Anda di halaman 1dari 19

PENDEKATAN EVALUASI YANG BERORIENTASI PADA MANAJEMEN

(MANAGEMENT-ORIENTED APPROACH)

Oleh:
Kelompok 2

Defa Lensiana 19010714052


Kingkin Zuhrotul Karimah 19010714056
Riyan Luqmana Hardiansyah 19010714068
Rif’an Hadziq 19010714090

Dosen Pengampu:
Dr. Erny Roesminingsih, M.Si
Aditya Chandra Setiawan, M.Pd

MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
“PENDEKATAN EVALUASI YANG BERORIENTASI PADA
MANAJEMEN (MANAGEMENT-ORIENTED APPROACH)” dalam waktu
yang tepat. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Program Pendidikan, serta kami dapat belajar lebih jauh apa saja materi-materi
dan komponen-komponen dalam mata kuliah ini.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada


semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini,
khususnya ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Erny Roesminingsih, M.Si dan
Bapak Aditya Chandra Setiawan, M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Evaluasi Program Pendidikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh


karena itu kritik dan saran sangat kami perlukan agar kami dapat mengevaluasi
kembali apa saja kekurangan-kekurangan dari makalah ini.

Surabaya, 24 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN ..................................................................................................3
A. Konsep Dasar Dan Sejarah Perkembangan Management Oriented Approach ........3
B. Tujuan Management Oriented Approach................................................................4
C. Prinsip-Prinsip Evaluasi .........................................................................................5
D. Model-Model Evaluasi Program ............................................................................6
E. Keunggulan Dan Kelemahan Management Oriented Approach ........................... 11
F. Kontribusi Management-Oriented Approach terhadap Manajer ........................... 12
STUDI KASUS ................................................................................................................ 13
BAB III: PENUTUP ........................................................................................................ 15
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas
SDM (Sumber Daya Manusia). Berbagai program telah dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mulai dari
peningkatan kualitas proses pendidikan, peningkatan kualitas pendidik dan
tenaga kependidikan, peningkatan kualitas peserta didik, hingga bantuan
dana, sarana dan prasarana. Untuk mengetahui program pendidikan
berhasil atau tidaknya, maka diperlukan suatu evaluasi yang disebut
dengan evaluasi program.
Evaluasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
secara sistematis dalam mengumpulkan data/informasi yang diperoleh.
Menurut Tyler, definisi evaluasi program adalah sebagai suatu proses yang
menentukan sejauh mana tujuan suatu program telah tercapai. Evaluasi
program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk melihat tingkat keberhasilan program.
Dalam evaluasi program pendidikan terdapat 3 pendekatan
evaluasi yang dijadikan panduan dalam pelaksanaan evaluasi program
pendidikan, salah satunya yaitu pendekatan evaluasi yang berorientasi
pada manajemen (Management Oriented Approach). Management oriented
approach adalah salah satu pendekatan evaluasi program pendidikan yang
memfokuskan pada kepentingan manajerial, yang berfungsi untuk
membantu para pengambil keputusan untuk pengambilan
keputusan/kebijakan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dan sejarah perkembangan management
oriented approach?
2. Apa tujuan management oriented approach?

1
3. Apa saja prinsip-prinsip evaluasi?
4. Apa saja model-model evaluasi program?
5. Apa saja keunggulan dan kelemahan management oriented approach?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dan sejarah perkembangan
management oriented approach
2. Untuk mengetahui tujuan management oriented approach
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi
4. Untuk mengetahui model-model evaluasi program
5. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan management oriented
approach

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Dan Sejarah Perkembangan Management Oriented


