Renianti Tamu Ina1, Anggraini Fadillah Nurrochmah2, Divani Puspa Julynda3, Melva
Oktaviana4, Marshanda Putri Hardanti5, Nur Annisa6, Wafiq Zulviana Nur Azizah7,
Shyren Octavianty8, Rienita Febryani Ramli9, Karenina Halim10
Universitas Esa Unggul Jakarta Program Studi Akuntansi
e-mail : reniifare@gmail.com
Abstract
Bullying behavior is a form of violence that generally occurs in the school environment.
Factors causing bullying in schools are seniority and the lack of application of
Pancasila values. Therefore, this study aims to find out the efforts to apply Pancasila
values in order to overcome bullying at SMKN 17 Jakarta and find out the extent of
bullying behavior that occurs in that school. The method used in this study is a
quantitative research method and literature study, namely data collection in the form of
numbers and direct field observations as a basis for making generalizations about the
research topics made. The results of this study indicate that acts of bullying can cause
discomfort to victims, impact mental health, and make the school environment
unpleasant. The advice that can be given is that it is better for teachers and the school
to take active prevention at school and provide sanctions to the perpetrators of bullying.
Abstrak
Perilaku perundungan merupakan salah satu bentuk kekerasan yang umumnya terjadi di
lingkungan sekolah. Faktor penyebab terjadinya perundungan di sekolah adalah
tindakan senioritas dan kurangnya penerapan nilai Pancasila. Maka dari itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui upaya penerapan nilai Pancasila dalam rangka
mengatasi perundungan di SMKN 17 Jakarta dan mengetahui sejauh mana perilaku
perundungan yang terjadi di sekolah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian kuantitatif dan studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data
berupa angka serta observasi langsung di lapangan sebagai dasar untuk membuat
generalisasi terhadap topik penelitian yang dibuat. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tindakan perundungan dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi para korban,
kerugian terhadap kesehatan mental korban, dan menjadikan lingkungan sekolah tidak
menyenangkan. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya para guru serta pihak
sekolah dapat melakukan pencegahan secara aktif di sekolah dan memberikan sanksi
kepada para pelaku perundungan.
Kata kunci : perundungan, sekolah, Pancasila.
Upaya Penerapan Nilai Pancasila dalam Rangka Mengatasi
Perilaku Perundungan/Bullying di Sekolah
yang lebih pasti mengenai kejadian Berdasarkan data yang ada, sebagian
perundungan. besar siswa sekolah menengah atas
berpendapat bahwa perundungan atau
Tujuan objektif dari artikel ini adalah bullying bertentangan dengan sila ke-2
memaparkan hasil temuan frekuensi yaitu Kemanusiaan yang Adil dan
terjadinya perundungan pada tingkatan Beradab. Pada sila ke-2 diharapkan
sekolah SMA/SMK, baik dari kelas X, masyarakat bisa hidup dengan adil dan
kelas XI dan kelas XII. Selain itu, tujuan sesuai dengan hakikat manusia. Contoh
lainnya adalah meneliti apakah penerapan sila ke-2 dalam kehidupan
pendidikan karakter ataupun Pendidikan sehari-hari yaitu:
Pancasila dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah perundungan 1. Saling menghargai sesama teman
(bullying) ini. Sehingga melalui deskripsi tanpa memandang perbedaan agama,
data awal perundungan ini, diharapkan ras, etnis dan suku.
dapat dijadikan bahan rujukan bagi 2. Saling toleransi kepada semua orang.
peneliti yang tertarik melakukan 3. Saling menghormati satu sama lain.
penelitian mengenai perundungan,
terutama sebagai rujukan angka kejadian Tetapi ada sebagian siswa yang
perundungan pada anak sekolah SMA/K berpendapat bahwa perundungan atau
di Provinsi DKI Jakarta dan apakah bullying juga bertentangan dengan sila
pemberian Pendidikan Pancasila dapat ke-5 yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh
berpengaruh dalam menghadapi Rakyat Indonesia. Contoh penerapan sila
fenomena perundungan (bullying). ke-5 dalam kehidupan sehari – hari yaitu:
Dengan demikian, diharapkan frekuensi 1. Bersikap adil dan tidak pilih kasih
data perundungan ini dapat dijadikan terhadap siapapun.
sebagai dasar pijakan untuk memahami 2. Memperjuangkan keadilan untuk diri
fenomena perundungan pada siswa sendiri dan untuk sesama.
