Anda di halaman 1dari 17

CASE METHOD PENDIDIKAN PANCASILA

ANALISIS GONCANGAN TERHADAP PANCASILA DARI


IDEOLOGI YANG MENYIMPANG DAN PERKEMBANGAN
ZAMAN BESERTA SOLUSI YANG DITAWARKAN

Dosen Pengampu : Muhammad Iqbal

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2


ALVIN PRATAMA (3213131035)

DELLA FAZERA (3213331034)

IIN ARSENNA BR. SEMBIRING (3211131017)

IQBAL ILVALDO (3212431015)

KELAS : PENDIDIKAN GEOGRAFI A 2021

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan
Yang Maha Esa sehingga kami masih diberikan kesempatan hingga saat ini untuk
dapat menyelesaikan tugas Mini Riset ini dengan lancar dan tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. Tak lupa pula, kami turut berterima kasih kepada Bapak
Muhammad Iqbal selaku dosen pengampu mata kuliah Case Method Pendidikan
Pancasila yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam tugas yang sudah
kami laksanakan ini.
Tujuan utama penyusunan tugas Case Method yang berjudul “Analisis
Goncangan Terhadap Pancasila dari Ideologi yang Menyimpang dan
Perkembangan Zaman Beserta Solusi yang Ditawarkan’’ ini adalah tugas untuk
mata kuliah Pendidikan Pancasila. Kami berharap makalah ini bisa memberikan
wawasan baru kepada pembaca maupun kepada kami selaku penulisnya. Kami
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam makalah ini, baik
dari segi penulisan dan penyampaian materi.
Oleh karena itu, kami terbuka terhadap kritikan dan saran dari pembaca
agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan dan hal-
hal lain didalam makalah ini, kami sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian yang bisa disampaikan. Akhir kata, kami mengucapkan
terimakasih.

Medan, 14 Mei 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 3
2.1 Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila ......................................................... 3
2.2 Pancasila dalam Kemerdekaan Bangsa Indonesia .................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 6
3.1 Pendekatan Penelitian .............................................................................. 6
3.2 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 6
3.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 9
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 9
4.2 Pembahasan Penelitian ........................................................................... 10
BAB V KESIMPULAN..................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13
5.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah negara pada hakikatnya dibangun berdasarkan suatu landasan yang
kemudian dijadikan dasar negara. Tanpa disadari nilai-nilai luhur Pancasila sudah
mulai terbentuk sejak masa kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebelum adanya
Pancasila sebagai dasar negara pada saat ini, Pancasila mengalami perkembangan
dalam penerapannya di setiap era sejarah yang telah dilalui bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan sebuah dasar falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan menjadi dasar serta ideologi negara yang menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia sebagai kekuatan untuk persatuan dan kesatuan dan menjadi bagian dari
pertahanan bangsa dan negara.
Pancasila adalah satu satunya ideologi yang dijalankan, di anut, dan
diterapkan oleh negara, keanekaragaman bangsa Indonesia menjadi salah satu
kekuatan pancasila dalam pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia.
Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa
Indonesia sejak dahulu. Maka dari itu Pancasila sering dan mendapat julukan
sebagai Ideologi yang sakti, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya pun sudah
dimiliki oleh bangsa Indonesia atau nenek moyang sejak zaman dulu.
Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai budaya, adat-istiadat dan
kereligiusan yang selalu diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Nilai-nilai
tersebut merupakan jati diri bangsa indonesia yang sudah melekat dan dijadikan
pandangan hidup, tindakan serta perilaku masyarakat bangsa ini sudah tercermin
dalam nilai-nilai Pancasila. Namun dalam perjalanan yang panjang dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sering mengalami berbagai deviasi
dalam aktualisasi nilai-nilainya bisa berupa penambahan, pengurangan, dan
penyimpangan makna yang seharusnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah singkat lahirnya Pancasila?
2. Apa yang menyebabkan Pancasila masih bertahan sebagai ideologi NKRI?

