Anda di halaman 1dari 13

GAYA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN OHIO MICHIGAN

DAN GAYA KEPEMIPINAN MANAGERIAL GRID

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

Rif’an Hadziq 19010714090

Rahayu Oktavia Asy’ari 19010714086

Avita Dwi Febrianti 19010714076

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Erny Roesminingsih, M. Si

Ainur Rifqi, S. Pd., M. Pd

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gaya Kepemimpinan Ohio,
Micghigan dan Managerial Grid.” ini tepat pada waktunya.

Tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr.
Erny Roesminingsih, M. Si dan Bapak Ainur Rifqi, S. Pd., M. Pd selaku dosen mata
kuliah Kepemimpinan Pendidikan Selain itu, juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai Gaya Kepemimpinan Ohio, Micghigan dan
Managerial Grid bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak


dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas
ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat juga bisa menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan sehingga jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Surabaya, 7 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Makalah ........................................................................................... 2
BAB II...................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
A. Gaya Kepemimpinan Ohio............................................................................ 3
B. Gaya Kepemimpinan Michigan..................................................................... 5
C. Gaya Kepemimpinan Manajerial Grid ......................................................... 6
PENUTUP................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh


seorang individu untuk dapat mempengaruhi, mendorong, menggerakkan
orang lain, agar dapat melakukan suatu tindakan dalam mencapai tujuan
tertentu. Seorang pimpinan yang baik adalah pemimpin yang selalu
memberikan dorongan dan motivasi kepada semua anggota untuk maju dan
berkembang sesuai dengan kompetensi dan kemampuan yang dimiliki para
anggotanya.
Sebagai seorang pemimpin hendaknya ia harus mampu
melaksanakan kepemimpinannya dengan baik serta memiliki sebuah
performance dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin,
khususnya untuk mempengaruhi anggotanya. Hal ini sangat penting bagi
seorang pemimpin karena dengan demikian seorang pemimpin akan mampu
menciptakan kerjasama yang baik dengan anggotanya sehingga dapat
mencapai kinerja yang optimal sesuai dengan target dan tujuan.

Dalam mempengaruhi hal tersebut diperlukan sebuah teori model


atau gaya kepemimpinan yang dapat menunjang tumbuhnya kreatifitas
kemampuan seorang pemimpin. Banyak teori dan model kepemimpinan yang
dikemukakan oleh para ahli hingga terkelompokkan menjadi tiga teori utama,
yaitu teori sifat, teori perilaku, dan teori situasi. Sebagaimana menurut Sri
Wiludjeng Sp, dalam bukunya yang berjudul Pengantar Manajemen
menyebutkan beberapa teori tentang kepemimpinan seperti yang sisebutkan
diatas. Munculnya teori-teori ini terjadi dalam proses perkembangan yang
ketiganya bersifat saling melengkapi. Namun kali ini penulis akan membahas
teori perilaku yang terdiri dari gaya kepemiminan ohio, gaya kepemimpinan
michigan, dan gaya kepemimpinan managerial grid.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gaya kepemimpinan ohio?


2. Bagaimana gaya kepemimpinan michigan?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan managerial grid?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui dan memahami gaya kepemimpinan ohio


2. Untuk mengetahui dan memahami gaya kepemimpinan michigan
3. Untuk mengetahui dan memahami gaya kepemimpinan managerial grid

