupakan obor peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan
menghayati hidup lebih sempurna.
4. Permasalahan B4
Data berdasarkan jurnal IV
Judul Jurnal : Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembanga Ilmu
Pengetahuan Alam (Sains)
Penulis : Ngir Tjuk Hirwo

Transformasi : Tahun 2010

Volume/ Halaman : -/22 Halaman

 Bagaimanakah landasan yang dapat digunakan dalam menyingkap


ilmu pengetahuan terkhusus pengetahuan alam ?
Frank (dalam Soeparmo,1984), dengan mengambil sebuah,rantai
sebagai perbandingan, menjelaskan bahwa fungsi filsafat ilmu
pengetahuan alam adalah mengembangkan pengertian tentang
strategi dan taktik ilmu pengetahuan alam. Rantai tersebut
sebelum tahun 1600, menghubungkan filsafat disatu pangkal
dan ilmu pengetahuan alam di ujung lain secara berkesinambungan.
Sesudah tahun 1600, rantai itu putus. Ilmu pengetahuan alam
memisahkan diri dari filsafat. Ilmu pengetahuan alam menempuh
jalan praktis dalam menurunkan hukum-hukumnya. Menurut Frank,
fungsi filsafat ilmu pengetahuan alam adalah menjembatani
putusnya rantai tersebut dan menunjukkan bagaimana seseorang
beranjak dari pandangan common sense(pra-pengetahuan) ke
prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam. Filsafat ilmu
pengetahuan alam bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan
pandangan dunia yang di dalamnya ilmu pengetahuan alam, filsafat
dan kemanusian mempunyai hubungan erat.

Sastrapratedja (1997), mengemukakan bahwa ilmu-ilmu alam


secara fundamental dan struktural diarahkan pada produksi
pengetahuan teknis dan yang dapat digunakan. Ilmu pengetahuan alam
merupakan bentuk refleksif (reflection form)dari proses belajar yang
ada dalam struktur tindakan instrumentasi, yaitu tindakan yang
ditujukan untuk mengendalikan kondisi eksternal manusia. Ilmu
pengetahuan alam terkait dengan kepentingan dalam meramal
(memprediksi) dan mengendalikan proses alam. Positivisme
menyamakan rasionalitas dengan rasionalitas teknis dan ilmu
pengetahuan dengan ilmu pengetahuan alam.

5. Permasalahan B5
Data berdasarkan jurnal V
Judul Jurnal : Filsafat Sebagai Ibu Ilmu
Penulis : Prof. Dr. A. Watloly, S.Pak, M.Hum
Transformasi : Tahun 2020
Volume/ Halaman : -/5 Halaman
 Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Pengembangan Pikiran,
Pengetahuan, dan Ilmu?
Pemunculannya sejak abad ke-5 Sebelum Masehi, filsafat telah
menunjukkan supremasinya dalam pentas pemikiran dan keilmuan
dunia sebagai “ibu ilmu” (the mother of sciences). Sebagai ibu,
filsafat telah menunjukkan diri sebagai kekuatan yang mengandung
benih-benih pemikiran keilmuan, melahir dan menyusui bayi ilmu,
dan terus membina perkembangan ilmu menjadi cabang dan ranting-
ranting keilmuan, serta mendewasakan ilmu sebagai ilmu yang
otonom dan mandiri.
Filsafat sebagai ibu yang mengandung benih-benih pemikiran
keilmuan, mengandaikan bahwa filsafat sebagai ilmu berpikir selalu
mengembangkan gagasan-gagasannya, baik dalam alam kesadaran
kritis (rasio) maupun dalam pengalaman nyata untuk mencermati
permasalahan lingkungan, baik yang menyenangkan maupun yang
mencemaskan. Pikiran-pikiran tersebut, tidak dibiarkan berkelana
tanpa arah, tetapi memelihara dan membinanya di dalam
kandungannya menjadi benih-benih pemikiran keilmuan. Filsafat
terus membina benih-benih pemikiran itu menjadi bayi keilmuan
yang matang dan siap diluncurkan (dilahirkan) dalam dunia keilmuan
secara nyata.
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B1


 Masalah spesifikasi dan independensi ilmu pengetahuan yang
dialami oleh kita sebagai warga Indonesia mengalami banyak masalah
yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan.

