Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

KULIAH KERJA LAPANGAN

JAKARTA FUTURES EXCHANGE

Disusun oleh

1. Desi Atika Sari (3.42.18.0.05)


2. Fawwaz Faiq Sejati (3.42.18.0.10)
3. MaulidaCatrina Hilalia (3.42.18.0.15)
4. Maurizka Chairunnisa (3.42.18.0.16)
5. Sheila Maharani Islamidinna (3.42.18.0.22)
6. Utari Dwi Kartika Nanda (3.42.18.0.25)

PROGRAM STUDID3 KEUANGAN DAN PERBANKAN

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TAHUN 2019/2020

1
HALAMAN PENGESAHAN

Tempat/Objek KKL : JAKARTA FUTURES EXCHANGE


Waktu Pelaksanaan : 14.00-16.00

Semarang, 21 Februari 2020

Ketua Panitia/Kelompok

Nama
NIM

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pendamping,

Jati Handayani, S.E., M. S.I Nina Woelan Soebroto, S. E., M.M.


NIP 196403121992032001 NIP 196605031992032001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat den
karunia-Nya sehingga kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini hingga
penyusunan laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangandapat diselesaikan dengan
haik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) diantaranya:
1. Ibu Jati Handayani, S.E., M.S.I. selaku Ketua Program Studi
2. Ibu Siti Arbainah, S.E., M.M. selaku Ketua Jurusan
3. Ibu Nina Woelan Soebroto, S.E., M.M. selaku Wali Dosen serta
pendamping
4. Semua mahasiswa Prodi D3 Keuangan Dan Perbankan yang
telah melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan
5. Masyarakat atau para pekerja Jakarta Futures Exchange
(JFX)
6. Semua pihak yang telah membantu dalam mempersiapkan,
melaksanakan, dab menyelesaikan Kuliah Kerja Lapangan ini
Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini, kami susun berdasarkan apa yang telah
kami jalankan selama melaksanakan KKL di Jakarta Futures Exchange yang
dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2020.

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan sebuah implementasi


dari kampus Politeknik Negeri Semarang, yaitu tentang darma pendidikan dan
pengajaran yang telah dilaksanakan pada kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Hal tersebut merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh mahasiswa dalam
menempuh Program Studi D3 Keuangan Dan Perbankan, yang telah ditetapkan
oleh pihak akademik.

Dengan demikian mahasiswa wajib melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan


dan menyusun laporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang
telah diprogramkan dapat dilaksanakan dengan baik atas kerjasama dari berbagai
pihak.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan


baik dari segi susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan.
Akhirnya, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya
dan juga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya.

3
Semarang, 21 Februari 2020

KELOMPOK 4

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................... 2
1.3. Manfaat............................................................................................. 3
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK....................................................... 3
2.1. Latar Belakang Objek....................................................................... 3
2.2. Manajemen........................................................................................ 4
2.3 Jenis Usaha/Jenis Produksi/Spesifikasi Objek 5
BAB III PENUTUP........................................................................................ 6
3.1. Dokumentasi..................................................................................... 6
.
3.2. Kritik dan Saran................................................................................ 7
3.3. Lampiran........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 10

Fawwaz

5
BAB I

6
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuliah kerja lapangan (KKL) adalah suatu kegiatan untuk mengetahui
secara langsung bagaimana cara kerja dalam pemasaran produk disuatu
perusahaan. KKL sebagai sarana belajar mahasiswa dengan mendatangi secara
langsung perusahaan yang bersangkutan. Program KKL juga membuka
peluang bagi institusi untuk menciptakan iklim kerjasama yang baik dengan
institusi lain.

Penerapan program pendidikan dengan konsep kesetaraan dan


kesepadanan (link and match) antara perguruan tinggi dan industry bagi
Polines sangat membantu dalam menghasilkan sumber daya manusia
professional yang dibutuhkan oleh industry melalui KKL yang merupakan
kegiatan akademik di luar kampus.

Pada era globalisasi ini Indonesia dituntut untuk mampu bersaingdengan


negara lain dalam bidang ekonomi, industri, dan sector lainnya. Persaingan
dalam dunia usaha semakin ketat, untuk dapat bertahan maka diperlukan
kepandaian untuk memilih dunia kerja yang sesuai dengan kompetensi agar
dapat diperankan secara baik. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk
memiliki pengetahuandan kompeten di bidangnya yang dapat diterapkan dalam
dunia kerja yang sesungguhnya.

B. Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut antara lain:

1. Mengenal dan memahami dunia kerja sesuai dengan bidang ilmu


2. Mengidentifikasi berbagai persoalan dan tantangan di dunia kerja
3. Memahami penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajari di
perkuliahan pada berbagai aspek dunia kerja
4. Memotivasi mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan pengamatan
lapangan guna menambah pengetahuan praktis dalam dunia bisnis
5. Menanamkan kebiasaan belajar dari pengalaman para praktisi (pelaku
bisnis) yang dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
6. Meningkatkan kompetensi mahasiswa sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan dunia industri.
C. Manfaat
Program KKL tersebut diharapkan mampu memberi dampak yang positif
pada semua pihak terutama mahasiswa, perusahaan atau instansi dan
penyelenggara KKL.

7
1. Meningkatnya wawasan mahasiswa dalam dunia kerja sesuai bidang ilmu
2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori
dan penerapannya serta faktor-faktro yang mempengaruhinya
3. Memberikan bekal dan pengenalan kepada mahasiswa tentang dunia kerja
yang sesuai dengan bidang ilmu

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK

8
A. Latar Belakang Objek

Perdagangan Berjangka merupakan salah satu bentuk investasi baru


dimana investor mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan (profit)
yang besar, dengan adanya potensi keuntungan ini perdagangan berjangka yang
merupakan jenis investasi yang tergolong baru di Indonesia, menarik minat
masyarakat. Besarnya animo masyarakat terhadap industri perdagangan berjangka
secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan munculnya banyak
perusahaan pialang berjangka, sayangnya tidak semua perusahaan pialang
berjangka yang muncul memiliki izin usaha dari Bappebti, oleh sebab itu maka
diperlukan suatu perlindungan hukum bagi nasabah perusahaan pialang di dalam
perdagangan berjangka komoditi.

PT. Bursa Berjangka Jakarta, yang biasa disingkat "BBJ", atau dalam
bahasa Inggris disebut Jakarta Futures Exchange secara resmi didirikan pada
tanggal 19 Agustus 1999 di Jakarta (tepatnya di Gedung AEKI), memperoleh izin
operasi tanggal 21 November 2000 dan mulai melakukan perdagangan derivatif
pertamanya sejak tanggal 15 Desember 2000. Jakarta Futures Exchange (JFX)
merupakan suatu bursa yang berfungsi menyediakan fasilitas bagi anggota untuk
bertemu dan bertransaksi Kontrak Berjangka. Harga ditentukan melalui metode
elektronis, melalui interaksi yang efisien berdasarkan permintaan dan penawaran
dalam sistem perdagangan. Sedangkan dari fungsi ekonominya, JFX melayani dua
tujuan yang sangat penting yaitu penemuan harga dan pemindahan resiko.

http://digilib.uinsby.ac.id/712/4/Bab%201.pdf

http://www.foreximf.com/produk/multilateral/jfx/

B. Manajemen Objek

Sebagaimana umum berlaku dalam ranah hukum di Indonesia, BBJ


beroperasi dengan sistem 2 (dua) dewan, yaitu: Dewan Komisaris dan Direksi.
Sebagai tambahan dari ketentuan ini, Undang-undang Perdagangan Berjangka
Nomor 32 Tahun 1997 menyebutkan bahwa minimal 1(satu) orang anggota
Dewan Komisaris mewakili masyarakat dan semua Direktur adalah profesional
yang bekerja penuh waktu. Baik anggota Dewan Komisaris maupun Jajajaran
Direksi harus melalui dan lolos dari fit and proper test yang diselenggarakan oleh
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Sehari-hari,
Manajemen dijalankan oleh Direksi di mana masing-masing mengawasi 3(tiga)
dari 6(enam) divisi yang ada sebagaimana tercantum dalam struktur organisasi.

