Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Manajemen BK Komprehensif”

Mata Kuliah : Manajemen & Supervisi BK


Dosen Pengampu : Suciani Latif, S.Pd., M.Pd

OLEH KELOMPOK 3:

NOVI SAFITRI NASRUDDIN 200404501018


NURHAFIDZAH INDARTI 200404501019
SRI PRADIKA SALSABILA 200404502015
AHMAD WASII GAFFAR 1644042015

BK-B

PROGRAM STUDI BIMBINGAN & KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas
limoahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan guna memenuhi tugas akhir
semester. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini berhasil berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
telah membantu dan membimbing dalam pembuatan makalah ini.

Penulis juga sangat memahami bahwa apa yang telah didapatkan selama penyusunan
makalah ini belumlah seberapa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat.

Makassar, 24 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3


A. Hakikat Manajemen BK Komprehensif ........................................................... 3
B. Tujuan dan Prinsip Manajemen BK Komprehensif........................................ 3
C. Dasar Penyusunan Program BK Komprehensif............................................. 4
D. Syarat-Syarat Penyusunan Program BK Komprehensif ................................ 6
E. Anggaran dalam Bimbingan &1 Konseling ...................................................... 8

BAB 3. PENUTUP ............................................................................................................... 9


A.Kesimpulan ........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling diselenggarakan di sekolah sebagai bagian dari keseluruhan
usaha sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sebagai sub-sistem pendidikan
di sekolah, bimbingan dan konseling dalam pelaksanaannya tidak pernah lepas dari
perencanaan yang seksama dan bersistem. Sebagai suatu kegiatan, apabila dilakukan
secara sembarangan, tak terencana, dapat dipastikan hasilnya tidak akan diketahui secara
pasti. Apabila bimbingan dan konseling tidak dilakukan secara terencana dan
sembarangan maka tidak akan dapat diketahui seberapa hasil yang telah dicapai dalam
konteks kontribusinya bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Bimbingan dan konseling memiliki konsep dan peran yang ideal, karena dengan
berfungsinya bimbingan dan konseling secara optimal semua kebutuhan dan
permasalahan siswa di sekolah akan dapat ditangani dengan baik. Suatu program
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun,
terselenggara dan tercapai apabla tidak dikelola dalam suatu sistem manajemen yang
bermutu. Manajemen yang bermutu adalah ditemukannya kemampuan manajer
pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan sumberdaya yang ada.
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan
binbingan dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi,
dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini didukung oleh manajemen pelayanan
yang baik guna tercapainya peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan konseling. Pada
prinsipnya manajemen memuat makna segala upaya menggerakkan individu atau
kelompok untuk bekerja sama dalam mendayagunakan sumber daya dalam suatu sistem
untuk mencapai tujuan. Apabila diterapkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah, maka manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara yang
digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya
(tenaga, dana, sarana/prasarana) dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan
untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai
tujuan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu hakikat manajemen BK Komprehensif?
2. Apa saja tujuan dan prinsip dari manajemen BK Komprehensif?
3. Apa dasar dalam penyusunan program BK Komprehensif?
4. Apa yang menjadi syarat dalam penyusunan BK Komprehensif?
5. Bagaimana pengaturan anggaran dalam BK?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hakikat manajemen BK Komprehensif.
2. Untuk mengetahui tujuan dan prinsip dari .manajemen BK Komprehensif.
3. Untuk mengetahui dasar penyusunan program BK Komprehensif.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat penyusunan program BK Komprehensif.
5. Untuk mengetahui anggaran dalam BK.

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, maka manfaat penulisan sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan dan khazanah ilmu baik bagi para pembaca maupun
penulis terkait dengan kekerasan seksual pada anak.
2. Sebagai salah satu bahan bacaan/referensi pada makalah/karya tulis ilmiah dengan
tema atau topik yang sama.
3. Memberikan gambaran kepada para pembaca tentang manajemen dalam BK
Komprehensif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen BK Komprehensif


