Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MERINGKAS BUKU

BAB I,II & III


“ SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA”

DOSEN MATA KULIAH


SYAFRIZAL,DRS.,M.SI.,Ph.D

Disusun Oleh :
HILMA TSABITTAH
(2203100065)

Ilmu Administrasi Publik B2 - Semester 2


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERAUTARA
2023
RINGKASAN ISI BUKU
BAB I,II & III
“ SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA”

Pengarang : Assoc.Prof.Drs.H.Syafrizal,M.Si.,Ph.D.
Jenis Buku : Non Fiksi
Tahun : 2023

BAB I
KONSEP DASAR DALAM SISTEM SOSIAL BUDAYA

1.1 Pendahuluan

Sistem sosial budaya merupakan konsep untuk menelaah asumsi –


asumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. Makna konsep sistem
sosial budaya dianggap penting tidak hanya menjelaskan apa yang
dimaksud dengan sistem sosial budaya itu sendiri tetapi memberikan
eksplanasi deskripsinya melalui kenyataan di dalam kehidupan
masyarakat.

Komponen Utama dalamKebudayaan,


 Kebudayaan Material, yakni mengacu pada semua ciptaan manusia
yang konkret
 Kebudayaan Non material yakni ciptaan – ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi kegenerasi. Jadi, konsep dalam sistem
sosial budaya dapat dideskripsikan sebagai suatu pemikiran dan ide
yang berisikan mengenai komponen – komponen pembentuk
kebudayaan suatu masyarakat.

1.2 Kebudayaan dan Masyarakat

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan


yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
yang didapat seseorang sebagai seorang anggota masyarakat.
Kemudian menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soermadi,
Kebudayaan ialah suatu sarana hasil karya,rasa dan cipta masyarakat
yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari – hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Adapun 4 unsurdikatakan oleh Bronislaw Malinowski,


1) Sistem norma sosial yang memungkinkan kerjasama antara
para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
alam sekelilingnya.
2) Organiosasi Ekonomi.
3) Alat – alat dan Lembaga – Lembaga atau petugas – petugas
untuk Pendidikan terutama suatu keluarga atau organisasi
politik.
4) Wujud.

Wujud Kebudayaan dibedakan menjadi tiga oleh J.J.


Hoenigman,

1) Gagasan atau Wujud Ideal, ialah kebudayaan yang


berbentuk kumpulan ide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma
– norma, peraturan dan sebagainya yang bersifat abstrak.

2) Aktivitas atau tindakan, ialah wujud kebudayaan sebagai


suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu
sering disebut juga dengan sistem sosial.

3) Artefak atau karya, ialah wujud kebudayaan fisik yang


berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda – benda yang
dapat dilihat, diraba, dan didokumentasikan.
BAB II
IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

Sistem sosia lbudaya Indonesia sebagai totalitas nilai, tata sosial,


dan tata laku manusia.

2.1 Asas Sistem Sosial Budaya Indonesia.

Pada dasarnya, masyarakat Indonesia sebagai suatu kesatuan telah


lahir jauh sebelum lahirnya masyarakat Indonesia peristiwa sumpah
pemuda antara lain merupakan bukti yang jelas. Konsensus adalah
persetujuan atau kesepakatan yang bersifat umum tentang nilai –
nilai, aturan, dan norma dalam menentukan sejumlah tujuan dan
upaya mencapai peranan yang harus dilakukan serta imbalan tertentu
dalam suatu sistem sosial.

Model Konsensus atau model integrasi yang menekankan akan


unsur – unsur norma dan legitimasi memiliki landasan tentang
masyarakat, yaitu
1) Setiap masyarakat memiliki suatu struktur yang abadi dan
mapan
2) Setia punsur dalam masyarakat memiliki fungsinya masing –
masing dalam kelangsungan masyarakat tersebut sebagai
suatu sistem keseluruhan
3) Unsur dalam masyarakat itu terintegrasi dan seimbang,
4) Kelanjutan masyarakat itu berasaskan pada kerjasama dan
mufakat akan nilai – nilai
5) Kehidupan soial tergantung pada persatuan dan kesatuan.
Dapat dikatakan bahwa peristiwa sumpah pemuda merupakan
consensus nasional yang mendapat perwujudannya didalam sistem
budaya Indonesia yang didasarkan pada asaspenting, antara lain :
1) Asas keperayaan terhadap tuhan yang maha Esa.
2) Asas Merdeka
3) Asas persatuan dan Kesatuan
4) Asas Kedaulatan Rakyat
5) Asas Adil dan Makmur
2.2 Pola Pikir, Pola Tindak, dan Fungsi Sistem Sosial Budaya
Indonesia.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang hidup
tersebar diseluruh tanah air, yang memiliki berbagai macam ragam
budaya sehingga menimbulkan keanekaragaman institusi dalam
masyarakat. Digunakan untuk merujuk suatu badan, seperti
universitas dan perkumpulan organisasi yang khusus atau disebut pula
institusi total, seperti penjara atau rumah sakit.
Koentjaningrat mengemukakan bahwa institusi itu mengenai
kelakuan berpola dari manusia dalam kebudayaan yang terdiri atas
tiga wujud yaitu, wujud idea, wujud kelakuan dan wujud fisik. Dari
kebudayaan koentjaningrat mengatakan, bahwa seluruh total dari
kelakuan manusia yang berpola tertentu bisa diperinci menurut fungsi
– fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam
bermasyarakat.

