TINJAUAN PUSTAKA
teori berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi pedoman dalam penelitian. Berdasarkan
hasil observasi awal yang berkaitan dengan penelitian. Pada bab ini, peneliti mengkaji
beberapa teori yang relavan dengan permasalahan penelitian sehingga akan diperoleh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kebijakan adalah rangkaian konsep dan
asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat di terapkan pada pemerintahan,
organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan
peraturan dan hukum, kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling
mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula
tujuan eksplesit.
Kebijakan dapat juga bearti sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis
berbentuk keputusan yang dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil
keputusan puncak dan bukan kegiatan- kegiatan berulang yang rutin dan terperogram
“Serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang maupun kelompok,
kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan
yang di maksud” Maksud dari kebijakan sebagai bagian dari kegiatan, Friedrich
Sebuah kebijakan adalah Hipotesis yang berisi kondisi awal dan perkiraan
konsekuensi kebijakan dan politik menjadi istilah yang sama sekali berbeda. Bahan serta
retorika menjadi instrument utama rasional public. Seperti yang di kemukakan Lasswell
pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi maupun kebijakan
pemerintah
kebijakan
mencapaihasil
Policy (kebijakan) adalah suatu tindakan berpola yang mengarah pada tujuan dan
menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda. istilah ini sering
adalah rangkaian pedoman atau konsep dan asas yang menjadi acuan dalam
pelaksanaannya suatu aktivitas dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang dicirikan
oleh perilaku yang konsisten dan berulang baik dari yang membuat maupunyang
menantinya.
Secara etimologis public berasal dari sebuah kata dalam bahasa yunani yakni
yuanani istilah koinom atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai dengan kata common
yang bermakna hubungan antar individu. Oleh karena itu, public sering kali
dikonsepkan sebagai sebuah ruang yang berisi aktifitas manusia yang dipandang perlu
untuk di investasi oleh pemerintah atau antar sosial atau setidaknya oleh tindakan
bersama.
Frederickson (dalam Abidin,2017:9) menjelaskan lima model formal yang
berkaitan dengan kedudukan konsep public yang umum digunakan dalam ilmu- ilmu
sosial untuk dikaji dalam rangka revitalisasi konsep tersebut, sehinga diharapkan
muncul suatu perspektif baru yang menjadi esensi administrasi publik modern.
pemerintah yang berada pada paling dekat dengan public dengan segala
untuk public. Mempunyai tugas untuk melayani public yang terdiri atas
2. Perspektif kewarganegaraan
meriotraksi. Kedua, tuntutan agar setiap warga Negara diberi informasi yang
cukup agar dapat aktif dalam berbagai kegiatan publik dan memahami
3. Perspektif pluralis
kepentingan yang sama akan bergabung satu sama lain dan membentuk
pemerintahan
4. Perspektif pilihan publik
Persperktif ini berakar pada tradisi pemikiran utilitarian yang menekan pada soal
5. Perspektif legislative
secara langsung pada kenyatan nya banyak pemerintahan yang demokratis namun
bahwa setiap pejabat yang di angkat untuk mewakili kepentingan public, sehingga
yang dilakukan oleh pejabat pemerintah pada setiap tingkatan pemerintah pada setiap
publik. Lebih lanjutnya adalah proses penentuan suatu kebijakan mencakup lima tahapan
kebijakan publik (3) melakukan advokasi kebijakan publik (4) melaksanakan kebijakan
pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintahan
baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat”
kebijakan publik adalah keputusan atau ketetapan pemerintah untuk melakukan sebuah
tindakan yang di anggap akan membawa dampak bagi kehidupan masyarakat. Dalam
kaitannya dengan definisi para pakar tersebut, peneliti meyimpulkan kebijakan publik adalah
keputusan- keputusan pemerintah yang mengikat orang banyak pada tataran tindakan
pelaksanaan kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Dalam tahapan- tahapan yang ada dalam
kebijakan publik bisa dilihat keterlibatan publik yang ukuran mengenai tingkat ketaatan
suatu negara kepada amanah rakyat yang berkuasa diatasnya. Perlunya melakukan
beberapa hal untuk mengabulkan pelaksanaan kebijakan tersebut agar menjadi lebih
efektif dengan beberapa hal berikut yaitu diadakannya patung hukum yang mengatur
pembiayaan anggaran dan struktrur pelaksana yang jelas agar lebih transparan, dan yang
terakhir perlu diadakannya kontrol publik dengan kata lain sebagai suatu metode yang
cukup rumit karena menyertakan banyak proses dan variabel yang perlu dibahas.