Bimbingan dan konseling merupakan salah satu organisasi yang ada di dalam sekolah
yang juga memerlukan adanya manajemen agar dapat mencapai tujuannya. Dalam konsep
aslinya manajemen adalah pencapaian sasaran sasaran organisasi dengan cara efektif dan
efesien melalui perencanaan, pengorganisasian,kepemimpinan, dan pengendalian sumber
daya organisasi (Darft,2002: 8).
Sementara itu Satori sebagaimana dikutip oleh Rusman (2009: 121) mengemukakan
bahwa manajemen pendidikan merupakan keseluruhan proses kerja sama dengan
memanfaatkan semua sumber personel dan material yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan Pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien".
Sedangkan manajemen dalam bimbingan dan konseling komprehensif, dapat diartikan
sebagai kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling,
menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling
mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui
apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya
(Sugiyo, 2012: 28). Gibson dkk (2011: 566) menyatakan bahwa manajemen bimbingan
dan konseling adalah aktivitas aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi
keseharian staf konseling meliputi aktivitas administratif seperti pelaporan dan
perekaman, perencanaan dan kontrol anggaran, manajemen fasilitas dan pengaturan
sumber daya. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan manajemen bimbingan dan
konseling adalah kegiatan manajemen yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi
fungsi bimbingan dan konseling mulai dari, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan evaluasi untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efesien
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada.

B. Tujuan dan Prinsip Manajemen BK Komprehensif


Sugiyo (2011: 27) menyatakan tujuan manajemen dilakukan secara sistematis agar
mencapai produktif, berkualitas,efektif dan efesien. Manajemen bimbingan dan konseling
bertujuan untuk mengembangkan diri konseli (peserta didik) secara efektif dan efesien.
3
Kegiatan manajemen bimbingan dan konseling dikatakan produktif apabila dapat
menghasilkan keluaran baik secara kualitas dan kuantitas. Kualitas dari layanan
bimbingan dan konseling dilihat dari tingkat kepuasan dari konseli yang mendapatkan
layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan kuantitas dari layanan bimbingan dan
konseling dilihat dari jumlah konseli yang mendapat layanan bimbingan dan konseling.
Efektif berarti kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan, keefektifan dari
layanan bimbingan dan konseling adalah melihat dari ketercapaian layanan bimbingan
dan konseling yaitu konseli mampu mengembangkan dirinya secara optimal.
Sedangkan efesien apabila kesesuaian antara sumber daya dengan keluaran atau
penggunaan sumber dana yang minimal dapat dicapai tujuan yang diharapkan. Layanan.
bimbingan dan konseling dapat dinyatakan efesien apabila tujuan bimbingan dan
konseling yaitu pengembangan diri konseli dapat segera dicapai dengan penggunaan
sumber daya yang sedikit. Tujuan-tujuan manajemen bimbingan dan konseling ini dapat
dicapai secara dan efesien apabila memenuhi prinsip-prinsip manajemen.
Manajemen bimbingan dan konseling perlu memperhatikan prinsip-prinsip
manajemen agar tujuan dari manajemen dapat tercapai, menurut Hikmat (2009: 41)
menyatakan ada 5 prinsip dalam pengelolaan manajemen yaitu (1) prinsip efisiensi dan
efektivitas, dimana fungsi manajemen dilakukan dengan mempertimbangkan sarana
prasarana, keadaan dan kemampuan organisasi agar relevan dengan tujuan yang dicapai;
(2) prinsip pengelolaan, dimana suatu manajemen dilakukan secara sistematik dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan; (3) prinsip pengutamaan
tugas pengelolaan, dimana seorang manajer bertanggung jawab dalam melaksanakan
kegiatan manajemen, baik pelayanan internal maupun eksternal; (4) prinsip
kepemimpinan yang efektif, dimana seorang manajer harus memiliki sifat yang bijaksana
dalam mengambil suatu keputusan dan mampu berhubungan baik dengan semua personel
di dalam organisasi tersebut; (5) prinsip kerjasama, kerjasama didasarkan pada
pengorganisasian manajemen terkait dengan melaksanaan tugas sesuai dengan keahlian
dan tugas masing-masing personil.
Sugiyo (2011: 29) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip manajemen meliputi: (a)
efesiensi adalah kegiatan yang dilakukan dengan modal yang minimal dapat memberikan
hasil yang optimal; (b) efektifitas adalah apabila terdapat kesesuaian antara hasil yang
dicapai dengan tujuan; (c) pengelolaan adalah dalam aktivitas manajemen seorang
manajer harus mengelola sumber daya yang ada baik sumber harus daya manusia maupun
non manusia; (d) mengutamakan tugas pengelolaan artinya seorang manajer
4
mengutamakan tugas manajerialnya dibandingkan tugas yang lain; (e) kerjasama adalah
seorang manajer harus mampu menciptakan suasana kerjasama dengan berbagai pihak;
dan (f) kepemimpinan yang efektif.
Dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip-prinsip
manajemen bimbingan dan konseling adalah;
a. Efesien dan efektif, artinya kesesuaian hasil layanan dengan tujuan yang ingin
dicapai dari layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan fasilitas
yang ada secara optimal.
b. Kepemimpinan yang efektif, artinya kepala sekolah perlu bersikap bijaksana
dalam mengambil keputusan dan mampu berkoordinasi dengan personel sekolah
secara baik.
c. Kerjasama, artinya adanya hubungan kerjasama yang baik antar personel sekolah.
d. Pengelolaan manajemen, sistematika manajemen dari mulai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan evaluasi.