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gaya Kepemimpinan Ohio

Gaya kepemimpinan ohio merupakan gaya kepemimpinan yang


paling tua. Gaya kepemimpinan Ohio ini dumulai dengan premis bahwa
tidak ada kepuasan atau rumusan atau definisi kepemimpinan yang ada. Dari
hasil kerja terdahulu berasumsi bahwa “ kepemimpinan” selalu diartikan
sama dengan kepemimpinan yang baik.
Gaya ini adalah hasil dari studi di Ohio State University yang
dilakukan oleh J.K. Hemphil (1949) yang diambil dengan mengumpulkan
1.800 butir pertanyaan yang melukiskan perilaku kepemimpinan. J.K.
Hemphil dan A.F. Coons (1957) kemudian menyortir butir-butir tersebut
menjadi 150 butir pernyataan yang dipergunakan untuk menyusun satu set
kueisoner yang diberi nama Leadership Behavior Descripstion
Questionaire. LBDQ didasarkan pada dua dimensi: Consideration
Dimension atau dimensi perhatian terhadap bahawan dan initiating
structure atau perhatian terhadap tugas.
Studi ini menyimpulkan bahwa ada 2 kategori perilaku pemimpin
yaitu:
1) Dimensi consideration.
Pemimpin bertindak dan berperilaku dengan pola yang
bersahabat dan mendukung. Gaya ini cenderung memiliki
hubungan dengan bawahannya yang mencerminkan perasaan
saling percaya, menunjukkan perhatian terhadap bawahannya,
memerhatikan kesejahteraannya, dan menghormati ide
bawahannya.
Indicator perilaku kepemimpinan dalam dimensi ini:
a. Membantu bawahan dalam menyelesaikan tugas
b. Menyediakan waktu untuk mendengarkan dan
mendiskusikan problem dan keluhan yang dihadapi
bawahannya

3
c. Menerima saran bawahan
d. Memperlakukan semua bawahan dengan cara yang sama
e. Memperhatikan kesejahteraan bawahan.
2) Dimensi Inittiating structure.
Pemimpin membuat struktur, mendefinisikan dan
menentukan pekerjaannya sendiri dan pekerjaan para
bawahannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Gaya
ini cenderung mengarahkan pekerjaan kelompok melalui
kegiatan perencanaan, penjadwalan, dan penetapan deadline.
Indikator perilaku pemimpin dalam dimensi ini yaitu:
a. Mengkritik dan marah terhadap bawahannya yang malas
b. Memberi tugas kepada bawahannya secara rinci
c. Mengingatkan bawahan untuk mengikuti prosedur
standar kerja dan kinerja
d. Mengkoordinasi dan menyupervisi bawahannya secara
ketat
e. Menentukan target keluaran.

Hasil kajian Ohio State University ini pernah dianggap


mengecewakan. Sebuah tinjauan dari tahun 1992 menyimpulkan, “secara
keseluruhan, penelitian yang didasarkan pada konseptualisasi dua faktor
perilaku kepemimpinan tidak banyak memperdalam pengetahuan kita
tentang kepemimpinan yang efektif. Namun, tinjauan lain yang lebih
mutakhir bahwa konseptualisasi dua faktor ini terlalu dini untuk dihakimi.
Sebuah tinjauan terhadap 160 kajian menemukan bahwa baik struktur awal
maupun tenggang ras memiliki hubungan erat dengan individu tersebut.
Dengan kata lain, anak buah dari yang memiliki pemimpin yang tenggang
rasa merasa lebih puas dengan pekerjaannya dan merasa lebih termotivasi
serta memiliki rasa hormat yang lebih besar bagi pemimpin mereka.
Sebaliknya dengan struktur awal berkaitan dengan tingkat produktivitas
kelompok dan organisasi yang lebih tinggi dan mengarah ke evaluasi kinerja
yang lebih positif (Robbins & Judge, 2008).

4
B. Gaya Kepemimpinan Michigan

Pada tahun 1947, para peneliti yang diilhami Likert memulai


penelitian tentang cara terbaik mengelola upaya orang-orang untuk
mencapai sasaran prestasi dan kepuasan yang diharapkan. Pada awalnya
studi ini dilakukan terhadap karyawan administrasi di perusahaan asuransi
besar. Studi ini memfokuskan diri pada hubungan antara perilaku
pemimpin, proses kelompok dan pengukuran kinerja kelompok. Studi
Michigan ini juga bertujuan untuk menentukan prinsip-prinsip produktivitas
kerja kelompok dan kepuasaan anggota kelompok yang diperoleh dari
partisipasi mereka. Studi ini lebih cenderung kepada produktivitas kerja
yang menitik beratkan pada demokratis kerja bukan pada otokratisnya.
Sehingga, dimasukkannya rancangan riset dan derajat control yang tinggi
atas variabel nonpsikologis yang mungkin memengaruhi semangat kerja
dan produktivitas.
Tujuan dari tim riset kepemimpinan ini adalah untuk menemukan
prinsip-prinsip dan metode kepemimpinan yang efektif. Melakukan
wawancara dengan para pemimpin dan pengikutnya, para peneliti
mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang berbeda, yang disebut
dengan berorientasi pada pekerjaan (job centered) yang mana pemimpin
menggunakan penyeliaan ketat sehingga bawahan melaksanakan tugas
mereka dengan menggunakan prosedur yang ditentukan dengan jelas. Gaya
lainnya adalah yang berorientasi pada karyawan (employee centered) yang
mana pemimpin menerapkan perlunya pendelegasian pengambilan
keputusan dan upaya membantu karyawan dalam memenuhi kebutuhan
mereka dengan menciptakan suatu lingkungan kerja yang mendorongnya.
Study ini menyimpulkan bahwa para manager dapat dibedakan
berdasarkan 2 dimensi perilaku kepemimpinan yaitu:
1) Task Oriented behavior.
Para manajer yang efektif melakukan pekerjaan yang berbeda dengan
para bawahannya. Mereka mengkonsentrasikan dirinya pada fungsi
ketugasan seperti perencanaan, pensekedulan pekerjaan, Mengkordinasi
aktivitas bawahan. Selain itu, manager yang menetapkan standart kerja