Pola Pikir Sistem Sosial Budaya Indonesia


1) Negara berdasarkan atas ketuhanan yang mahaesa
2) Negara persatuan negara republik Indonesia adalah negara
persatuan yang mendasarkan Pancasila dan undang – undang
dasar 1945.
3) Demokrasi Pancasila
BAB III
TINDAKAN SOSIAL

Manusia sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial


senantiasa melakukan hubungan dengan manusia lain menurut
kesanggupannya masing – masing. Hubungan sosial yang bersifat timbal
balik biasanya dikenal dengan istilah interaksi sosial syarat terjadinya
interaksi sosial adalah adanya kontak dan komunikasi sedangkan inti dari
kontak sosial adalah tindakan sosial.
Setiap tindakan sosial, selalu bermuatan unsur – unsur ketiga
sistem, Sistem Kepribadian, Sistem Sosial dan sistem budaya. Karena
sistem sosial tidak akan ada, apabila tidak adanya sistem sosial, demikian
juga sistem kepribadian tidak akan ada apabila tanpa sistem sosial dan
sistem budaya.

3.1 Tindakan sosial tingkat Mikro ( Individu )


Mikro berarti kecil yang dimaksud antara lain, membahas hal – hal
kecil didalam objek disiplin ilmunya masyarakat.

1) Hakikat Individu

Descartes melihat manusia sebagai badan, jasad, tubuh dan


akal, fikiran, ingatan itu kedalam partikel sensasi, perasaan dan
gambaran Kemudian, Meyer, Dunbar, Coghill, Bernard, Smut
dan lainnya mengkaji ulang temuan itu dan menegaskan bahwa
pikiran dan tubuh itu merupakan suatu entitas utuh dan tak
terpisahkan.

Pemilahan mind and body itu baru bermakna ketika aspek-


aspeknya dikaitkan secara bertautan, utuh dan sempurna
Menurut Almaraghi, manusia dilengkap dengan adanya lima
hidayah yang diberikan Allah SWT kepada manusia instink,
indera, akalbudi, agama dan at-Taufiqi. Dengan demikian, akal-
budilah yang membedakan manusia dengan hewan.

2) Tindakan

Tindakan seseorang terjadi apabila dibangun melalui unsur


body dan mind. Atau fisik dan psikhis.
3) Individualisme
Individu diperlakukan sebagai sistem pengolahan informasi
dan pemikiran secara mandiri dengan berorientasi pada tujuan.
Pada individulisme, individu tidak dibentuk oleh orang lain atau
lingkungan mereka secara umum sungguhpun caracara lain
mereka mungkin sangat dipengaruhi oleh kedua-duanya, dan
berkewajiban untuk memperhatikan kedua-duanya.
Pada individulisme, individu dianggap bebas sebagai sumber
tindakan. Secara krusial ini menyederhanakan tugas pemahaman
keseluruhan sistem tindakan: jika tindakan secara terpisah
diproduksi, kemudian mereka bersedia menerima pengumpulan
dan pengurangan modeling dengan metode kuantitatif.
4) Koordinasi
Macam koordinasi, permasalahan ini adalah suatu contoh
produk tentang pengetahuan yang tidak cukup. Sasaran bersama
dan minat dalam diri mereka tidak membatasi berbagai
kemungkinan bagi tindakan yang memadai. Pembatasan lebih
lanjut harus dicapai oleh persetujuan, tetapi untuk pengetahuan
bersama itu dan pemahaman bersama adalah perlu untuk
mengenali bahwa ini adalah sifat alami masalah untuk melihat
bagaimana cara memecahkan persoalan itu.

5) Kooperasi
Kooperasi merupakan karakter asli manusia sebagai makhluk
sosial, tanpa kooeprasi tidak akan dapat hidup normal, kesulitan
hidup diraskan berat bahkan munkin tidak dapat di atasi.
Kooperasi terjadi dalam kondisi kesatuan yang utuh, tidak
terpecah-belah dan cerai-berai. Tujuan hidup manusia adalah
tujuan bersama dalam sistem nilai yang di akui bersama.

3.2 Tindakan Sosial Tingkat Messo

Interaksi sosial berlangsung diberbagai tempat, seperti keluarga,


lingkungan pertetanggaan, lingkungan pertemanan, lingkungan
kelompok-kelompok tertentu (group), kelembagaan, organisasi,
komunitas, masyarakat, negara / bangsa, organisasi dunia. Keluarga
terdiri dari keluarga asli atau kelaurga batih, anggotanya ayah, ibu,
dan anak.
Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Dan
perubahan yang terjadi senantiasa mengalami keragaman ada
perubahan yang cepat dan ada perubahan yang lamban.
3.3 Tindakan Sosial Tingkat Macro

Tindakan sosial tingkat macro ialah tindakan yang difokuskan pada


analisis proses sosial berskala besar dan jangka panjang.

Tindakan sosial pada tingkat ini adalah berkenaan dengan pola


perilaku sebagai perwujudan dari budaya dan merupakan kajian
antropologis. Masyarakat Indonesia yang memiliki filsafat hidup yang
sekaligus idiologi bangsa yakni Pancasila telah mengakui agama
sebagai cara dan gaya hidup berbangsa dan bernegara.

Karena itu masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius. Hal


tersebut dapat dipahami karena setiap warga masyarakat menganut
suatu agama atau kepercayaan dan menjalankan ajarannya. Keadaan
demikian ditetapkan berdasarkan pandangan hidup dan sekaligus
sebagai cara hidup yakni Pancasila yang sila.

Kehidupan beragama masyarakat Indonesia ditandai dengan


adanya beberapa agama yang dianut anggota masyarakat dan diakui
secara resmi. Dalam sejarah, keberadaan agama dan kehidupan
beragama di Indonesia sudah berlangsung sejak beberapa abad yang
lampau. Hal ini dibuktikan dengan pengaruh agama-agama tersebut
dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai