Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
perekonomian indonesia ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menambah wawasan seputar perekonomian
indonesia ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, 30 November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kependudukan dan Pertumbuhan Penduduk .....................................................
2.2 Konsep Ketenagakejaan dan Kesempatan Kerja .............................................................
2.3 Potret Penduduk dan Ketenagakerjaan Indonesia Pasca Orde Baru ...............................
2.4 Ketenagakerjaan dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ................................
2.5 Analisis Tren ...................................................................................................................
2.6 Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) .................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana konsep kependudukan dan pertumbuhan penduduk?
B. Bagaimana konsep ketenagakejaan dan kesempatan kerja?
C. Bagaimana potret penduduk dan ketenagakerjaan indonesia pasca orde baru?
D. Bagaimana ketenagakerjaan dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)?
E. Apa yang dimaksud analisis tren?
F. Bagaimana angkatan kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
1.3 Tujuan Masalah
A. Untuk mengetahui konsep kependudukan dan pertumbuhan penduduk.
B. Untuk mengetahui konsep ketenagakejaan dan kesempatan kerja.
C. Untuk mengetahui potret penduduk dan ketenagakerjaan indonesia pasca orde baru.
D. Untuk mengetahui ketenagakerjaan dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).
E. Untuk mengetahui analisis tren.
F. Untuk mengetahui angkatan kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kependudukan dan Pertumbuhan Penduduk
Kependudukan Dan Ketenagakerjaan
Penduduk memiliki peran penting dalam perekonomian. Penduduk berfungsi ganda
dalam perekonomian karena berada pada sisi permintaan maupun sisi penawaran. Disisi
permintaan, penduduk adalah konsumen dan sumber permintaan akan barang-barang dan jasa.
Disisi penawaran, penduduk adalah produsen jika ia pengusaha atau pedagang atau tenaga kerja
jika ia hanya bekerja dalam konteks pembangunan. Pandangan terhadap penduduk terpecah
menjadi dua, yaitu ada yang menganggapnya sebagai penghambat pembangunan, dan ada pula
yang menganggapnya sebagai pemacu pembangunan.
Dalam kaitannya dengan pembanguna, masalah penduduk dapat menjadi penghambat
pembangunan atau pendorong pembangunan. Penduduk dipandang sebagai penghambat
pembangunan karena keberadaannya, apalagi dalam jumlah besar dan dengan pertumbuhan
yang tinggi, dinilai hanya menambah beban pembangunan. Kemudian penduduk dipandang
sebagai pemacu pembangunan karena berlangsungnya kegiatan produksi adalah berkat adanya
orang yang membeli dan mengkonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Konsumsi oleh
penduduk inilah yang menimbulkan permintaan agregrat. Selanjutnya, peningkatan konsumsi
agregrat ini akan memungkinkan usaha-usaha produktif berkembang, begitu pula dengan
perekonomian secara keseluruhan. Jadi, perkembangan ekonomi turut ditentukan oleh
permintaan yang datang dari penduduk.

Konsep Teoristis Kependudukan Dan Ketenagakerjaan Di Indonesia


Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan ekonomi dan usaha membangun
perekonomian. Dalam usaha meningkatkan produksi dan mengembangkan kegiatan ekonomi,
penduduk memegang peranan yang sangat vital karena menyediakan tenaga kerja, pimpinan
perusahaan, dan tenaga usahawan yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi.
Dalam kehidupannya, penduduk akan menghadapi suatu masalah yang cukup rumit, dimana
yang paling utama adalah pesatnya laju pertambahan jumlah penduduk dinegara-negara
berkembang. Pertambahan penduduk yang pesat dengan sendirinya akan menambah jumlah
angkatan kerja. Pada bab ini kita akan mengkaji konsep dan potret kependudukan serta
ketenagakerjaan di Indonesia pasca orde baru.

Konsep Kependudukan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan
mempunyai jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa pada tahun 2013. Indonesia menempati
urutan keempat dalam jumlah penduduk terbesar didunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika
Serikat. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan penduduk dan kesiapan pemerintah dalam
memberikan lapangan kerja bagi masyarakatnya. Penduduk dipandang dari sisi
ketenagakerjaan merupakan supply bagi pasar tenaga kerja disuatu negara (penduduk usia
kerja). Untuk memahami tentang penduduk dan ketenagakerjaan.

