Anda di halaman 1dari 6

Muslim menyimpang atau patologis merupakan antagonik dari muslim normal.

Kalaupun
dia sebagai muslim secara legal- formal, namun secara substansial kurang memenuhi standar
keprib adian yang Islami. Dengan demikian, muslim yang menyimpang-patologis telah keluar
dari idealitas kepribadian Islami, karena ia bermasalah pada sisi hati dan keimanannya.1

Munculnya patologi muslim dalam pandangan al-Qur’an dapat dijelaskan karena


memang dalam diri manusia terdapat dua karakter yang terus saling pengaruh mempengaruhi,
yaitu; karakter baik dan buruk, Manusia memiliki karakter positif dan negatif, dimana karakter
negatif itu lebih dominan untuk menguasai dirinya, maka akan menimbulkan penyakit. Hal
tersebut dinyatakan dalam beberapa ayat diantaranya;2

1. Potensi Negatif Mengalahkan Potensi Positif

Dalam diri manusia ada potensi baik (Nafs yang suci) dan juga ada potensi
buruk. Nafs yang suci bisa dikotori oleh jiwa yang buruk, dan bila hal ini tidak dipelihara
kesuciannya bisa berubah menjadi kotor. Sebagaimana dalam QS. al-Syams; ayat: 7-10 :

Artinya: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) (7), maka Allah


mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8) sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (9) dan sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya (10). (QS. al-Syams; ayat: 7-10).

Ayat di atas memberikan gambaran tentang jiwa manusia, yang kadang kala
bersifat buruk dan kadang kala bersifat baik. Dari ayat tersebut, dapat dilihat bahwa ada
gambaran keseimbangan yang Allah ilhamkan pada tiap-tiap manusia, yakni antara
kebaikan dan keburukan. Manusialah yang menentukan jalan hidupnya masing-masing.
Seseorang yang memilih jalan kebaikan maka keberuntungan dunia akhirat yang akan
diperoleh baginya. Seseorang yang memilih jalan keburukan maka kerugian dunia akhirat
yang akan diperoleh baginya pula. Ketika manusia membersihkan jiwanya dari sifat-sifat
kotor dan kelakuan yang tidak baik, maka ia akan terjaga dari keburukan tersebut. Akan
tetapi, jika seorang manusia tidak mampu menjaga dirinya dari gejolak sifat-sifat buruk
atau prilaku buruk tersebut, maka akan terjerumus ke dalam perangkap kefasikan atau

1
Abd.Syakur, Patologi Muslim, (Surabaya: Raviev Jaya,2019), Hlm 72-73
2
Abid Rohman, Patologi Sosial Perspektif Al-Qur’an, Jurnal (Surabaya: UIN Sunan Ampel, t.th) Hlm 42
jalan keburukan. Maka kerugian yang akan menimpanya, baik di dunia maupun di
akhirat.3

Mengilhamkan berarti memberi potensi agar manusia melalui nafs dapat


menangkap makna baik dan buruk, serta dapat mendorongnya untuk melakukan kebaikan
dan keburukan. Allah Swt. telah bersumpah dengan kesempurnaan dan kesiapan jiwa
manusia untuk menerima kefasikan dan ketakwaan, sebagaimana firman Allah Swt.
dalam surah al-Balad ayat 10

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.”

Yakni Allah Swt. menunjukkan kepadanya dua jalan, yaitu jalan kebaikan dan
jalan kejahatan. Maka siapa yang menginginkan ketakwaan hendaknya ia menempuh
jalan kebaikan, dan siapa yang menginginkan kefasikan hendaknya ia menempuh jalan
kejahatan. Siapa yang menempuh jalan kebaikan dan menyucikannya, maka ia akan
bahagia dan beruntung. Siapa yang menempuh jalan kejahatan dan mengotorinya dengan
hal-hal yang tercela, maka ia akan celaka dan merugi.4

2. Memiliki Kepribadian sebagai Seorang Kafir


Kafir yaitu golongan yang mencintai kekufuran secara dhahir dan bathinnya. 5
Sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Baqarah, ayat:6-7 :
Artinya: Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman, Allah
telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup.
Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
Maksudnya yakni orang kafir itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala
macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya. Hati mereka tidak terpengaruh oleh
peringatan sebab hati mereka terkunci, tidak dapat dicapai oleh nūr ilāhi, iman tidak akan
ada, lantaran mereka bersikap buta terhadap kebenaran dan ayat-ayat Allah sehingga efek
hidayah dan nasihat tidak dapat tembus hati. Mereka menelantarkan sarana-sarana