1
3. Bagaimana upaya perlindungan Pancasila dari berbagai ideologi yang tidak sesuai
bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui sejarah singkat lahirnya Pancasila.
2. Memahami alasan Pancasila masih bertahan sebagai ideologi NKRI
3. Mengetahui upaya perlindungan Pancasila dari berbagai ideologi yang tidak
sesuai bangsa Indonesia.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila


Banyak bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya
bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah
bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di
wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya
Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore. Terhadap
penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk
perjuangan bersenjata maupun politik. Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia
dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, sampai dengan tahun 1908 boleh
dikatakan selalu mengalami kegagalan.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret.
Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun, Jepang tidak
terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah
dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar
bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan
janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana
Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus
terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan
yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang
dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari
Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).
Di dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas
badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya
dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia. Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei
1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945.
Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara

3
untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang
berbicara, termasuk Soekarno.
Dalam pidato, Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar
negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima,
sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan
lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua
“Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat
“Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”,
menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang
berlandaskan kelima asas tersebut.
Melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan
pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui
bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945
sebagai dasar negara Indonesia yang sah. Pancasila adaalat pemersatu bangsa.
Dengan lahirnya lima sila tersebut, Pancasila dapat menyatukan masyarakat
dengan segala perbedaan yang ada. Suatu Pengamalan nilai-nilai Pancasila
merupakan perwujudan rasa cinta kepada Tanah Air sehingga dapat membangun
bangsa dan negara yang lebih baik. Nilai-nilai Pancasila dapat diamalkan dalam
bentuk sederhana, seperti saling menghargai, bekerja sama, dan saling
menghormati.

2.2 Pancasila dalam Kemerdekaan Bangsa Indonesia


Tanggal 1 Juni 1945 menjadi momen bersejarah yang sangat penting bagi
perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Tanggal tersebut menjadi hari
5 lahirnya dasar negara serta falsafah hidup bangsa Indonesia yang dikenal
sebagai Pancasila. Maka dari itu setiap tanggal 1 Juni di Indonesia selalu
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Setelah resmi ditetapkan sebagai dasar
negara, Pancasila memiliki arti penting sebagai tolak ukur dan pegangan untuk
menjalani kehidupan bermasyarakat. Ini tak lepas dari nilai-nilai Pancasila yang
diyakini berasal dari landasan nilai kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman
dulu kala. Peranan Pancasila yang cukup mencolok pasca kemerdekaan Indonesia
berhasil diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 adalah keberadaannya sebagai

4
alat pemersatu bangsa.
Isu persatuan dan kesatuan menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan menjelang kemerdekaan Indonesia tiba. Sebab kemerdekaan
Indonesia yang utuh tidak akan bertahan lama, apabila persatuan dan kesatuan
bangsa tidak dapat terwujud dengan baik. Ini disebabkan karakteristik masyarakat
dan budaya Indonesia yang sangat beragam. Kondisi ini mendorong Indonesia
untuk memiliki suatu dasar negara yang dapat menjadi landasan atau falsafah
kehidupan secara bersama sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Isu mengenai persatuan dan kesatuan mulai
timbul kembali ketika Indonesia memasuki masa perang revolusi. Ketika itu
Belanda kembali datang ke Indonesia dan berusaha menancapkan kekuasaannya
kembali.
Selama masa-masa peristiwa ini, Pancasila mulai memainkan perannya
sebagai alat pemersatu bangsa. Pada saat itu nilai persatuan dan kesatuan menjadi
tinggi karena rakyat Indonesia memiliki keinginan yang sama dalam menghalau
dan mengusir penjajah dari tanah air. Alhasil serangan pasukan Belanda berhasil
ditahan dan kekuasaan penjajah tidak berhasil ditegakkan kembali di Indonesia.
Tentunya hal ini tidak dapat tercapai apabila tidak ada dasar yang kuat bagi rakyat
Indonesia untuk bersatu melawan penjajah.
Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan
beberapa hal. Sekali pun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila
tetap bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan
pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari nilai-nilai
agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi
Indonesia. Pancasila dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan paling baik.
Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua sila dari Pancasila
tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah karena Pancasila merupakan satu
kesatuan yang utuh dan saling berkaitan.

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Secara
sederhana, metode ini adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan suatu masalah yang diteliti.
Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada
makna dan proses daripada hasil suatu aktivitas.
Pendekatan ini memecahkan masalah dengan menggambarkan dan
menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan
perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti,
sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang
keadaan sebenarnya yang terjadi (Akhmad, 2015). Penggunaan pendekatan ini
ditujukan untuk menggambarkan perilaku manusia, peristiwa lapangan, serta
kegiatan-kegiatan tertentu secara terperinci dan mendalam.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan bagian yang sangat urgen dari
penelitian itu sendiri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kajian pustaka (library research) yang berfungsi
untuk membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi dalam
penelitian. Ia merupakan cara pengumpulan data bermacam-macam material
yang terdapat di ruang kepustakaan, seperti koran, buku-buku, majalah,
naskah, dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian. Studi
pustaka merupakan teknik pengumpulan data dan informasi melalui
pembacaan literatur atau sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, penelitian
terdahulu, makalah, jurnal, artikel, hasil laporan dan majalah yang berkaitan
dengan penelitian.
Dengan teknik ini, peneliti dapat mengumpukan berbagai referensi
teori tentang kajian Pancasila dan teori-teori lainnya yang berhubungan

