Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP MANAGEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


(POAC)
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Matakuliah : Managemen BK

Dosen Pengampu:

Riski Putra M.Pd

Disusun oleh kelompok 4 :


1. Fahma Lucky NWS (3320190280)

2. Siti Nurul Khomariyana (3320190203)

3. Siti Nur Halimah (3320190215)

4. Nanang Yahya Insom (3320190275)

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’ SUNAN GIRI BOJONEGORO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT tak lupa sholawat
serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW . Sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar, tanpa hambatan apapun.

Makalah ini kami susun guna untuk memenuhi tugas matakuliah Managemen BK
yang telah diberikan Bapak Riski Putra M.Pd. Kami berharap makalah ini dapat di
gunakan sebagai bahan bacaan dan refrensi oleh pembaca, meskipun makalah ini jauh
dari kata sempurna.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami oleh siapa saja yang membaca,
sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun agar kedepannya bisa
membuat makalah lebih baik lagi.

Bojonegoro, 12 Oktober 2021

(PENULIS)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah…………………………….………………………………....…..2
C. Tujuan…………………………………………………………………………...…..2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Fungsi manajemen BK ..............................................................................................3


B. Implementasi fungsi manajemen dalam bimbingan dan konseling............................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

A. Kesimpulan……………………………………………………………………........13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang diawali dari perencanaa
kegitan bimbinga dan koseling, pengorganisasaian aktivitas dan semua unsure pendukung
bimbingan dan koseling, menngerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan
konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengetahui apakah kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana
hasilnya.
Bimbingan dan konseling merupakan bentuk layanan yang merupakan sub sistem dari
sistem pendidikan seyogyanya mengacu pada kepuasanan pelanggan. Oleh karena itu
layanan bimbingan dan konseling juga harus memuaskan pelanggan baik konseli maupun
orang tua nya agar dapat di katakan bahwa layanan bimbingan dan konseling adalah salah
satu bentuk layanan yang bermutu. Agardapat memberikan layanan yang bermutu maka
seorang manager (konselor) hendaknya mmapu mengelola semua sumber daya manusia
berdasarkan prinsip mutu. Pelayanan yang bermutu mencakup semua aspek sistem
manajemen yang meliputi kompone input , proses, dan ouput. Terkiat konsep tersebut maka
implementasi manajemen bimbingan dan konseling meliputi komponen input yang terdiri
Man, Money Machine, Methode. Komponen proses manajemen dala bimbingan dan
konseling mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Implementasi manajemen dalam bimbingan dan konseling tercapainya kepuasan pelanggan
dalam halmini adalah peserta didik dan stakeholder yang lain.

1
B. RUMUSAN MASALAH

a) Implementasi fungsi manajemen dalam bimbingan dan konseling?

b) Fungsi manajemen BK?

C. TUJUAN

a) Untuk mengetahui Implementasi fungsi manajemen dalam bimbingan dan konseling?

b) Untuk mengetahui Fungsi manajemen BK?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. FUNGSI MANAJEMEN BK

Bimbingan dan konseling tidak lepas dari kegiatan manajemen di dalamnya. Manajemen
berfungsi sebagai proses, proses dimaknai sebagai serangkaian kegiatan yang saling
berhubungan dan bergerak menuju tercapainya tujuan. Manajemen sebagai proses juga
merupakan pemberian fasilitas, pimpinan, teladan, dan bimbingan kepada orang-orang yang
terorganisir dalam satu kesatuan yang telah ditetapkan tujuannya. Keseluruhan kegiatan tersebut
merupakan rangkaian proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan
pengendalian sampai tercapainya tujuan. Keseluruhan kegiatan itu menurut George R.Terry
(Purwoko, 2008) dalam bukunya “Principle of Management” meliputi planning, organizing,
actuating, controlling, yang selanjutnya disingkat menjadi POAC.

1. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat berbagai macam kegiatan
yang dilakukan oleh sejumlah petugas, memerlukan pengorganisasian agar terdapat
keharmonisan demi tercapainya tujuan pendidikan.

