Anda di halaman 1dari 11

BEDAH BUKU DR.

RIANT NUGROHO
KEBIJAKAN PENDIDIKAN YANG UNGGUL
(Kasus Pembangunan Pendidikan di Kabupaten Jembrana 2000-2006)
Mata Kuliah : Kebijakan dan Kepemimpinan PAI
Dosen Pengampu : Dr. Sabarudin, M.Si

Disusun oleh:
ABDUL HAFIZ ALFATONI
20204012023
MAULANA ILYAS AS’ARI
20204012039

PROGRAM STUDI
MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2021
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Secara sederhana bedah buku didefenisikan sebuah kegiatan
mengungkapkan kembali isi suatu buku yang ditulis oleh penulis secara ringkas,
dan dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku
tersebut. Dengan demikian buku yang ditulis dijelaskan oleh penulis dan
dikomentari oleh pembaca maupun pembedah.
Bedah buku tentu sangat berkaitan dengan dunia tulis menulis. Menulis
merupakan sebuah kegiatan intelektualitas yang sangat bermanfaat bagi penulis
atau pembaca. Dengan menulis kita bisa menuangkan isi pikiran kita terhadap
sesuatu. Dengan menulis kita bisa berekspresi dengan bebas terkait keilmuan
yang berkembang. Sehingga bisa dikatakan sebuah karya tulisan sebagai
perwakilan ekspresi dari pemikiran sang penulis untuk ditransfer kepada semua
pembaca dimanapun berada.
Berdasarkan uraian di atas, kami termotifasi untuk membedah buku yang
berjudul “Kebijakan Pendidikan yang Unggul”.
Sebagai seorang spesialis kebijakan publik, Nugroho kembali melahirkan
buku yang berjudul Kebijakan Pendidikan yang Unggul, hasil pengamatan
penulis terhadap keadaan pendidikan nasional dewasa ini yang kurang
menjanjikan. Nugroho melihat adanya kebijakan pendidikan yang tidak
konsisten yang dapat berakibat fatal terhadap pembinaan generasi muda dan
nasib dari bangsa Indonesia.
Dunia dewasa ini berkembang dengan sangat pesat yang perlu diikuti
oleh strategi pendidikan nasional yang tepat pula agar dapat terbinanya sumber
daya manusia Indonesia yang berkualitas sehingga dapat mempertahankan diri
dari arus perubahan global. Pemahaman mengenai kebijakan pendidikan dan
kebijakan publik telah merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat modern.
Paling tidak dari pengalaman negara-negara maju maupun negara-negara
berkembang kita dapat menarik pelajaran dan bisa dijadikan cermin di dalam
menelaah perkembangan kebijakan pendidikan dan kebijakan publik di
Indonesia dari zaman kolonialisme sampai era reformasi.
Buku ini memberikan analisis hubungan yang ideal antara kebijakan
pendidikan dan kebijakan publik yang diterapkan di negara kita. Dari analisis
tersebut digali berbagai pengalaman di dalam perumusan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan yang selama ini dikaitkan dengan perumusan kebijakan
publik yang pada hakikatnya kedua jenis kebijakan tersebut bertumpu pada
objek yang sama, yaitu manusia Indonesia sebagai subjek. Di dalam analisis itu
dicari titik-titik temu dari kedua kebijakan tersebut yang pada hakekatnya
merupakan kebijakan publik. Perbedaannya hanya terletak pada fokus yang
berbeda, namun keduanya berada pada tataran yang sama.
Apabila pendidikan berfokus kepada perkembangan anak manusia
Indonesia sebagai pribadi yang merdeka dan bertanggung jawab atas
keanggotaanya sebagai warga negara Indonesia yang pluralistik, maka kebijakan
publik harus berfokus kepada kepentingan bersama dari insan Indonesia dalam
membangun negara bangsa yang makmur, kuat dan berkeadilan.

B. ISI BUKU KEBIJAKAN PENDIDIKAN UNGGUL


1. Bagian Pertama
Gambaran Umum Kebijakan

Kebijakan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Polis”