5
yang tinggi, menentukan metode kerja yang harus dilakukan,dan selalu
mengawasi bawahan dengan ketat.
2) Relationship-oriented Behavior.
Para manager dengan gaya ini memusatkan perhatiannya pada
hubungan antar manusia. Mereka sopan dan mendukung bawahannya
dengan percaya diri serta berupaya memahami problem yang dihadapi
bawahannya, mengakui prestasi bawahan serta memperhatikan
kesejahteraan mereka.

Lebih lanjut Robbins (2007), mengemukakan bahwa kelompok


Michigan juga menghasilkan dua dimensi perilaku kepemimpinan, yaitu
berorientasi karyawan dan berorientasi produksi. Pemimpin yang
berorientasi karyawan digambarkan menekankan hubungan antar pribadi.
Mereka memberikan perhatian pribadi ke kebutuhan para pengikutnya dan
menerima perbedaan individu antar anggota kelompok. Pemimpin yang
berorientasi tugas atau produksi akan cenderung menekankan aspek teknis
atau tugas dari pekerjaan, sangat memerhatikan penyelesaian tugas
kelompoknya, dan menganggap anggota kelompok sebagai sarana untuk
mencapai hasil.

C. Gaya Kepemimpinan Manajerial Grid

Mengidentifikasi gaya kepemimpinan dalam manajemen dengan


usaha yang telah dilakukan oleh Robert R. Blake dan Jane S. Mouton
berhubungan dengan dua hal yaitu: produksi suatu pihak dan orang-orang
dipihak lain. Pada gaya kepemimpinan manajerial grid ini ditekankan
bagaimana manajer memikirkan mengenai produksi dan hubungan kerja
pada manusianya, bukan ditekankan pada produksi harus di hasilkan, dan
beberapa banyak ia harus berhubungan dengan bawahannya. Melainkan jika
melakukan produksi maka dipahami suatu sikap bagi seorang pemimpin
untuk mengetahui berapa luas dan aneka suatu produksi itu.
Manajerial grid menjelaskan bahwa manajer berhubungan dengan 2
hal yaitu produksi dan orang dimana selanjutnya manjerial grid menekankan

6
bagaimana manajer memikirkan produksi dan hubungan manajer serta
memikirkan produksi dan hubungan kerja dengan manusia. Ada lima gaya
yang dipakai oleh seorang manajer dalam berhubungan dengan tugas dan
manusia yakni:
1. Gaya pengalah (impoverished style)
Gaya ini ditandai oleh kurangnya perhatian terhadap prod uksi.
Pemimpin yang lemah cenderung menerima keputusan orang lain,
menyetujui pendapat, sikap, dan gagasan orang lain, serta menghindari
sikap memihak. Bila terjadi konflik, pemimpin jenis ini tetap netral dan
berdiri di luar masalah. Dengan tetap netral pemimpin pengalah jarang
terlibat. Pemimpin pengalah berusaha untuk mengatasi keadaan.

2. Gaya pemimpin pertengahan (middle-of-the-road style)


Gaya ini ditandai oleh perhatian yang seimbang terhadap produksi
dan manusia. Pemimpin jenis ini mencari cara-cara yang dapat berguna,
meskipun mungkin tidak sempurna, untuk memecahkan masalah. Bila
ada konflik pemimpin gaya pertengahan ini berusaha untuk jujur tetapi
tegas dan mencari pemecahan yang tidak memihak. Pemimpin seperti
ini berusaha untuk mempertahankan kedaan tetap baik.