Maka filsafat muncul sebagai jawabannya maupun solusinya.


Filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio yang menembus dasar-
dasar terakhir dari segala sesuatu.Filsafat memberikan penjelasan atau
jawaban atas permasalahan tersebut substansial dan radikal, sedangkan
ilmu terus mengembangkan dirinya dalam batasnya, padahal masih radikal
dikritisi, proses atau interaksi pada dasarnya adalah bidang ilmu filsafat.
Oleh karena itu sains dapat ditempatkan sebagai upaya untuk
menjembatani kesenjangan antara filsafat dan sains,agar ilmu tidak
memandang rendah filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai
pemahaman dangkal tentang alam. Realitas adalah “apa yang secara
alamiah” atau keberadaan, sedangkan wujud apakah itu "nyata secara
artifisial". Juga bagaimana hubungan keduanya dengan subjek ataupun
manusia.

Filsafat ilmu sendiri mampu memperjelas eksistensi ilmu kepada


ilmu lain yang membutuhkan pengetahuan sebagai media berpikir dan
sarana komunikasi ilmiah. Ini adalah bahasa,logika, matematika, statistik,
dan teknik analisis data lainnya. Epistemologi merupakan teori yang
dianggap identik dengan teori pengetahuan. Saat ini teori pengetahuan
tidak bisa diabaikan. Epistemologi merupakan ilmu pendidikan berkaitan
dengan bagaimana ilmu pendidikanmemperoleh pemrosesan keuntungan,
bagaimana prosedur untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah yang benar.
Aksiologi merupakan ilmu yang terkait dengan apa keunggulan pendidikan
sains, apa hubungan etisnya dengan sains dan aplikasi ilmu pendidikan
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B2
 Hakikat ilmu perpustakaan dan filsafat informasi terapan.
Ilmu perpustakaan (library science) merupakan istilah yang tepat
dan selalu berhubungan dengan istilah kepustakawanan (librarianship).
Beberapa pendapat ada yang menyatakan bahwa bidang perpustakaan
lebih tepat dikategorikan sebagai seni keterampilan (skill art) dari pada
disebut sebagai ilmu.
Pembahasan mengenai istilah ilmu perpustakaan dan informasi
sering diperdebatkan di Indonesia, bahkan ada yang menginginkan konsep
LIS tersebut dibalik menjadi ilmu informasi dan perpustakaan (information
and library secience) disingkat ILS, dengan berbagai alasan. Pada hal,
sebaiknya perdebatan tidak hanya terfokus kepada istilah tetapi
hendaknya dapat menjawab berbagai masalah yang dihadapi oleh ilmu
perpustakaan dan informasi berkenaan dengan perubahan yang terjadi.
Perlu dilakukan identifikasi masalah apa yang sedang dihadapi saat ini,
sehingga para ilmuan di bidang itu dapat menetapkan hal-hal yang perlu
dipelajari, dengan demikian sebuah ilmu akan dapat menawarkan solusi
untuk menyelesaikan masalah.
Pembahasan tentang hakikat dan esensi sebuah ilmu tidak luput dari
konteks masalah yang dihadapi dan perubahan yang terjadi. Melalui
pembahasan yang demikian, dapat diperoleh gambaran tentang apa yang
sesungguhnya dilakukan oleh para ilmuan di bidang tertentu. Diskusi
tentang masalah yang dipelajari suatu ilmu dalam kurun waktu tertentu
akan dapat menggambarkan dinamika suatu ilmu. Sebab dalam
perkembangan setiap ilmu dapat saja terjadi penekanan pada masalah
tertentu sesuai keadaan pada masa itu yang mungkin kurang populer di
masa yang lain.

