Disusun Oleh:
ROBIAH AL ADAWIYATI
NIM. 20204012035
1. Latar Belakang.
Al-Qur’an adalah kalam (perkataan) Allah Swt, yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad Saw, melalui malaikat jibril dengan lafal dan
maknanya. Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber
pertama dan utama dari seluruh ajaran islam serta berfungsi sebagai pedoman
atau petunjuk bagi umat manusia dalam mencapai kebahagian hidup di dunia
dan di akhirat. 1
Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah
tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan
yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Juga
memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta
berita-berita yang akan datang.
Sebagian besar Al-Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan
umum ini, tetapi kehidupan para sahabat Rasulullah telah menyaksikan
banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi diantara mereka peristiwa
khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi
mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui
hukum islam mengenai hal itu. Maka Qur’an turun untuk peristiwa khusus
tadi atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal seperti itulah yang
dinamakan Asbabun Nuzul.
Banyak alat bantu untuk memahami ayat ataupun rangkaian ayat dalam
Al-Qur’an. Semisalnya dengan menggunakan ‘Ilm I’rab Al-Qur’an, ‘Ilm
Garib Al-Qur’an, ‘Iilm Awqat an-nuzul, ‘iilm Asbab an-nuzul, dan
sebagainya. ‘Ilm Asbab an-nuzul adalah di antara metode yang amat penting
dalam memahami Al-Qur’an dan menafsirinya. Seperti yang sudah ditetapkan
para ulama, bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dengan dua bagian. Satu bagian
1
Kafari Ridwan,”Ensiklopedi Islam”,(Jakarta: PT Icthtiar Baru Van Koeve, 2002), hlm.
132.
diturunkan secara langsung dan bagian ini merupakan mayoritas Al-Qur’an.
Dan bagian kedua diturunkan setelah ada suatu peristiwa kejadian atau
permintaan, yang turun mengiringi selama turunya wahyu, yaitu selama 13
tahun. Bagian inilah yang akan dibahas berdasarkan seab turunya. Sebab,
mengetahui sebab turunnya dan seluk beluk yang melingkupi nash, akan
membantyu pemahaman dana pa yanga akan dikehendaki dari nash itu.
Senada dengan pernyataan Yusuf Qardawi, Syaikh Al-Ja’bari
mengatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam dua bagian. Bagian yang
pertama berupa prinsip-prinsip yang tidak terikat dengan sebab-sebab khusus,
melainkan murni petunjuk bagi manusia ke jalan Allah. Bagian kedua,
diturunkan berdasarkan suatu sebab tertentu.
Namun demikian, perlu ditegaskan bahwa Asbabun Nuzul tidak
berhubungan secara kausal dengan materi yang bersangkutan. Artinya, tidak
di terima pernyataan bahwa jika suatu sebab tidak ada, maka ayat itu tidak
akan turun, komarunddin Hidayat memposisikan persoalan ini dengan
menyatakan bahwa kitab suci Al-Qur’an, memang diyakini memiliki dua
dimensi: historis dan transhistoris. Kitab suci menjembatani jarak antara
Tuhan dan manusia. Tuhan hadir menyapa manusia di balik hijab kalam-Nya
yang kemudian menyejarah. 2
2. Rumusanh Masalah
1. Pengertian Asbabun Nuzul ?
2. Riwayat Asbabun Nuzul ?
3. Bukti Historis Asbabun Nuzul ?
4. Nilai-nilai Pendidikan dalam Asbabun Nuzul ?
3. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Asbabun Nuzul ?
2. Untuk Mengetahui Riwayat Asbabun Nuzul ?
3. Untuk Mengetahui Bukti Historis Asbabun Nuzul ?
4. Untuk Mengetahui Nilai-nilai Pendidikan dalam Asbabun Nuzul ?
Ahmad Zaini, “Asbab An-Nuzul dan Urgensinya dalam Memahami Makna Al-Qur’an”,
2
Artinya :
5. Al-Wakidy :
1. Apabila bentuk-bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas, seperti: “ayat ini
turun mengenai urusan ini” atau “aku kira ayat ini turun mengenai urusan
ini”, maka dalam ini tidak ada kontradiksi diantara riwayat-riwayat itu:
sebab maksud riwayat-riwayat tersebut adalah penafsiran dan penjelasan
bahwa hal itu termasuk ke dalam makna ayat dan disimpulkan darinya,
bukan menyebutkan sebab nuzul, kecuali bila karinah atau indikasi pada
salah satu riwayat bahwa maksudnya adalah penjelasan sebab nuzul.
