Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

BAB I

DESKRIPSI TUJUAN DAN GARIS BESAR ISI BUKU

A.IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA
Judul buku : Ulumul Quran
Pengarang : DR.H. Anshori, LAL. MA.
Tahun terbit : 2013
Penerbit : PT Rajagrafindo Persada
Kota terbit  : Depok
Jumlah halaman : 257

BUKU PEMBANDING
Judul buku  : Ulumul Quran
Pengarang : Tabrani. ZA, S.Pd,I., M.S.I. & Dra. Hayati,M.Ag.
Tahun terbit : 2013
Penerbit : Darussalam Publishing
Kota terbit : Yogyakarta
Jumlah halaman : +82 halaman

B.TUJUAN PENULISAN BUKU

1. Mengulas isi dari 2 buku


2. Mengetahui informasi dari 2 buku
3. Membandingkan isi buku utama dan buku pembanding
4. Melatih individu agar berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap buku
C.GARIS BESAR ISI BUKU

1. Pengertian Asbab an-Nuzul


2. Redaksi Asbab an-Nuzul
3. Macam-macam Asbab an-Nuzul
4. Kaidah-kaidah terkait Asbab an-Nuzul
5. Manfaat Asbab an-Nuzul
6. `Pengertian Makkiyyah dan Madaniyah
7. Ciri-ciri Makkiyyah dan Madaniyah
8. Manfaat makkiyyah dan Madaniyah
BAB II

URAIAN MATERI BUKU

A.SUB PEMBAHASAN

1. ASBABUN NUZUL

A. PENGERTIAN ASBAB AN-NUZUL

Asbab an-Nuzul secara etimologi adalah sebab-sebab yang mengakibatkan turunnya


al-Quran. Secara terminologi, asbab an-nuzul adalah peristiwa yang membelakangi turunnya
ayat atau surat pada waktu proses penurunan al-Quran. Contoh sebab nuzul adalah firman
Allah Swt.:

‫قد سمع هللا قول التى تجدلك فى زوجها وتشتكى الى هللا وهللا يسمع تحاوركما ان هللا سميع بصير‬

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada
kamu tentang suaminya,dan mengadukan (halnya) kepada Allah,dan Allah mendengar soal
jawaban antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat.
(Q.S al-Mujadalah [58]: 1).

Sebab turunnya ayat ini adalah berhubungan dengan persoalan seorang wanita
bernama Khaulah binti Tsa’labah yang telah di zihar oleh suaminya, Aus bin Shamit, yaitu
dengan mengatakan kepada istrinya: “ kamu bagiku seperti punggung ibuku “, dengan
maksud dia tidak boleh lagi menggauli istrinya,sebgaaimana ia tidak boleh menggauli ibunya.

B. REDAKSI ASBAB AN-NUZUL

Redaksi turun al-Quran ada yang menggunakan teks yang jelas (shaih) ada juga yang
menggunakan teks relative yang mengandung beberapa kemungkinan makna. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini:

1. Redaksi yang jelas (shahih) menunjukkan sebab nuzul. Ini dibagi menjadi tingkatan:
a. Diungkapkan dengan Bahasa sebab seperti: sababu nuzuli al-ayah kadza
(sebab turunnya ayat ini adalah…). Ini adalah redaksi yang jelas-jelas
mengandung pengertian penyebab diturunkannya sebuah ayat,dan tidak
memiliki kemungkinan makna lain.
b. Diungkapkan dengan fa’jawab setelah menerangkan peristiwa terkait dengan
penurunan ayat. Fa’ jawab ini mengandung pengertian penyebab
diturunkannya ayat tapi kekuatannya satu tingkat dibawah redaksi pertama.
c. Jawaban Rasulullah Saw., atas sebuah pertanyaan yang diajukan kepada
beliau. Jawaban ini tidak diungkapkan dengan menggunakan redaksi sebab
atau fa’ jawab tapi dipahami dari konteks pertanyaan dan ayat yang
diturunkan.
2. Redaksi yang tidak jelas menunjukkan makna sebab nuzul ( ghair sharih ), tidak
menggunakan Bahasa sebab,tidak menggunakan fa’ jawab dan tidak dalam konteks
jawaban Rasul atas sebuah pertanyaan yang diajukan kepadanya. Contohnya adalah
perkataan perawi: nuzilat hadzihi al-ayah fi kadza ( ayat ini diturunkan berkenaan
dengan persoalan ini ), sehingga redaksi tersebut mengandung beberapa kemungkinan
makna.