C. Dasar Penyusunan Program BK Komprehensif


Kegiatan manajemen dalam bimbingan dan konseling, diwujudkan dalam penyusunan
program. Dengan penyusunan yang sistematis, program bimbingan dan konseling
diharapkan dapat menjadi alat untuk mengatur kegiatan guna pencapaian tujuan. Program
bimbingan dan konseling komprehensif perlu dipahami sebagai kerangka kerja utuh oleh
konselor atau guru bimbingan dan konseling, terdapat lima premis dasar sebagai titik
tolak untuk mengembangkan program dan mengelola bimbingan dan konseling di
sekolah. Menurut Gysbers & Henderson (Fathur Rahman, 2009: 2), lima premis dasar
yang menegaskan istilah Comprehensive school guidance and counseling adalah;
a. Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan.
Dalam pendidikan ada standar dan kompetensi tertentu yang harus dicapai oleh
peserta didik. Oleh karena itu, segala aktivitas dan proses dalam layanan
bimbingan dan konseling harus diarahkan pada upaya membantu peserta didik
dalam pencapaian standar kompetensi yang dimaksud.,
b. Program bimbingan dan konseling bersifat pengembangan (based on
developmental approach). Meskipun seorang konselor dimungkinkan untuk
mengatasi problem dan kebutuhan psikologis yang bersifat krisis dan klinis, pada
dasarnya fokus layanan bimbingan dan konseling lebih diarahkan pada usaha

5
memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar tertentu yang membantu peserta
didik untuk tumbuh, berkem bang, dan menjadi pribadi yang mandiri.,
c. Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team-building
approach). Program bimbingan dan konseling yang bersifat komprehensif
bersandar pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan bimbingan dan konseling
melibatkan seluruh personalia yang ada di sekolah dengan sentral koordinasi dan
tanggung jawab ada di tangan konselor yang bersertifikat (certified counselors).
Konselor tidak hanya menyediakan layanan langsung untuk peserta didik, tetapi
juga bekerja konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang. lain. Staf
personel sekolah (guru dan tenaga administrasi), orang tua dan masyarakat. Hal
ini hampir sama dengan yang diutarakan oleh Myrick (1993: 11) yang
menjelaskan bahwa pendekatan bimbingan dan konseling harus lebih berorientasi
kepada pengembangan siswa, yang merupakan usaha untuk mengidentifikasi
keahlian dan pengalaman yang perlu dimiliki siswa agar berhasil di sekolah..
d. Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses
sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan
keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut diharapkan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan secara tepat
sasaran dan terukur
e. Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh.
Faktor kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin akuntabilitas dan
pencapaian kinerja program bimbingan dan konseling.

D. Syarat-Syarat Penyusunan Program BK Komprehensif


Dalam penyusunan program pelayanan konseling diharapkan memenuhi unsur-unsur dan
persyaratan tertentu. Menurut Prayitno (1998) syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
penyusunan program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi
pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.
b. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan kelengkapan
program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik pada
satuan pendidikan yang bersangkutan.

6
c. Sistematik, dalam arti program, disusun menurut urutan logis,tersinkronisasi
dengan menghindari turnpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara
logis,
d. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk pengembangan dan
penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.
e. Memungkinkan kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rangka sebesar-
besamya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi
kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.
f. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk
penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan
keefisienan penyelenggaraan program pelayanan bimbingan dan konseling pada
umumnya.
Karena program bimbingan dan konseling terintegrasi dengan program sekolah secara
keseluruhan, maka dalam perencanaannya harus mempertimbangkan sumber daya
personil, sumber daya keuangan dan sumber daya politik sekolah, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Gysbers (2012:224) berikut ini;
a. Sumberdaya Personil
a) Mengimplementasikan rasio jumlah siswa : konselor yang direkomendasikan.
Untuk standart di Indoensia rasio konselor dengan siswa yaitu 1 : 150 siswa.
b) Mengembangkan deskripsi tugas konselor sekolah
c) Menetapkan tingkat peran dan tanggung jawab pemimpin program bimbingan dan
konseling.
d) Mengembangkan deskrisi tugas untuk semua personil yang terlibat dalam program
bimbingan dan konseling
e) Memperjelas hubungan dalam organisasi program bimbingan dan konseling.
b. Sumberdaya Keuangan
a) Menetapkan anggaran pada setiap bagian bimbingan sekolah
b) Mengekplorasi penggunaan sumber daya luar
c) Mengembangkan panduan sumberdaya komponen program bimbingan dan
konseling.
d) Menetapkan fasilitas standar bimbingan.
c. Sumberdaya Politik
a) Memperbaharui kebijakan dan prosedur yang ada
b) Memunculkan dukungan dari tingkatan konselor, pengelola dan guru
7
c) Bekerja dengan resistan terhadap staff pendukung
d) Bekerja dengan unsur penting yaitu orang tua yang bersangkutan,

