NPM : 1906104030040
MATA KULIAH : UTS PENGGUNAAN HASIL ASSESMEN
Unit (02)
1. Pernyataan : Asesmen (tes dan non tes) merupakan hal penting dalam kerangka pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling. Bahkan melalui asesmen guru pembimbing/konselor mampu
memahami kondisi kliennya secara komprehensif. Pertanyaan :
b. Bagaimana kedudukan, fungsi dan manfaatnya bagi guru pembimbing/koselor ketika hendak
merumuskan program bimbingan dan konseling di sekolah ?
Jawab :
a. Teknik asesmen tes dan non tes pada umumnya dilakukan dengan wawancara, obsevasi,
sosiometri, dan lainnya. Ini menjadi jalan untuk memperoleh data dari klien yang akan
memudahkan konselor dalam menjalankan sesi konseling. Oleh karenanya asesmen
menjadi hal yang penting untuk proses konseling karena ini akan menjadi cara konselor
mengenal konselinya lebih dalam.
b. Asesmen memilki kedudukan yang strategis dalam proses konseling begitu pula pada
konselor. Asesmen menjadi kerangka utama dalam terlaksana proses bimbingan dan
konseling , dimana hasil dari asesmen akan menjadi gambaran terlaksananya proses
bimbingan dan konseling. Asesmen berfungsi untuk memudahkan konselor dalam
mengumpulkan data konseli yang nantinya dapat memungkinkan konselor untuk
membuat diagnosis yang akurat. Ini juga akan menjadi cara menyerhadakan jalan yang
akan dilalui konseli juga bisa menjadi prediksi tepat dan tidak tepatnya suatu keputusan
yang akan ditetapkan konseli.
c. Hasil Psikotes sudah seharusnya digunakan untuk kepentingan klien dalam proses
pemberian layanan, ini akan membantu menentukan rencana dan metode yang bisa
digunakan untuk mengatasi masalah yang dialami klien, bisa berupa masalah Pendidikan
lanjutan atau bahkan maslaah karir yang akan diambil dimasa depan. Dan hasil Psikotes
ini bersifat rahasia, konselor punya kewajiban untuk menjaganya.
2. Pernyataan : Tes hanya boleh diberikan oleh petugas yang berwenang menggunakan dan
menafsirkan hasilnya.
Pertanyaan :
b. Bagaimana dampaknya jika guru pembimbing yang tidak memiliki kualifikasi untuk
menggunakan tes psikologi tetapi tetap menggunakannya ?
c. Apa saja yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing yang tidak memiliki kualifikasi untuk
menggunakan tes psikologi ? berikan alasanya !
Jawab :
a. Tes dan hasil asesmen bersifat rahasia, sudah seharusnya ini hanya dilakukan oleh
petugas yang berwenang, karena apabila dilakukan oleh orang luar yang tidak
berkepentingan akan melanggar kode etik asesmen yang bersifat rahasia.
b. Apabila guru bimbingan dan konselor yang tidak memiliki kualifikasi namun nekat tetap
akan menggunakannya ini akan mempengaruhi tingkat efektif dan efisiennya hasil dari
tes psikotes yang telah dilaksanakan. Ini juga akan dianggap melanggar kode etik, karena
kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah dari pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling.
c. Guru pembimbing bisa menggunakan tes psikotes apabila ada seseorang yang sudah
memilki kualifikasi untuk terus mengawasi berjalannya proses tes. Ini agar tercapainya
tingkat keefesien dari tes itu sendiri. Karena pada akhirnya hasil tes ini akan digunakan
untuk proses pemberian layanan nantinya.
3. Pernyataan : Dalam implementasi tes standar seperti tes inteligensi dan bakat ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, baik yang berkaitan dengan persiapan pelaksanaan, pelaksanaan,
skoring maupun interpretasi hasil.
Pertanyaan : Jelaskan maksud pernyataan tersebut ? Uraian anda disertai dengan contoh salah
satu pelaksanaan tes inteligensi atau tes bakat !
Jawab:
Deskripsi subtes
bagian 2 perhitungan
bagian 3 tiga dimensi ruang
bagian 9 menempatkan
Perskoran
skor mentah untuk masing masing sup tes adalah jumlah keseluruhan jawaban yang benar. Skor
mentah dimasukkan dalam lembaran hasil hasil. Tidak membuat kesimpulan terhadap jawaban
yang salah, item-item yang salah, dan sebagainya. Jika lebih dari satu jawaban dibuat per item,
hal ini dianggap salah, masing masing skor mentah dikonversikan ke dalam salah satu atau
beberapa skor standar yang dapat dipakai untuk salah satu atau beberapa bakat: misalnya bagian
tiga memiliki dua skor standar, salah satu yang dipakai pada bakat ruang dan yang lainnya pada
kemampuan pengetahuan umum.
4. Pernyataan : Hasil tes psikologi senantiasa berwujud skor mentah yang masih perlu
diolah ke dalam skor matang atau skor standar. Untuk mengolah skor mentah menjadi
skor matang dapat menggunakan berbagai cara. Berikut ini ada skor mentah yang
diperoleh dari hasil tes penalaran angka (numerical ability) dari siswa SMA yang telah
dimuat ke dalam table berikut :
5.
Pertanyaan :
a. Jika nilai persentil masing-masing siswa untuk komponen inteligensi
dikonversi atau disetarakan dengan norma IQ Weschler, maka berapakah IQ
masing-masing siswa ?
b. Jika data tersebut (semua komponen) dimaksudkan untuk penjurusan di
SMA atau MA (jurusan IPA, IPS dan Bahasa), maka apa rekomendasi yang
dapat anda berikan ?
c. Mengapa anda merekomendasikan pada salah satu atau lebih jurusan untuk
masing-masing siswa tersebut ?
Jawab :
A. Norma persentil IQ
Persentil Nilai Huruf Tingkatan Persentil
95-99 A Seperior
90-94 B+ Diatas rata-rata (atas)
75-89 B Diatas rata-rata
51-74 C+ Rata-rata (atas)
50 C Rata-rata
26-49 C- Rata-rata (bawah)
11-25 D+ Dibawah rata-rata
6-10 D Dibawah rata-rata (bawah)
0-5 E Keterbelakangan
70+70+45
B. Badu : IPA = =61,6
3
45+70+50
IPS = =55
3
40+ 45+80
IPB = =55
3
Syahkubat
65+70+45
IPA = =60
3
80+65+55
IPS = =66,6
3
65+80+70
IPB = =71
3
Nadya
65+50+45
IPA = =53,3
3
55+65+50
IPS = =56,6
3
40+55+65
IPB = =53,3
3
Rabusin
45+65+ 60
IPA= =56,6
3
70+45+70
IPS = =61,6
3
75+70+90
IPB = =78
3
Teteh
50+75+70
IPA = =65
3
50+50+45
IPS = =¿48,3
3
35+50+35
IPB = =40
3
Acep
80+60+80
IPA = =73,3
3
60+80+85
IPS = =75
3
50+60+65
IPB = =58,3
3
Sobar
50+75+40
IPA = =55
3
60+50+60
IPS = =56,6
3
75+60+70
IPB = =68,3
3