Anda di halaman 1dari 24

Dunia Pendidikan bebas dari

kekerasan dan eksploitasi

Andy Ardian, 23 Agustus 2022


ECPAT Indonesia
Koalisi Nasional Penghapusan
Andy Ardian
Eksploitasi Seksual Anak di
Indonesia
Program Manager ECPAT Indonesia
www.ecpatindonesia.org 081361563988
andyardian@ecpatindonesia.org

Koordinator ID-COP
Indonesia Child Online Protection
www.idcop.org
"Saya sangat setuju bahwa nggak bisa hal-
hal yang negatif ini hanya dilakukan
dengan penguatan karakter. Harus ada
tindakan tegas. Harus ada konsekuensi
yang sangat berat bagi pelaku yang bisa
disebut dosa-dosa di sekolah kita,“

1. Radikalisme
2. Perundungan
3. Kekerasan Seksual
Selalu ada Resiko di sekolah

● Gangguan Keamanan
● Gangguan Ketertiban
● Pelanggaran norma
dan Kesopanan
● Resiko Kesehatan
● Resiko Keselamatan
Resiko kekerasan dan eksploitasi
Tindak kekerasan adalah perilaku
yang dilakukan secara fisik, psikis,
seksual, dalam jaringan (daring), atau
melalui buku ajar yang mencerminkan
tindakan agresif dan penyerangan
yang terjadi di lingkungan satuan
pendidikan dan mengakibatkan
ketakutan, trauma, kerusakan barang,
luka, cedera, cacat, dan atau
kematian.

● Pasal 1 Permendikbud No. 82


Tahun 2015 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan
5 Permendikbud
upaya
perlindungan di
Sekolah
Permendikbud No.
82 thn 2015
tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan
di Lingkungan Satuan Pendidikan
● Peraturan Gubernur No. 86 Tahun
2019 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan
Bagi Peserta Didik di Satuan
Pendidikan dan Lingkungan Satuan
Pendidikan;

● Keputusan Gubernur No. 1426 Tahun


2019 tentang Pembentukan Gugus
Tugas Kota Layak Anak di Provinsi DKI
Jakarta
Kekerasan &
eksploitasi
di sekolah

1. KEKERASAN FISIK
2. KEKERASAN PSIKIS
3. KEKERASAN SEKSUAL
4. KEKERASAN DALAM
BENTUK
PENELANTARAN
5. EKSPLOITASI

Undang-undang Perlindungan Anak


Data Simfoni PPA 2021
● Ini kekerasan yang terjadi di
lingkungan sekolah
● 594 kasus pelaporan kekerasan
terhadap anak di sekolah dengan
jumlah korban sebanyak 717
anak,
● anak laki-laki 334 dan anak
perempuan 383.
● 34,74% dilakukan oleh guru dan
27,39% dilakukan oleh teman
atau pacar.
● kekerasan seksual - jenis
kekerasan terbanyak yaitu
Kenapa terjadi di sekolah

● Pengalaman ● Relasi kuasa tenaga


kekerasan fisik dan pendidik
seksual ● Relasi kuasa siswa
● Orientasi seksual senior dengan
yang menyimpang junior
● Keterpaparan ● Dorongan teman
konten negative sebaya
(pornografi)
Pola relasi / hubungan dengan anak

● Putih = Anak
● Guru
● Tenaga administrasi sekolah
● Kepala sekolah (Managemen)
● Penjaga sekolah
● Penjaga kantin
● Komite sekolah
● Orang tua
● Penjaja makanan sekitar
sekolah
● Ojek yang mangkal dll
Belajar kasus Pedofil
di surabaya ● 2015

● 5 Anak SD menjadi korban pornografi dari


pedofil asal Surabaya.
● Modus menyamar sebagai dokter
kandungan yang memberikan nasehat
Kesehatan reproduksi.
● Pelaku memprofile calon korban dari
akun facebook Sekolah dasar, dimana
anak-anak tersebut memiliki akun dan
mengirimkan postingan.
● Jejak digital anak-anak di facebook
sekolah di manfaatkan pelaku untuk
mendekati korban dan membangun
kepercayaan.
Kekerasan/eksploitasi
modus sebagai Guru
• Pelaku sebenarnya berada dalam
lapas saat melakukan kejahatan.
• Bukan seorang Guru
• Namun memanfaatkan salah satu
profil guru untuk mendekati
korban dan kemudian meminta
korban untuk mengirimkan
gambar-gambar seksualitas anak
tersebut.
• Memberikan iming-iming nilai dan
ancaman kepada korban

https://www.beritasatu.com/whisnu-bagus-
prasetyo/nasional/565699/polri-bongkar-pedofil-bermodus-jadi-guru
Guru yang melanggar
etika