Sekolah SMA/K di Provinsi DKI Jakarta 3. Bersikap kekeluargaan dan saling
dan solusi dalam menyelesaikannya. gotong royong.
Metode Penelitian Sedangkan diatas sudah dijelaskan
bentuk perundungan baik secara verbal
Penelitian ini menggunakan metode
maupun non-verbal. Jika melihat
penelitian kuantitatif dan studi
berbagai perilaku perundungan, dapat
kepustakaan (melalui media online)
disimpulkan bahwa perundungan
Pengumpulan data dilakukan dengan
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila
studi pustaka yaitu pencarian data yang
yang ada.
juga termasuk daftar referensi dari artikel
yang disaring, abstrak konferensi, dan
data yang tidak dipublikasikan.
hubungan yang kondusif antara orangtua merupakan langkah utama yang harus
dengan anak. dilakukan untuk menyambung kembali
hubungan dan jaringan pendidikan yang
Sila ke-5 “Keadilan Sosial bagi nyaris putus. Melihat kenyataan ini,
Seluruh Rakyat Indonesia”, pengamalan pembentukan karakter siswa yang
sila kelima di sekolah dapat dilakukan berkualitas memerlukan pengaruh yang
oleh guru dengan cara bersikap adil kuat dari keluarga, sekolah, dan
terhadap seluruh siswa, mendorong siswa masyarakat. Oleh sebab itu, semestinya
untuk bekerja keras menyelesaikan nilai luhur tersebut terinternalisasi dalam
tugas-tugasnya, berhemat dengan cara setiap pribadi agar dapat diaktualisasikan
menabung menyisihkan uang jajannya. dalam praktik kehidupan.
Pelajaran Pancasila sangat berperan Mengembangkan generasi penerus
penting dalam pendidikan karakter bangsa yang berkarakter baik adalah
pelajar sehingga mata pelajaran Pancasila tanggung jawab semua pihak. Tentu saja
sangat penting untuk diterapkan di hal ini tidak mudah, oleh karena itu
sekolah sebagai mata pelajaran wajib. diperlukan kesadaran dari semua pihak
Nilai-nilai Pancasila masih perlu bahwa pendidikan karakter sangat
dipertahankan sebagai karakter dan penting untuk dilakukan.
budaya bangsa. Dengan adanya
pendidikan Pancasila, pelajar dapat
mengetahui dasar negara, pedoman
hidup, dan implementasi dari nilai-nilai
Pancasila yang masih perlu
dipertahankan.
Pendidikan karakter merupakan
langkah yang sangat penting dan
strategis dalam membangun kembali jati
diri bangsa dan menggalang
pembentukan masyarakat Indonesia baru. Gambar. 2 Pendidikan Pancasila dan karakter
berpengadruh terhadap penyelesaian masalah
Pendekatan dalam penelitian ini adalah perundungan.
studi kepustakaan. Hasil kajian ini
menunjukkan bahwa membentuk siswa Hasil yang diperoleh berdasarkan survey
yang berkarakter bukan suatu upaya dengan kuisioner :
mudah dan cepat. Hal tersebut
memerlukan upaya terus menerus dan 1. Tidak Berpengaruh : 10,3%
refleksi mendalam untuk membuat 2. Berpengaruh : 64,9%
rentetan keputusan moral (moral choice) 3. Sangat Berpengaruh : 24,7%
yang harus ditindaklanjuti dengan aksi
nyata, sehingga menjadi hal yang praktis
dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu Cara Mengatasi Perilaku
untuk membuat semua itu menjadi Perundungan terhadap Siswa
kebiasaan dan membentuk watak atau
Perilaku perundungan bisa terjadi di
tabiat seseorang. Karakter pendidikan
mana saja, oleh siapa saja dan sama siapa
harus melibatkan berbagai pihak, di
saja.maka dari itu perlu adanya solusi
keluarga dan rumah tangga, lingkungan
untuk mengatasi masalah perundungan
sekolah, dan masyarakat. Hal ini
ini agar tidak ada lagi siswa/siswi yang
Upaya Penerapan Nilai Pancasila dalam Rangka Mengatasi
Perilaku Perundungan/Bullying di Sekolah