Approach
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “evaluation” yang berarti
evaluasi. Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses merencanakan,
memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat suatu keputusan. Tyler mendefinisikan evaluasi sebagai suatu
proses yang menentukan sejauh mana tujuan suatu program tercapai.
Cronbach, stufflebeam dan Alkin memberikan definisi evaluasi sebagai
penyediaan informasi untuk membuat keputusan, sedangkan Provus
mendifinisikan evaluasi sebagai cara untuk mengetahui ada/tidaknya
perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk rnengetahui apakah
ada suatu kesenjangan.
Evaluasi merupakan suatu rangkaian kegiatan (proses) yang
dilakukan secara sistematis dalam mengumpulkan data (informasi) yang
diperoleh, menganalisis dan menginterpretasikan informasi tersebut untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan suatu program (program)
tertentu dengan kriteria tertentu yang digunakan sebgai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif
kebijakan. Tyler (Tayibnafis, 2000:80) melengkapi definisi evaluasi
program sebagai suatu proses yang menentukan sejauhmana tujuan suatu
program telah tercapai. Evaluasi programadalah suatu rangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan
program (Suharsimi dan Cepi; 2005). Evaluasi program yang beroreintasi
pada suatu hasil dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu
rangkaian kegiatan program. Evaluasi meliputi kegiatan pengukuran dan
evaluasi suatu program. Definisi-definisi yang ditampilkan di atas secara
implisit menyebutkan adanya ukuran yang digunakan untuk menentukan
nilai kreteria (worth), dan adanya hal yang dinilai. Konteks nilai program

3
yang dinilai adalah keberhasilan program dimaksud yang dapat berupa
hasil atau dampak atau bentuk proses itu sendiri.
Dalam evaluasi program pendidikan terdapat tiga pendekatan
evaluasi dijadikan panduan dalam pelaksanaan evaluasi program
pendidikan, salah satunya yaitu pendekatan evalusi yang berorientasi pada
managemen (Management-Oriented Approach).
Management-oriented approach merupakan salah sau pendekatan
evaluasi program pendidikan yang memfokuskan pada kepentingan
manajerial. Pendekatan evaluasi berorientasi manajemen ini berfungsi
untuk membantu para pengambil keputusan dalam pengambilan
keputusan/kebijakan. Informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi/evaluasi
dapat dijadikan sebagai sumber dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan akan tepat dan berguna jika didasarkan pada
informasi-informasi dari hasil evaluasi.
Pendekatan evaluasi berorientasi manajemen dalam pendidikan
dikembangkan oleh Stufflebeam dan Alkin (1960). Selama tahun 1960-
1970-an mereka juga mengembangkan wacana berdasarkan pada teori
manajemen (seperti, Braybrook & Lindblom 1963).
B. Tujuan Management Oriented Approach
Tujuan evaluasi berorientasi pada manajemen dalam suatu program
tertentu bukan menjadi perhatian utama, namun lebih menekankan pada
kebersamaan antara evalutator dan administrator secara erat dalam
melakukan evaluasi. Mereka bersama-sama mengidentifikasi keputusan-
keputusan dimana administrator harus membuat dan kemudian
mengumpulkan informasi yang cukup tentang keunggulan dan kelemahan
dari setiap alternaif keputusan agar diperoleh keputusan dan pertimbangan
yang adil berdasarkan criteria yang spesifik. Oleh karena itu, suksesnya
evaluasi sangat bergantung pada kualitas kerja tim (Teamwork) antara
evaluator dan para pengambil keputusan. Pendekatan penilaian
berorientasi manajemen sangat berarti dalam membantu para pengambil
keputusan. Dalam bidang pendidikan pendekatan ini bertujuan untuk
memberi informasi yang bermanfaat dari seorang evaluator kepada guru,

4
komite sekolah, pengambil keputusan/birokrasi pendidikan, administrator
pendidikan, atau pihak lainnya, sesuai dengan tingkat kewenangan
pengambilan keputusan masing-masing.

C. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dalam evaluasi:
a. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Contoh
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, misalnya kompetensi
“Mempraktikkan Tata Cara Berwudhu”, maka penilaian valid jika
menggunakan penilaian unjuk kerja. Jika menggunakan tes tertulis
maka penilaian tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian. Penilaian
yang reliable memungkinkan perbandingan yang reliable dan
menjamin konsistensi.
c. Menyeluruh
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh
domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus
menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam
kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi
peserta didik.
d. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus-menerus
untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik
dalam kurun waktu tertentu.
e. Obyektif
Penilaian harus dilakukan secara obyektif. Oleh karena itu penilaian
harus adil, terencana dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
pemberian skor.
f. Mendidik

5
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,
memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kkualitas
belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang
secara optimal.

