“Manajemen BK Komprehensif”
OLEH KELOMPOK 3:
BK-B
Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas
limoahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan guna memenuhi tugas akhir
semester. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini berhasil berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
telah membantu dan membimbing dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga sangat memahami bahwa apa yang telah didapatkan selama penyusunan
makalah ini belumlah seberapa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling diselenggarakan di sekolah sebagai bagian dari keseluruhan
usaha sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sebagai sub-sistem pendidikan
di sekolah, bimbingan dan konseling dalam pelaksanaannya tidak pernah lepas dari
perencanaan yang seksama dan bersistem. Sebagai suatu kegiatan, apabila dilakukan
secara sembarangan, tak terencana, dapat dipastikan hasilnya tidak akan diketahui secara
pasti. Apabila bimbingan dan konseling tidak dilakukan secara terencana dan
sembarangan maka tidak akan dapat diketahui seberapa hasil yang telah dicapai dalam
konteks kontribusinya bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Bimbingan dan konseling memiliki konsep dan peran yang ideal, karena dengan
berfungsinya bimbingan dan konseling secara optimal semua kebutuhan dan
permasalahan siswa di sekolah akan dapat ditangani dengan baik. Suatu program
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun,
terselenggara dan tercapai apabla tidak dikelola dalam suatu sistem manajemen yang
bermutu. Manajemen yang bermutu adalah ditemukannya kemampuan manajer
pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan sumberdaya yang ada.
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan
binbingan dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi,
dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini didukung oleh manajemen pelayanan
yang baik guna tercapainya peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan konseling. Pada
prinsipnya manajemen memuat makna segala upaya menggerakkan individu atau
kelompok untuk bekerja sama dalam mendayagunakan sumber daya dalam suatu sistem
untuk mencapai tujuan. Apabila diterapkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah, maka manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara yang
digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya
(tenaga, dana, sarana/prasarana) dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan
untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai
tujuan.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu hakikat manajemen BK Komprehensif?
2. Apa saja tujuan dan prinsip dari manajemen BK Komprehensif?
3. Apa dasar dalam penyusunan program BK Komprehensif?
4. Apa yang menjadi syarat dalam penyusunan BK Komprehensif?
5. Bagaimana pengaturan anggaran dalam BK?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hakikat manajemen BK Komprehensif.
2. Untuk mengetahui tujuan dan prinsip dari .manajemen BK Komprehensif.
3. Untuk mengetahui dasar penyusunan program BK Komprehensif.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat penyusunan program BK Komprehensif.
5. Untuk mengetahui anggaran dalam BK.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, maka manfaat penulisan sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan dan khazanah ilmu baik bagi para pembaca maupun
penulis terkait dengan kekerasan seksual pada anak.
2. Sebagai salah satu bahan bacaan/referensi pada makalah/karya tulis ilmiah dengan
tema atau topik yang sama.
3. Memberikan gambaran kepada para pembaca tentang manajemen dalam BK
Komprehensif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar tertentu yang membantu peserta
didik untuk tumbuh, berkem bang, dan menjadi pribadi yang mandiri.,
c. Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team-building
approach). Program bimbingan dan konseling yang bersifat komprehensif
bersandar pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan bimbingan dan konseling
melibatkan seluruh personalia yang ada di sekolah dengan sentral koordinasi dan
tanggung jawab ada di tangan konselor yang bersertifikat (certified counselors).
Konselor tidak hanya menyediakan layanan langsung untuk peserta didik, tetapi
juga bekerja konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang. lain. Staf
personel sekolah (guru dan tenaga administrasi), orang tua dan masyarakat. Hal
ini hampir sama dengan yang diutarakan oleh Myrick (1993: 11) yang
menjelaskan bahwa pendekatan bimbingan dan konseling harus lebih berorientasi
kepada pengembangan siswa, yang merupakan usaha untuk mengidentifikasi
keahlian dan pengalaman yang perlu dimiliki siswa agar berhasil di sekolah..
d. Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses
sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan
keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut diharapkan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan secara tepat
sasaran dan terukur
e. Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh.
Faktor kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin akuntabilitas dan
pencapaian kinerja program bimbingan dan konseling.
6
c. Sistematik, dalam arti program, disusun menurut urutan logis,tersinkronisasi
dengan menghindari turnpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara
logis,
d. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk pengembangan dan
penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.
e. Memungkinkan kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rangka sebesar-
besamya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi
kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling.
f. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk
penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan
keefisienan penyelenggaraan program pelayanan bimbingan dan konseling pada
umumnya.
Karena program bimbingan dan konseling terintegrasi dengan program sekolah secara
keseluruhan, maka dalam perencanaannya harus mempertimbangkan sumber daya
personil, sumber daya keuangan dan sumber daya politik sekolah, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Gysbers (2012:224) berikut ini;
a. Sumberdaya Personil
a) Mengimplementasikan rasio jumlah siswa : konselor yang direkomendasikan.
Untuk standart di Indoensia rasio konselor dengan siswa yaitu 1 : 150 siswa.
b) Mengembangkan deskripsi tugas konselor sekolah
c) Menetapkan tingkat peran dan tanggung jawab pemimpin program bimbingan dan
konseling.
d) Mengembangkan deskrisi tugas untuk semua personil yang terlibat dalam program
bimbingan dan konseling
e) Memperjelas hubungan dalam organisasi program bimbingan dan konseling.
b. Sumberdaya Keuangan
a) Menetapkan anggaran pada setiap bagian bimbingan sekolah
b) Mengekplorasi penggunaan sumber daya luar
c) Mengembangkan panduan sumberdaya komponen program bimbingan dan
konseling.
d) Menetapkan fasilitas standar bimbingan.
c. Sumberdaya Politik
a) Memperbaharui kebijakan dan prosedur yang ada
b) Memunculkan dukungan dari tingkatan konselor, pengelola dan guru
7
c) Bekerja dengan resistan terhadap staff pendukung
d) Bekerja dengan unsur penting yaitu orang tua yang bersangkutan,
9
DAFTAR PUSTAKA
10