4
Penduduk
Menurut UU Nomer 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas UU Nomer 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan, penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Penduduk dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu
penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja menurut BPS adalah
penduduk berusia 15-64 tahun. Sedangkan penduduk bukan usia kerja adalah penduduk yang
berusia 0-14 tahun dan penduduk yang berusia 65 tahun keatas. Penduduk usia kerja dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan, tetapi untuk sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif
mencari pekerjaan. Angkatan kerja terdiri dari bekerja dan pengangguran. Menurut BPS,
bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan tujuan memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan, dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara terus-menerus
dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu usaha atau
kegiatan ekonomi).
Angkatan kerja yang bekerja dapat dikelompokkan menjadi :
A. Penduduk yang bekerja menurut kelompok umur, yang tujuannya adalah melihat
kontribusi pekerja muda, pekerja prima, dan pekerja tua dalam dunia pasar tenaga kerja.
B. Penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan, yang tujuannya adalah melihat
seberapa besar pasar tenaga kerja dapat menyerap tenaga kerja dengan tingkat keahlian
atau keterampilan tertentu atau sesuai dengan tingkat pendidikannya.
C. Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha, dimana didtribusi penduduk yang
bekerja menurut lapangan usaha akan menunjukkan sektor ekonomi apa yang paling
banyak menyerap tenaga kerja.
D. Penduduk menurut status pekerjaan, dimana kedudukan seseorang dalam melakukan
pekerjaan disuatu unit usaha atau kegiatan.
E. Penduduk yang bekerja menurut jumlah jam kerja, yaitu proporsi penduduk yang
bekerja menurut jumlah jam kerja.

Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. contoh orang yang
tidak sedang mencari kerja adalah ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA,
mahasiswa perguruan tinggi, dan sebagainya yang karena sesuatu hal tidak atau belum
membutuhkan pekerjaan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. BPS
mengumpulkan data tentang pengangguran melalui survei rumah tangga, seperti Survai
Angkatan Kerja Nasional (Sekernas), Sensus Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS), dan Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Diantara sensus atau
survei tersebut, Sekarnas merupakan survei yang khusus dirancang untuk

5
mengumpulkan data ketenagakerjaan secara periodik. Saat ini, Sakernes
diselenggarakan dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Merupakan
BPS, pengangguran dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut :
A. Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya
1) Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment). Pengangguran
friksional adalah pengangguran yang bersifat sementara akibat adanya
kendala waktu, informasi, dan kondisi geografis antara pelamar kerja dan
pembuka lamaran pekerjaan. Dapat pula dikatakan pengangguran normal
yang terjadi jika ada 2-3% maka dianggap sudah mencapai kesempatan
kerja penuh.
2) Pengangguran Struktural (Structural Unemployment). Pengangguran
struktural adalah keadaan dimana pengangguran yang mencari pekerjaan
tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan
kerja. Semakin maju perekonomian suatu daerah, semakin meningkat
kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas lebih baik dari
sebelumnya.
3) Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment). Pengangguran
musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya adalah petani yang menanti musim tanam, dan tukar jualan
duren yang menanti musim durian.
4) Pengangguran Siklis (Cyclical Unemployement). Pengangguran siklis
adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah ketimbang
penawaran kerja.
5) Pengangguran Teknologi. Pengangguran teknologi adalah pengangguran
yang ditimbulkan oleh adanya pengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin
dan bahan kimia.
B. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya
1) Pengangguran Terbuka. Pegangguran terbuka merupakan bagian dari
angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi
mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah
bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha. Mereka yang tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
2) Pengangguran Tersembunyi. Pengangguran tersembunyi adalah
pengangguran yang terjadi karena jumlah pekerjaan dalam suatu kegiatan
ekonomi lebih besar dari yang sebenarnya diperlukan agar dapat melakukan
kegiatan dengan efisien.
3) Pengangguran Bermusim. Penganggguran Bermusim adalah keadaan
seseorang yang menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi
jangka pendek. Sebagai contoh : petani yang menanti musim tanam, tukang
jualan durian yang menanti musim durian, dan sebagainya.
4) Setengah Menganggur. Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja
dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih
mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan (dahulu disebut
setengah pengangguran terpaksa atau underemployment).

