ASBAB AN-NUZUL
3. Apabila lafadz yang diturunkan itu bersifat umum dan ada dalil
yang menunjukan pengkhususannya,maka adanya sebab asbab
an-nuzul akan membatasi takhshish (pengkhususan) itu hanya
terhadap yang selain bentuk sebab.
Jika sebab itu khusus, sedang ayat yang turun berbentuk umum,
maka para ahli usul berselisih pendapata: yang dijadikan pegangan
itu lafal yang umum ataukah sebab yang khusus?
Bentuk kedua yaitu redaksi yang boleh jadi menerangkan asbab an-
nuzul atau hanya sekedar menjelaskan kandungan hukum ayat ialah jika
misalnya perawi mwnyatakan “ayat ini turun mengenai ini” yang
dimaksud dengan ungkapan seperti ini,bisa jadi tentang asbab an-nuzul
ayat dan mungkin juga tentang kandungan hukum ayat tersebut.
b. Jika salah satu redaksi riwayat itu tidak tegas,misalnya ayat ini
turun mengenai urusan ini, sedangkan riwayat lain
menyebutkan asbab an-nuzul dengan tegas yang berbeda
dengan riwayat pertama, maka yang menjadi pegangan adalah
riwayat yang menyebutkan asbab an-nuzul secara tegas itu, dan
riwayat yang tidak tegas dipandang termasuk didalam hukum
ayat.
b) Jika sebagian tidak jelas dan sebagian lain tegas maka yang
menjadi pegangan adalah yang tegas.
Dari Sa’d bin Abi Waqqas: “Ada empat ayat Qur’an turun
berkenaan denganku.
Pertama; ketika Ibuku sumpah bahwa ia tidak akan makan sdan minum
sebelum aku meninggalkan Muhammad. Maka turunlah Qs.
Luqman:15.