6
dengan permasalahan dan penelitian ini. Pada proses penelitian ini, peneliti
mengumpukan berbagai referensi teori tentang kajian pengelolaan sampah dan
pemanasan global dengan mempelajari berbagai sumber seperti buku-buku,
majalah, artikel, jurnal, dan penelitian terdahulu. Selain itu, peneliti juga
melakukan pencatatan, pemahaman dan pengklasifikasian dari analisis yang
sudah dilakukan tersebut.

3.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan dan analisis data akan dilakukan secara kualitatif. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
a) Pengumpulan data (data collection) merupakan data keseluruhan yangdiambil
untuk memecah data menjadi bagian, lalu memilah data yang akan diambil
untuk dijadikan bahan dari penelitian yang sedang berlangsung. Pengumpulan
data merupakan data yang diperoleh dari studi pustaka.
b) Reduksi data (data condensation) merupakan suatu bentuk analisis untuk
mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data untuk
mnghasilkan kesimpulan akhir.
c) Penyajian data (display data) merupakan kegiatan penyusunan secara
sistematis untuk menghasilkan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data yang diambil yaitu dari kata-kata, kalimat, teks, dan lain
sebagainya, dari data tesebut maka dapat diambil kesimpulannya.
d) Data kesimpulan (conclusion/verification) merupakan bagian yang tidak
terpisah dari bagian analisis. Teknik yang peneliti gunakan untuk menganalis
semua data yang didapatkan dari data yang terkumpul melalui pencarian
literatur yang akan disajikan dalam bentuk data naratif serta ditarik
kesimpulan dari data tersebut.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Permasalahan dan Analisisnya


a) Kasus Masa Lampau
Pancasila beberapa kali diterpa masalah. Salah satu yang paling familiar
adalah Pemberontakan G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965 silam. Kaum
komunis melakukan segala cara dalam pengkhianatan 30 September 1965 untuk
bisa mengelabui rakyat dan membelokkaan Pancasila. Mereka menghendaki
ideologi bangsa ini berganti haluan, dari Pancasila menjadi komunis. 8 Peristiwa
itu menewaskan 6 Jenderal dan seorang perwira TNI AD di Jakarta. Mereka
adalah Letjen Ahmad Yani, Mayjen Suprapto, Mayjen S.Parman, Brigjen D.I
Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomihardjo, Brigjen M.T Haryono dan Lettu Pierre
Tendean.
Sementara itu, pemberontak juga menghabisi nyawa Brigjen Katamso dan
Kolonel Sugiyono di Yogyakarta. Bernasib serupa, kedua anggota TNI AD itu
juga dimasukkan ke dalam sebuah lubang setelah dibunuh. Segala
pemberontakan dan gejolak yang timbul akhirnya bisa diatasi oleh angkatan
bersenjata, dengan menumpas anggota PKI hingga ke akar-akarnya. Ideologi
Pancasila juga berhasil dipertahankan dan akan selalu menjadi tiang kokoh
bangsa Indonesia. Presiden Soeharto resmi menetapkan tanggal 1 Oktober
sebagai hari Kesaktian Pancasila pada 1967, melalui keputusan presiden nomor
153. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia (PKI)
atau dikenal G30S/PKI adalah pengkhianatan terbesar terhadap bangsa
Indonesia.

b) Kasus Masa Kini


Kondisi negara Indonesia sudah sangat jauh berubah dari semenjak awal
kemerdekaan. Perkembangan dan perubahan adalah hal yang tidak bisa dihindari
sebagai prasyarat untuk mencapai kemajuan dan tujuan kemerdekaan.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah mendatangkan manfaat sekaligus