Maka dari itu, perlu adanya pembagian mengenai proses-proses saat menyusun
kebijakan publik dalam beberapa bagian atau siklus yang perlu dilakukan oleh beberapa
pakar politik yang memiliki ketertarikan untuk mengkaji kebijakan publik. Menurut
tujuan untuk mempermudah kita saat mempelajari kebijakan publik. Tetapi, dalam
tahapan atau siklus kebijakan publik ada beberapa tokoh maupun ahli yang membaginya
dengan urutan berbeda-beda. Tahap-Tahap atau siklus kebijakan publik adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Siklus Kebijakan Publik
Penyusunan Agenda
Formulasi Kebijakan
Adopsi Kebijakan
Implementasi Kebijakan
Evaluasi Kebijakan
Pada penyusunan agenda kebijakan publik mengharuskan para pemangku
kepentingan yang telah dipilih untuk menempatkan masalah, dimana pada awalnya
masalah -masalah yang ada tersebut diseleksi untuk dapat masuk pada agenda kebijakan
dan nantinya hanya ada beberapa permasalahan saja yang masuk dalam agenda
kebijakan tersebut yang akan dilakukan oleh para pembuat kebijakan. Pada tahap
sedangkan permasalahan lain yang telah dipilih akan menjadi fokus dalam diskusi yang
nantinya akan dilakukan atau mungkin adanya beberapa masalah yang tidak dipilih
tersebut memiliki alasan tertentu yang akan tertunda salam waktu yang belum diketahui.
suatu jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan masalah yang ada dari
yang ada. Pada formulasi kebijakan ini nantinya jalan keluar atau solusi yang
sudah ada tersebut akan tetap bersaing agar dapat dipilih oleh para perumus
pada tahap ini juga bermain peran yang sangat penting untuk bersaing dengan
terbaik.
Para pembuat kebijakan yang menawarkan banyak sekali alternatif solusi pada
permasalahan yang ada, alhasil hanya satu dari alternatif solusi kebijakan yang
Adanya alternatif sebagai solusi pada pemecahan masalah yang telah ditetapkan harus
tingkat atas sampai bawah karena tahap ini adalah tahap yang penting.
bagian-bagian administrasi yang menjalankan mulai dari sumber daya manusia nya
dan juga sumber daya keuangan. Sama halnya dengan tahap yang lain, pada tahap ini
juga akan sama-sama bersaing karena implementasi kebijakan yang telah ada beberapa
memperoleh dukungan atau bahkan mendapat penentangan dari para pelaksana yang
Jika ingin mengetahui seberapa besar keberhasilan pemecahan masalah yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam kebijakan yang ada, maka setelah
diimplementasikan pada tahap ini akan dilakukan penilaian atau evaluasi. Maka dari
itu, ditetapkan standard dan kriteria yang menjadi landasan untuk melihat dan menilai
kebijakan publik yang telah dilaksanakan sudah meraih dampak dan berjalan sesuai
merupakan tahapan dari proses kebijakan segera setelah penerapan undang- undang.
Implementasi Kebijakan adalah apa yang terjadi setelah undang-undang di tetapkan yang
memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan atau jenis keluaran nyata lainnya.
Warwik sebagaimana di kutip Eko Handoyo (2012) menyebutkan implementasi
kebijakan sebagai sumber daya untuk menjalankan program, implementor harus berhubungan
cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya dengan tidak kurang dan tidak lebih.
Untuk dapat mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada,
kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Secara umum
Publik
kebijakan publik
Proyek
Kegiatan
Sumber : Nugroho,2012
pemanfaat
Berdasarkan Gambar 2.1 Diketahui bahwa (beneficiaries
proses implementasi )
kebijakan publik
masyarakat yang pada akhirnya ,kegiatan tersebut dapat bermanfaat kepada masyarakat atau
publik.