Adapun bila terdapat beberapa riwayat yang beredaksi tidak jelas ( ghairu shahih ),dan
semua riwayat itu tidak bertentangan dengan kandungan ayat yang sedang diceritakan
serta tidak ada qarinah yang menunjukkan bahwa salah satu diantara riwayat tersebut
mengandung kemungkinan makna sebab nuzul,maka semua riwayat itu tidak boleh
dipakai sebagai penjelas atas isi atau hukum yang terkandung pada ayat yang
diturunkan,bukan sebagai sebab nuzul ayat.
C.MACAM-MACAM ASBAB AN-NUZUL
Asbab an-Nuzul al-Quran terdiri dari beberapa macam,Antara lain adalah:
1. Ditinjau dari segi latar belakangnya ada dua yaitu: pertama, ada suatu kejadian, lalu
turunlah ayat yang menjelsakan kejadian tersebut; kedua, ada yang bertanya kepada
Nabi Saw., tentang sesuatu, lalu turunlah ayat yang menjelaskan/ menjawab
pertanyaan yang di sampaikan kepada Nabi Saw.
2. Ditinjau dari segi jumlah penyebab dan ayat yang diturunkan ada dua yaitu: pertama,
sebabnya banyak sedangkan ayat yang turun hanya satu; kedua, ayat yang turun
banyak sedangkan sebabnya hanya satu.
Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Sebabnya banyak, sedangkan ayat yang turun hanya satu. Hal ini ada empat
macam, yaitu:
1. Salah satu diantara dua riwayat ada yang berstatus shahih da nada yang
tidak shahiih,maka yang wajib diambil adalah riwayat yang shahih.
2. Kedua riwayat berstatus shahih, namun salah satu diantara keduanya
ada yang lebih unggul/akurat.
3. Ada dua riwayat yang sama-sama shahih, namun tidak ada informasi
mana yang lebih akurat diantara keduanya, maka dua riwayat tersebut
dapat dikompromikan ( al-jam’u )
4. Kedua riwayat sama dalam status keshahihannya, dan diantara
keduanya tidak ada yang lebih unggul, maka masing-masing dari
kedua riwayat tersebut dapat diamalkan.
b. Ayatnya banyak, sedangkan sebab turunnya hanya satu, maka dapat dignakan
untuk semua ayat tersebut. Contohnya, ada riwayat Hakim dari Ummu
Salamah mengatakan: “ Saya bertanya kepadamu ya Rasulullah, mengapa
engkau menyebut laki-laki dan tidak menyebut perempuan?”, maka turunlah
Q.S al-Ahzab [33]:35:
‫ان المسلمين والمسمت والمو منين والمومنت والقنتين والقنتن والصدقين والصدقت والصبرين‬
‫والصرت والخشعين والخشعت والمتقدقين والمتضدقت والصءمين والصءمت والحفظين فروجهم‬
‫كرت اعد هللا لهم مغفرة واجرا عظما‬1‫والحفظت والذكرين هللا كثيرا وال‬.
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,laki-laki dan perempuan
yang mukmin,laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,laki-laki
dan perempuan yang benar,laki-laki dan perempuan yang sabar,laki-laki dan
perempuan yang khusyuk,laki-laki dan perempuan yang bersedekah,laki-laki
dan perempuan yang berpuasa,laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya,laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)
Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar.

D. KAIDAH-KAIDAH TERKAIT ASB AN-NZUL


Wacana penting terkait dengan pembahasan asbabun nuzul adalah mengenai
kekhususan sebab dan keumuman redaksi (lafazh) ayat. Atau dalam Bahasa ushul fiqih
dikenal dengan istilah, al-ibrah bi khusush as-sabab la bi ‘umum al-lafzhi atau sebaliknya, al
ibrah bi khusush as-sabab la bi ‘ummu al-lafzhi. Kadangkala ayat yang diturunkan ada yang
bersifat khusus sesuai dengan konteks (sebab) yang melatarinya dan redaksi yang
digunakannya pun bersifat khusus, di sisi lain ada juga ayat yang diturunkan karena kejadian
yang sangat khusus dan spesifik tapi redaksi ayatnya bersifat umum.
Kaidah ini termasuk hal yang bersifat aksiomatik, tidak seorang pun yang berani
mengkhususkan keuniversalan redaksi al-Quran yang diungkapkan dengan lafazh yang
umum. Sesungguhnya seorang muslim sejati yang cerdas dan berakal sehat tidak akan berani
berkata bahwa ayat-ayat beredaksi umum itu hukumnya hanya berlaku khusus bagi orang-
orang yang kepada atau sebab mereka ayat-ayat itu diturunkan.
E. MANFAAT ASBAB AN-NUZUL
Manfaat mengetahui sebab turun ayat sangat banyak antara lain:
1. Membantu memahami ayat dan dapat menghilangkan kekeliruan pemahaman seorang
mufassir.
2. Mengetahui hikmah di balik pensyairan sebuah hukum.
2.MAKKIYYAH DAN MADANIYAH
A.PENGERTIAN MAKKIYYAH DAN MADANIYAH
Dalam menentukan ayat-ayat makkiyyah dan madaniyah, para ulama terbagi menjadi
tiga madzhab,yaitu:
1. Menentukannya berdasarkan tempat turun ayat. Bila ayat turun di Makkah dan
sekitarnya seperti Mina, Arafat, dan Hudaibiyah, sekalipun turun setelah hijrah
dinamakan ayat makkiyyah. Sebaliknya, jika ayat turun di Madinah dan sekitarnya
seperti Uhud dan Sila’ maka ia diseut ayat nadaniyah.
2. Menentukannya berdasarkan khitbah (objek penerima) ayat. Bila ayat turun ditujukan
kepada penduduk Makkah, baik turun di Makkah atau di Madinah, baik sebelum dan
sesudah hjrah, ia disebut ayat Makkiyyah, Sebaliknya, jika ayat tersebut ditujukan
kepada penduudk Madinah, baik turun di Makkah atau Madinah, baik sebelum atau
sesudah hijrah, ia tetap disebut ayat Madaniyah.
3. Menentukannya berdasarkan waktu sebelum dan sesudah hijrah. Jika ayat turun
sebelum hijrah, maka disebut ayat makkiyyah. Sebaliknya, jika ayat turun sesudah
hijrah, maka disebut ayat madaniyah.
Berdasarkan definisi ini maka jumhur menggolongkan ayat (‫ االية‬...‫) اليوم اكملت لكم دنيكم‬
misalnya, sebagai ayat madaniyah, kendati ia diturunkan di Arafah (Makkah), sebab ia
turun pasca hijrah. Pendapat ketiga ini kemudian oleh jumhur ulama sebagai pendapat
yang paling rajah sebagai definisi ayat makkiyyah dan madaniyah.
B. CIRI-CIRI MAKKIYYAH DAN MADANIYAH
Para Ulama menyimpulkan bahwa hanya ada dua cara untuk mengetahui ayat-ayat
makkiyyah dan madaniyah, yaitu dengan cara sima’ (mendengar riwayat dari sahabat dan
tabi’in) dan qiyas (analogi). Adapun ciei-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Yang dimaksud dengan sima’ adalah riwayat yang dinukil dari Nabi Saw., dan
sahabat yang melihat proses penurunan al-Quran. Cara seperti ini menjadi perhatian
cukup serius dar generasi sahabat dan tabi’in. Buktinya, banyak riwayat sahabat yang
menyebutkan proses penurunan ayat atau surah.
2. Dengan cara qiyas. Yang dimaksud dengan qiyas disini adalah ciri-ciri umum yang
mendominasi ayat-ayat makkiyyah dan madaniyah. Untuk menentukan ciri-ciri
tersebut para ulama menganalisisnya melaluui penelitian induktif (istiqra’).
b.Ciri-ciri ayat madaniyah yaitu;
1. Setiap surah yang mengandung kata ‫يا ايها الذين امنو‬
2. Ayat-ayatnya panjang
3. Terdapat ajakan kepada ahli kitab seperti kaum Yahudi dan Nasrani di bawah panji
islam, memberikan bukti-bukti kesesatan akidah mereka.
4. Terdapat izin untuk berjihad
5. Terdapat kaida-kaidah hokum secara rinci seperti ibadah,muamalat
faraidh,pidana,perdata,kriminal,perang,social,perkawinan,peraturan keluarga,dan lain-
lain.
6. Berbicara tentang kondisi orang munafik dan siksa dia terhadap dakwah Nabi
Muhammad Saw.
C. MANFAAT MAKKIYYAH DAN MADANIYAH
Adapun faidah mengetahui makkiyyah dan madaniyah,yaitu:
1. Untuk mengetahui ayat yang turun terlebih dahulu dan yang turun belakangan,
sehingga dapat menentukan ayat nasikh dan mansukh. Seperti bila ada 2 ayat yang
berbeda dalam menentukan suatu hokum,sementara diketahui bahwa yang satu
termasuk ayat makkiyyah dan yang lain termasuk ayat madaniyah. Maka dapat
disimpulkan bahwa ayat madaniyah menghapus hokum ayat makkiyyah, karena ayat
madaniyah belakangan.
2. Untuk mengetahui sejarah penurunan dan proses pentahapan suatu hukum dari satu
situasi ke situasi yang lain. Karena setiap kaum mempunyai Bahasa dan karaketirstik
kejiawaan yang berbeda-beda, maka penerapan hukum harus memperhatikan situasi
kondisi mereka.
3. Untuk mengukuhkan keautentikan al-Quran, dan untuk mengukuhkan sampainya al-
Quran kepada kita dengan selamat tanpa mengalami perubahan dan pemlasuan.
Kategorisasi makkiyyah dan madaniyah ini juga menunjukkan perhatian yang serius
dari kaum muslmin, sehingga mereka mengetahui ayat yang turun sebelumhijrah dan
sesudahnya, turun pada saat tidak berpergian dan pada saat berpergian, turun pada
waktu siang dan malam, turun pada waktu panas dan waktu dingin, turun di langit dan
turun di bumi. Perhatian kaum muslimin yang sangat serius terhadap al-Quran ini
mejadikan musuh-musuh islam berpikir berulang kali sebelum melakukan
serangan/celaan terhadap al-Quran atau terhadap islam.