3
Edwar, Potensi Kebaikan dan Keburukan pada Manusia dalam Al-Qur’an dan Hadis, Skripsi. (Banda Aceh: UIN ar-
Raniry, 2018) Hlm 4
4
Mubarok Ibn Al-Bashir, Tafsir Al-Baqarah ayat 6-7 : sifat-sifat orang kafir, https://islamkaffah.id/tafsir-al-baqarah-
ayat-6-7-sifat-sifat-orang-kafir/ diakses pada 13 Oktober 2021 pukul 12.57.
5
Deden Rosidin, Karakter Manusia Munafiq, Skripsi (Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, 2007) Hlm
pengetahuan, tidak memandang alam sekitar dan tidak berpikir serta tidak
mempergunakan indra pendengaran dan penglihatan, sehingga mereka melihat kebenaran
tetapi tidak mengikutinya, mereka mendengarnya tetapi tidak memahaminya.6 Mereka
tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat al-Quran yang mereka dengar dan
tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di
cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.7

Dalam menjelaskan surat ini, Imam Al-Baghowi dalam tafsirnya Ma’alimut Tanzil
menyebut empat jenis kufur: kufur ingkar, kufur juhud, kufur inad, dan kufur nifaq.

1. Kufur ingkar adalah kekafiran orang yang tidak mengenal Allah dan tidak mengakui-
Nya sama sekali.
2. Kufur juhud adalah kekafiran orang yang mengenal Allah dengan batinnya, tetapi
tidak mau mengikrarkan melalui lisannya.
3. Kufur inad adalah kekafiran orang yang mengenal Allah dengan batinnya, mengakui-
Nya secara lisan, tetapi enggan memeluk agama-Nya.
4. Kufur nifaq adalah kekafiran orang yang mengikrarkan Islam secara lisan, tetapi
batinnya tidak mengakuinya.8
3. Kepribadian Seorang Munafiq
Munafiq yaitu golongan yang menyatakan iman secara dhahir dengan lidahnya
sedang bathinnya tidak iman, hatinya kafir. Kelompok ini paling buruk, mereka kufur
dengan kekafiran yang paling buruk karena menyembunyikan kekapirannya. Kepribadian
munafiq ini dijelaskan dalam surat al-Munafiqun ayat 1-8 yang mana dijelaskan Al-
Maraghi ( 1971: X, Juz 28, 106) karakter-karakter manusia munafiq dalam surat ini,
antara lain : 9
1) Pembohong
Orang munafiq disebut pembohong karena tidak meyakini kebenaran yang
mereka katakan, hatinya tidak sesuai dengan lidahnya dalam persaksian.
2) Menjadikan sumpah bohong sebagai tameng