Dalam kaitannya dengan definisi-definisi di atas tersebut ,peneliti meyimpulkan
Implementasi kebijakan publik adalah kegiatan untuk menjalankan kegiatan yang di lakukan
lakukan oleh sekelompok organisasi atau pemerintahan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.
memiliki dua pendekatan yang digunakan untuk memahami implementasi kebijakan saat
dijalankan. Pendekatan tersebut terdiri dari atas ke bawah (top down) dan juga bawah ke atas
(bottom up). Guna menelaah bagaimana berjalannya implementasi kebijakan publik yang
telah dilakukan oleh para implementator, maka perlu dikaji dari beberapa faktor dan
kebijakan dari suatu model. Pada implementasi kebijakan publik, terdapat banyak sekali
model – model kebijakan pubik dari para ahli. Dari adanya model-model kebijakan tersebut,
berupaya untuk mendefinisikan berhasil atau tidaknya suatu pelaksanaan kebijakan yang
Dengan Direct and Indirect Impact on Implementation. Dalam pendekatan yang diteorikan
oleh Edward III, Terdapat empat Variabel yang sangat menentukan keberhasilan
implementasi suatu kebijakan yaitu : (1) Komunikasi; (2) Sumberdaya; (3) Disposisi; (4)
Struktur Birokrasi.
1. Komunikasi
pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang mereka kerjakan. Pengetahuan atas
apa yang akan mereka kerjakan dapat berjalan apabila komunikasi berjalan dengan
diperlukan agar para pembuat keputusan dan para implementor akan semakin
masyarakat.
2. Sumber daya
adalah sumber daya. Sumber daya merupakan hal penting lainnya dalam
Agustino,2008: 151-152). Indikator sumber daya terdiri dari beberapa elemen, yaitu :
yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya disebabkan oleh
Penambahan jumlah staf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan harus
mengetahui apa yang harus mereka lakukan saat di berikan perintah. Kedua,
Informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan
dalam konteks lain, ketika wewenang formal tersebut ada, makasering terjadi
atau kelompoknya.
tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi
3. Disposisi
disposisi. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi menurut George
kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah
ditetapkan.
b. Insentif, Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untuk
keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan menjadi faktor pendorong yang
membuat para pelaksana kebijkan melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini
4. Struktur Birokrasi
Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang, ketika
struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan
menyebabkan sumber daya yang menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya
kebijakan
GAMBAR 2.1
atas dapat disimpulkan bahwa, model pendekatan ini memiliki empat variabel atau faktor
yang sangat berkaitan untuk mencapai suatu keberhasilan tujuan dari implementasi kebijakan
dilihat dari sisi komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi yang
menjalankannya.
Van Meter dan Van Horn (Agustino, 2008) mendefenisikan implementasi kebijakan
ialah suatu tindakan yang akan dilakukan baik oleh individu maupun dalam kelompok dan
yang telah ditentukan oleh sebuah keputusan kebijaksanaan, mereka menekankan bahwa
tahapan implementasi baru terjadi selama proses legitimasi dilalui dan pengalokasian
sumber daya, dana yang telah disepakati tidak pada saat dimulai pada saat tujuan dan
Meter dan Horn mengemukakan suatu model dasar yang mencakup enam variabel
yang membentuk keterkaitan antara kebijakan dengan kinerja. Dalam kebijakan ini
variabel terikat adalah kinerja, yang didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana standar dan
2. Sumber Daya
3. Karakteristik Organisasi
Secara rinci variabel-variabel implementasi kebijakan publik Van meter danVan Horn
tahapan yang paling krusial proses implementasi kebijakan untuk menilai sejauh
ukuran dasar dan tujuan-tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh dan juga
2. Sumber Daya
kebijakan. Setiap tahap implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah
ditetapkan secara politik.