 Dewan Komisaris (per Juni 2015)

9
Komisaris Utama      : Ardiansyah Parman

Anggota                     : Hansen Wibowo

Anggota                     : Fridericus Wishnubroto

 Jajaran Direksi (per Juni 2015)

Direktur Utama          : Stephanus Paulus Lumintang

Direktur                      : Donny Raymond

Anggota BBJ terdiri atas 4(empat) kategori, yaitu:

1. Pedagang, yaitu anggota bursa yang telah terdaftar di Bappebti. Peran ini terdiri
atas :

 Pedagang perusahaan, hanya dapat bertransaksi untuk rekeningnya sendiri


dan/atau kelompok usahanya;
 Pedagang perusahaan, harus memiliki setidaknya 1 seat;
 Pedagang perorangan, hanya dapat bertransaksi untuk rekeningnya sendiri;
 Pedagang perorangan, harus memiliki seat atau menyewa minimal 1 (satu)
seat.

2. Pialang, yaitu anggota bursa berbentuk badan usaha perusahaan dan telah
mendapatkan izin dari Bappebti. Pialang boleh menerima amanat dari nasabah.
Sebagai tambahan Pialang harus memiliki minimal 1(satu) seat.

3. Pihak yang sedang dalam proses untuk menjadi Pialang atau Pedagang.

4. Pemegang Saham Pendiri, yang tidak memiliki izin atau terdaftar selaku


Pialang atau Pedagang, sebagaimana diatur dalam Pasal 12(2) Undang Undang
Nomor 32 Tahun 1997.

Anggota Bursa (AB) tak harus menjadi pemegang saham. Saat ini hanya
pemegang saham pendiri yang menjadi pemegang saham Bursa dan hanya mereka
yang berhak untukk mengangkat Dewan Komisaris dan Jajaran Direksi. Para
pemegang saham secara otomatis menjadi Anggota Bursa. Anggota Bursa tak
secara otomatis mempunyai akses ke Sistem Perdagangan Bursa (JAFeTS). Agar
dapat mengakses JAFeTS, AB harus membeli seat sebagai Perpetual Bond yang
dikeluarkan oleh Bursa tanpa nilai nominal dan tanpa bunga. Kepemilikan
(dengan cara membeli atau menyewa) seat memberi privilege kepada Anggota

10
Bursa untuk mengakses JAFeTS. Seat dapat dibeli dari Bursa atau dari AB yang
menjual seat di pasar sekunder, melalui prosedur yang sesuai dengan Peraturan
dan Tata Tertib Bursa. Transaksi jual beli seat di pasar sekunder dilakukan
melalui sistem penyepadanan harga penawaran dan harga permintaan yang
diselenggarakan Bursa. Transaksi jual-beli atau sewa-menyewa seat harus
dilakukan melalui persetujuan Bursa dan harus sesuai dengan ketentuan Peraturan
dan Tata Tertib Bursa.

http://jfx.co.id/page/struktur-organisasi

C. Spesifikasi Objek

Jakarta Futures Exchange (JFX) adalah bursa berjangka pertama di


Indonesia. JFX berdiri pada tanggal 19 Agustus 1999 dengan landasan untuk
membawa manfaat besar bagi komunitas bisnis dan sebagai sarana lindung nilai.
Peran utama JFX adalah selaku penyedia fasilitas bagi para anggotanya untuk
melakukan transaksi kontrak berjangka berdasarkan harga yang ditetapkan
melalui interaksi yang efisien berdasarkan permintaan dan penawaran dalam
sistem perdagangan elektronik. Pendirian JFX dilandasi oleh Undang Undang
Nomor 32 tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

JFX berkomitmen memberikan solusi dan pelayanan terbaik bagi Industri


Perdagangan Berjangka (PBK). Proses transformasi dan pendayagunaan teknologi
informasi terkini dioptimalkan untuk merespon tuntutan pasar serta lingkungan
bisnis yang dinamis. JFX konsisten melakukan inovasi, pengembangan produk,
peningkatan kapasitas serta kompetensi seluruh fungsi dan lini organisasi, serta
penyediaan infrastruktur perdagangan komoditi yang berskala internasional. JFX
bangga telah menjadi bagian dari sistem penggerak transaksi perdagangan sektor
komoditi di tingkat domestik dan global.