Para pengelola perpustakaan dan ilmuan di bidang perpustakaan mulai


terpesona dengan istilah informasi. Terminologi informasi mulai dipadukan
dengan perpustakaan, bahkan pada masa selanjutnya istilah informasi
menjadi lebih populer dari bahan perpustakaan (library materials) bahkan
dari istilah perpustakaan. Dalam perkembangan selanjutnya seolah-olah
istilah informasi sudah pasti mencakup seluruh kegiatan kepustakawanan.

 Hubungan Ilmu Perpustakaan sebagai Filsafat Informasi Terapan

Filsafat Informasi juga menampilkan diri sebagai aliran filsafat dari


Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Artinya bahwa Ilmu Perpustakaan dan
Informasi dapat ditafsirkan sebagai Filsafat Informasi terapan dan bahwa
Filsafat Informasi terapan dapat menggantikan posisi Epistemologi Sosial
sepenuhnya sebagai fondasi teoritis Ilmu Perpustakaan dan
Informasi.Penyelidikan terhadap sifat dasar dari informasi seharusnya
mengungkapkan ciri-ciri dan sifat yang diharapkan dapat memperbaiki
pemahaman kita tentang hubunganhubungannya dan jenis-jenis benda
yang lain.

Hasil dari usaha-usaha ini akan memperbanyak kesempatan dari


praktik yang ada dan paling tidak mendapatkan ekspresi dari istilah-istilah
seperti ini, Apakah Filsafat Informasi bisa menjadi alternatif lain dari
Epistemologi Sosial sebagai sebuah fondasi bagi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi? melihat kebenarannya, mari meninjau ulang keempat variabel
pendekatan, tingkatan, obyek dan ruang lingkup penelitian beserta
tujuannya yang telah dibahas pada bagian sebelumnya yaitu:seperti
Filsafat Informasi, Ilmu Perpustakaan dan Informasi tidak murni
metateoritis tapi juga memiliki tingkat penelitian yang merupakan
pembiasan fenomenologi dan juga memiliki ruang lingkup yang maha luas.
Tidak ada teori ilmu pengetahuan atau cabang pengetahuan lain yang unik
maupun spesifik yang dipelajari oleh Ilmu Perpustakaan dan Informasi
(jikalau ada, maka hal tersebut akan menyangkal sudut nyata Ilmu
Perpustakaan dan Informasi yang maha luas tadi).

Ilmu Perpustakaan dan Informasi mempunyai tugas hakiki untuk


melihat objek-objek nya dari tingkat urutan kedua. Kenyataannya, bahwa
Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan Filsafat Informasi saling berbagi
tekanan diantara keduanya, dan seharusnya tidak sekedar mengurangi
yang satu atau lainnya.
Jadi, ilmu Perpustakaan dan Informasi sebagai Filsafat Informasi
Terapan adalah disiplin ilmu mengenai dokumen-dokumen, rangkaian dan
prosedurnya, dan perencanaanperencanaannya, yang mana kesemuanya
dilaksanakan, dikelola, diatur dan dilayankan.

C. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B3


 Bagaimana Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi dikatakan sebagai
unsur yang sangat penting dalam filsafat ilmu dan sebagai kesatuan yang
tak terpisahkan antara satu sama lain?
Sebelum penulis memaparkan solusi dari permasalahan tersebut,
sebaiknya kita terlebih dahulu mengerti masing-masing pengertian dari
kaa kunci diatas. dari seOntologi berasal dari kata “Ontos” yang
berarti “berada (yang ada)”. Kata Epistemologi berasal dari bahasa
Yunani artinya knowledge yaitu pengetahuan.Kata tersebut terdiri dari
dua suku kata yaitu logia artinya pengetahuan dan episteme artinya
tentang pengetahuan. Jadi pengertian etimologi tersebut, maka
dapatlah dikatakan bahwa epistemologi merupakan pengetahuan
tentang pengetahuan. Dan kata Aksiologi berasal dari kata “Axios”
yang berarti “bermanfaat”. Ketiga kata tersebut ditambah dengan kata
“logos” berarti “ilmu pengetahuan, ajaran dan teori”.
Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki alam
nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Epistemologi
adalah ilmu yang membahas secara mendalam segenap proses
penyusunan pengetahuan yang benar.Sedangkan Aksiologi adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut
kefilsafatan
D. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B4
 Bagaimanakah landasan yang dapat digunakan dalam menyingkap
ilmu pengetahuan (sains) ?
Pendidikan sains adalah kumpulan fakta, konsep, teori, dan
generalisasi yang menjelaskan tentang alam. Melalui pendidikan sains,
penemuan dari suatu kebenaran ilmiah mengenai hakikat semesta
alam dijelaskan secara logis untuk memberikan pemahaman
konsep.Ilmu pengetahuan alam menempuh jalan praktis dalam
menurunkan hukum-hukumnya. Menurut Frank, fungsi filsafat ilmu
pengetahuan alam adalah menjembatani putusnya rantai tersebut
dan menunjukkan bagaimana seseorang beranjak dari pandangan
common sense(pra-pengetahuan) ke prinsip-prinsip umum ilmu
pengetahuan alam. Filsafat ilmu pengetahuan alam bertanggung jawab
untuk membentuk kesatuan pandangan dunia yang di dalamnya ilmu
pengetahuan alam, filsafat dan kemanusian mempunyai hubungan erat.
Dalam memecahkan masalah tersebut penulis memberikan solusi
seperti yang dikatakan oleh Van Melsen (1985) dalam menyikapi masalah
ilmu pengetahuan (sains,bilogi,fisika) engan melakukan eksperimen
ataupun pengamatan.Dengan melakukan eksperimen aktif memeungkinkan
hasil data jauh lebih teliti. Untuk memahami nilai-nilai sains diperlukan
penalaran yang logisdan intuisi yang tajam. Pola pemikiranmulai dari
tingkat pemikiran yang sederhana sampai pada tingkat pemikiran yang
kompleks, sedangkan melalui intuisi dalam pembentukan
kepribadian,maka penghayatan internalisasi nilai-nilai pendidikan sains
bisa menjadi budaya hidup.
Etika pengembangan keilmuan alam selalu mengacu kepada kaidah
moral, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan
norma yang bersifat utilitaristik(kegunaan). Hati nurani disini adalah
penghayatan tentang yang baik dan yang buruk yang dihubungkan
dengan periaku manusia. Ilmu pengetahuan diupayakan bagaimana
supaya menjadi berkah dan rahmat bagi kehidupan manusia.
Oleh karena itu hubungan antara ilmu pengetahuan dengan filsafat
yakni keduanya menggunakan metode berpikir reflektif dalam upaya
memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan.Oleh karena itu filsafat
maupun ilmu bersikap kritis, berpikiran terbuka serta berkomitmen pada
kebenaran.

E. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B5


 Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Pengembangan Pikiran,
Pengetahuan, dan Ilmu?
Seperti halnya yang dikatakan pada data jurnal 5 terjebut bahwa
filsafat sebagai “Ibu Ilmu” atau “The Mothres Of Sciences” dikatakan
bahwa filsafat sebagai ibu ilmu atau induk ilmu bermaksud menunjukkan
sebuah hal mendasar dalam mencari pemikiran keilmuan dan mengerjakan
ilmu (keilmuan). Intinya, ilmu, termasuk ilmuwan dan lembaga keilmuan,
segala prestasi kemajuannya harus dilihat dalam kelebihan dan
kekuarangan manusia sebagai Homo Sapiens. Bagi filsafat, manusia itu
selalu tahu diketidaktahuan-nya, Konsekuensinya, semakin banyak yang
makin diketahui, baik melalui kegiatan keilmuan maupun seni budaya,
namun, semakin banyak pula misteri ketidaktahuan yang seakan terus
mendangkalkan pengetahuan, kekaguman, dan terus menantang rasa
“ingin tahu” manusia. Bahkan, semakin banyak penemuan dalam rangka
pemecahan masalah-masalah kehidupan, namun makin banyak pula
“kecemasan mekar” yang terus mengerogoti manusia.
Sebagai ibu kandung yang menyusui ilmu, filsafat memberikan gizi
pemikiran dalam berbagai proses diskursus dan ujian-ujian kritis, dengan
cara melakukan kritik, koreksi, dan penyempurnaan yang membangun dan
menumbuhkan taraf kamatangannya sebagai ilmu-ilmu atau cabang dan
ranting keilmuan yang mandiri. Filsafat, karena itu, tidak akan
memperlakukan ilmu sebagai budak penguasaan filsafat, tetapi
mendorong proses pertumbuhan dan perkembangan ilmu secara otonom.
Filsafat berusaha membangun diskursus-diskursus keilmuan, membuka dan
membentangkan penemuan-penemuannya dalam bentuk ilmu baru untuk
diuji, baik dalam proses uji logis (pola penalaran), uji material (materi
pemikiran), serta uji metode, guna ferifikasi dan validasi keilmuan secara
kritis dan terbuka. Bahkan, filsafat berperan pula sebagai ibu menyusui,
mengasuh, dan mengasah pertumbuhan serta ketajaman ilmu dalam
sebuah proses komunikasi antar ilmu dan lintas ilmu. Melalui itu, ilmu
atau kegiatan keilmuan dapat bertumbuh dan berkembang secara sehat,
sehingga terhindar dari bahaya sesat pikir, keliru pikir, atau salah pikir.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio yang menembus dasar-
dasar terakhir dari segala sesuatu. Sedangkan sang ahli Van Peursen
mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga
definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut (Peursen,
1985).
Filsafat dan pengetahuan maupun pendidikan itu mempunyai hubungan
yang sangat erat sehingga tidak bisa dipisahkan karena filsafat mempunyai
peran yang sangat penting dalam berlangsungnya suatu sistem pendidikan.
Filsafat dapat dikatakan sebagai induk, pemberi arah, pedoman dasar bagi
usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokh bagi
tegaknya sistem pendidikan. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus
manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia
berkomunikasi satu sama lain, dan meningkatkan harkat kemanusiannya.

B. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat penulis berikan dalam rekayasa ide mata
kuliah filsafat pendidikan ini adalah tentang gambaran ciri pokok tentang
permasalahan yang sering diperbincangkan tentang filsafat.
DAFTAR PUSTAKA

Widyawati, Setya. 2013. Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan


Ilmu Pendidikan. Surakarta: Fakultas Seni Pertunjukan ISI

Anandra, Hendrik.2018. Filsafat Sebagai Sumber Segala Ilmu. Jogjakarta

Bahrum.2013. Ontologi Epistemologi dan Aksiologi Makassar: Yayasan


Ujung Pandang

Moh. Arief,2013, “Filsafat Ilmu Landasan Pengembangan Ilmu


Pengetahuan Alam (Sains)”, IAIN Tulungagung

Tjuk, Ngir. 2010. Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan

Ilmu Pengetahuan Alam (Sains). Bandung:Universitas Sangga Buana

file:///C:/Users/ACER/Downloads/1441-4245-1-PB%20(2).pdf

file:///C:/Users/ACER/Downloads/Filsafat%20sebagai%20Sumber%20Segala
%20Ilmu.pdf

https://kuliah.unpatti.ac.id/mod/page/view.php?id=9

Anda mungkin juga menyukai