Anda di halaman 1dari 4

PEMBANGUNAN EKONOMI ERA

SOEKARNO ( 1945 – 1965 )

BAB 1
Latar Belakang

Pada masa kepemimpinan Soekarno, beliau berhasil membuat Indonesia jadi bangsa yang disegani.
Dengan sikap kerasnya (terutama dengan Negara-negara Barat seperti AS dan Inggris),Soekarno
membangun kredibilitas Indonesia. Di bawah kepemimpinan Soekarno, Indonesia menjadi Negara
yang diperhitungkan di percaturan politik dunia. Salah satunya adalah dengan penyelenggaraan
Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang berujung pada pembentukan Gerakan Non
Blok (GNB).

Selain dikenal dengan kepemimpinanya, Soekarno juga dikenal dengan kepiawaianya dalam berbagai
hal, mulai dari perebutan kemerdekaan, politik dan diplomasi, ekonomi, seni dan berbagai hal lainya
termasuk urusan wanita. Soekarno juga merupakan sosok yang fenomenal dan dikagumi tidak hanya
oleh bangsa indonesia tapi juga seluruh dunia. Sebagai tokoh pejuang kemerdekaan, Proklamator
sekaligus Presiden pertama indonesia, perekonomian indonesia tidak dapat lepas dari sosok Ir.
Soekarno.

Sebagai orang yang pertama memimpin Indonesia boleh dibilang Soekarno adalah peletak dasar
perekonomian indonesia. Beberapa kebijakan yang diambil dibawah pemerintahan Soekarno
diantaranya : Nasionalisasi Bank Java menjadi Bank Indonesia, Mengamankan usaha-usaha yang
menyangkut harkat hidup orang banyak, Berusaha memutuskan kontrol Belanda dalam bidang
perdagangan ekspor-impor, Serta beberapa kebijakan lainya yang ditujukan untuk memajukan
perekonomian indonesia.

Rumusan Makalah

1. Bagaimana Perkembangan Ekonomi Indonesia di Era Soekarno?


2. Apa Saja Keberhasilan Pembangunan Ekonomi di Era Soekarno?
3. Apa Saja Permasalahan Ekonomi yang Dihadapi di Era Soekarno?

Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Perkembangan Ekonomi Indonesia di Era Soekarno


2. Untuk Mengetahui Apa Saja Keberhasilan Pembangunan Ekonomi di Era Soekarno
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Permasalahan Ekonomi yang Dihadapi di Era Soekarno
BAB 2

Pembahasan

2.1 Perkembangan Sistem Ekonomi di Era Soekarno

Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dituntut untuk mampu menghidupi negaranya
sendiri dalam berbagai aspek kehidupan, terutama aspek ekonomi. Perkembangan ekonomi
Indonesia mengalami perkembangan mulai masa pemerintahan Presiden Soekarno yang
dikenal dengan zaman Orde Lama. Kemudian mengalami perkembangan pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto yang dikenal dengan zaman Orde Baru. Hingga zaman
reformasi yang mengalami perubahan besar-besaran dalam aspek ekonomi. Periode kekuasaan
di Indonesia yaitu Orde Lama, Orde Baru dan reformasi memiliki ciri khas masing-masing
yang pada akhirnya juga membawa dampak yang berbeda-beda bagi perkembangan ekonomi
Indonesia. Orientasi pembangunan yang dimaksud adalah orientasi pembangunan keluar, yakni
pembangunan dengan melakukan stabilisasi ekonomi negeri dengan memanfaatkan sumber
luar negeri dan pembangunan berorientasi ke dalam, yang merupakan usaha stablisasi ekonomi
dengan memperkuat usaha-usaha dalam negeri (Mas’oed, 1989:95).

Orde Lama dibawah pimpinan Soekarno bersikap anti batuan asing dan berorientasi ke dalam.
Soekarno menyatakan bahwa nilai kemerdekaan yang paling tinggi adalah berdiri di atas kaki
sendiri atau yang biasa disebut “berdikari” (Mas’oed, 1989:76). Soekarno tidak menghendaki
adanya bantuan luar negeri dalam membangun perekonomian Indonesia. Pembangunan
ekonomi Indonesia haruslah dilakukan oleh Indonesia sendiri. Bahkan Soekarno melakukan
kampanye Ganyang Malaysia yang semakin memperkuat posisinya sebagai oposisi bantuan
asing. Semangat nasionalisme Soekarno menjadi pemicu sikapnya yang tidak menginginkan
pihak asing ikut campur dalam pembangungan ekonomi Indonesia. Padahal saat itu di awal
kemerdekaannya Indonesia membutuhkan pondasi yang kuat dalam pilar ekonomi. Sikap
Soekarno yang anti bantuan asing pada akhirnya membawa konsekuensi tersendiri yaitu
terjadinya kekacauan ekonomi di Indonesia. Soekarno cenderung mengabaikan permasalahan
mengenai ekonomi negara, pengeluaran besar-besaran yang terjadi bukan ditujukan terhadap
pembangunan, melainkan untuk kebutuhan militer, proyek mercusuar, dan dana-dana politik
lainnya. Soekarno juga cenderung menutup Indonesia terhadap dunia luar terutama negara-
negara barat. Hal itu diperkeruh dengan terjadinya inflasi hingga 600% per tahun pada 1966
yang pada akhirnya mengakibatkan kekacauan ekonomi bagi Indonesia. Kepercayaan
masyarakat pada era Orde Lama kemudian menurun karena rakyat tidak mendapatkan
kesejahteraan dalam bidang ekonomi.

2.2 Keberhasilan pembangunan Ekonomi di Era Soekarno

2.3 Permasalahan Ekonomi yang Dihadapi di Era Soekarno

Pada masa pemerintahan Soekarno, kegiatan ekonomi masyarakat sangat minim, perusahaan-
perusahaan besar saat itu merupakan perusahaan peninggalan penjajah yang mayoritas milik
orang asing, dimana produk berorientasi pada ekspor. Kondisi stabilitas sosial- politik dan
keamanan yang kurang stabil membuat perusahaan-perusahaan tersebut stagnan.

Pada periode tahun 1950-an Indonesia menerapkan model guidance development dalam
pengelolaan ekonomi, dengan pola dasar Growth with Distribution of Wealth di mana peran
pemerintah pusat sangat dominan dalam mengatur pertumbuhan ekonomi(pembangunan
semesta berencana). Model ini tidak berhasil, karena begitu kompleknya permasalahan
ekonomi, sosial, politik dan keamanan yang dihadapi pemerintah dan ingin diselesaikan
secara bersama-sama dan simultan. Puncak kegagalan pembangunan ekonomi orde lama
adalah terjadi hiper inflasi yang mencapai lebih 500% pada akhir tahun 1965.

Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain
disebabkan oleh :
a. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang
secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI
menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche
Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.
Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for
Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di
daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga
mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai
pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang
beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
b. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup
pintu perdagangan luar negeri RI.
c. Kas negara kosong.
d. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.

Anda mungkin juga menyukai