D. Model-Model Evaluasi Program


Berikut Model-model Evaluasi Program yang Berorientasi pada
Manajemen
1. CIPP (Contex, Input, Process, Product) Evaluation Model
Stufflebeam dalam sejarah evaluasi ini pada akhirnya mengembangkan
apa yang disebut sebagai CIPP Model (Contex, Input, Process, and
Product Model). Model ini berpengaruh pada pendekatan berorientasi
keputusan evaluasi struktural untuk membantu administrator membuat
keputusan yang baik. Stufflebeam mendefinisikan evaluasi sebagai
proses dari penggambaran, memperoleh dan menerapkan gambaran
informasi dalam menentukan pengambilan keputusan. Pendekatan ini
merupakan kerangka kerja evaluasi yang bertujuan memberi pelayanan
kepada manajer dan administrator dalam menentukan keputusan, yaitu
sebagai berikut:
a. Context Evaluation
Context Evaluation menitikberatkan pada upaya dalam menentukan
kebutuhan yang akan dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan
program pendidikan, termasuk dalam perumusan tujuan-tujuan
program. Context Evaluation mendefinisikan bagaimana cara
mempelajari konteks untuk sebuah program yang belum
direncanakan, apa yang menjadi kebutuhan siswa atau klien, apa
yang seharusnya menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dalam
hal ini seorang evaluator harus cermat dalam memahami konteks
evaluasi yang berkaitan dengan merencanakan keputusan,
mengidentifikasi kebutuhan, dan merumuskan tujuan program.
b. Input Evaluation
Segala sesuatu yang berpengaruh terhadap proses pelaksanaan
evaluasi harus disiapkan dengan benar. Input evaluasi ini akan

6
memberikan bantuan agar dapat menata keputusan, menentukan
sumber-sumber yang dibutuhkan, mencari berbagai alternatif yang
akan dilakukan, menentukan rencana yang matang, membuat
strategi yang akan dilakukan dan memperhatikan prosedur kerja
dalam mencapainya. Menurut Stafflebeam mengungkapkan bahwa
pertanyaan yang berkenaan pada masukan mengarah pada
pemecahan masalah yang mendorong diselenggarakannya program
yang bersangkutan.
c. Process Evaluation
Pada evaluasi proses ini berkaitan dengan implementasi suatu
program. Ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab dalam
proses pelaksanaan evaluasi ini. Misalnya, apakah rencana yang
telah dibuat sesuai dengan pelaksanaan di lapangan, dalam proses
pelaksanaan program adakah yang harus diperbaiki, apa faktor-
faktor penghambatnya, kendala apa saja yang dihadapi
di lapangan. Apabila pertanyaan-pertanyaan di atas terjawab
dengan baik maka dapat dipastikan program tersebut bisa
diteruskan atau diperbaiki. Dengan demikian proses pelaksanaan
program dapat dimonitoring, diawasi, bahkan diperbaiki.
d. Product Evaluation
Product Evaluation lebih menekankan pada pencapain hasil. Oleh
karena itu, fokus dalam evaluasi ini meliputi hasil-hasil apa yang
diperoleh, sejauhmana kebutuhan sudah dapat terpenuhi atau
berkurang, apa yang harus dilakukan setelah program berjalan
seperti itu, harus direvisi, diperluas, atau dilanjutkan atau
diberhentikan.
Untuk dapat merancang kegiatan evaluasi pada masing-masing
tahap, Stufflebeam mengajukan beberapa langkah yang perlu
ditempuh sebagai berikut:
a. Fokus dalam evaluasi