 Visi

Dalam rangka mewujudkan sistem perdagangan berjangka komoditi, JFX


bekerja berlandaskan visi menjadi bursa yang mampu menyediakan mekanisme
price discovery terpercaya, menghasilkan harga acuan komoditi yang diakui
dunia, memiliki produk inovatif yang diminati sebagai sarana investasi
alternatif dan pengelolaan risiko yang transparan, teratur, wajar, efisien dan
efektif.

 Misi

11
Dalam mewujudkan visi tersebut, Perseroan menetapkan misi membangun
sarana perdagangan berjangka yang berciri :

 Mampu memfasilitasi mekanisme price discovery yang menghasilkan


referensi harga yang terpercaya, khususnya untuk komoditas/ jasa yang
memiliki peran penting bagi perekonomian nasional;
 Mampu memfasilitasi kebutuhan lindung nilai yang efisien;
 Mampu memberi perlindungan maksimal (optimal) bagi nasabah
Perdagangan Komoditi Berjangka;
 Mampu melayani kebutuhan pasar dengan tetap memelihara dan
mempertahankan integritas pasar;
 Mampu mendidik masyarakat investor dalam mengelola risiko secara
bertanggung jawab;
 Mampu mengembangkan kesempatan usaha bagi para anggota melalui
diversifikasi dan diferensiasi produk/ instrumen;
 Mampu merespon arus globalisasi dengan tetap mengutamakan
perekonomian dalam negeri.

 Produk

1. Kontrak Berjangka Emas 100 Gr

Kontrak berjangka emas 100 gr merupakan kontrak dengan


underlying emas batangan 100 gr dengan kemurnian 99,99% yang
dilengkapi sertifikat ANTAM. Kontrak ini memiliki jatuh tempo dengan
masa transaksi paling lama tiga bulan untuk tiap-tiap bulan kontraknya.
Pada saat jatuh tempo kontrak, bisa dilakukan serah terima emas batangan
secara fisik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kontrak 100 gram yang
lebih kecil ini memiliki nilai yang lebih kecil sehingga diharapkan bisa
memfasilitasi lebih banyak pelaku pasar baik untuk aktivitas lindung nilai
maupun untuk tujuan-tujuan investasi. Sebagai alternatif investasi, kontrak
berjangka emas dapat dimanfaatkan untuk memanfaatkan peluang capital
gain jangka waktu pendek.

2. Kontrak Gulir Emas USD 10 Oz

Kontrak Gulir Emas 10 troy oz ini ditransaksikan dalam mata uang


Dollar AS. Satuan kontrak yang lebih kecil memiliki nilai yang lebih kecil
sehingga diharapkan bisa dimanfaatkan oleh lebih banyak pelaku pasar.
Kontrak yang mengacu pada perdagangan emas internasional ini bisa
dimanfaatkan oleh pelaku pasar yang sudah terbiasa memanfaatkan
pergerakan emas internasional tanpa harus bertransaksi di luar negeri.

12
Sebagai kontrak gulir, posisi terbuka akan digulirkan ke perdagangan hari
berikutnya sehingga kontrak ini tidak memiliki waktu jatuh tempo.

3. Kontrak Berkala Emas 5 Gr

Kontrak Berkala Emas merupakan hasil inovasi Bursa Berjangka


Jakarta yang menggabungkan sifat-sifat dari produk investasi gadai emas,
kontrak berjangka, dan kontrak gulir. Kontrak ini merupakan produk
investasi emas yang memberikan kebebasan sepenuhnya kepada pelaku
pasar untuk mengatur proses perkembangan investasinya. Pelaku pasar
bisa membeli kontrak emas dengan margin layaknya kontrak berjangka,
namun dengan memanfaatkan harga spot layaknya kontrak gulir.
Selanjutnya, pelaku pasar bisa memilih untuk mencicil emas yang
dibelinya sesuai dengan kemampuannya tanpa ketentuan apapun, atau
langsung membayar tunai. Pelaku pasar juga mendapat kebebasan untuk
memilih penyelesaian tunai, menerima emas secara fisik, atau
menggulirkan posisi transaksi untuk memanfaatkan peluang pergerakan
harga lebih lanjut. Pilihan sepenuhnya ada pada pelaku pasar. Kontrak
Berkala Emas 5 Gram merupakan satuan terkecil dalam rangkaian produk
Kontrak Berkala Emas dengan serah terima fisik berupa keping emas 5
Gram dengan kemurnian 99,99% yang dilengkapi sertifikat ANTAM.

4. Kontrak Berjangka Kakao

Indonesia merupakan salah satu produsen utama kakao dunia.


Dengan harapan bisa meningkatkan daya saing industri kakao nasional
melalui penyediaan fasilitas lindung nilai, kontrak berjangka kakao 5 ton
di JFX disesuaikan dengan kondisi produksi kakao di Indonesia. Kontrak
berjangka kakao ini memiliki periode transaksi satu tahun untuk tiap-tiap
bulan kontraknya. Pada saat jatuh tempo kontrak, pelaku pasar bisa
memilih penyelesaian dengan serah terima komoditi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada gudang-gudang terdaftar yang berada pada
wilayah produksi kakao di Indonesia.

5. Pasar Komiditi Syariah

Pasar Komoditi Syariah merupakan pasar yang dikembangkan


bersama dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) untuk mendukung aktivitas industri keuangan syariah di Indonesia.
Industri keuangan syariah dunia menggunakan transaksi jual-beli sebagai
underlying aktivitas bisnisnya. DSN-MUI melihat potensi di mana
Indonesia adalah penghasil terbesar sejumlah komoditi dan adanya JFX

13
sebagai bursa komoditas, maka DSN-MUI berkeyakinan bahwa
mekanisme perdagangan komoditi sebagai underlying bagi aktivitas
industri keuangan syariah yang lebih memenuhi prinsip-prinsip syariah
bias dibentuk dan dijalankan di Indonesia.
 
Komoditi Syariah diharapkan bisa menjadi instrumen yang dapat
mendorong perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
Mekanisme Pasar Komoditi Syariah dirancang untuk memfasilitasi
aktivitas-aktivitas jual beli komoditi yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah dengan cepat. Dengan kehadiran Pasar Komoditi Syariah ini,
industri keuangan syariah bisa membuat produk-produk yang lebih variatif
dan kompetitif yang antara lain mencakup pembiayaan pembelian
komoditi, manajemen likuiditas lembaga keuangan syariah, lindung nilai
syariah.

6. Sistem Perdagangan Alternatif

Sistem Perdagangan Alternatif adalah sistem perdagangan yang


berkaitan dengan jual beli Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan
Kontrak Derivatif Syariah, yang dilakukan di luar Bursa Berjangka, secara
bilateral melalui penarikan Margin yang didaftarkan ke Bursa Berjangka
dan Lembaga Kliring Berjangka. Sistem perdagangan ini diatur dalam
Undang Undang Nomor 10 Tahun 2011 (amandemen dari Undang Undang
Nomor. 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi).

Dalam perdagangan kontrak derivatif global, ada dikenal banyak


dan ragam produk yang diperdagangkan secara OTC (over the counter).
Umumnya nasabah bertransaksi langsung dengan penyelenggara OTC
kontrak derivatif. Sistem Perdagangan Alternatif menyempurnakan
perdagangan OTC, dimana ada pedagang penyelenggara yang menjadi
market maker bagi banyak pihak, sementara nasabah bertransaksi melalui
pialang berjangka yang menyediakan jasa penyampaian amanat. Semua
transaksi didaftarkan ke Bursa Berjangka Jakarta lalu ke Lembaga Kliring
Berjangka dalam rangka penarikan dan perhitungan margin. Melalui
mekanisme ini, pialang diharapkan mampu untuk memberikan layanan
jasa penyampaian amanat transaksi secara lebih optimal. Jenis-jenis
kontrak yang diperdagangkan dalam Sistem Perdagangan Alternatif ini
mencakup:

 Kontrak derivatif antar mata uang; 

14
 Kontrak derivatif indeks;
 Kontrak derivatif komoditi;
 Kontrak derivatif saham tunggal. 

Sebagai kontrak derivatif dengan tingkat leverage yang


tinggi, volume perdagangan global terhadap kontrak-kontrak ini sangat
tinggi sehingga menghasilkan perdagangan yang likuid.  Leverage yang
tinggi memungkinkan kontrakyang diperdagangkan dapat memberikan
hasil signifikan dalam waktu singkat. Hal inilah yang menyebabkan
kontrak Sistem Perdagangan Alternatif banyak diminati oleh pelaku pasar
yang ingin memanfaatkan peluang memperoleh capital gain dalam waktu
singkat. Selain itu, sistem ini juga memberikan akses bagi pelaku industri
komoditas terkait pemanfaatan kontrak-kontrak derivatif komoditi global
dalam rangka lindung nilai.