yang artinya kota city. Dalam hal ini, kebijakan berkenaan dengan gagasan
pengaturan organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama diterima
pemerintah/lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha mengejar
tujuannya.1 Abidin menjelaskan kebijakan adalah keputusan pemerintah yang
bersifat umum dan berlaku untuk seluruh anggota masyarakat.2
Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal
organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk
menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat. Kebijakan akan menjadi rujukan
utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berprilaku .3
Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda
dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih adaptif dan
1
Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 75
2
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, (Jakarta: Suara Bebas, 2006), 17
3
William N Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Jogjakarta: Gajah Mada University
Press, 2003), 6.
interpratatif, meskipun kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, dan apa yang
tidak boleh”. Kebijakan juga diharapkan dapat bersifat umum tetapi tanpa
menghilangkan ciri lokal yang spesifik. Kebijakan harus memberi peluang
diinterpretasikan sesuai kondisi spesifik yang ada.
Sedangkan menurut United Nation sebagaimana dikutip oleh Solichin
(2014) Kebijakan merupakan pedoman untuk bertindak. Pedoman itu bisa saja
amat sederhana atau kelompok, bersifat umum atau khusus, luas atau sempit,
kabur atau jelas, longgar atau terperinci, bersifat kualitatif atau kuantitatif,
publik atau privat. Kebijakan dalam maknanya seperti ini mungkin berupa suau
deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu,
suatu program mengenai aktivitasaktivitas tertentu, atau suatu rencana. Pendapat
ini diperkuat oleh Friedrich dan Knoepfel (2007) yang memaknai kebijakan
sebagai sebuah rangkaian keputusan atau tindakantindakan sebagai akibat dari
interaksi terstruktur dan berulang diantara berbagai aktor, baik
publik/pemerintah maupun swasta yang terlibat berbagai cara dalam merespons,
mengidentifikasikan, dan memecahkan suatu masalah yang secara politis
didefinisikan sebagai publik. 4
Dari definisi kebijakan di atas, memberikan makna bahwa kebijakan
sering dipergunakan dalam konteks tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh para aktor dan institusi-institusi pemerintah serta perilaku
pada umumnya. Makna kebijakan juga sering dikonotasikan dengan sebagai
politik karena membawa konsekwensi politis dan perilaku politik. Dengan
makna lain kebijakan adalah a means, alat untuk mencapai sebuah tujuan.
Kebijakan publik pada akhirnya menyangkut pencapaian tujuan publik. Artinya,
kebijakan publik adalah seperangkat tindakan pemerintah yang didesain untuk
mencapai hasil-hasil tertentu yang diharapkan oleh publik sebagai konstituen
pemerintah. Sebuah kebijakan tanpa tujuan tidak memiliki arti, bahkan tidak
mustahil akan menimbulkan masalah baru.

4
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan: dari Formulasi Ke Penyusunan Model-Model
Implementasi Kebijakan Publik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 9
2. Bagian Kedua
Pemahaman Teori: Pembangunan Dan Pendidikan Dalam Kontek Otonomi
Daerah

a. Pembangunan
Istilah pembangunan diperkanalkan kepada publik dunia oleh
Presiden Ammerika Serikat Harry S Truman. Pada tanggal 20 januari 1949,
pada pidato pelantikannya sebagai Presiden AS, ia memperkenalkan istilah
baru kepada dunia, yaitu “kawasan belakang” underdeveloped areas yang
memerlukan “pembangunan” development.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses yang melekat pada setiap
kehidupan bersama berjalan sepanjang perjalanan umat manusia.
c. Otonomi Daerah
Pemahamaan otonomi daerah di Indonesia dilandaskan kepada
kebijakn publik tentang otonimi daerah, yaitu UU No. 32/2004 tentang
Pemerintah Daerah, yang menyebutkan bahwa otonomi daerah adalah hak,
wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyrakat setempat sesuia
dengan peraturan undang-undang.
d. Pendidikan dan Desentralisasi
Dalam rangka meningkatkan keberhasilan pembangunan dalam
ukuran efisien dan kesesuaian, maka disenggarakan desentralisasi dalam
penyelenggaraan pembangunan. Desentralisassi dipahami sebagai
pendelegasian sejumlah wewenang yang lebih rendah. Sedangkan
pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak
dan remaja, agar mereka mempunyai kemampuan dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan dan tugas sosial mereka.
e. Kebijakan Publik dan Kebijakan Negara
Menurut Kamus Cambridge, kebijakan publik adalah kebijakan
pemerintah yang memengaruhi setiap orang di suatu negara atau negara
bagian atau kebijakan secara umum. Kebijakan negara diperuntukkan untuk
kepentingan negara. Contoh: kebijakan moneter negara, kebijakan luar
negeri, dll. Menurut James E Anderson ( dalam Islamy,2004 : 19)
kebijaksanaan negara adalah kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah.
f. Politik, Kekuasaan dan Kebijakn Publik
Kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti kota
yang berstatus negara (city state). Aristoteles dan plato menganggap politik
adalah suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik yang terbaik
sedangkan Kekuasaan merupakan kewenangan yang bisa didapatkan oleh
seseorang/kelompok untuk menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan.