6
NU Online, Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 6, https://islam.nu.or.id/post/read/117693/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-
6. Diakses pada 13 Oktober 2021 pukul 14.00
7
Abid Rohman, Patologi Sosial Perspektif Al-Qur’an… Hlm 42
8
NU Online, Tafsir Surat Al-Baqarah….
9
Ahmad Mushtafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Juz 28, (Dar Al-Fikr, Baerut: Lubnan,1971) Hlm 106
Mereka menjadikan sumpah mereka yang palsu dan bohong sebagai tameng untuk
menjaga jiwa dan harta mereka, hingga mereka tidak dibunuh oleh orang kafir, dan
saat orang mu‟min mendapat kemenangan dalam berperang, mereka mendapat bagian
harta gonimah.
3) Menghalangi jalan Allah
Orang munafiq berupaya sekemampuan mereka untuk menghalangi manusia
masuk Agama Islam.
4) Jelek amal
Dikatakan orang munafiq jelek amalnya karena mereka mengotori iman dengan
kekafiran, dan menampakan sesuatu yang berbeda dengan yang ada dalam hatinya.
5) Hatinya jelek
Mereka beriman kemudian berubah menjadi kafir, amal ini dilakukan, karena
jeleknya hati dan jeleknya keinginan jiwa mereka. Hati mereka dipatri sehingga tidak
ada hidayah, kebaikan tidak sampai pada mereka, mereka buta pada petunjuk, tuli
untuk mendengar kewajiban iman, mereka tidak mengerti.
6) Tampilan menarik tapi rusak bathinnya
Jika dilihat dari fisik dan tampilan tubuhnya, orang lain akan kaget dan tertarik.
Tapi itu hanyalah tipudaya karena bathin mereka rusak, di dalamnya kropos, bagaikan
kayu yang bersandar, bagus diluar busuk di dalam.
7) Manis perkataan tapi buruk jiwanya
Jika seseorang mendengarkan perkataan orang munafiq, dia akan tertarik karena
ucapannya yang manis, indah dan bagus, dan ingin terus mendengarkan
perkataannya. Tapi apa yang dikatakannya itu bertentangan dengan jiwanya yang
buruk. Allah swt membandingkannya seperti khusyub musannadah, yaitu kayu yang
tersandar. Khadim al-Harmain al-Syarifain ( 1971: 936 ) menafsirkan, Mereka
diumpamakan seperti kayu yang tersandar, maksudnya ialah untuk menyatakan sifat
mereka yang jelek meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara,
akan tetapi sebenarnya otak mereka adalah kosong tidak dapat memahami kebenaran.
8) Buruk persangkaan / Suudzon
Orang munafiq mengira tiap-tiap teriakan ditujukan kepada mereka, ini adalah
perangangka yang buruk, dan menunjukan kehinaan. Tiap kali ada ajakan unruk hal
yang berkaitan dengan ketentaraan, mereka anggap bahwa musuh telah datang.
9) Berpaling dan sombong
Mereka jika diminta datang kepada Rasululah untuk dimintakan bagi mereka
ampunan atas dosa-dosanya, mereka memalingkan kepalanya, berpaling dan
sombong.
10) Melarang orang lain berinfaq
Mereka halangi orang lain, jangan beri belanja kepada orang yang mengikuti
Rasulullah saw, agar mereka kelaparan, sehingga akhirnya mereka tinggalkan
Rasululah.
11) Bermaksud mengusir orang mu’mim dan merasa lebih kuat
Orang – orang munafiq dulu pada masa Rasululah bermaksud mengusir Muhamad
dan para shahabatnya, karena mereka menganggap, bahwa mereka lebih kuat, ,keras
dan mulia, sedangkan orang mu‟min lebih lemah dari mereka, padahal tidak ada yang
kuat, gagah kecuali Allah Swt. Ini menunjukan karakternya orang munafiq.
Maka dengan mengkaji sifat-sifat orang munafiq di atas dengan ditunjukan oleh
ayat-ayat Alquran, maka dapat disimpulkan bahwa karakter-karakter orang munafiq
yang terdapat dalam surat Al-Munafiqun, antara lain adalah : Pembohong,
menjadikan sumpah bohong untuk menjaga diri, menghalangi orang lain masuk
Islam, jelek amal, busuk hatinya, penampilan menarik dan manis ucapannya tapi
bathinnya rusak dan otaknya kosong, berprasangka buruk, berpaling, sombong,
melarang orang lain berinfaq, mengusir orang mu‟min, merasa lebih kuat.

Muslim yang berkepribadian patologis adalah muslim yang tidak memiliki kriteria
kepribadian sehat sebagaimana telah diuraikan di atas dan tidak tertanam iman yang kokoh dan
benar, karena dengan demikian, dia kehilangan fitrahnya yaitu sebagai pribadi yang beriman
kepada Allah Swt. Pribadi muslim yang sakit juga tidak memahami kebenaran dan kebajikan
sehingga cenderung melakukan maksiat sementara ia tidak merasa kalau hal itu maksiat. Itulah
pribadi yang berbahaya dan mengancam masyarakatnya. 10 Karena itu munculnya patologi
muslim sebagai sebuah disiplin ilmu dimaksudkan agar dapat bermanfaat bagi siapa saja,
10
Abd.Syakur, Patologi Muslim….. Hlm 74-75
terutama muslim, yang menginginkan kesehatan pribadinya, dan jika mengalami gangguan
patologis dapat memahami jalan kesembuhan dari penyakit-penyakit yang dideritanya; juga
secara spesifik, berguna bagi siapa saja yang concern di bidang treatmen dan penyembuhan
penyakit kepribadian, yaitu para konselor muslim yang fokus dalam penyembuhan konseli/klien
dengan pendekatan keislaman.11

11
Abd.Syakur, Patologi Muslim…. Hlm 6

Anda mungkin juga menyukai