Pusat Perhatian Pada Agen Pelaksana Meliputi Organisasi Formal dan Organisasi
informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat
4. Sikap/Kecenderungan
Sikap penerima atau penolakan agen pelaksana akan sangat banyak mempengaruhu
oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setemoat
yang mengenal betul persolan dan permasalahan yang mereka rasakan tetapi
6. Lingkungan Ekonomi,Sosial,Politik
Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi kebijakan
publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi
sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya
Gambar 2.2
Model Pendekatan The Policy Imolementation Process
Berdasarkan model yang telah diaparkan di atas, dapat ditarik kesimpuan bahwa
model pendekatan milik Van Metter dan Van Horn ini berasal dari perbedaan pada proses
implementasi karena dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang dilaksanakan. Model ini
menjelaskan bahwa kinerja kebijakan dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas yang saling
berkaitan dari keenam variabel dan pada keenam variabel tersebut juga terdapat indikator-
indikator yang benar-benar bisa mengukur dari awal pembentukan kebijakan berdasarkan
Pada model yang dirumuskan oleh Merilee S. Grindle (1980) ini biasa dikenal sebagai
proses politik dan administrasi. Grindle juga berpendapat bahwa dalam implementasi
kebijakan terdapat dua hal yang dapat mempengaruhinya (Agustino, 2014:154). Dalam
keberhasilan suatu implementasi kebijakan mampu dinilai dari hasil akhirnya yakni
tujuan yang akan dicapai tersebut akan tercapai atau tidak.
menyatakan bahwa selain dipengaruhi oleh Content of Policy (isi kebijakan) dan
yang sudah dirancang dan pendanaan yang cukup. Menurut Grindle dalam Agustino
(2014:154), terdapat dua variabel yang menjadi pengukur tingkat dari keberhasilan
kepentingan tersebut.
b. Tipe Manfaat
Tipe manfaat yang dimaksud disini berupaya menjelaskan jika pada suatu
kebijakan perlu menghasilkan adanya dampak baik atau positif saat kebijakan
Pada bagian ini menjelaskan mengenai sejauh mana perubahan yang nantinya akan
diraih dari implementasi kebijakan dan perlu memiliki targer skala derajat yang jelas.
d. Letak Pegambilan Keputusan
memiliki andil yang sangat penting. Hal tersebut harus dilakukan oleh
Suatu kebijakan tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak ada implementator
yang bertugas memiliki keterampilan dan ahli dalam pelaksanaannya, maka dari itu
implementator disini merupakan bagian yang terpenting dalam suatu kebijakan agar
baik.
melaksanakan kebijakan tersebut. Oleh karena itu, pada poin ini membahas mengenai
kakteristik yang ada pada suatu lembaga pemerintahan yang nantinya akan
Adanya tingkat dan tindakan dari pelaksana merukapan suatu proses yang penting
dalam pelaksanaan suatu kebijakan, karena dari sinilah dapat dilihat seberapa besar
kepatuhan dan repon yang dilakukan para penyelenggara dalam menyikaspi suatu
kebujakan.
disimpulkan bahwa model tersebut memiliki dua hal yang dapat menentukan keberhasilan
pelaksanaan suatu implementasi kebijakan publik dilihat dari isi kebijakan yang terbagi
menjadi enam indikator didalamnya agar lebih memperjelas isi dari kebijakann dan kontkes
membahas menganai para aktor-aktor pelaksana serta karakteristik yang dimilikinya dalam
Pada model yang dirumuskan oleh Merilee S. Grindle (1980) ini biasa dikenal
sebagai proses politik dan administrasi. Grindle juga berpendapat bahwa dalam
2014:154). Dalam keberhasilan suatu implementasi kebijakan mampu dinilai dari hasil
akhirnya yakni tujuan yang akan dicapai tersebut akan tercapai atau tidak.
menyatakan bahwa selain dipengaruhi oleh Content of Policy (isi kebijakan) dan Contex of
kebijakan hingga tercapainya hasil berdasarkan pada aktivitas program yang sudah
dirancang dan pendanaan yang cukup. Menurut Grindle dalam Agustino (2014:154),
terdapat dua variabel yang menjadi pengukur tingkat dari keberhasilan suatu implementasi
memiliki pengaruh yang berasal dari beragam kepentingan. Dengan artian, pada
b. Tipe Manfaat
Tipe manfaat yang dimaksud disini berupaya menjelaskan jika pada suatu
kebijakan perlu menghasilkan adanya dampak baik atau positif saat kebijakan
Pada bagian ini menjelaskan mengenai sejauh mana perubahan yang nantinya
akan diraih dari implementasi kebijakan dan perlu memiliki targer skala derajat
yang jelas.
andil yang sangat penting. Hal tersebut harus dilakukan oleh pengambil keputusan
dengan memperjelas letak tersebut agar para pelaksana dapat memahami letak
Suatu kebijakan tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak ada
baik.