3. Bagian Ketiga
Fenomena Jembaran

Kabupaten Jembrana adalah satu dari 9 Kabupaten dan Kota yang ada di
propinsi Bali, terletak di belahan barat pulau Bali. Kabupaten Jembrana tediri
dari 4 Kecamatan, 42 Desa, 9 Kelurahan, 209 Dusun, 35 Lingkungan, 65 Desa
Adat dan 261 Banjar Adat. Jumlah penduduk tahun 2005 adalah 258.078 jiwa
dengan kepadatan 307 jiwa/Km.
a. Rumusan Kebijakan
Kebijakan yang pertama terbit adalah kebijakan tentang pembebasan
iuran wajib pada sekolah negeri sebelum diatur dengan Keputusan Bupati
Nomer 24 tahun 2003 tentang pembebasan iuran wajib pada SD,
SLTP,SMU dan SMK Negeri di kabupaten Jembrana, yang ditandatangani
pada tanggal 22 januari 2003. Kebijakan kedua nomer 1615 tahun 2004
pemberian beasiswa kepada setiap jenjang pendidikan . kebijakn yang ketiga
adalah Perda No 10/2006 tentang subsidi pendidikan di masing jenjang
pendidikan.
b. Implementasi Kebijakan
Impelemtasi kebijakan di jembaran lebih ditekankan kepada
bagaiman pengoktimalan dari berbagai aspek diantaranya: Strategi
Kelembagan, Startegi Anggaran, Manejemen Sekolah, Komite Sekolah dan
Dewan Pendidikan sehingga kebijakaan pendidikan di Jembran dapat
terstruktur dengan baik agar tercapainya Pendidikan yang unggul.
c. Kinerja Kebijakaan
Kinerja kebijakan pendidikan di Jembrana di kelompokan menjadi
indikator-indikator kinerja diantaranya: Angaka Partisipasi Kasar (APK),
Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Putus Sekolah (APS) atau Drop
Out, Tingkat Kelulusan Dan Tingkat Melanjutkan, Indek Pembangunan
Manusia, Tingkat Pendidikan PNS, Dukungan Kepada Elit Politik.
Sehinggga Kinerja pendidikan yang ada di Jembrana terstruk dengan baik.
d. Lingkungan Kebijakan
Lingkungan kebijakan di Jembrana dijelaskan bahwa kebijakan
terpusat kepada Bupati, DPRD serta Politisi-politisi yang ada di Kabupaten
Jembrana, akan tetapi yang lebih berperan penting dalam hal ini ialah
Bupati Jembran sendiri.

