Anda di halaman 1dari 2

Resume

Urgensi Supervisi BK

Supervisi adalah sebagai proses dimana seseorang konselor yang


berpengalaman (supervisor) memberikan bantuan kepada konselor yang kurang
berpengalaman (supervisee) untuk belajar konseling. Menurut British
Associations for Counseling and Psychoterapy (BAC) (Wheeler & King, 2001),
supervisi diartikan sebagai suatu proses untuk menjaga standar konseling yang
memadai dan suatu metode konsultasi dengan horizon yang lebih luas dari
seorang praktisi yang berpengalaman. Menurut Parmer-Barnes (dalam Wheeler &
King, 2001), supervisi dan konsultasi dibutuhkan untuk memastikan
terselenggarnya praktek konseling yang terstandar, dalam rangka untuk
melindungi reputasi dari profesi.
Tujuan kegiatan supervisi adalah memberikan bimbingan agar Guru
BK/Konselor yang disupervisi mendapatkan peningkatan dalam hal keterampilan
khususnya dalam memberikan layanan BK di sekolah. Supervisi hendaknya
membuat Guru BK/Konselor menghayati tujuan program dan kegiatan layanan
BK secara jelas, sebab penghayatan yang jelas tentang tujuan tersebut
memungkinkan Guru BK/Konselor bertindak melaksanakan kegiatan BK dengan
rasa senang hati. Dikatakan bahwa supervisi membantu mengintegasikan tujuan
dan daya jika Guru BK/Konselor baik perorang maupun kelompok menyadari
nilai-nilai, mampu menjelaskan tujuan jangka panjang dan mencapai kesepakatan
tentang langkah-langkah yang akan dilakukan. Dengan kata lain jika supervisi
dapat menolong Guru BK/Konselor menghubungkan tindakan spesifik dengan
tujuan yang lebih besar, integrasi kegiatan dimungkinkan, dan daya kerja
meningkat.
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai bagian integral
pendidikan, perlu memiliki strategi supervisi yang tepat. Supervisi yang sesuai
secara profesional merupakan cara yang sangat efektif untuk mengembangkan
pengembangan profesional konselor sekolah (Henderson, 2012). Supervisi dalam
layanan BK sangatlah dibutuhkan untuk diterapkan karena dapat mengembangkan
situasi layanan bimbingan dan konseling yang lebih baik melalui pembinaan dan
peningkatan profesi layanan. American Association of Counseling and
Development (AACD) pernah menyimpulkan bahwa tanpa adanya supervisi bagi
konselor sekolah, maka masa depan profesi konseling sekolah tersebut sangatlah
berisiko. Berdasarkan hasil studi juga yang dilakukan oleh Dollarhirde & Miller
(2006) menyatakan bahwa manfaat dari supervisi konselor sekolah adalah sebagai
peningkatan pengembangan profesional. Pemenuhan tuntutan ini tidak terlepas
juga dari peran pendidikan (Bhakti & Safitri, 2015: 5).
Berdasarkan uraian tersebut, maka supervisi dalam layanan bimbingan dan
koseling merupakan suatu proses dan juga relasi yang dibutuhkan antara
supervisor dan konselor (supervisee) dimana supervisor (konselor senior)
memberi dukungan dan bantuan untuk mengembangkan mutu kinerja, kualitas
serta profesional yang dimiliki oleh supervisee. Sehingga dari hal tersebut maka
diperlukan strategi yang tepat serta efektif dalam melaksanakan supervisi
khususnya dalam layanan bimbingan dan konseling.

Referensi:
Bhakti, C. P. & Safitri, N. E. (2015). Implementasi Permendikbud RI Nomor 111
Tahun 2014 Dalam Pengembangan Layanan BK Di Sekolah Menengah. In
Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling, 55-61.
Dollarhide, C. T., & Miller, G. M. (2006). Supervision for Preparation and
Practice of School Counselors: Pathways to Excellence. Counselor
Education and Supervision, 45 , 242-252.
Henderson. (2012). Supervision of School Counselors: The SAAFT Model. Texas:
University of Texas at San Antonio.
Wheeler, Sue, David King. (2001). Supervising Counsellors. Issues of
Responsibility. London: Sage Publications.

Anda mungkin juga menyukai