3. Gaya tim (team style)


Gaya ini ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap tugas dan
manusia. Pemimpin gaya tim sangat menghargai keputusan yang logis
dan kreatif sebagai hasil dan pengertian dan kesepakatan anggota
organisasi. Pemimpin tim mendengarkan dan mencari gagasan,
pendapat dan sikap yang berbeda dari yang dianutnya. Bila terjadi
konflik pemimpin tim mencoba memeriksa alasan timbulnya perbedaan
dab mencari penyebab utamanya. Pemimpin jenis ini memiliki rasa
humor yang besar meskipun mungkin ia sedang dalam keadaan tertekan,
dan ia menunjukkan usaha keras serta mengikutsertakan orang lain
untuk ikut bergabung bersamanya.

4. Gaya santai (country club style)

7
Gaya ini ditandai oleh rendahnya perhatian terhadap tugas dan
perhatian yang tinggi terhadap manusia. Pemimpin jenis ini amat
menghargai hubungan baik di antara sesame orang. Ia lebih suka
menerima pendapat, sikap, dan gagasan oramg lain daripada
memaksakan kehendaknya. Ia menghindari terjadinya konflik tapi bila
ini tidak dapat dihindari ia mencoba untuk melunakkan perasaan orang
dan menjaga agar mereka tetap bekerjasama. Pemimpin seperti ini lebih
banyak bersikap menolong daripada memimpin.

5. Gaya kerja (task style)


Gaya ini ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap pelaksanaan
kerja tetapi amat kurang memperhatikan manusianya. Pemimpin gaya
kerja amat menghargai keputusan yang telah dibuat. Pemimpin gaya
kerja adalah orang yang perhatian utamanya adalah melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara efisien. Pemimpin jenis ini cenderung
untuk mempertahankan gagasannya, pendapatnya, serta sikapnya
meskipun kadang-kadang ini dihasilkan dengan cara menekan orang
lain. Bila terjadi konflik pemimpin jenis ini cenderung
menghentikannya atau memenangkan posisinya dengan cara membela
diri, berkeras pada pendiriannya atau mengulangi konflik dengan
sejumlah argumentasi baru. Bila sesuatu tidak berjalan dengan
seharusnya pemimpin gaya kerja akan memacu dirinya juga orang
lainnya supaya semuanya kembali berjalan dengan baik.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan faktor penentu bagi efektif dan efisien nya suatu
organisasi. Sehingga, kualitas pemimpin menentukan keberhasilan lembaga atau
organisasinya. Sebab, pemimpin yang sukses itu mampu mengelola organisasi,
dapat mempengaruhi secara konstruktif orang lain dan menunjukkan jalan yang
benar yang harus dikerjakan bersama. Kepemimpinan yang baik adalah suatu
kepemimpinan yang menunjukkan kombinasi antara hubungan pemimpin anggota
yang baik dengan tugas-tugas yang teratur dan terstruktur, dan kedudukan dan
kekuasaan yang tinggi yang dimiliki oleh pemimpin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badeni, Kepemimpinan dan perilaku Organisasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.56

SP,Wilujeng,Sri, Pengantar Manajemen, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007.

Nuha, U. (2018). Kepemimpinan pendidikan Islam: Studi model kepemimpinan


pendidikan islam di Pondok Pesantren Anshofa Malang. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Shaleh, M. (2018). Kepemimpinan dan Organisasi. Lembaga Penerbitan Kampus.

A’yun, S. Q. (2020). BEHAVIOR THEORY OF LEADERSHIP. At-Tadabbur:


Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 10(1), 79–92.

Prihantoro, D. E. (2017). Mengenal Gaya Kepemimpinan dalam Dunia Pendidikan.


Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 13(02), 293–314.

Meinanda, R. (2014). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP


MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT. ROYAL RAYA BANDUNG.
Universitas Widyatama.

Fitriani, F. (2018). Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Wanita di MIS Al-


Kautsar Desa Ranggo Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu. AL-FURQAN,
7(1), 43–68.

Agusmen, Z,. dkk. (2007). EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


MODEL GRID DI SMA NEGERI 5 EDAN. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED,
4(01),15-28.

10

Anda mungkin juga menyukai