15
16
BAB III
PENUTUP

A. Dokumentasi

17
Gambar 3.1
Pembicara memaparkan materi pada mahasiswa

18
Gambar 3.2
Para pembicara sedang menjawab pertanyaan dari mahasiswa

Gambar 3.3
Sambutan pihak Polines untuk JFX

19
Gambar 3.4
Penyerahan plakat antara pihak Polines dan JFX

B. Kesimpulan

Seperti yang telah kita ketahui bersama kegiatan Kuliah Kerja Lapangan bertujuan
untuk memberikan mahasiswa pengalaman serta wawasan dalam dunia kerja yang
sesungguhnya, sesuai dengan jurusan perkuliahan yang dipelajari.

Berdasarkan pada kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang telah dilakukan oleh JFX
dan berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai beriku :

Kuliah Kerja Lapangan yang telah diprogramkan oleh jurusan ini bertujuan untuk
memberikan pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai kehidupan di
masyarakat maupun dunia kerja. Pengalaman belajar yang diperoleh dari kegiatan
Kuliah Kerja Lapangan yang didapatkan mahasiswa harapannya dapat
memberikan bekal hidup dalam bersosialisasi selepas dari perguruan tinggi nanti.
Dari pelaksanaan Kuiah Kerja Lapangan yang dilakukan di JFX mahasiswa dapat
mengetahui berbagai transaksi komoditi ekspor-impor yang dapat dibantu oleh
JFX, keuntungan jika melakukan transaksi melalui JFX, dan mekanisme transaksi
ekspor-impor melalui JFX.

20
C. Kritik dan Saran

Kritik :

Saat melakukan kunjungan ke JFX, rombongan tiba terlalu cepat sehingga harus
menunggu sedikit lama di pinggiran The City Tower karena JFX berada di
bangunan yang sama dengan perusahaan-perusahaan lain. Rombonganpun tidak
diperkenankan masuk ke dalam karena memang tidak ada lobi yang luas untuk
menampung rombongan yang berjumlah 200-an mahasiswa.

Karena tertinggal dari rombongan, jadi saat tiba di lobi JFX tidak melihat
rombongan yang lain. Namun, didapati resepsionis yang berjaga sedang asyik
bertelepon dan tidak mengarahkan rombongan pada ruangan tempat KKL
berlangsung.

Ruangan tempat berlangsungnya KKL tidak memiliki lebar yang cukup sehingga
layout kursi terlalu memanjang ke belakang. Hal ini dapat menyebabkan
kurangnya konsentrasi mahasiswa saat mendengarkan materi dari pembicara
karena layar proyektor terlalu jauh dan jauh dari pandangan pembicara. Terlebih
tidak ada penjaga yang mengawasi bagian belakang ruangan.

 Saran

Pada umumnya pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan merupakan penghubung


antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, mahasiswa dapat melihat dan
mengetahui kesesuaian antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan
praktek di lapangan. (Ijinkan memberikan sidikit saran.) Adapun beberapa saran
yang dapat deberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :

Terlepas dari sudah berjalannya sistem dan prosedur yang ada di JFX dengan
baik, masih terdapat beberapa hal yang mungkin perlu ditambahkan untuk
kemajuan JFX, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Saat memasuki lobi, semua orang akan senang jika disambut dengan ramah.
Terlebih jika tidak tahu arah harus menuju ruangan yang mana.

2. Bukan untuk menyalahkan namun alangkah baiknya jika terdapat tempat


wudhu di dekat mushola. Jadi karyawan dan pengunjung tidak perlu melewati
jarak yang jauh setelah berwudhu untuk melakukan ibadah sholat.

3. Layout penempatan kursi pengunjung saat pemaparan materi alangkah baiknya


jika terdapat jarak yang lebih longgar akan tidak terlalu merasa sesak dan mudah

21
sekali untuk tidur karena tertutup orang lain. Terlebih pembicara hanya
memaparkan materi dari depan saja dan tidak ada yang mengawasi di belakang.

22

Anda mungkin juga menyukai