8
dan dampak buruk bagi masyarakat. Kemudahan, kecepatan, dan efektivitas
merupakan gambaran umum dampak kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi
yang tidak dikendalikan dan dikontrol akan menghasilkan masalah baru yang
dapat menghambat atau merusak suatu negara. Generasi milenial adalah generasi
yang sangat familier dengan teknologi karena generasi ini lahir ke dunia di mana
segala aspek fisik (manusia dan tempat) mempunyai ekuivalen digital.
Di Indonesia populasi generasi milenial mencapai 90 juta jiwa. Itu
menandakan kelompok milenial mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan dan kemajuan Indonesia. Ditambah dengan jumlah aktivitas warga
negara di dunia maya didominasi oleh anak muda milenial. Generasi milenial
menjadi penyokong utama peredaran informasi di dunia virtual. Pada waktu yang
sama ancaman bangsa terus terus berkembang di setiap bidang. Bidang ideologi
(ancaman ekstremisme, paham radikal), bidang politik (permasalahan pemilu,
pejabat negara yang terjerat korupsi), bidang ekonomi (kesenjangan yang masih
tinggi), bidang sosial budaya (pengangguran, kekerasan dalam rumah tangga),
bidang pertahanan dan keamanan (terorisme, konflik SARA, ilegal fishing).
Revolusi industri 4.0 juga membawa disruption and bridging generations.
Terdapat gap antargenerasi dalam sebuah pola komunikasi sehingga terjadilah
disrupsi atau perubahan mendasar terhadap suatu realitas. Fakta sosiologis di atas
seolah menciptakan sebuah ilusi bahwa Pancasila telah gagal menjawab setiap
tantangan zaman. Kegagalan mendiagnosis permasalahan yang ada menyebabkan
lahirnya ide penyelesaian yang tidak solutif dan memperburuk keadaan. Apabila
kita melihat secara komprehensif dan merasakan suasana kebatinan setiap
masalah yang ada maka sebenarnya yang terjadi adalah terdapatnya upaya untuk
menggantikan atau melunturkan Pancasila sebagai jati diri bangsa dan pegangan
dalam kehidupan bernegara. Sehingga internalisasi Pancasila dengan metode yang
tepat adalah solusi di tengah krisis nasionalisme yang terjadi saat ini.
Pancasila hanya perlu terinternalisasi dengan baik ke setiap generasi yang
ada khususnya generasi milenial yang akan menjadi salah satu tokoh pergerakan
kemajuan negara yang kita cintai ini.Nilai-nilai ketuhanan, Indonesia adalah
negara religius yang menjadikan nilai-nilai religiusitas sebagai sumber etika dan
spiritualitas dalam bersikap tindak termasuk sikap tindak dalam dunia virtual.

9
Berdasarkan fenomena yang ada, banyak permasalahan yang dihadapi kaum
milenial saat ini dan yang akan datang. Pertama, akses gratis terhadap informasi
tentang media sosial dan regulasi yang lemah. Lonjakan berita bohong, hoaks, dan
pidato panas di setiap halaman jejaring media sosial yang tidak sesuai ekspektasi
regulasi proporsional. Selain itu, materialistis, hedonistik, pragmatis, dan
transaksional menjadi problematika hidup milenial.
Oleh karena itu, hidupnya adalah bebas tanpa dasar spiritual, moral atau
agama. Sebuah penelitian memaparkan bahwa problematika pekerjaan
meningkatkan risiko mengembangkan berbagai kondisi seperti kanker, penyakit
gula, dan jantung di tahun-tahun berikutnya dengan masalah pekerjaan, hubungan,
dan keluarga yang memengaruhi orang-orang berusia 20-an dan 30an. Era digital
harus ditanggapi dengan serius, peran harus dikuasai dan dikendalikan dengan
teknologi yang tepat sehingga era digital mampu memberi manfaat bagi
kehidupan.

4.2 Pembahasan Penelitian


1) Solusi Kasus Masa Lalu
Komunisme masih menjadi ancaman negara Pancasila. Karenanya, pada
level simbolis, seharusnya peringatan G30S/PKI atau Kesaktian Pancasila tetap
penting untuk membangkitkan kesadaran kolektif bangsa Indonesia terhadap
ancaman atas kedaulatan negara. G30S PKI merupakan upaya kudeta yang
dilakukan PKI untuk mengganti idiologi Pancasila dengan komunisme. Karena
menjadi ancaman, maka baik pemerintah dan masyarakat seharusnya bersatu
untuk terus secara istikamah melakukan revitalisasi idiologi Pancasila. Perlu
dirumuskan cara yang paling sesuai, cara dan pola baru untuk memahamkan
Pancasila, menghayatinya, mempraktikkan, dan meneladankannya kepada bangsa
Indonesia yang terus berganti generasi dari waktu ke waktu. Bukan dengan
indoktrinasi, pemaksaan dan ancaman, melainkan melalui proses ilmiah, kultural,
dan penyadaran sistematis kepada warga negara Indonesia.
Pemberontakan G30S/PKI merupakan sebuah bentuk upaya penggulingan
dari paham komunisme. Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan dalam