4. Bagian Ke Empat
Tentang Kebijakan Pendidikan Yang Unggul

a. Rumusan Kebijakan
Kebijakan di Jembrana terdiri dari dua keputusan Bupati dan dua
keputusan Daerah (Perda), yaitu: pertama keputusan Bupati Nomer 24 tahun
2003 tentang pemebesan iuran wajib pada SD, SLTP, SMU dan SMK
Negeri di kabupaten Jembrana. Kedua keputusab Bupati Nomer 1615 tahun
2004 tentang pemberian beasiswa kepada siswa tingkat pada SD, SLTP,
SMU dan SMK yang memeperoleh nilai surat tanda kelulusan (STP)
tertinggi dan berprestasi di bidang olah raga. Ketiga Perda Nomer 10/2006
tentang subsidi biaya pendidikan pada TK, SD, SMP, SMA, SMK Negeri di
Kabupaten Jembrana. Keempat Perda Nomer 14/2006 tentang pembrian
beasisiwa kepada siswa yang tidak mampu pada sekolah Swasta dan Siswa
yang berprestasi di sekolah Negeri maupun Swasta di kabupaten Jembrana.
b. Impelementasi Kebijkan
Implementasi kebijakan pada dasarnya adalah yang menentukan
dalam kebijakan publik. Dengan memahami pemikiran tentang inpelmentasi
kebijakan, dalam buku ini menjelaskan beberapa bagian dari implementasi
kebijakan yang di nilai menjadi leveraging faktor bagi keberhasilan kinerja
kebijakan pendidikan Jembrana diantranya: Kelembagaan pendidikan di
tingkat dinas, Anggara pendidikan, Manejemen sekolah, Lembaga swadaya
masyarakat internal sekolah: komite sekolah, Lembaga swadaya masyarakat
eksternal sekolah: dewan pendidikan Jembrana dan Model kelembagaan dari
implementasi kebijakan.
c. Kinerja Kebijakan
Kinerja kebijakan pendidikan di Jembrana di kelompokan menjadi
indikator-indikator kinerja diantaranya: Angaka Partisipasi Kasar (APK),
Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Putus Sekolah (APS) atau Drop
Out, Tingkat Kelulusan Dan Tingkat Melanjutkan, Indek Pembangunan
Manusia, Tingkat Pendidikan PNS, Dukungan Kepada Elit Politik.
Sehinggga Kinerja pendidikan yang ada di Jembrana terstruk dengan
baik.perbedaan dari bab sebelumnya dalam hal ini lebih condong ke hasil
kerja dari masing-masing lembaga.
d. Lingkungan Kebijakan
Ada tiga faktor penentu di dalam lingkungan kebijakan yang
menentukan keberhasilan atau sebaliknya kegagalan kebijakan publik
diantaranya. Pertama faktor pemimpin, didalam arti pemimpin atau (leader),
secara khusus Bupati, yang mempunyai kemimpinan (leadership), kedua
stabilitas politik lokal dan ketiga fluktuasi lingkungan kebijakan.
e. Proses Kebijakan
Analisi kritis terhadap proses kebijakan pendidikan, sebagai salah
satu bentuk kebijakan publik di jembrana, meneukan bahwa proses
kebijakan berbeda dengan proses-proses kebijakan publik yang di kenal
pada pustakaan kebijakan publik.
f. Sifat Hubungan atau Relasi Kebijakan Pendidikan di Daerah Dengan
Kebijakan Publik di Daerah. Tujuan dari setiap daerah, sebagaimana setiap
negara, pada dasarnya adalah mencapai kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat di Negara tersebut..
g. Sifat Hubungan Atau Relasi Kebijakan Pendidikan dengan Kebijakan
Pendidikan di Pusat. Kebijakan pendikan Jembrana merupakan dari
kebijakan Pendidikan Nasional. Kebijkana publik di sektor pendidikan di
tingkat Nasional di rumuskan pada Undang-undang Nomer 20 tahun 2003
tentang sisitem pendidikan Nasional. Pasal 3 menyebutkan bahwa:
‘’Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab’’
h. Beberapa Model Kebijakan Pendidikan di Beberapa Daerah Otonom.
Daerah-daerah yang mempunyai otonom diantaranya: Kabupaten
kutai kartanegara, Kabupaten bengkalis, Nanggroe aceh adrussalam dan
Daerah otonomi lain semua ingin memajukan sumber daya Manusia (SDM)
dengan membuat kebijakan tentang pendidikan akan tetapi tidak sesuai
dengan perencanaan yang ada, tidak seperti yang dilakukan oleh pemerintah
daerah Jembarana yang berhasil membuat kebijkan yang unggul dalam
dunia pendidikan sehingga dapat diraskan sampai saat ini.

5. Bagian kelima
Simpulan dan pembelajaran

Jemberan merupakan sebuah kabupaten dengan sumberdaya yang sangat


terbatas, khususnya secara keungan, baik dari segi APBD maupun PAD, ia
berhasil meningkatkan pendidikannya, dari indikator formal pembangunan
pendidikan, yaitu angka partisipasi kasar (APK), angka parisipasi murni (APM).
Angka putus sekolah (APS) Drop out, Tingkat Kelulusan dan kinerja pendidikan
secara umum, melalui kebijakan publik di bidang pendidikan yang
dikembangkannya.
Faktor-faktor yang menyebabkan keunggulan kebijakan pendidikan di
Jembrana diantaranya lingkungan kebijakan, modifikasi proses kebijakan,
modifikasi implementasi kebijakan, rumusan kebijakan, kinerja kebijakan, sifat
hubungan atau relasi kebijakan pendidikan dengan kebijakan publik di daerah
dan sifat hubungan atau relasi kebijakan pendidikan Jembrana dengen kebijakan
pendidikan Nasional.

C. KESIMPULAN
Kebijakan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Polis” yang
artinya kota city. Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal
organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk
menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat.
Dari keterpurukan pendidikan di Jembrana hingga meningkat seacra derastis
menjadi Daerah yang Pendidikannya sangat unggul, salah satu penyebabnya ialah
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Daerah (Bupati) yang lebih menitik beartakan
kebijakannnya ke duania pendidikan, sehingga anggaran pendapatan daerah (APBD)
yang ada, dapat dioptimalkan secara baik dengan membuat lembaga pendidikan yang
unggul serta mengawasi segala seautu yang berhubungan dengan pendidikan yang
ada di Jembrana.
DAFTAR PUSTKA

Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik (Jakarta: Suara Bebas, 2006).

Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan: dari Formulasi Ke Penyusunan Model-


Model Implementasi Kebijakan Publik (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).

Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).

William N Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Jogjakarta: Gajah Mada


University Press, 2003).

Nugroho, Dr Riant, Kebijakan pendidikan yang Unggul, (Yogyakarta: Pustka Pelajar,


2013).

Anda mungkin juga menyukai