DOSEN PENGAMPU:
Dr. Erny Roesminingsih, M. Si
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gaya Kepemimpinan Ohio,
Micghigan dan Managerial Grid.” ini tepat pada waktunya.
Tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr.
Erny Roesminingsih, M. Si dan Bapak Ainur Rifqi, S. Pd., M. Pd selaku dosen mata
kuliah Kepemimpinan Pendidikan Selain itu, juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai Gaya Kepemimpinan Ohio, Micghigan dan
Managerial Grid bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan sehingga jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Menerima saran bawahan
d. Memperlakukan semua bawahan dengan cara yang sama
e. Memperhatikan kesejahteraan bawahan.
2) Dimensi Inittiating structure.
Pemimpin membuat struktur, mendefinisikan dan
menentukan pekerjaannya sendiri dan pekerjaan para
bawahannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Gaya
ini cenderung mengarahkan pekerjaan kelompok melalui
kegiatan perencanaan, penjadwalan, dan penetapan deadline.
Indikator perilaku pemimpin dalam dimensi ini yaitu:
a. Mengkritik dan marah terhadap bawahannya yang malas
b. Memberi tugas kepada bawahannya secara rinci
c. Mengingatkan bawahan untuk mengikuti prosedur
standar kerja dan kinerja
d. Mengkoordinasi dan menyupervisi bawahannya secara
ketat
e. Menentukan target keluaran.
4
B. Gaya Kepemimpinan Michigan
5
yang tinggi, menentukan metode kerja yang harus dilakukan,dan selalu
mengawasi bawahan dengan ketat.
2) Relationship-oriented Behavior.
Para manager dengan gaya ini memusatkan perhatiannya pada
hubungan antar manusia. Mereka sopan dan mendukung bawahannya
dengan percaya diri serta berupaya memahami problem yang dihadapi
bawahannya, mengakui prestasi bawahan serta memperhatikan
kesejahteraan mereka.
6
bagaimana manajer memikirkan produksi dan hubungan manajer serta
memikirkan produksi dan hubungan kerja dengan manusia. Ada lima gaya
yang dipakai oleh seorang manajer dalam berhubungan dengan tugas dan
manusia yakni:
1. Gaya pengalah (impoverished style)
Gaya ini ditandai oleh kurangnya perhatian terhadap prod uksi.
Pemimpin yang lemah cenderung menerima keputusan orang lain,
menyetujui pendapat, sikap, dan gagasan orang lain, serta menghindari
sikap memihak. Bila terjadi konflik, pemimpin jenis ini tetap netral dan
berdiri di luar masalah. Dengan tetap netral pemimpin pengalah jarang
terlibat. Pemimpin pengalah berusaha untuk mengatasi keadaan.
7
Gaya ini ditandai oleh rendahnya perhatian terhadap tugas dan
perhatian yang tinggi terhadap manusia. Pemimpin jenis ini amat
menghargai hubungan baik di antara sesame orang. Ia lebih suka
menerima pendapat, sikap, dan gagasan oramg lain daripada
memaksakan kehendaknya. Ia menghindari terjadinya konflik tapi bila
ini tidak dapat dihindari ia mencoba untuk melunakkan perasaan orang
dan menjaga agar mereka tetap bekerjasama. Pemimpin seperti ini lebih
banyak bersikap menolong daripada memimpin.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan faktor penentu bagi efektif dan efisien nya suatu
organisasi. Sehingga, kualitas pemimpin menentukan keberhasilan lembaga atau
organisasinya. Sebab, pemimpin yang sukses itu mampu mengelola organisasi,
dapat mempengaruhi secara konstruktif orang lain dan menunjukkan jalan yang
benar yang harus dikerjakan bersama. Kepemimpinan yang baik adalah suatu
kepemimpinan yang menunjukkan kombinasi antara hubungan pemimpin anggota
yang baik dengan tugas-tugas yang teratur dan terstruktur, dan kedudukan dan
kekuasaan yang tinggi yang dimiliki oleh pemimpin.
9
DAFTAR PUSTAKA
10