10
mencegah atau mengurangi kejadian seperti ini terulang kembali, yaitu sebagai
berikut.
a) menanamkan nilai nilai Pancasila
b) menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya komunisme
c) meningkatkan Ketahanan rakyat dalam menanggulangi terhadap ancaman
komunisme
d) penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan butir butir nilai
Pancasila
e) menumpas setiap gerakan komunisme secara tegas dan tidak kenal kompromi

2) Solusi Kasus Masa Kini


Pendidikan harus menjadi sarana yang paling penting untuk pemahaman,
pembelajaran dan penggunaan teknologi yang tepat dan benar. Anak-anak dan
remaja perlu memahami baik kekuatan maupun kelemahan dari era digital ini.
Orang tua juga perlu memahami agar dapat mengontrol sikap anak terhadap
teknologi dan menggunakannya dengan baik dan benar. Perlu adanya
mendapatkan gambaran umum pemakaian beragam plaform yang kontributif
terhadap pekerjaan manusia, memahami manfaat dan kegunaannya, serta
penggunaan secara efektif dan berdaya gunu untuk mengurangi buntut buruk dan
tidak semestinya.
Menghargai perbedaan agama dan kepercayaan dalam bermedia sosial
akan menghantarkan kesedepaan dalam kehidupan beragama. Tidak melontarkan
konten penghinaan atau menyudutkan agama dan kepercayaan tertentu membuat
kehidupan beragama menjadi tentram dan damai. Nilai-nilai kemanusiaan,
memahami dan menghargai hak dan kewajiban setiap orang dalam berselancar di
dunia maya adalah salah satu ciri netizen yang humanis. Tidak menyebarkan
konten hoax dan provokasi karena hal tersebut merupakan tindakan yang tidak
beradab.Nilai-nilai persatuan, forum-forum dunia maya juga dapat dijadikan
media untuk memperkuat semangat nasionalisme. Memprioritaskan persatuan dan
kesatuan bangsa di atas kepentingan golongan atau pribadi saat diskusi di forum-
forum dunia maya.
Selalu menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika dalam setiap perbedaan di

11
dalam forum online. Nilai-nilai musyawarah dalam hikmat kebijaksanaan, berlaku
santun terhadap setiap pandangan politik setiap orang dalam dunia maya. Ikut
serta menjalankan setiap keputusan yang dihasilkan melalui diskusi online.
Menyelesaikan setiap perdebatan di grup online dengan mengedepankan
musyawarah. Oleh karena itu, di tengah krisis nasionalisme yang sedang melanda
negeri ini, Pancasila adalah cahaya penuntun untuk mengenal kembali jati diri
bangsa dan perekat untuk mempersatukan perbedaan.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwasanya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
menunjukkan bahwa Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara
Indonesia (The Founding fathers). Betapapun lemahnya pemerintahan suatu
rezim, Pancasila tetap bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila juga memiliki peran penting dalam menyelamatkan Bangsa Indonesia,
salah satu contohnya ialah peristiwa G30S/PKI yang mana gerakan tersebut ingin
menukar ideologi Pancasila dengan paham komunis. Hal itu terus bertahan meski
bangsa Indonesia tengah digoncang oleh arus globalisasi dan kemajuan teknologi
yang sangat pesat.

5.2 Saran
Terkait upaya mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, kehadiran
semua pihak sangat diperlukan. Pemerintah tidak dapat bekerja sendirian dan
harus ada dukungan dari kalangan lain. Oleh karena itu, kolaborasi dan kombinasi
yang optimal menjadi kunci utama dalam upaya tersebut. Sosialisasi dan edukasi
yang masif mengenai Pancasila yang berjasa besar dalam berdirinya bangsa
Indonesia sangat menentukan kemajuan negara dalam masa yang akan datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hufron, H., & Hajjatulloh, H. (2020). Aktualisasi Negara Hukum Pancasila


Dalam Memberantas Komunisme Di Indonesia. Mimbar Keadilan, 13(1), 60-
71.

Mardiyanto. (2019). ''Pancasila dan Tantangan Milenial''


https://news.detik.com/kolom/d-4573104/pancasila-dan-tantangan-
milenial/amp diakses pada 14 Mei 2023 pukul 20.11 WIB.

Munsi, H. (2016). Dari Masa Lalu ke Masa Kini: Memori Kolektif, Konstruksi
Negara dan Normalisasi Anti-Komunis. ETNOSIA: Jurnal Etnografi
Indonesia.

Wibisono, G. (2018). Membendung Paham Radikalisme Agama Dan Ekstrim Kiri


Dalam Mempertahankan Eksistensi Pancasila. Communitarian: Jurnal Prodi
Ilmu Politik, 1(1).

14

Anda mungkin juga menyukai