2. Dalam artian yang luas, organisasi bimbingan dan konseling di sekolah adalah segala
upaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling di sekolah untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

3. Program bimbingan dan konseling di sekolah adalah sejumlah kegiatan BK yang


direncanalan oleh sekolah, dan akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu

4. Untuk menunjang kesuksesan program BK di sekolah, maka konselor perlu menerapkan


kaidah POAC dalam kinerjanya

a). PLANNING (PERENCANAAN)


Perencanaan merupakan pedoman yang memberikan gambaran arah berupa garis besar aktivitas
dalam mencapai tujuan

3
Perencanaan merupakan wujud persiapan-persiapan sistem, teknik, metode, fasilitas, personalia,
waktu dalam mencapai tujuan
Perencanaan mencerminkan rumusan masalah tentang cara melakukan pencapaian tujuan.
Walaupun perencanaan merupakan wujud persiapan yang sistematis, tidak selalu perencanaan
dituangkan dalam wujud tertulis, melainkan dapat pula berbentuk gambaran tindakan. Manfaat
planing dalam BK :
1). Memberikan kejelasan arah pelayanan BK
2). Memudahkan untuk megidentifikasi hambatan-hambatan yang muncul
3). Meumbuhkan kesadaran akan pentingnya eksistensi BK di sekolah

b). ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)


Pengorganisasian merupakan langkah lanjutan setelah perencanaan dilakukan. Langkah
ini merupakan pengaturan lebih lanjut tentang jenis- jenis pekerjaan, alokasi tugas pekerjaan,
personalia yang menjalankan tugas, memilih metode kerja, penyediaan fasilitas-fasilitas
pekerjaan, biaya, alat- alat. Wujud kegiatan ini merupakan proses pengaturan, penyusunan, dan
pengorganisasian. Manfaat Organizing dalam BK :
1). Merumuskan tujuan- tujuan program BK, baik tujuan umum, khusus, dan tujuan setiap
kegiatan
2). Merumuskan jenis- jenis kegiatan secara operasional, memilih strategi/ metode pelaksanaan
program sesuai kondisi sekolah
3). Menjabarkan komponen- komponen program (tujuan, kegiatan, metode, personil, sasaran,
waktu, sarana dan prasarana, tempat)

C). ACTUATING (Pelaksanaan/Penggerakan)


Berdasarkan hasil perencanaan dan pengorganisasian, selanjutnya ditindaklanjuti dengan
menggerakkan seluruh sumber daya dalam aktivitas mencapai tujuan berdasar aturan dan
kebijakan organisasi. Sumber daya yang dijalankan dan dimanfaatkan meliputi menggerakkan
personil, alat, fasilitas dana, sarana, prasarana, dalam teknik dan metode pencapaian tujuan.
Tindakan-tindakan yang memungkinkan semua tugas dijalankan dengan memanfaatkan sumber
daya inilah yang disebut dengan proses penggerakan. Manfaat Actuating dalam BK :

4
1). Mengkoordinasikan sumber-sumber yang diperlukan meliputi personil, sarana dan prasarana,
waktu
2). Menyusun instrument pengukuran keberhasilan pelaksanaan program
3). Melaksanakan program sesuai rencana program yang telah ditetapkan

d). CONTROLING (Pengendalian dan Pengawasan)

Hasil perencanaan, pengorganisasian, sampai penggerakan belumlah menjamin aktivitas


pencapaian tujuan berjalan dengan baik tanpa ada control berupa pengendalian dan pengawasan.
Kontrol memungkinkan semua aktivitas berjalan sesuai aturan dan kebijakan yang telah
ditetapkan dan berguna untuk menghindari sekecil mungkin penyimpangan-penyimpangan dan
kemungkinan hambatan yang merusak aktivitas organisasi. Selain itu juga menjadikan aktivitas
berjalan berdasar perencanaan dan pengorganisasian. Manfaat Controling dalam BK :
1). Untuk meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program BK agar dapat diketahui tentang
bagian mana yang perlu diperbaiki
2). Untuk melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan guna memberi bantuan
kepada siswa agar lebih optimal
3). Untuk mendapatkan dasar yang sehat bagi kelancaran pelaksanaan hubungan masyarakat.
Hasil penilaian berguna sebagai bahan informasi bagi masyarakat

B. IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN DALAM BIMBINGAN DAN


KONSELING

5
Manajemen Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu kompetensi dasar
yang harus di kuasi oleh konselor. Mengapa, karena dalam kegiatannya seorang konselor
harus mampu merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling. Melalui perencanakan yang baik akan memperoleh
kejelasan arah pelaksanaan kegiatanbimbingan dan konseling serta memudahkan untuk
mengontrol kegiatan yang di laksanakan. Oleh karena itu dalam perencanaan program
bimbingan dan konseling seorang konselor perlu memperhatikan berbagai hal sebagai
berikut ini : (a) analisis kebutuhan permasalahan siswa (b) penentuan tujuan yang ingin di
capai (c) analisis situasi kebutuhan dan kondisi sekolah (d) penentuan jenis kegiatan yang
akan di lakukan (e) penentuan teknik dan strategi kegiatan (f) penentuan personel-
personel yang akan melaksanakan (g) perkiraan biaya dan fasilitas yang di gunakan (h)
mengantisipasi kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingankonseling
dan (i) waktu dan tempat artinya kapan kegitan di lakukan dan dimna kegiatan itu di
lakukan.
Sehubungan dengan konsep manajemen maka penerapan/implementasi
manajemen dalam bimbingan dan konseling merupakan salah satu manifestasi suatu
kegiatan yang sistematis tentang bagaimana merencanakan suatu aktivitas bimbingan dan
konseling. Bagaimana menggerakakan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi
bimbingan dan konseling, mengarahkan semua kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mencapai tujuan, mengawasi bagaimana kegiatan bimbingan dan konseling berjalan dan
menilai kegiatan bimbingan dan konseling.

Agar dapat memberikan layanan yang bermutu maka seorang manager (konselor)
hendaknya mampu mengelola semua sumber daya manusia berdasarkan prinsip mutu.
Pelayanan yang bermutu mencakup semua aspek sistem manajemen yag meliputi
komponen input, proses dan output.

a. Komponen input manajemen menurut Sugiyono (2001) mencakup Man, Money


Machine, Methode. Implikasi sub komponen manusia (man) dalam bimbingan
konseling berarti bahwa dalam pelayanan bimbingan dan konseling kompone
manusia merupakan sumber daya utama dalam aktivitas bimbingan dan konseling
islam. Artinya bahwa dalam kiparnya seorang konselor sekurang-kurangnya adalah
6
sarjana bimbingan dan konseling, akan lebih baik lagi jika sudah mempunyai
sertifikat konselor. Sub komponen keuangan (money) dalam bimbingan dan konseling
memang buka satu-satunya indicator yang menentukan keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling, namun dengan tersedianya keuanagn yang cukup dapat
mendorong aktivitas layanan bimbingan dan konseling. Maka dibuuhkan konselor
yang kreatif dan inovatif agar dengan kondisi keuangan yang minimal aktivitas
bimbingan dan konseling tetap berjalan da memperoleh hasil yang memuaskan demi
tercapainya perkembangan pesetra didik. Sub komponen machine dalam bimbingan
dan konseling berarti pelaksanaan bimbingan tiak dapat di lupakan penggunaan
perkembangan teknologi informasi yang mutakhir sehigga dengan bantuan teknologi
informasi dapat memermudah dan mengoptimalkan layanan bimbingandan konseling.
Melalui layanan yang menggunakan jasa teknologi informasi yang mutakhir maka
layanan bimbingan dan knseling bisa akses dengan mudah dan cepat. Sub komponen
material,materi layanan bimbingan dan konseling hendaknya sesuai dengan
kebutuhan atau masalah yang di hadapi peserta didik. Sub komponen metote
(method) berbagai metode layanan hendaknya dikuasai oleh konselor seperti
konseling individual, kelompok, dan lain-lain yang dalam memilih metode layanan
mana yang akan digunakan dengan mempertimbangan berbagai aspek seperti
karakteristik konseli, masalah konseli, kemampuan konselor, dan lain-lain.