• Profesi guru.
• Merasa masih sebaya dengan
anak sehingga mengirimkan
gambar-gambar yang
memancing interaksi seksual
anak sebagai bagian dari
interaksi pertemanan.
• Rekam jejak digital pelaku di
laporkan oleh sang murid ke
orang tua
https://www.liputan6.com/news/read/3057217/djarot-
tindak-tegas-guru-kirim-konten-pornografi-ke-siswinya
Resiko anak di ruang daring
● Kekerasan berbasis
gender Online
● Terpapar Materi Kerasan
Seksual anak (Pornografi
anak)
● Korban Grooming Online
● Perilaku Sexting
● Pemerasan Sexual
(sextortion)
● Live Streaming Online
14 Bentuk KGBO
1. Trolling = Penghinaan 7. Outing = Penyebaran
bernuansa sexist identitas gender/oritentasi
2. Penyebaran 8. Impersonalisasi =
foto/video intim pembuatan akun palsu

tanpa consensus 9. Peretasan akun


(email, sosmed, aplikasi, situs)
3. Pemerasan 10. Pornografi
4. Online stalking 11. Manipulasi
5. Pengawasan pakai foto/video
aplikasi 12. Cyber grooming
6. Doxing = penyebaran 13. Honey Trap
informasi personal
14. Pornografi anak
Pencegahan dilakukan oleh:
● peserta didik,
● orang tua,
● pendidik,
● tenaga kependidikan,
● satuan pendidikan,
● komite sekolah,
● masyarakat,
● pemerintah
kabupaten/kota,
● pemerintah provinsi, dan
Pemerintah.

Pasal 7 Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015


Pentingnya kebijakan pencegahan dan
Keselamatan anak
• Sebuah mekanisme yang dimiliki sekolah
dalam merespon situasi kerentanan di
sekolah agar tidak menyebabkan
terjadinya kekerasan dan eksploitasi
terhadap anak didik.
• Memberikan perlindungan bagi anak, tenaga
pendidik dan sekolah
• Kultur yang sadar akan mencegah terjadinya
kekerasan pada anak baik secara sadar
ataupun tidak sengaja
• Menjadi pedoman dan tujuan dalam
mewujudkan sekolah bebas dari kekerasan dan
eksploitasi
PEMAHAMAN DASAR
•• Anak

• Perlindungan Anak
Kekerasan

RENCANA TINDAK
MENGAPA PERLU
LANJUT
KEBIJAKAN
• Refleksi Kondisi
Lembaga dan RTL KEBIJAKAN
•• Fungsi
6 Prinsip Dasar KPA
PERLINDUNGAN 1. Berbasis pemenuhan hak ana
2. Konsultasi dengan anak
ANAK 3. Kepemilikan kebijakan
4. Kerahasiaan
ELEMEN-ELEMEN 5. Transparansi
KPPA 6. Kepekaan

•• Rekrutmen

•• Pendidikan dan Pelatihan


Struktur management
•• Manusia
ANALISIS DAN
•• Kode etik berperilaku,
Kode etik Berkomunikasi tentang anak
•• Infrastruktur
Kegiatan
MANAJEMEN RESIKO
• Managemen kasus
Pelanggaran protokol
• Informasi
Kultur Lembaga
Sekolah harus
● Mampu dalam memetakan resiko
● Melakukan penelusuran riwayat
dan resiko orang-orang yang
bekerja di sekolah.
● Memiliki kode etik perilaku
● Melakukan pendidikan dan
pelatihan
● memiliki orang khusus yang di
tugaskan untuk menjadi Vokal
point dalam upaya keselamatan
anak di sekolah
● Memiliki mekanisme pelaporan dan
penanganan
○ Dengan UPTD, UPPA, Dinas
PPA dan dinas pendidikan
setempat
Mari berkolaborasi
ECPAT Indonesia adalah koalisi nasional dari 20 lembaga
yang menentang Eksploitasi Seksual Anak (ESA) di
Indonesia

www.ecpatindonesia.org
● http://repositori.kemdikbud.go
.id/11621/1/Cerdas%20cegah%
20kekerasan%20seksual.pdf
● http://repositori.kemdikbud.go
.id/3991/1/16.12.28%20PENCE
GAHAN%20TINDAK%20PIDAN
A%20PERDAGANGAN%20ORA
NG_CETAK.pdf
● https://ditpsd.kemdikbud.go.id
/upload/filemanager/download
/BUKU%20PEDOMAN%20PENC
EGAHAN%20DAN%20PENANG
GULANGAN%20TINDAK%20KE
KERASAN.pdf
● http://repositori.kemdikbud.go
.id/11604/1/SPOT_Eksploitasi%
20Seksual%20Komersial%20An
ak.pdf
Thanks

Informasi lebih lanjut bisa


menghubungi

secretariat@ecpatindonesia.org
www.ecpatindonesia.org

Anda mungkin juga menyukai