2. Apabila salah satu bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas, misalnya “ayat
ini turun mengenai urusan ini,” sedang riwayat lain menyebutkan sebab
nuzul dengan tegas yang berbeda dengan riwayat yang pertama, maka
menjadi pegangan adalah riwayat yang menyebutkan sebab nuzul secara
tegas dan riwayat yang lain tentang sebab nuzul firmal Allah: ”istri-Istrimu
adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan
cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan
menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang
beriman.”(Al-Baqarah/2:223).
5
Rosihon Anwar, hlm 60.
yang bertentangan dengan riwayt tersebut. Melalui jibril dikatakan:
“Orang-orang yahudi be5rkata: “Apabila seorang laki-laki mendatangkan
istrinya dari belakang, maka anaknya nanti akan bermata juling.’ Maka
turunlah ayat (Iatri-istrimu adalah lading bagimu, maka datangilah
ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai..)’’Maka jibril
inilah inilah yang dijadikan pegangan, karena ucapannya merupakan
pernyataan tegas tentang sebab nuzul. Sedang ucapan Ibn Umar, tidaklah
demikian: karena itulah ia dipandang sebagai kesimpulan atau penafsiran.
Diriwayatkan oleh bukhari, Muslim dan yang lain, dari Sahl bin
Sa’d: ” Uwaimir dating kepad ‘Asim bin ‘Adi, lalu berkata: ‘Tanyakan
kepada Rasulullah tentang seorang laki-laki yang mendapati istrinya
bersama-sama dengan laki-laki lain: apakah ia harus membunuhnya
sehingga ia dikisas atau apakah yang harus ia lakukan…?’” Kedua riwayat
dapat dipadukan, yaitu bahwa peristiwa Hilal terjadi terlebih dahulu, dan
kebetulan pula ‘Uwaimir mengalami kejadian serupa: maka turunlah ayat
yang berkenaan dengan urusan kedua orang itu sesudah terjadi kedua
peristiwa tadi. Ibn Hajar berkata: “Banyaknya sebab nuzul itu tidak
menjadi soal.”
6
Manna Khalil al-Qattan, “Pengantar Studi Ilmu Qur’an, terj. Aunur Rafiq El-Mazni,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2020), hlm. 107-111.
b. Apabila sebagian tidak tegas dan sebagian lain tegas maka yang
menjadi pegangan adalah yang tegas.
7
Manna Khalil al-Qattan, “Studi Ilmu-Ilmu Qur’an”, terj. Mudzakir, (Bogor: Litera
AntarNusa, 2019), hlm. 130.
pada masa kenabian, melainkan juga kepada masyarakat yang datang
sesudahnya.8
Dengan mengetahui suatu bukti sejarah tentang asbab an-nuzul, maka
akan memberikan dampak yang besar dalam membantu memahami ayat-ayat
Al Qur’an dan akan lebih dapat mengetahui rahasia-rahasia dibalik cara
pengungkapan Al Qur’an dalam menjelaskan peristiwa melalui historis
turunnya Al Qur’an. Maka barangsiapa yang tidak mengetahui suatu
peristiwa sejarah asbab al-nuzul suatu ayat, maka bisa dipastikan ia tidak akan
mengetahui rahasia yang terkandung dibalik cara Al Qur’an mengungkapkan
ayat-ayatnya.9
Berikut adalah ayat-ayat asbab an-nuzul tentang shalat qasar yang dapat
kita ketahui, antara lain:
Q.S An-Nisa : 101-103
ؕاِ َّن ا ۡل ٰـك ِف ِر ۡيَن َكانُ ۡوا لَـ ُك مۡ َع ُد ًّوا ُّمبِ ۡينًا
حَت ُهمۡ ۚ َو َّد الَّ ِۡذي َنKَك َو ۡليَ ۡا ُخ ُذ ۡو ا ِۡحذَر ُه مۡ َواَ ۡ لِس
َ ص لُّ ۡوا َم َع
َ ُص لُّ ۡاو فَ لي
ۡ ۡ ِۡ ۡ ِ
َ ُف ةٌ اُ ٰخرى لَ مۡ يKِ ُكمۡ ۖ َولتَ ات طَٓا َِٕٕٮKِم ۡن َّو َرٓا ِٕٕٮ
Kontekstual Penafsiran), Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an dan Al-Hadits Vol 14 No 1 Tahun 2020, hlm
57.
