Pekerjaan yang sudah mengorbankan segala-galanya untuk
employer mereka sekarang
mempertanyakan tingkat komitmen semacam itu ketika employer tampak sangat ingin mengorbankan mereka, tidak mengherankan jika sekarang banyak yang mencari kesuksesan di dalam kehidupan- Bukan hanya didalam pekerjaan, karena struktur kehidupan mencerminkan nilai nilai dan komitmen kita, maka keberhasilan harus didefinisikan kan secara personal. bagi banyak orang Seberapa jauh mereka mampu menemukan kesempatan untuk mengekspresikan nilai-nilai personalnya di banyak peran kehidupan ( misalnya, pekerjaan keluarga masyarakat ) menjadi tolak ukur yang mereka gunakan untuk mengukur kesuksesan mereka. dengan kata lain ; alih-alih hidup untuk bekerja, Banyak orang memutuskan bahwa lebih masuk akal untuk bekerja untuk hidup. Inilah beberapa tantangan pengembangan karir yang dibawa ketika memasuki konseling karir , berbagai masalah karir yang timbul dapat menciptakan kebingungan bagi banyak orang karena bertabrakan dengan pemahaman historis lagi mereka tentang konseling karir, Klien Klien konseling karir tidak merasa jelas tentang bahan apa yang tepat untuk didiskusikan dengan konselor karirnya, (Niles,Anderson,& Cover , 2000).mereka berharap untuk dites, tetapi seringkali mencari lebih dari itu, kebingungan mereka meningkat karena pengalaman pribadi tidak selalu berhubungan dengan pemahaman lazim mereka tentang proses konseling karir, Niles sejawatnya menemukan bahwa jika konselor karir memberikan kesempatan kepada kliennya untuk mendiskusikan bagaimana masalah non pekerjaan mereka berhubungan ( kadang-kadang bahkan bertabrakan ) dengan masalah pekerjaan mereka, Maka mereka akan menggunakan baik-baik kesempatan itu. jadi banyak bukti menunjukkan bahwa pendekatan holistik dalam intervensi karir mengatasi masalah-masalah karir klien di abad ke-21.
TUJUAN MITOS KONSELING KARIER
kebingungan seputar proses konseling karir dapat dirangkum ke dalam mitos-mitos konseling karir berikut 1. Konseling karir memiliki asesmen asesmen standar yang dapat digunakan untuk memberitahu orang-orang pekerjaan mana yang seharusnya mereka miliki 2. keputusan tentang peran pekerjaan dapat dibuat secara terpisah dengan peran-peran kehidupan lainnya 3. konseling karir tidak menangani isu-isu pribadi 4. konselor karir tidak membutuhkan keahlian konseling ekstensif untuk melakukan pekerjaan mereka secara kompeten. 5. konselor karir tidak melihat konten dan budaya klien 6. konseling karir hanya diperlukan ketika sebuah keputusan karir harus diambil 7. konseling karir berakhir ketika sebuah keputusan karir telah diambil mitos-mitos ini bermain sendiri dengan berbagai cara seperti dikatakan sebelumnya. banyak klien memasuki konselingKarir dengan harapan bahwa dirinya akan mengerjakan sebuah tes yang akan memberitahukan apa yang seharusnya mereka lakukan karena tidak ada tes semacam itu. konselor karir seringkaliperlu menyediakan struktur yang sesuai untuk kliennya, khususnya dalam kaitannya dengan harapan klien untuk konseling karir. mengklarifikasi apa yang masuk akal untuk diharapkan kan akan membantu klien memahami my apa yang mungkin dan tidak mungkin, pembuatan struktur yang tepat di dalam konseling karir juga membantu klien memahami my bag wa keputusan tentang pekerjaan tidak dapat dibuat secara terpisah dengan keputusan tentang peran-peran kehidupan lainnya, meskipun pernyataan ini tampak jelas (karena peran-peran kehidupan saling berinteraksi) tidak jarang terjadi klien berpikir bahwa semua hal yang akan mereka didiskusikan di dalam konseling Karir adalah tentang pekerjaan. ada beberapa hal yang lebih bersifat personal Dibanding pilihan karir , sekali lagi pernyataan an-nissa tampak Cukup jelas perhatikan Bagaimana kualitas hidup yang dialami seseorang ketika situasi pekerjaan an an Serba Salah, banyak orang mengalami stres psikologis , fisik, Financial, dan interpersonal di saat semacam itu sebaliknya ketika situasi pekerjaan positif kemungkinan mengalami kesehatan mental dan fisik positif meningkat ( herr, 1989) jelas bahwa konseling Karir adalah sebuah kegiatan kompleks yang mencakup semua jenis pengalaman hidup klien, isu-isu pengembangan karir adalah isu-isu perkembangan manusia, membantu klien mengatasi masalah karirnya secara holistik membutuhkan keahlian konseling tingkat lanjut (Advanced) salah satu bidang keahlian yang harus dimiliki konselor Karir adalah kompetensi multikultural konselor karir harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan kesadaran yang dibutuhkan untuk membantu klien klien dari beragam jam latar belakang untuk mengatasi masalah karir mereka, memahami Bagaimana ras etnis status sosial ekonomi gender orientasi seksual kemampuan fisik konstelasi keluarga biografi dan variabel-variabel kontekstual lain mempengaruhi pandangan klien tentang dunia, opsi-opsi karir yang yang yang mau dan mampu dipertimbangkan oleh klien dan hubungan konseling karir, sangat penting untuk pemberian bantuan konseling karir yang efektif. sayangnya sejarah konseling karir merefleksikan komitmen Yang kuat untuk bersikap sensitif terhadap keanekaragaman klien banyak asesmen ter standar. Yang di gunakan di dalam konseling karier kurang memiliki kesetaraan kultural kelompok norma yang tepat dan kesetaraan bahasa (fouad,1993) secara historis para anggota kelompok ras dan etnik yang berbeda ‘’ digiring’’ memasuki tentang pilihan pekerjaan yang sempit di bidang-bidang seperti layanan domestik , layanan makanan an, dan pendidikan (Aubrey.,1977,niles & Harris-Bowlsbey,2013) Alih-alih menyediakan layanan yang cocok dengan konteks klien , konselor karir berusaha mencocokkan kan kliennya dengan pendekatan konseling karir tertentu, strategi-strategi konseling karir menekankan pendekatan individualistik, dan Rasional untuk pengambilan keputusan karir, strategi semacam ini mengabaikan mereka yang mendekati keputusan dari orientasi kolektivistik dan menggunakan gaya pengambilan keputusan yang lebih institutif, jika pengalaman konseling karir tidak efektif biasanya itu adalah ‘’ kesalahan’’ klien menghindari pendekatan-pendekatan yang ‘’culturally ecapsulated’’ (Tertutup rapat secara budaya) ( wrenn,1962) sangat penting bagi konseling karir yang efektif. Agar tidak banyak bertindak dengan cara-cara yang tertutup rapat secara kultural, konselor karir harus berkomitmen untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan berkelanjutan yang mendorong kesadaran, pengetahuan, dan sensitifitas multikultural, ada gunanya untuk memulai Dengan pemahaman yang jelas tentang bagaimana keluarga klien sendiri dan konteks kulturalnya mempengaruhi konseptualisasi peran kehidupannya. mempertimbangkan pesan-pesan yang diwarisi dari keluarga asal tentang apa yang diperlukan kan untuk menjadi seorang pekerja, orang tua, warga negara, pasangan dan lain-lain