Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan
Kata kebijakan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris policy yang memiliki arti
politik, siasat dan kebijaksanaan.1 Sedang secara umum kebijakan digunakan untuk
menunjukkan perilaku seseorang aktor misalnya seseorang, suatu kelompok, pejabat maupun
lembaga tertentu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Pada dasarnya terdapat
banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai kebijakan.
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan masalah sosial bagi
kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam kebijakan
setidaknya harus meliputi empat hal penting yakni: 1) tingkat hidup masyarakat meningkat,
2) terjadi keadilan: by the law, social juctice, dan peluang prestasi dan kreasi individual, 3)
diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat untuk membahas masalah, perencanaan,
keputusan dan implementasi, dan 4) terjadinya pengembangan berkelanjutan. 2 Kebijakan
mengacu pada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan untuk mengelola
kegiatan mereka. Dalam hal ini, kebijakan berkenaan dengan gagasan pengaturan organisasi
dan merupakan pola formal yang sama-sama diterima pemerintah atau lembaga sehingga
dengan hal ini mereka berusaha mencapai tujuannya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kebijakan merupakan petunjuk dan
batasan secara umum yang menjadi arah dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang harus
diikuti oleh para pelaku dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan
dalam sebuah organisasi serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama. Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan masalah atas
tindakan yang terjadi.
Selain itu, Muhadjir juga mengatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif. Kebijakan sibtantif adalah keputusan
yang dapat diambil berupa memilih alternatife yang dianggap benar untuk mengatasi
masalah. Tindak lanjut dari kebijakan subtantif adalah kebijakan implementatif yaitu
1
Wayan Sunandi, “Eksistensi Kebijakan Publik dan Hukum dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”, Jurnal
Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 01, No. 01, Tahun 2010, 12.
2
Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif, (Yogyakarta:
Raka Sarasin, 2000), 15.
keputusan-keputusan yang berupa upaya-upaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan
kebijakan subtantif.3
Solichin Abdul Wahab dalam bukunya Taufiqurokhman mengemukakan bahwa istilah
kebijakan sendiri masih menjadi silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan para ahli.
Maka untuk memahami istilah kebijakan, Solichin memberikan beberapa pedoman sebagai
berikut:
a. Kebijakan harus dibedakan dari keputusan.
b. Kebijakan sebenarnya tidak serta merta dapat dibedakan dari administrasi.
c. Kebijakan mencakup perilaku dan harapan-harapan.
d. Kebijakan mencakup ketiadaan tindakan ataupun adanya tindakan.
e. Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan dicapai.
f. Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu baik eksplisit maupun implisit.
g. Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung sepanjang waktu.
h. Kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang bersifat antar-organisasi dan yang
bersifat intra organisasi.
i. Kebijakan public meski tidak eksklusif menyangkut peran kunci lembaga-lembaga
pemerintahan.
j. Kebijakan itu dirumuskan secara subyektif.4

Bentuk nyata dari kebijakan berupa undang-undang, petunjuk dan program. Dalam
sebuah Negara kebijakan dianggap sebagai rangkaian tindakan yang dikembangkan oleh
badan atau pemerintahan yang mempunyai tujuan tertentu, diikuti dan dilaksanakan oleh
seseorang atau sekelompok pelaku untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

Dengan demikian berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan


bahwa kebijakan adalah serangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dari dasar
pada masalah yang menjadi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan
cara bertindak, pernyataan cita-cita prinsip, atau maksud dalam memecahkan masalah
sebagai pedoman untuk memanajemen usaha dalam mencapai sasaran atau tujuan. Dengan
kata lain sebagai pedoman untuk bertindak bagi pengambilan keputusan.
3
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluasi Research, (Yogyakarta: Raka Sarakin, 2003), 90.
4
Taufiqurakhman, Kebijakan Publik Pendelegasian Tanggung Jawab Negara Kepada Presiden Selaku
Penyelenggara Pemerintahan, (Jakarta Pusat: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo
Beragama, 2014), 03.

Anda mungkin juga menyukai