9
Muhammad Baqir Hakim, “Ulumul Qur’an”, Diterjemahkan oleh Nashirul Haq.
10
K.H.Q. Shaleh dan H.A.A. Dahlan, “Asbabun Nuzul” (Latar Belakang Turunnya Ayat-
ayat Al-Qur’an), (Bandung: Diponegoro, 2017), hlm 164-165.
اح َعلَ ۡي ُك مۡ اِ ۡن َكا َن بِ ُك مۡ اَ ًذى ِ ِ ِِ ِ ِ ۡ
َ َتَ غُفلُ ۡوَن َع ۡناَ ۡسل َحت ُك مۡ َواَ مۡ ت َعت ُك مۡ َفيَم ۡيلُ ۡوَن َعلَ ۡي ُك مۡ َّم ۡيلَةً َّواح َد ًة ؕ َواَل ُجن
ضعُ ۡۤاو اَ ۡسلِ َحتَ ُكمۡ ۚ َو ُخ ُذ ۡوا ِح ۡذَر ُكمۡ ؕ اِ َّن ال ٰلّهَ اَ َع َّد لِ ۡل ٰك ِف ِر ۡي َن َع َذابًا ُّم ِه ۡينًا ٰۤ ِّم ۡنَّمطَ ٍر اَ ۡو ُك ۡنـتُ مۡ َّم ۡر
َ َضى اَ ۡنت
َّ الص ٰلو َة فَا ۡذُك ُروا ال ٰلّهَ قِيَ ًاما َّو ُقعُ ۡوًدا َّو َع ٰلى ُجنُ ۡوبِ ُكمۡ ؕ ۚ فَِا َذا ا ۡط َم ۡانَ ۡنتُ مۡ فَاَقِ ۡيُموا
الص ٰلو َة ۚ اِ َّن َۡ َفَِا َذا ق
َّ ضيتُ ُم
11
Ibid., h1m. 66.
12
Rosihon Anwar, hlm 62-65.
Dengan adanya pendidikan manusia akan sesuai dengan fitrah-fitrah
kehidupan manusia adalah menjalani kehidupan ini sesuai dengan aturan-
aturan kehidupan yang telah ditetapkan oleh penciptanya. Pendidikan sangat
penting dalam mempengaruhi manusia terutama dari anak-anak menjadi
generasi penerus bangsa ini.13
Al-Qur’an yang hakikat keberadaannya sudah diyakini atas kebenarannya
memberikan nilai-nilai serta faedah tersendiri dalam pendidikan disetiap asbab
an-nuzulnya, antara lain:
1. Untuk membersihkan akal dan menyucikan dari segala bentuk syirik serta
memantapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi Allah.
2. Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan
4. Untuk mengajak manusia berfikir dan bekerjasama dalam bidang
kehidupan bermasyarakat dan bernegara
5. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit
dan penderitaan hidup serta pemerasan manusia dalam bidang sosial,
ekonomi, politik, dan juga agama
6. Untuk memadukan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih
sayang
7. Untuk memberi jalan tengah antara falsafah monopoli kapitalisme dengan
falsafah kolektif komunisme
8. Untuk menekankan peranan ilmu dan teknologi, guna menciptakan satu
peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia dengan panduan Nur
Ilahi14
9. Mengetahui hukum Allah secara tertentu terhadap apa yang disyariatkan-
Nya
10. Menjadi penolong dalam memahami makna ayat dan menghilangkan
kemuskilan-kemuskilan di sekitar ayat itu.15
13
M. Arifin, “Filsafat Pendidikan Islam”, (Jakarta: Bina Ilmu, 1991), hlm 87.
14
Quraish Shihab, “Membumikan Al-Qur’an”, (Bandung: Mizan, 1992), Cet 2, hal 12-13.
15
Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, “Ilmu Al Qur’an dan Tafsir”, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2016), Edisi 3 Cet 8, hal 54.
KESIMPULAN
Para Ulama sepakat bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang turun, ada yang
melalui asbab al-nuzul dan ada yang tidak melalui asbabun nuzul. Pernyataan
tersebut bisa dipakai jika dipahami bahwa yang dimaksud dengan asbabun nuzul
ialah peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat yang berisi
masalah-masalah hukum, namun secara umum bahwa al-quran diturunkan untuk
memberi petunjuk bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA