MK.STRATEGI
PEMBELAJARAAN
GEOGRAFI
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan CBR ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penulis tidak akan sanggup untuk
menyusun Critical Review Book ini dengan baik. Critical Review Book ini disusun untuk
membahas materi mata kuliah Starategi Pembelajaraan Geografi yang penyajiannya
berdasarkan pengamatan dari satu sumber yaitu buku Starategi Pembelajaraan Geografi .
Critical Book Review ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya CBR ini dapat terselesaikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu penyusun dalam
menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang
selalu mendukung di saat senang maupun susah. Penulis menyadari bahwa Critical Review
Book ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat
penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih sempurna, baik,
dan bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1Latar Belakang................................................................................................1
1.2Tujuan..............................................................................................................1
1.3Identitas Buku.................................................................................................2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................3
Buku Utama...............................................................................................................3
Buku Pembanding....................................................................................................13
BAB II KRITIK.....................................................................................................19
3.1Buku Utama...................................................................................................19
3.2Buku Pembanding.........................................................................................19
3.3Keterkaitan Buku...........................................................................................19
BAB IV PENUTUP................................................................................................20
4.1Kesimpulan....................................................................................................20
4.2Saran..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Salah satu wawasan yang perlu diketahui dan dimiliki guru adalah “Strategi
Belajar Mengajar” yang merupakan garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
rangka mencapai tujuan yang telah digariskan. Dengan mengetahui dan memiliki
strategi, seorang guru akan mempunyai pedoman untuk bertindak, atau harus
ditempuh agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara teratur, sistematis,
terarah, lancar dan efektif. Dengan strategi yang dimiliki guru, diharapkan para siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mengena pada tujuan yang diharapkan.
Bagi guru diharapkan sedikit banyak akan membantu memudahkan dalam proses
melaksanakan tugasnya.
Strategi pembelajaran merupakan salah komponen terpenting dalam
komoponen system pembelajaran. Strategi pembebelajaran akan menentukan
keberhasilan proses pembelajar. Sebelum mempelajari strategi pembelajaran perlu
memahami terlebih dahulu dimana kedudukan strategi dalam konteks pembelajaran.
Dengan nmengetahui kedudukan strategi pembelajaran tersebut, para mahasiswa tidak
ragu lagi dalam menempatkan strategi pembelajaran diantara komponen-komponen
lainnya dalam system pembelajaran.
Belajar mengajar adalah merupakan dua kegiatan yang berkaitan satu sama
lainnya. Kegiatan belajar mengajar pada perbuatan murid/siswa, sedangkan mengajar
mengacu pada kegiatan guru. Strategi belajar mengajar berarti “pola umum perbuatan
guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.” Dengan demikian
strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru-murid
dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.
I.II Tujuan
Tujuan mempelajari unit ini adalah untuk melihat dan memahami secara
mendalam kedudukan strategi pembelajatan dalam konteks system pembelajaran yang
dilaksanakan di dalam kelas.Selain itu juga agar mahasiswa mampu menjelaskan dan
membedakan peran dan antar komponen dalam sistem pembelajaran.
1
I.III Identitas Buku
Buku Utama
1) Nama Buku : Starategi Pembelajaraan
2) Jenis Buku : Buku Ajar/Pembelajaraan
3) Nama Penulis : Dr. Darmansyah, ST,. M.Pd
4) Tahun terbit :20 Oktober 2012
5) Jumlah Halaman : 348 Halaman
Buku Pembanding
2
BAB II
RINGKASAAN ISI BUKU
BUKU UTAMA
Starategi Pembelajaraan
3
Dalam proses pembelajaran peserta didik berperan sebagai organisme yang
rumit yang mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh. Peranan peserta
didik adalah belajar bukan untuk mengatur pelajaran. Peserta didik dituntut
aktif belajar dalam rangka mengkontruksi pengetahuannya, dan karena itu
peserta didik sendirilah yang harus bertanggung jawab atas hasil belajarnya.
(Wahyudin, 2002).
2.2 Pendidik
Pendidik memiliki peran yang sangat strategis dalam konteks pembelajaran di
dalam kelas. Keberhasilan pembelajaran pada hakekatnya ditentukan oleh
pendidik. Pendidikan dapat mempengaruhi suasana belajar di dalam kelas.