b. Implikasi proses manajemen dalam komponen proses yang dikembangan Terry


meliputi planning, organizing, actuating, dan controlling. Perencanaan (planning)
bimbingan dan konseling yang tepat di peroleh sebuah program bimbingan dan
konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah siswa.implikasi dalam hal ini
adalah di perolehnya seperangkat kegiatan yang saling mengkait satu derngan yang
lain untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling. pengorganisasian (organizing)
adalah suatu aktivitas dalam organisasi yang mengatur cara kerja, prosedur kerja, pola
kerja, dan mekanisme kerja. Berdasarkan konsep tersebut maka pengorganisasian
dalam bimbingan dan konseling berartü bagaimana cara kerja, prosedur kerja, pola
kerja dan mekanisme kerja yang dilakukan oleh konselor dalam menjalankan roda
organisasi bimbingan dan konseling sekolah. Alasan dasar mengapa kegiatan
bimbingan dan konseling perlu adanya organisasi adalah untuk: (1) meningkatkan
7
efektivitas dan efesien peiaksanaan bimbingan dan konseling, (2) meningkatkan
pemahaman terhadap stakeholder dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, (3)
membangun komunkasi dari berbagai petugas bimbingan dan konseling sehingga
terjadi persepsi yang sama, dan (4) membangun dan menetapkan akuntabilitas
layanan bimbingan dan konseling. Manfaat adanya pengorganisasian antara lain : (1)
terdapat kesamaan persepsi diantara petugas bimbingan dalam mengaktualisasikan
tujuan bimbingan dan Konseling, (2) setiap personil pelaksana bimbingan dan
konseling saling memahami tugas peranan serta tanggung jawabnya dalam bimbingan
dan konseling, (3) setiap peserta didik akan memperolen layanan yang optimal
Karena penempatan petugas yang sesuai dengan kemampuannya, (4) tidak terjadi
tumpang tindih diantara personil/petugas bimbingan dan konseling dalam
melaksanakan tugasnya, (5) terciptanya mekanisme kerja yang selaras, serasi, dan
berkesinambungan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan (6) terciptanya
pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang efektif dan efisien

Terkait dengan pengorganisasian dan dalam konteks pendidikan fomal Depdiknas telah
menguraikan tugas dan wewenang masing-masing personil bimbingan dan konseling sekolah
sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kepala sekolah mempunyai


peranan yang sentral. Hal ini dinyatakan oleh Brown Trusty (2005:28) bahwa peranan
pemimpin dalam hal ini kepala sekolah adalah mempengaruhi dan mengarahkan serta
memotivasi semua personil sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Makna dari
pemyaataan tersebut berarti berhasil tidaknya pelaksanaan bimbingan dan konselimg
sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah.

2. Koordinator bimbingan dan konseling

Koordinator bimbingan dan konseling di sekolah merupakan tangan panjang


kepala sekolah dalam mengorganisir pelaksanaan bimbingan dan konseling. Untuk dapat
melaksanakan amanat tersebut seyogyanya dipilih seorang koordinator yang mempunyai
kapabilitas, pengalaman, dan komitmen yangtinggi dalam bimbingan dan konseling.
8
Koordinator konselor di sekolah mempunyai berbagai tugas antara lain:(a) memberi
masukan kepada kepala sekolah dalam menentukan pembagaian tugas konselor di
sekolah, (b) mengkoordinir guru pembimbing (konselor), (c) memimpin dan
bertanggungjawab dalam penyusunan program bimbingan dan konseling sekolah, (d)
melaksanakan aktivitas/berbagai layanan yang teianp rogramkan, (e) menilai kinerja,
proses dan hasil pelaksanaan bimbingan dan Konseling di sekolah, (f) menindaklanjuti
hasil penilaian layanan bimbingan dan konseling, (g) memasyarakatkan aktivitas
bimbingan dan konseling kepada stakeholder (guru, orangtua, dan anggola masyarakat
lain, (h) mengusulkan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalitas
konselor baik melalui pelatihan yang diprogramkan Depdiknas maupun pelatihan yang
dibiayai sendiri, (i) bertanggungjawab kepada kepala sekolah tentang pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah, dan (j) mengadministrasikan semua aktivitas
bimbingan dan konseling di sekolah.