7
1) Mengidentifikasi tingkat utama daripengambilan
keputusan dilayani misalnyalokal, negara, atau
bangsa, kelas, sekolah, kabupaten.
2) Untuk masing-masing keputusan yang dibuat untuk
menggambarkan situasi keputusan.
3) Mendefinisinkan masing-masing kriteria keputusan oleh
variabel spesifik untuk mengukur dengan standar yang dibuat
dalam alternatif pengambilan keputusan.
4) Mendefinisikan kebijakan dimana evaluator harus beroperasi
b. Mengumpulkan informasi
1) Menentukan sumber informasi yang akan dikumpulkan
2) Menentukan atau menetapkan instrumen dan metode
untuk mengumpulkan data yang di inginkan
3) Menentukan prosedur sampel yang akan digunakan
4) Menetapakan kondisi dan jadwal untuk mengumpulkan data
c. Mengorganisasi informasi
1) Menyediakan format untuk informasi yang akan dikumpulkan
2) Merancang alat untuk melakukan analisis
d. Menganalisis informasi
1) Memilih prosedur yang akan digunakan
2) Merancang sebuah alat untuk melakukan analisis
e. Pelaporan informasi
1) Menentukan audien untuk melaporkan informasi
2) Menentukan alat untuk menyedikan informasi kepada audien
3) Menentukan format untuk laporan evaluasi atau sesi
melaporkan
4) Jadwal pelaporan informasi
f. Administrasi informasi
1) Meringkaskan jadwal evaluasi
2) Menentukan staf, kebutuhan sumber daya dan rencana untuk
memenuhi persyaratan evaluasi

8
3) Menentukan sarana untuk memenuhi
kebutuhan kebijakan untuk melakukan evaluasi
4) Mengevaluasi potensi desain evaluasi untuk memberikan
informasi yang valid, dapat diandalkan dan dipertanggung
jawabkan, kredibel, tepat waktu, dan dapat dipahami
5) Tentukan jadwal dan sarana untuk memperbarui periodik dari
desain evaluasi
6) Menyediakan anggaran untuk evaluasi keseluruhan program
Penggunaan pendekatan evaluasi ini banyak digunakan dalam
rangka menjamin pertanggungjawaban terhadap publik dari suatu
program pendidikan. Stuffelbeam dan Shinkield (1985)
menggambarkan pemanfaatan CIPP model dalam dua kepentingan,
yakni pembuatan keputusan (orientasi formatif) dan
pertanggungjawaban (orientasi sumatif), sebagai berikut.

2. UCLA Evaluation Model


Kerangka kerja evaluasi UCLA Evaluation Model merupakan
pengembangan kerangka kerja evaluasi yang hampir parallel
dengan pemikiran yang dikemukakan dalam model CIPP yang
dikembangkan oleh Alkin (1969) sebagai Direktur Pusat Kajian
Evaluasi. Secara garis besar, model evaluasi ini terdiri dari lima tipe,
yaitu:

9
a. System Assesment, meyediakan informasi yang berkaitan
dengan latar belakang suatu system (identik dengan context
evaluation dalam CIPP Model).
b. Program Planning, membantu memilih program-program yang
lebih spesifik dan efektif dalam memenuhi kebutuhan pendidikan
tertentu (identik dengan input evaluation).
c. Program Implementation, menyediakan informasi tentang apakah
program dilaksanakan untuk kelompok sasaran yang tepat sesuai
yang diharapkan.
d. Program Improvement, menyediakan informasi tentang
bagaimana suatu program berfungsi, apasaja usaha yang dilakukan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan , apakah muncul
hal-hal yang tidak diharapkan? (identik dengan process
evaluation).
e. Program Certification, menyediakan informasi tentang nilai dari
suatu program dan kemungkinannya untuk dipergunakan lebih jauh
(identik dengan product evaluation).
Model yang disampaikan oleh Alkin (1991), model evaluasi UCLA
meliputi empat asumsi, yaitu:
a. Evaluasi adalah proses untuk memperoleh informasi
b. Informasi yang dikumpulkan dalam evaluasi akan digunakan untuk
membuat keputusan alternatif pilihan dalam menentukan tindak
lanjut.
c. Informasi dalam evaluasi harus disampaikan kepada pengambil
keputusan dalam bentuk yang dapat digunakan secara efektif dan
desainnya dapat membantu menghindari keraguan dan kesalahan
dalam pengambilan keputusan.
d. Jenis keputusan yang lain memerlukan prosedur jenis evaluasi
yang lain.