Pendidik juga dapat menggunakan empat kompetensi guru yang disyaratkan
undang-undang untuk menjadikan proses dan hasil belajar dapat dicapai secara
optimal. Peran sentral tersebut mulai mengorganisasikan materi ajar, memilih
pendekatan yang akan digunakan, menetapkan strategi pembelajaran,
memutuskan metode mana yang akan digunamencang media yang tepat sesuai
dengan materi, dan tujuan yang yang telah ditetapkan sampai menentukan
criteria dan standar yang akan digunakan dalam evaluasi belajar. Oleh karena
itu, pendidik harusnya mengambil posisi penentu dalam konteks pembelajaran
yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme dalam bekerja dan
melaksanakan tugasnya sebagai guru. Sekurang-kurangnya mengusai
kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan kompetensi social.
2.3 Kurikulum atau Konten
Peranan Konservatif Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mentrasmisikan nilai-nilai warisan budaya masa
lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi
muda.
Peranan Kreatif Menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan
masa mendatang.
Kritis dan Evaluatif Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya budaya
yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan,
sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa
4
perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang.
Menekankan kurikulum harus turut aktif berfatisipasi dalam kontrol
atau filter sosial
2.4 Manajemen Kelas
Manajemen kelas dapat diberikan batasan menurut bagaimana pendekatan
pengelolaan yang diselenggarakan sekolah atau lembaga pendidikan tertentu
dalam pembelajaran. Menurut Abdurahman (1994: 42), kelas meliputi
berbagai komponen, antara lain: ruangan, siswa, kegiatan pembelajaran, alat
dan media pembelajaran (instrumental), serta segala hal yang berkenaan
dengan suasana lingkungan (environmental).
2.5 Fasilitas Pendukung
Meski bukan berperan secara langsung dalam pembelajaran, fasilitas
pendukung seperti ruangan, mobiler, penerangan listrik, media, alat peraga
dan lain sebagainya memberikan konribusi yang signifikan terhadap
keberhasilan pembelajaran. Fasilitas berupa sarana dan prasarana dalam
mendukung pembelajaran memberikan peran yang penting juga terhadap
kelancaran proses pembelajaran. Oleh karena itu komponen ini juga perlu
mendapat perhatian.
2.6 Lingkungan
Lingkungan dapat berkontribusi terhadap pembelajaran. Lingkungan fisik
sekolah dan kelas sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Oleh
karena itu guru seharusnya mampu menciptakan ruang kelas yang mampu
mendukung dan memberi semangat kepada anak. Suatusekolah akan
mempunyai reputasi baik jika mampu berbuat baik kepadapara siswanya. Jika
suatu sekolah memiliki reputasi keunggulan akademik,itu karena gurunya
memiliki standar akademik yang tinggi.Sejalan dengan penerapan Pihak
sekolahlah yang paling mengetahui bagaimana lingkungan yang paling efektif,
bagi pengembangan prestasi akademik maupun nonakademik.
2.7 Keluarga
Komponen keluarga dalam pembelajaran juga berkontribusi terhadap capaian
hasil belajar. Keluarga merupakan sistem awal pembelajaran bagi anak untuk
mengenal dunia beserta isinya. Keluarga dapat disebut sebagai wahana utama
dan pertama terjadinya sosialisasi pada anak. Karena anak pertama kali
berinteraksi dengan ibunya (dan anggota keluarga lain. Selanjutnya
5
pengalaman dini belajar anak (terutama sikap sosial) awal mula diperoleh di
dalam rumah; dan selanjutnya keluarga sesuai peran dan fungsinya
diidentikkan sebagai tempat pengasuhan yang didalamnya mencakup proses
sosialisasi yang sekaligus bertanggung jawab untuk menumbuh-kembangkan
anggota keluarganya, dengan tidak boleh mengabaikan faktor nilai, norma dan
juga tingkah laku yang diharapkan baik dalam lingkungan keluarga ataupun
lingkungan yang lebih luas (masyarakat).
2.8 Masyarakat
Peran masyarakat termasuk salah komponen penting dalam pembelajaran.
Masyarakat merupakan kelompok sosial terbesar dalam suatu negara. Selain di
dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, pendidikan juga dapat
berlangsung di dalam lingkungan masyarakat.
2.9 Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran memiliki peran yang penting karena mencakup
beberapa hal diintegrasikan dalam pembelajaran. Peran penting itulah yang
akan dibahas secara mendalam dalam buku ini. Kedudukan strategi
pembelajaran menjadi sangat strategis karena semua komponen tersebut
memiliki keterkaitan langsung dengan strategi pembelajaran.
6
caracara penyampaian materi sehingga mudah dipahami siswa dan memungkinkan
tercapainya suasana pembelajaran yang nyaman, tidak membosankan bagi siswa.
BAB IV kaitan pendekatan,Starategi Metode,Tehnik dan Model Pembelajaran
Pemilihan pendekatan pembelajaran berimplikasi terhadap penerapan teori,
penggunaan strategi, metode, media, dan teknik pembelajaran. Jika pendekatan SCL yang
digunakan, maka teori-teori yang dijadikan sebagai landasan pembelajaran adalah teiri
belajar. Intinya lebih banyak membicarakan bagaimana cara peserta didik belajar.
Sedangkan penggunaan TCL berimplikasi terhadap penggunaan teoriteori pengajaran.
Pebelajaran yang dilaksanakan lebih banyak disarkan pada bagaimana cara mengajar
yang baik. Implikasi terhadap penggunaan strategi juga bisa langsung dirasakan. Jika
pendidik memilih pendekatan SCL, maka strategi pembelajaran yang digunakan juga
strategi yang mendukung terciptanya pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik
seperti strategi pembelajaran berorientasi aktifitas siswa.
Istilah teknik pembelajaran menurut T.Raka Joni (1993) menunjuk kepada ragam
khas penerapan sesuatu metode dengan latar penerapan tertentu, seperti kemampuan dan
kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya. Dalam proses
pembelajaran misalnya, diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran
9
dalam melaksanakan strategi ini, guru harus sudah mempunyai persiapan yang matang
baik mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan maupun mengenai hal-hal lain
yang dapat memengaruhi kelancaran proses presentasi. Penerapan SPE juga perlu
mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang spesifik seperti persiapan (preparation),
presentation (penyajian, menghubunngkan (correlation), menyimpulkan (Generalization),
penerapan (aplication).
10
Contexual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan proses belajar mengajar
dalam rangka mencari produktifitas pembelajaran. Standarisasi kurikulum sebagai acuan
atau rambu-rambu pembelajaran harus dukembangkan dengan strategi belajar yang baik
artinya CTL senantiasa berkembang mengikuti trend sistem pendidikan. Pendekatan CTL
adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki tujuh (7) komponen yaitu : (1)
Constructivism, (2) Questioning, (3) Inquiry (4) Learning Community (5) Modelling (6)
Reflection) dan Authentic Assessment (Kasbollah, 2002). CTL adalah landasan
membangun kerangka berfikir, dimulai dari fakta, data dan konsep. Siswa harus mampu
mengkonstruk pikirannya melalui pengalaman ilmu dan pengamatan sosial terutama
kegiatan pemecahan masalah. Siswa harus dapat menemukan jawaban dari setiap
permasalahan dengan kreatif, inovatif membangun dirinya agar berguna bagi orang lain
disekitarnya, seperangkat fakta, data dan konsep dirangkai menjadi kesatuan yang
memiliki makna. Siswa akan menjadi inovatif dengan ketrampilan ingin selalu
mengetahui hal-hal yang tersamar. Guru senantiasa membimbing, mendorong serta
membuat penilaian pola-pola pikir siswa, bagaimana siswa menggali informasi, apakah
yang telah mereka ketahui dan yang belum diketahui. Ketrampilan dalam menemukan
pengetahuan harus melibatkan orang lain terutama kerjasama di kelas.
12
BUKU PEMBANDING
Strategi berarti “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus”. Strategi dapat pula diartikan sebagai “suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Belajar mengajar adalah merupakan
dua kegiatan yang berkaitan satu sama lainnya. Kegiatan belajar mengajar pada perbuatan
murid/siswa, sedangkan mengajar mengacu pada kegiatan guru. Strategi belajar mengajar
berarti “pola umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar.”Dengan demikian strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai polapola umum
kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan.