3. Konselor Sekolah.

konselor sekolah atau guru pembimbing sekolah merupakan pelaksana utama


aktivitas layanan bimbingan dan konseling sekolah. Sesuai dengan UUGD No 14 tahun
2005 bahwa guru atau konselor sekurang-kurangnya berijazah S1. Sesuai dengan
undang-undang tersebut maka tugas konselor adalah membimbing. Makna membimbing
adalah membantu peserta didik agar dapat mandari dan berkembang secara optimal.
Untuk itu terdapat serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh guru
pembimbing/konselor dalam melaksanakan bimbingan yaitu:
a. Membuat program bimbingan dan konseling yang diawali dengan mengadakan need
assessment peserta didik mmaupun lingkungan.
b. Melaksanakan bimbingan dan konseling sekurang-kurangnya 150 peserta didik yang
mencakup layanan dasar, layanan responsive, layanan perencanaan individual maupun
dukungan system
c. menilai pelaksanaan bimbingan dan konseling yang meliputi penilaian kerja personil,
penilaian proses, dan penilaian hasil.
d. menganalisis hasil pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
e. menindaklanjuti hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling

9
f. berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru, wali kelas, orang tua dalam menangani
konseli yang bermasalah.
g. mempertanggungjawabkan kinerja kepada coordinator konselor maupun ke kepala
sekolah
h. merekan semua aktivitas bimbingan dan konseling dalam bentuk laporan administrative
layanan bimbingan dan konseling.
i. mempunyai komitmen yang tinggi untuk meningkatkan diri melalui berbagai pelatihan
agar kinerjanya semakin professional
j. memasyarakatkan bimbingan dan konseling kepada guru, orang tua maupun masyarakat.
4. Guru mata pelajaran
Dalam upaya mengembangkan peserta didik, guru mata pelajaran mempunyai
beberapa tugas dalam bentuk Kerjasama dengan guru pembimbing (konselor). Hal ini secara
tegas dinyatakan dalam keputusan mendikbud No 0250/1995 bahwa salah satu tugas guru
mata pelajaran adalah Menyusun dan melaksanakan bimbingan dan konseling dalam
bidangnya. Adapun secara rinci tugas guru mata pelajaran dalam bimbingan koseling adalah:
b. Bersama dengan konselor sekolah Menyusun program bimbingan dan konseling.
c. Bersama dengan konselor mengidentifikasi peserta didik yang mengalami
kesulitan ataumasalah dalam mata pelajaran yang diampunya.
c. Memberikan informasi tentang peserta didik yang diamsumsikan mempunyai
masalah dalam proses pembelajaran dan kehidupannya.
d. Bersama dengan konselor memecahkan masalah belajar yang dialami peserta
didik dalam mata pelajaran yang diampunya, khususnya memberika pengajaran
remidi ( remidial teaching )
1. Wali Kelas
Oleh karena sentralnya peran wali kelas dalam membimbing peserta didik maka
sudah sewajarnya aktivitasnya dekat dengan aktivitas bimbingan dan konseling. Berikut
ini tugas seyogyanya dilaksanakan wali kelas dalam bimbingan konseling yaitu:
a. Memberikan masukan dan informasi kepada konselor yang memerlukan
layanakhusus dalam bimbingan dan konseling.
b. Memberikan data yang dibutuhkan konselor yang terkait
dengan anak binaanya.
10
b. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mengikuti layanan
bimbingan dan konseling.
c. Berpartisipasi aktif dalam pertemuan bimbingan dan konseling dan khususnya
dalam pertemuan kasus.
5. Staf administrasi yang ditunjuk oleh koselor sekolah bertugas membantu konselor
maupun coordinator konselor untuk mempersiapkan dan melayani berbagai kebutuhan
dalam layanan bimbingan dan konseling seperti surat menyurat, format-format yang
dibutuhkan, dan lain lain.
Implikasi manajemen yang terkait dengan actualing dalam bimbingan dan
konseling yaitu bagaimana semua rencana program bimbingan dan konseling yang telah
disusun dilaksanakan sesuai agenda yang telah dilakukan. Untuk itu seorang manajer
dalam penggerakan atau pengarahan adalah harus :
1. Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif.
2. Mensinkronkan atara tujuan anggota organisasi dengan tujuan masing masing
anggota organisasi.
3. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara pimpinan dan bawahan
dimana hubungan tersebut bersifat hubungan yang saling menghargai dan
membutuhkan.
4. Dalam menghidupi bawahan tidak kaku atau menganggap bahwa manusia itu
mesin
5. Mengoptimalkan potensi bawahan sehingga setiap anggota organisasi dapat