10
3. The Utilization Focused Evaluation Approach (UFE)
Pendekatan evaluasi ini (The utilization-focused evaluation
approach) yang dikembangkan oleh Patton (1978) yang dipandang
sebagai pendekatan pembuatan keputusan. Pendekatan ini lebih
menekankan bahwa proses identifikasi dan pengorganisasian relevansi
antara pengambil keputusan dan pengguna informasi merupakan
langkah pertama dalam evaluasi. Penggunaan hasil temuan evaluasi
perlu memperhatikan pemikiran para pengambil keputusan, informasi
apa yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran, bagaimana informasi
tersebut dikumpulkan, dan bagaimana informasi tersebut disampaikan.
Beberapa ahli juga meyakini bahwa UFE termasuk sebagai pendekatan
evaluasi managemen, walaupun rentang analisisnya lebih mengarah
pada penelitian/riset.
E. Keunggulan Dan Kelemahan Management Oriented Approach
Keunggulan dan kelemahan model pendekatan evaluasi berorientasi pada
managemen adalah sebagai berikut:
1. Keunggulan
a. Lebih menekankan pada informasi-informasi yang penting dan
dibutuhkan pada setiap level pengambilan keputusan.
b. Evaluator tidak harus menunggu waktu berjalannya program
sampai selesai dalam melakukan evaluasi.
c. Memungkinkannya dilakukan perangkat pengumpulan informasi
secara sederhana melalui pengembangan pertanyaan-pertanyaan
dalam setiap level dan aspek program, artinya bahwa pendekatan
ini terbuka untuk dapat mengali hal-hal lain yang lebih mendalam
dan mudah dijelaskan kepada kelompok sasaran pengguna
informasi evaluasi.
2. Kelemahan
a. Ketidakmampuan evaluator dalam merespon pertanyaan-
pertanyaan atau isu-isu yang bermakna. Hal ini karena khawatir
akan terjadi pertentangan dengan pengambil keputusan yang
mengendalikan evaluasi.

11
b. Mahalnya biaya dan kompleksitas ruang lingkup evaluasi. Jika
prioritas isu dan pertanyaan-pertanyaan evaluasi tidak ditentukan,
penilaian dengan mempergunakan pendekatan ini cenderung akan
menjadi rumit dan memerlukan biaya besar.

F. Kontribusi Management-Oriented Approach terhadap Manajer


Pendekatan evaluasi berorientasi managemen memberikan kontribusi
kepada manager dalam pengambilan keputusan. Hal ini karena dalam
pendekatan evaluasi yang berorientasi managemen dapat memberikan
informasi-informasi penekanannya pada informasi-informasi yang penting
dan dibutuhkan pada setiap level pengambilan keputusan.

12
STUDI KASUS

Judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Penerapan


Manajemen Berbasis Sekolah di SD
Jurnal Indonesian Journal of Primary Education
Volume 3
Nomor 2
Halaman 28-37
Tahun 2019
Penulis Heryon Bernard Mbuik

Dalam jurnal ini dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh


kepemimpinan kepala sekolah terhadap penerapan manajemen berbasis sekolah di
SD. Menajemen berbasis Sekolah (MBS) berpotensi untuk meningkatkan
partispasi masyarakat, kepala sekolah, guru, administrator yang professional.
Berdasar kebijakan pemerintah tentang upaya memperbaiki kualitas pembelajaran
melalui MBS inilah maka diharapkan dapat membawa angin segar bagi para guru
untuk melakukan kebebasan akademik dalam mendidik peserta didik termasuk
didalamnya meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif guna menggambarkan
mengenai pengaruh skor variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap variabel
penerapan MBS. Teknik dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
teknik Proportional Random Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan
secara acak proporsional. Jumlah sampel sebanyak 113 orang siswa. Instrumen
penelitian berupa kuesioner sebanyak 35 angket. Instrumen kuesioner yang telah
dibuat, sebelum diberikan kepada responden, maka instrumen perlu dilakukan uji
coba, dengan cara mengukur tingkat validitas dan reliabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung
kepemimpinan kepala sekolah terhadap penerapan MBS ditunjukkan oleh
persamaan regresi linear X = 12,32 + 0,947. Persamaan tersebut memberikan
informasi bahwa rata-rata penambahan satu skor kepemimpinan kepala sekolah
akan diikuti oleh kenaikan 0,947 skor tingkat penerapan MBS. Harga koefisien