B. SUB PEMBAHASAN
1. ASBABUN NUZUL
A. PENGERTIAN ASBAB AN-NUZUL
Secara etimologi asbab an-nuzul terdiri dari kata “‫( ”اسباب‬bentuk jama’ dari kata
‫ )”السبب‬yang mempunyai arti latar belakang, alasan atau sebab/illat. Sedangkan kata “‫”نزول‬
berasal dari kata “‫ ”نزل‬yang berarti turun.
Banyak pengertian terminology yang dirumuskan para ulama’, diantaranya:
1. Az-Zarqani
“ Asbab an-Nuzul” adalah suatu kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang dapat dijadikan petunjuk hukum berkenaan
dengan turunnya suatu ayat.
2. As-Sayuthi
“Asbabun Nuzul” adalah peristiwa yang terjadi sebelum turn ayat, sedangkan sesudah
turunnya ayat adalah disebut asbab”.
3. Ash Shabuni
“Asbab an-Nuzul” adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya suatu
atau beberapa ayat mula yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut,
baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan
dengan urusan agama.
B. MACAM-MACAM ASBAB AN-NUZUL
DR. Rosihon Anwar, M.Ag menyebutkan dalam bukunya ulumul Quran bahwa ada
dua hal yang menjadi sudut pandang dalam membagi macam-macam asbabun nuzul,yaitu:
1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang di pergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul
a. Sarih (jelas)
Artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbab an-nuzul, dan tidak
mungkin pula menunjukkan yang lainnya. Redaksi yang digunakan termasuk Sharih
bila perawi mengatakan:
‫سبب نزول هذه االيه هذا‬
Artinya: sebab turun ayat ini adalah……
b. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)
Riwayat belum di pastikan sebagai asbab an-nuzul karena masih terdapat keraguan.
2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya asbabun nuzul untuk satu ayat atau
terbilangnya ayat untuk suatu sebab asbabun nuzul.
a. Berbilangnya asbab an-nuzul untuk satu ayat (Ta’adud As-Sahab wa Nizil Al
Wahid)
b. Berbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul (Ta’adud Nazil wa As-Sabab Al-
Wahid).
Terkadang suatu kejadian dapat menjadi sebab bagi tuurnnya dua ayat atau lebih.
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU PEMBANDING

A. KELEBIHAN BUKU

Buku pembanding memiliki halaman yang lebih banyak dari buku utama,,kemudian
daftar isi didalamnya juga sangat banyak sehingga pembaca lebih mudah untuk memilih.Satu
lagi kelebihan buku pembanding yang paling baik yakni memiliki banyak sekali contoh
kalimat yang mempermudah pembaca daalam membedakan dan memahami setiap kalimat.

B. KEKURANGAN BUKU

Penulisan didalam buku ini sangat tidak rapi dan harus teliti dalam membaca,daftar isinya
juga tidak tersusun dengan rapi,bahasa yang digunakan terlalu rumit, kemudian cover dan
halaman di dalam buku pembanding juga terlihat seperti buku tua sehingga kurang menarik
untuk dibaca.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sejak zaman sahabat pengetahuan tentang asbabun nuzul dipandang sangat penting untuk
bias memahami penafsiran al-quran yang benar. Karena itu mereka berusaha untuk
mempelajari ilmu ini. Asbabun Nuzul ada bermacam-macam, diantaranya: Banykanya nuzul
dengan satu sebab, penurunan ayat lebih dahulu daripada sebab, beberapa ayat turun
mengenal satu orang.

Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allahkepada nabi Muhammad SAW.,
kita tahu bahwa setiap nabi diutus Allah selalu dibekali mukjizat untuk meyakinkan manusia
yang tidak percaya terhadap pesan atau misi yang dibawa oleh Nabi.

B. SARAN

Penulis yakin jika pembaca membaca buku utama dan buku pembanding maka akan lebih
cepat memahaminya karena kedua buku tersebut saling melengkapi.Penulis juga mengambil
kesimpulan bahwa ketika kita mencari ilmu maka carilah dari berbagai buku karena buku
adalah jendela ilmu.Dengan membandingkan beberapa buku maka pembaca akan tau mana
yang salah dan mana yang benar.

Anda mungkin juga menyukai