melaksanakan kebijakan tersebut. Oleh karena itu, pada poin ini membahas
mengenai kakteristik yang ada pada suatu lembaga pemerintahan yang nantinya
Adanya tingkat dan tindakan dari pelaksana merukapan suatu proses yang penting
dalam pelaksanaan suatu kebijakan, karena dari sinilah dapat dilihat seberapa
besar kepatuhan dan repon yang dilakukan para penyelenggara dalam menyikaspi
suatu kebujakan.
disimpulkan bahwa model tersebut memiliki dua hal yang dapat menentukan keberhasilan
pelaksanaan suatu implementasi kebijakan publik dilihat dari isi kebijakan yang terbagi
menjadi enam indikator didalamnya agar lebih memperjelas isi dari kebijakann dan kontkes
lingkungan implementasi kebijakan yang di dalamnya terdapat tiga indikator yang membahas
menganai para aktor-aktor pelaksana serta karakteristik yang dimilikinya dalam menjalankan
suatu kebijakan.
tindakannya harus ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan
atau orientasi pada tujuan demi kepentingan seluruh masyarakat. Karenanya dalam
macam faktor, sehingga tidak terjadi pemahaman yangberbeda antara isi kebijakan yang
diberikan oleh pusat dengan persepsi aparat pelaksana di daerah. Agar nilai-nilai yang dianut
Gosita buku yang mengungkapkan bahwa perlindungan anak adalah suatu usaha untuk
melindungi anak dari tindak kekerasan agar anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya.
Perlindungan hak anak pada hakikatnya menyangkut langsung pengaturan dalam peraturan
perlindungan hak anak didasarkan dalam pertimbangan bahwa anak merupakan golongan
yang rawan dan dependent, disamping karena adanya golongan anak yang mengalami
bahwa : (1) setiap anak dalam pengasuhan orang tua , wali atau pihak lain maupun yang
3.Penelantaran
5.Ketidakadilan
Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk peralakuan
Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan anak terkait erat dengan lima pilar yakni,
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah pemerintah daerah dan negara. Kelimanya
setiap hak anak tidak dirugikan. Perlindungan anak bersifat melengkapi ha-hak lainnya
menjamin bahwa anak-anak akan menerima apa yang mereka butuhkan agar mereka dapat
bertahan hidup, berkembang dan tumbuh Akan tetapi pada kenyataannva kondisi anak-
pekerja anak, anak jalanan dan anak anak korban kekerasan seksual, eksplotasi
hak-hak asasi manusia juga penghalang yang sangat besar bagi kelangsungan hidup
2014 tentang perlindungan anak “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-hak agar dapat hidup,tumbuh berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
Definisi yang sama dinyatakan oleh save the Children Aliace (2007) bahwa
Menurut N.J. Smelser kekerasan adalah tindakan yang dilakukan untuk melukai pihak
lain yang berlawanan dengan gagasan atau pemikirannya. Ia menambah bahwa pada dasarnya
kekerasan dilakukan melalui lima tahapan, diantaranya tahapan kekerasan adalah sebagai
berikut :
2. Tekanan sosial
5. Kontrol sosial
Menurut WHO (2002:23) Kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuatan
ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau
masyarakat yang mengakibatkan memar atau trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan
Merujuk dari Kamus Umum bahasa Indonesia mengenai pengertian anak secara
etimologis diartikan dengan manusia yang masih kecil ataupun manusia yang belum dewasa.
Menurut R.A. Kosnan "Anak-anak yaitu manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan
perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk keadaan sekitarnya sungguh. Akan
tetapi, sebagai makhluk social yang paling rentan dan lemah, ironisnya anak-anak justru
sering kalidi tempatkan dalam posisi yang paling di rugikan, tidak memiliki hak untuk
bersuara, dan bahkan mereka sering menjadi korban tindak kekerasa dan pelanggaran
terhadap hak-haknya".