mengaktualisasikan dirinya dalam organisasi.
2. Mengakui dan menghargai setiap presentasi sekecil apapun yang yang
ditampilkan oleh anggota organisasi.
3. Menempatkan personil yang tepat atau sesuai potensi dan karakteristik pribadi
anggota organisasi.
4. Memberikan imbalan atau bonus sesuai dengan jasa yang diberikan.
Implikasi manajemen yang terkait dengan controlling dalam bimbingan dan konseling yaitu
bagaimana mengawasi, mensupervisi dan menilai aktivitas layanan bimbingan dan konseling
apakah bimbingan dan konseling sudah sesuai dengan program yang telah direncanakan. Terkait
dengan fungsi pengawasan ini berbagai hal yang harus dilakukan konselor adalah adalah: (a)
11
menetapkan standar kinerja maksudnya menetapkan tingkat kinerja pekerjaan yang diharapkan
dari pelaksana dan kriteria pengukuran kesuksesan pekerjaan. (b) pengukuran/penilaian kinerja
konselor yang selanjutnya dapat digunakan sebagai umpan balik (feedback) sehingga
memungkinkan setiap anggota organisasi mengetahui beberapa baik konselor melakukan
pekerjaan dibandingkan dengan standart yang telah ditentukan dalam bimbingan dan konseling.
(c) membandingkan prestasi kerja dengan standart yang telah ditetapkan yaitu aktivitas yang
dilakukan oleh menejer untuk mengetahui beberapa performance atau kinerja seseorang konselor
apakah sudah memenuhi standar atau masih dibawah standar yang telah ditentukan. (d)
mengambil Tindakan korektif saat ditemukan penyelewengan penyimpangan , ataupun
pemborosan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Menghadapi situasi seperti
hal tersebut maka tugas seorang menejer harus segera mengambil Tindakan perbaikan agar
tujuan program bimbingan dan konseling dapat tercapai.
Komponen output dalam manajemen yaitu tercapainya produkvitas kerja, kepuasan dan
keuntungan mendapatkan sesuatu/pekerjaan baru. Pada tataran bimbingan dan konseling out put
yang diharapkan adalah tercapainya perkembangan yang optimal. Indikator yang paling umum
dapat diamati adalah adanya perubahan perilaku pada diri konseli seperti lebih percaya diri, lebih
ceria, lebih Bahagia mempunyai sifat positif, semakin berani tampil, mampu menyesuaikan diri,
dan lebih matang dalam mengelola emosi. Kondisi seperti tersebut dalam Bahasa manajemen
mutu berate tercapainya kepuasan pelanggan.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Agar dapat memberikan layanan yang bermutu maka seorang manager (konselor)
hendaknya mmapu mengelola semua sumber daya manusia berdasarkan prinsip mutu.
Pelayanan yang bermutu mencakup semua aspek sistem manajemen yang meliputi
kompone input , proses, dan ouput. Terkiat konsep tersebut maka implementasi
manajemen bimbingan dan konseling meliputi komponen input yang terdiri Man,
Money Machine, Methode. Komponen proses manajemen dala bimbingan dan konseling
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Implementasi
manajemen dalam bimbingan dan konseling tercapainya kepuasan pelanggan dalam
halmini adalah peserta didik dan stakeholder yang lain.
Bimbingan dan konseling tidak lepas dari kegiatan manajemen di dalamnya.
Manajemen berfungsi sebagai proses, proses dimaknai sebagai serangkaian kegiatan yang
saling berhubungan dan bergerak menuju tercapainya tujuan. Manajemen sebagai proses
juga merupakan pemberian fasilitas, pimpinan, teladan, dan bimbingan kepada orang-
orang yang terorganisir dalam satu kesatuan yang telah ditetapkan tujuannya.
Keseluruhan kegiatan tersebut merupakan rangkaian proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan pengendalian sampai tercapainya
tujuan. Keseluruhan kegiatan itu menurut George R.Terry (Purwoko, 2008) dalam
bukunya “Principle of Management” meliputi planning, organizing, actuating,
controlling, yang selanjutnya disingkat menjadi POAC.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kata sempurna. Oleh karena

itu, penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran

dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-karya berikutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

B.Purwoko.(2008).Organisasi dan Manajeme Bimbingan Konseling. Surabaya : Unesa


University Press.
Sugiyo.(2016).Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah:Pedoman Teoritis dan Praktis
Bagi Konselor Sekolah.BK FKIP UNNES. Semarang:Widya Karya.

14

Anda mungkin juga menyukai