Belajar dan mengajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang terpadu dalam
satu kegiatan, yaitu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa
pada saat pengajaran berlangsung. Dalam proses interaksi ini peranan guru tidak hanya
sebagai pengajar yang menyampaikan pengetahuan kepada para siswa tetapi lebih dari itu,
guru juga berperan sebagai pembimbing belajar, sebagai motivator belajar siswa, sebagai
pemimpin yang menentukan kemana kegiatan siswa akan diarahkan, serta sebagai fasilitator
belajar yang harus menyediakan fasilitas atau setidak-tidaknya menciptakan kondisi
lingkungan yang dapat menjadi sumber bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar
sedangkan siswa sebagai peserta didik tidak hanya sebagai obyek yang hanya menerima
(secara. pasif) apa yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa juga merupakan subyek yang
secara aktif melakukan kegiatan belajar.
Bermacam-macam metode atau teknik penyajian bahan pelajaran dapat dimanfaatkan oleh
guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya
13
dengan bermacam-macam metode mengajar sebagai standart pemahaman mengenai teknik-
teknik penyajian, agar dapat memilih dan menggunakannya dengan tepat adalah:
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar terjadilah interaksi antara berbagai komponen
(guru, siswa, tujuan, bahan, alat, metode dan lain-lain). Masing-rnasing komponen saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan (pendidikan dan pengajaran). Siswa merupakan
komponen yang utama dalam kegiatan belajar mengajar, karena yang harus mencapai
tujuan (harus berubah dan berkembang) adalah siswa. yang belajar. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap siswa adalah penting bagi guru pembinibing, agar dapat
menciptakan situasiyang tepat serta memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk
dapat belajar dengan berhasil.
Di samping itu, dalam proses belajar mengajar dalam kelas seluruh kegiatan guru
dilaksanakan dalam rangka agar terjadi proses belajar di kalangan siswa dan selanjutnya
ditujukan agar siswa berhasil dalam belajarnya. Jadi inti dari kegiatan mengajar guru
adalah kegiatan belajar siswa Dengan kata lain bahwa keseluruhan kegiatan yang
berlangsung dalam proses belajar mengajar baik yang dilakukan guru maupun siswa,
dengan tujuan untuk mencapai hasil belajar semaksimal mungkin
14
BAB IV PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA SUMBER BELAJAR
DALAM SBM
Zainudin dkk, menjelaskan bahwa jenis jenis sumber belajar sebagai berikut:
15
f. Pesan Yang dimaksud adalah ajaran atau informasi yang diteruskan oleh
komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Semua bidang studi
atau mata pelajaran termasuk sumber belajar jenis pesan.
Dalam proses belajar mengajar sewaktu jam pelajaran sedang berlangsung terdapat beberapa
langkah kegiatan khusus yang harus dipenuhi oleh seorang guru yaitu kegiatan orientasi,
memberi penjelasan, kegiatan latihan atau mengajukan pertanyaan dan kegiatan memberikan
dan mendapatkan umpan balik serta kegiatan lanjuutan. Umpan balik (feedback)
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu bahan pengajaran yang telah
disajikan/dijelaskan oleh guru telah dimengerti oleh siswa.
Jadi, umpan balik adalah merupakan salah satu langkah untuk memenuhi proses belajar
mengajar guna mencapai informasi sampai dimana suatu bahan materi yang telah dibahas
dapat dimengerti / dikuasai siswa. Umpan balik ada 2 macam yaitu umpan balik dari siswa
untuk guru, dan balik dari guru untuk siswa. Umpan balik dari siswa untuk guru adalah untuk
mengetahui apakah materi yang disajikan/dijelaskan guru telah dimengerti oleh siswa
sehingga guru dapat melanjutkan pelajaran dengan bahan berikutnya. Sedangkan umpan balik
dari guru untuk siswa adalah untuk memberikan kesempatan kepada mereka memeriksa
dirinya sendiri bagian mana yang sudah dimengerti atau bagian mana yang belum. Sebab
pada umumnya murid tidak tahu benar sejauh mana bahan yang diterangkan dapat mereka
pahami.
Dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai keberhasilan dalam tugasnya guru perlu
membuat variasi atau selingan pada suatu jam pelajaran yaitu adanya aneka ragaman dalam
penyajian kegiaTan belajar. Menggunakan variasi dalam mengajar adalah merupakan
perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan
siswa, sehingga dalam konteks proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan,
keantusiasan serta berperan serta secara aktif
16
BAB VII PENGELOLAAN KELAS
Ditinjau dari segi bahasa kata “pengelola” berasal dari kata “mengelola atau mengelolakan”
yang berarti “penyelenggaraan” Sedangkan kata kelas dalam arti sempit menunjukkan “suatu
ruangan atau tempat murid-murid belajar”. Dan menurut Dr. Suharsimi Arikunto menjelaskan
pengertian umum mengenai kelas yaitu “sekelompok siswa yang pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.”
Fungsi Guru dalam Pengelolaan Kelas Drs. N.A Amentembun menjelaskan bahwa fungsi
guru dalam praktek penyelenggaraan kelas meliputi :
o Fungsi instruksional
o Fungsi educational
o Fungsi managerial
Sebelum guru mulai melakukan kegiatan pengelolaan kelas, langkah awal yang seharusnya
dilakukan adalah mengenal problema/masalah pengelolaan kelas. Dilihat dari sumbernya
masalah/problema pengelolaan kelas ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Masalah individu/perorangan
Masalah kelompok
Melalui strategi pembelajaran kooperatif , siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang
disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus
mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Dengan interaksi belajar yang
efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat
tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Strategi pembelajaran kooperatif
memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif
17
sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan berkembang suasana belajar
yang terbuka dalam dimensi kesejawatan, karena pada saat itu akan terjadi proses belajar
kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan.
Sebuah proses pembelajaran mutlak diperlukan adanya sebuah strategi pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar pembelajaran tidak berlangsung ‘seadanya’. Pembelajaran haruslah
berlangsung berlangsing dengan terencana. Dampak intruksional dan dampak pengiringnya
harus sudah terproyeksikan sebelumnya. Salah satu strategi pembelajaran yang belakangan
ini mencuat, dan diakui sebagai strategi pembelajaran yang inovatif serta dapat menjadi
solusi atas ‘kemonotonan’ pembelajaran di kelas adalah salah satu Strategi Pembelajaran
PAIKEM. Pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan ketrampilan
dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan),
supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif
18
BAB III
KRITIK
Kekurangan
Isi buku ini yang terlalu banyak sehingga bisa membuat pembaca merasa bosan ketika
sedang membaca.
Kekurangan
Dalam fisik buku ini terdapat beberapa kekurangan yakni tidak adanya rangkuman
yang ditelak pada akhir bab maupun soal soal layaknya buku yang sering kita baca.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Belajar dan mengajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang terpadu
dalam satu kegiatan, yaitu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru
dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung. Dalam proses interaksi ini
peranan guru tidak hanya sebagai pengajar yang menyampaikan pengetahuan
kepada para siswa tetapi lebih dari itu, guru juga berperan sebagai pembimbing
belajar, sebagai motivator belajar siswa, sebagai pemimpin yang menentukan
kemana kegiatan siswa akan diarahkan, serta sebagai fasilitator belajar yang harus
menyediakan fasilitas atau setidak-tidaknya menciptakan kondisi lingkungan yang
dapat menjadi sumber bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar sedangkan
siswa sebagai peserta didik tidak hanya sebagai obyek yang hanya menerima
(secara. pasif).
4.2 Saran
Demikianlah laporan Critical Book Review ini saya buat.Apabila ada
kesalahan baik itu isi maupun penulisan dari laporan ini saya meminta maaf
sebesar besaranya.Dan dengan rendah hati menerima setiap masukan dari
pembaca.
20
DAFTAR PUSTAKA
Dinn Wahyudin, (2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi, Publikasi Jurusan KURTEK FIP
UPI.
Elaine, B. Jonhson, (2002), Contextual Teaching and Learning, Corwin Press, Inc. Asage
Publication Company Thousand Oaks, California. Eric, Clearing House on Teaching
and Teacher Education. American Assosiation for Teacher Education.
Hasibuan, JJ., Ibrahim, Toluse, PBM Ketrampilan Dasar Pengajaran Mikro, Remaja Karya,
Bandung, 1998.
Rohani, Ahmad, Ahmadi, Abu, Pengelolaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
21