Oleh karna itu anak-anak perlu diperhatikan secara sungguh Di Indonesia sendiri
terdapat beberapa pengertian tentang anak menurut peraturan perundang- undangan, begitu
juga menurut para pakar ahli. Namun di antara beberapa pengertian tidak ada kesamaan
mengenai pengertian anak tersebut, karna di latar belakangi dari maksud dan tujuan masing-
Pengertian anak menurut peraturan perundang undangan dapat dilihat sebagai berikut
Poerwadarminta, Kamus mum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka : Amirko, 1984). Dalam
beberapa ketentuan hukum, manusia disebut sebagai anak ditentukan dengan Adanya
batasan usia. Dasar hukum yang mengatur tentang perlindungan anak seperti konvensi hak
hak anak, undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang sebagaimana telah
diubah menjadi undang undang nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan perempuan dan
Dalam KHA pasal satu disebutkan bahwa anak berarti setiap manusia yang berusia di
bawah 18 tahun kecuali, berdasarkan undang undang yang berlaku untuk anak anak
kedewasaan lah dicapai lebih cepat. Hal yang sama juga dijelaskan dalam undang undang
perlindungan anak dan peraturan daerah Banten nomor 9 Tahun 2014 tentang perlindungan
anak dan perempuan terhadap tindak kekerasan bahwa anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.
1. Kekerasan Secara Fisik, Kekerasan Secara Fisik Adalah ketika orangtua atau pengasuh
dan pelingdung anak memukul anak (ketika anak sebenarnya memerlukan perhatian)
pukulan anak dingat anak itu jika kekerasan fisik itu berlangsung dalam periode
tertentu kekerasan ini dilakukan seseorang berupa melukai bagian tubuh anak.
2. Kekerasan Emosional ,Kekerasan ini terjadi ketika orang tua atau pelindung anak
kelaparan karena orang tua terlalu sibuk atau tidak ingin di ganggu pada waktu itu. Ia
boleh menjadi, mengabaikan kebutuhan anak untuk di peluk atau dilindungi. Anak
akan mengikat semua kekerasan emosional jika kekerasan emosional itu berlangsung
konsisten orang tua termasuk melakukan prilaku keji pada anaknya akan terus
menetap oleh ruang lingkup rumah tangga tersebut (seperti anak,istri, pekerja Rumah
Tangga), Pemaksaan berhubungan seksual secara tidak wajar dengan orang lain untuk
1. Kekerasan Secara Fisik, Kekerasan Secara Fisik Adalah ketika orangtua atau pengasuh
dan pelingdung anak memukul anak (ketika anak sebenarnya memerlukan perhatian)
pukulan anak dingat anak itu jika kekerasan fisik itu berlangsung dalam periode
tertentu kekerasan ini dilakukan seseorang berupa melukai bagian tubuh anak.
2. Kekerasan Emosional ,Kekerasan ini terjadi ketika orang tua atau pelindung anak
kelaparan karena orang tua terlalu sibuk atau tidak ingin di ganggu pada waktu itu. Ia
boleh menjadi, mengabaikan kebutuhan anak untuk di peluk atau dilindungi. Anak
akan mengikat semua kekerasan emosional jika kekerasan emosional itu berlangsung
konsisten orang tua termasuk melakukan prilaku keji pada anaknya akan terus
menetap oleh ruang lingkup rumah tangga tersebut (seperti anak,istri, pekerja Rumah
Tangga), Pemaksaan berhubungan seksual secara tidak wajar dengan orang lain untuk
mempengaruhinya bahwa kekerasan terhadap anak pada umumnya disebabkan oleh faktor
internal yang berasal dari anak itu sendiri maupun faktor eksternal yang berasal dari kondisi
orang tua tidak realistis, anak yang tidak diinginkan (unwanted child), anak yang lahir
diluar nikah.
2. Penyakit parah atau gangguan mental pada salah satu atau kedua orang tua, misalnya
tidak mampu merawat dan mengasuh anak karena gangguan emosional dan depresi.
bermain anak, sikap acuh tak acuh terhadap tindakan eksploitasi, pandangan terhadap
nilai anak yang terlalu rendah, meningkatnya faham ekonomi upah, lemahnya
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Rizky Nur Syafitri, Edy Akhyary, Fitri
Kurnianingsih pada tahun 2022 dengan judul Evaluasi Program Perlindungan Anak Terpadu
Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Kelurahan Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan). Tujuan penelitian Rizky, dkk adalah untuk mengevaluasi Program
Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Kelurahan Kijang Kota
Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan). Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori evaluasi Menurut
Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat di Kijang Kota sudah berjalan sesuai
dengan Pedoman Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala yaitu kurangnya anggaran dan juga
kurangnya waktu bagi kader PATBM dalam menjalani PATBM ini. Terdapat persamaan dan
perbedaan dalam penelitian ini. Persamaannya terletak pada sama-sama meneliti tentang
Program Perlindungan Anak menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaannya ada
pada fokus penelitian dan teori yang digunakan pada penelitian ini.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Deri Lukita Sandi pada tahun 2020 dengan judul
Kasus Kekerasan Terhadap Anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara rinci,
Terhadap Anak Kelurahan Karang Dapo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Strategi
perlindungan anak. Hal ini berdasarkan dengan aspek penelitian Pencegahan dan Penanganan.
Dalam Pencegahan Dinas PMDP3A Kabupaten Musi Rawas Utara sudah mengusulkan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
namun belum disahkan serta PATBM juga sudah melakukan sosialisasi dengan berbagai cara
anggaran. Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini. Persamaannya terletak
pada sama-sama meneliti tentang Perlindungan Anak dengan menggunakan metode penelitian
Ketiga,Ratna Dewi Anggraeni, Mahasiswi Universitas Negeri Jember tahun 2013 yang
berjudul dampak kekerasan anak dalam rumah tangga hasil penelitian Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, Pertama, penulis mengetahui bentuk- bentuk kekerasan yang terjadi
terhadap anak dalam rumah tangga, kekerasan fisik., kekerasan psikis maupun kekerasan anak
secara sosial. Kedua, dampak kekerasan yang dialami anak berupa luka, memar, benjolan,
rasa malu bertemu orang lain, mengasingkan diri dari lingkungan keluarga, dan renggannya
hubungan antara pelaku kekerasan dengan anak yang menjadi korban kekerasan. Terapat
Persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini persamaan nya terletak sama sama meneliti
tentang perlindungan anak dengan metode kualitatif perbedaan nya pada tempat penelitian dan
fokus penelitian.
Kerangka Berpikir merupakan pola Struktur yang peneliti gunakan untuk menelaah dan
memahami permasalaham pada penelitian ini. Kerangka Berpikir bekerja sebagai sebuah
pembagi pemahaman antara peneliti dengan pembaca, agar dapat memahami serta
memaknai penelitian yang tengah di bahas dengan satu menggunakan sebuah standar yang
sama. Kerangka Berpikir pada penelitian ini adalah memusatkan pada bagaimana
Implementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Perlindungan anak dan
Perempuan terhadap tindak kekerasan (Studi kasus kekerasan seksual terhadap anak di
penelitian ini nantinya peneliti akan melakukan pemecahan permasalahan yang ada dengan
menggunakan teori model implementasi Van Metter dan Van Horn dalam Agustino
yang nantinya akan dicapai dengan standar ukuran dan tujuan kebijakan
tindakan yang dimiliki dan dilakulan oleh para pelaksana kebijakan. Bagian
bahwa komunikasi perlu untuk memperjelas standar ukuran dan tujuan dari
lingkungan eksternal yang terdiri dari kondisi ekonomi, sosial dan politik,
jika dari ketiga hal tersebut tidak mendukung dan kurang sesuai maka akan
Adapun kerangka Berpikir Penelitian ini apabila disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Implementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Perlindungan anak dan Perempuan terhadap tindak kekerasan (Studi
kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Pandeglang)
Identifikasi masalah
1. Masih banyaknya kasus kekerasan terutama kekerasan seksual pada
anak terjadi di Kabupaten Pandeglang
2. Pemerintah terlalu cepat memutuskan bagaimana penegakan hukum
bagi pelaku kekerasan tanpa melihat kesiapan masyarakat untuk
menerima penegakan hukum tersebut
3. Minimnya fasilitas Rehabilitasi untuk Korban Kekerasan Seksual
4. Kurangnya Penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan pihak terkait
yang mengakibatkan belum adanya kesadaran akan Tindakan yang
membahayakan pada anak
5. Kurang responsif atau Kurang cepat tanggap dalam Program
penanganan untuk untuk anak korban kekerasan
2. Sumber daya
Berdasarkan Deskripsi Teori dan Kerangka Berpikir yang dijelaskan di atas, dan
berdasarkan observasi awal yang di lakukan oleh peneliti. Maka peneliti berasumsi bahwa
Implementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Perlindungan anak dan
Perempuan terhadap tindak kekerasan (Studi kasus kekerasan seksual terhadap anak di
Kabupaten Pandeglang) belum terlaksana dengan baik terutama dalam hal pelaksanaannya