E. Anggaran Dalam Bimbingan & Konseling


Penganggaran biaya merupakan hal yang cukup sensitif dan cukup rumit untuk
diterapkan dan terkadang sulit dirasionalisasikan. Sebenarnya penyediaan anggaran
bersifat vital karena berhubungan dengan optimalisasi pelaksanaan program bimbingan
dan konseling. Karenanya, harus ada beberapa pendekatan dalam menerapkan anggaran
biaya. Menurut Ridwan (2004) ada tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam
penganggaran program bimbingan dan konseling, yaitu: (1) Pendekatan subjektif,
pendekatan ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman terdahulu, dengan pengalaman
yang lalu kita dapat mengusulkan kembali anggaran tersebut kepada pimpinan lembaga,
(2) Pendekatan tugas, setiap satuan layanan dan kegiatan pendukungnya telah berisi
tujuan dan hasil-hasil yang hendak dicapai, dan distribusi tugas untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut. Atas dasar ini ditetapkan anggaran dan dikonsultasikan kepada pimpinan
lembaga, (3) Pendekatan normatif, konselor menawarkan layanan unggulan kepada siswa.
maka dalam penyusunan anggaran, konselor sekolah sebaiknya mengarahkan perhatian
pada optimalisasi perkembangan siswa. Dengan kata lain, dalam menyusun satuan-satuan
layanan dan kegiatan pendukungnya, maka konselor perlu mengarahkan pelayanan untuk
membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya.
Pada praktiknya, anggaran untuk program BK masih minim, padahal sumber
keuangan ini akan memperlancar pelaksanaan program. Kebanyakan konselor tidak
memiliki anggaran yang baik untuk program BK (Schimdt dalam Badrujaman, 2011).
Salah satu alasan tidak terlaksananya evaluasi program adalah karena terkendala anggaran
yang tidak mencukupi (Shertzer & Stone, 1981).
Kategori sumber keuangan meliputi anggaran, material, perlengkapan, dan fasilitas.
Anggaran keuangan digunakan antara lain untuk penyediaan media bimbingan, seperti
CD, buku, film, dan penyediaan tes standar. Jika media tidak dapat tersedia akibatnya
kegiatan bimbingan tidak akan bervariasi, guru BK akan lebih banyak melakukan
kegiatan-kegiatan yang ceramah dibanding lebih mendukung lainnya. Kegiatan evaluasi
yang tertunda atau bahkan tidak terlaksana akan mengakibatkan minimnya perbaikan
dalam program. Strategi yang sudah dipersiapkan tidak akan terlaksana tanpa adanya
dukungan anggaran keuangan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan
binbingan dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi,
dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini didukung oleh manajemen
pelayanan yang baik guna tercapainya peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan
konseling. Sesuai dengan tujuan dari manajemen BK Komprehensif itu sendiri yaitu
untuk mengembangkan diri peserta didik secara efektif dan efisien.
Selain itu agar pelayanan manajemen semakin bagus, perlu adanya sebuah program
yang bisa membantu untuk mencapai keberhasialan dari tujuan itu, maka diperlukan juga
dasar serta syarat penyusunan program yang baik agar tercipta program yang baik pula.
Anggaran juga merupakan bagian hal yang penting dalam keberhasilan suatu layanan,
maka itu harus diperhatikan dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Edris Zamroni, S. R. (2015). Manajemen Bimbingan dan Konseling Berbasis


Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 1-10.
Radja, I. I. (2019). Inovasi Penyusunan Program dan Pelaksanaan Asesmen
Bimbingan dank Konseling Komperhensif Berbasis Information dan Communication
Technologies (ICT) . Wineka Media.

10

Anda mungkin juga menyukai