Anda di halaman 1dari 2

A.

KEKURANGAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA


1. Dinilai belum begitu matang dalam persiapan
Bukan menjadi suatu rahasia lagi, bila program pendidikan selalu berubah-
ubah sesuai dengan menteri yang sedang menjabat. Maka dari itu, program
merdeka belajar ini dikhawatirkan akan berganti lagi bila menteri yang menjabat
akan berganti.
Selain itu, program merdeka belajar ini juga masih seumur jagung. Usai
dicetuskan oleh Menteri Pendidikan Indonesia, merdeka belajar masih perlu
dilakukan pembaruan dan research yang lebih dalam menerapkannya.
2. Pendidikan dan pengajaran yang belum terencana dengan baik
Diulas dalam ideapers.com, prosedur pelaksanaan pendidikan dan pengajaran
dalam merdeka belajar belum mengulas tentang upaya peningkatan kualitas
pendidikan yang dinilai cukup problematik.
Sementara dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2012, pendidikan di
Indonesia sendiri sedang berupaya meningkatkan sistem pembelajaran untuk
mewujudkan suasana belajar bagi para peserta didik agar lebih aktif dalam
meningkatkan kemampuannya di segala bidang. Mulai dari kepribadian, softskill,
ketrampilan, hingga bela Negara. Sehingga bisa dikatakan bahwa program
merdeka belajar belum mengarah kepada sistem pendidikan dan pengajaran yang
terencana dengan baik.
3. Persiapan SDM yang belum terstruktur
Program baru dalam dunia pendidikan tentunya membutuhkan sistem yang
terstruktur dan sistematis. Namun, program merdeka belajar ini dinilai masih
sangat baru dan belum cukup kuat untuk menyiapkan SDM sebagai pelaksana
dalam program ini.
Seperti yang kita tahu, mencanangkan suatu program baru, pasti memerlukan
sosialisasi dan persiapan yang cukup matang untuk para eksekutor di program
merdeka belajar ini. Maka, bisa dipastikan bahwa program merdeka belajar masih
perlu menyiapkan para tenaga ahli dan sosialisasi yang matang agar bisa berjalan
dengan baik.
4. Memperkuat komersialisasi pendidikan dan pasar bebas.
Melepaskan belenggu kampus agar lebih mudah bergerak" ini, dicap
memperkuat komersialisasi pendidikan. Orientasi pendidikan semacam ini akan
mencetak tenaga siap kerja bukan peningkatan kualitas keilmuan.
Selain itu juga sangat berorientasi pada pasar bebas, yaitu mempermudah kampus
jadi PTN BH. PTN BH itu sendiri adalah bentuk komersialisasi pendidikan tinggi
yang mengeksklusi anak-anak dari kalangan tidak mampu. Selain itu menurutnya,
mempermudah kampus berbadan hukum sama saja memperluas praktik
komersialisasi pendidikan.

5. Kebijakan Kampus Merdeka yang digagas Nadiem Makarim belum sampai


pada mambahas upaya peningkatan kualitas pendidikan yang masih
problematik.

6. Kebijakan Kampus Merdeka yang keempat, yang memberikan kelonggaran


mahasiswa untuk mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) di luar batas
studinya, hanya akan membelenggu mahasiswa. Banyaknya studi yang bisa
diambil oleh membuat bimbang arah jalur studi dan kurang mendalami studi yang
diambil.

Selain itu, pendidikan yang memperluas program lapangan atau magang hanya
akan berefek pada wilayah teknis dan jurusan konvesional yang berkesempatan
luas pada ruang industri. Sementara untuk jurusan sosial dan keagamaan terancam
bahaya, berpotensi dihilangkan karena tidak masuk terhadap wilayah industri.

References
https://www.ideapers.com/2020/03/plus-minus-kampus-merdeka-mendikbud-
nadiem-makarim.html

Anda mungkin juga menyukai