13
korelasi (r) sebesar 0,849; sedangkan harga koefisien jalur (p) sebesar 0,538 >
0,05 yang berarti kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap
penerapan MBS.
Jika dilihat dari model evaluasi yang berorientasi pada manajemen, maka
terdapat pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah dan penerapan MBS.
Oleh karena itu ada beberapa saran yang diajukan kepada pihak terkait, antara
lain;
1. Bagi Guru. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai umpan balik
(feedback), bahwa penerapan MBS dapat ditingkatkan melalui berbagai
cara salah satunya adalah dengan menerapkan kepemimpinan kepala
sekolah yang efektif dan meningkatkan motivasi kerja guru agar dapat
mewujudkan tujuan organisasi.
2. Bagi Kepala sekolah. Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi
atau sumbangan pemikiran bahwa untuk mencapai penerapan MBS yang
ideal, maka kepala sekolah membutuhkan dukungan dan partisipasi
masyarakat sehingga tujuan organisasi dapat terwujud dengan memotivasi
kerja guru dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan kepala sekolah
yang efektif sehingga memudahkan dalam pencapaian tujuan organisasi.
3. Bagi Kantor Dinas terkait. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan atau pemikiran dalam memutuskan suatu regulasi
atau kebijakan bahwa penerapan MBS dapat dipengaruhi oleh
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mengetahui program pendidikan berhasil atau tidaknya,
maka diperlukan suatu evaluasi yang disebut dengan evaluasi program.
Dalam evaluasi program pendidikan terdapat 3 pendekatan evaluasi yang
dijadikan panduan dalam pelaksanaan evaluasi program pendidikan, salah
satunya yaitu pendekatan evaluasi yang berorientasi pada manajemen
(Management Oriented Approach).
Management oriented approach adalah salah satu pendekatan
evaluasi program pendidikan yang memfokuskan pada kepentingan
manajerial, yang berfungsi untuk membantu para pengambil keputusan
untuk pengambilan keputusan/kebijakan.
Cronbach, stufflebeam dan Alkin memberikan definisi evaluasi
sebagai penyediaan informasi untuk membuat keputusan, sedangkan
Provus mendifinisikan evaluasi sebagai cara untuk mengetahui
ada/tidaknya perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk
rnengetahui apakah ada suatu kesenjangan. Evaluasi merupakan suatu
rangkaian kegiatan (proses) yang dilakukan secara sistematis dalam
mengumpulkan data (informasi) yang diperoleh, menganalisis dan
menginterpretasikan informasi tersebut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pelaksanaan suatu program (program) tertentu dengan kriteria
tertentu yang digunakan sebgai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.
Dalam evaluasi program pendidikan terdapat tiga pendekatan
evaluasi dijadikan panduan dalam pelaksanaan evaluasi program
pendidikan, salah satunya yaitu pendekatan evalusi yang berorientasi pada
managemen (Management-Oriented Approach).

15
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin AJ. (2008). Evaluasi


Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1971080
82001121-DIDING_NURDIN/Model-model_Pendekatan_Evaluasi.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195504281988031-
MAKHMUD_SYAFE/27I/pendekatan_to_evaluasi.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1971080
82001121-DIDING_NURDIN/Bab_2_Model_Evaluasi_SP.pdf

Jodi L. Fitzpartrick, James R. Sanders, Blaine R. Worthen. 2011.


Program Evalution Alternative Approaches and Practical
Guidelines, United States: Pearson.

Tayibnafis, Farida Yusuf, (2000), Evaluasi Program, Jakarta: Rineka Cipta.


Bernard, M. B. 2019. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di SD. Indonesian Journal of
Primary Education. Volume 3. Nomor 2

16

Anda mungkin juga menyukai