6
Besarnya tingkat pengangguran disuatu negara dapat dihitung dengan menggunakan
konsep Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pengangguran terbuka merupakan bagian dari
angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi yang belum pernah
bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu
usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaa, dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Menurut
Laporan Sosial Indonesia tahun 2007, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengindikasikan
penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Tingkat pengangguran
terbuka diukur sebagai presentase jumlah penganggur atau pencari kerja terhadap jumlah
angkatan kerja, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

TPT = (Pencari Kerja/Angkatan Kerja) x 100%

Kegunaan dari indikator pegangguran terbuka ini baik dalam satuan unit (orang)
maupun persentase adalah sebagai acuan bagi pemerintah untuk membuka lapangan kerja baru.
Selain itu, perkembangannya juga dapat menunjukkan tingkat keberhasilan program
ketenagakerjaan dari tahun ketahun. Terlebih lagi, indikator ini digunakan sebagai bahan
evaluasi atas keberhasilan pembangunan perekonomian Indonesia selain angka kemiskinan.
Karena itu, indikator TPT selau diumumkan setiap tahun pada Pidato Presiden tanggal 16
Agustus sebagai bukti kinerja Pemerintah Indonesia. Secara spesifik, tingkat pengangguran
terbuka dalam Sakernas, terdiri atas:
A. Mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan.
B. Mereka yang tidak bekerja dan mempersiapkan usaha.
C. Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
D. Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima
bekerja, tetapi belum mulai bekeja.

Bukan Angkatan Kerja


Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun keatas yang masih
bersekolah, mengurus rumah tangga, dan sebagainya. Menurut BPS, rumah tangga adalah
seseorang atau sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama dalam suatu bangunan serta
mengelola makan dari satu dapur. Satu rumah tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota
rumah tangga. Contoh kelompok ini adalah anak sekolah dan mahasiswa, para ibu rumah tanga
dan orang cacat, serta para pengangguran sukarela.

Pertumbuhan Penduduk
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah
penduduk disuatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan wakyu sebelumnya.
Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk mempediksi jumlah penduduk
disuatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan mengetahui jumlah penduduk
yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini tidak hanya dibidang sosial

7
dan ekonomi, tetapi juga dibidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu
yang akan datang.
Akan tetapi, prediksi jumlah penduduk dengan cara ini belum dapat menunjukkan
karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Karena itu, diperlukan proyeksi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren
fertilitas, mortalitas, dan migras. Faktor yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk menurut
BPS ada 3 komponen, diantaranya:
A. Kelahiran (Fertilitas).
B. Kematian(Mortalitas).
C. Migrasi, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.

2.2 Konsep Ketenagakerjaan dan Kesempatan Kerja


Konsep Ketenagakerjaan
Menurut Mulyadi S (2002:59), tenaga kerja adalah manpower yang berarti penduduk
dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh pendduduk dalam suatau negara
yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika
mereka mau berpatisipasi dalam aktivitas tersebut.
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
Sedangkan menurut Sumitro Djojohadikusumo, tenaga kerja adalah semua orang yang
bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan
sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.
Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksudndengan tenaga kerja manusia (labor) bukanlah semata-
mata tenaga kerja saja, tetapi lebih luas lagi yaitu human resources (sumber daya manusia).

Kesempatan Kerja
A. Pengertian Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada
suatu perusahaan atau instansi (Disnakertrans, 2002). Model kesempatan kerja dalam
dijleaskan dari dua sudut pandangnya, yaitu dari teori klasik dan teori Keynes. Teori Klasik
mengemukakan pandangannya mengenai kesempatan kerja, yaitu tingkat output dan harga
keseimbangan atau ekuilibrium hanya bisa dicapai kalau perekonomian berada pada tingkat
kesempatan kerja penuh (full employment). Sementara itu, keseimbangan atau ekuilibrium
dengan tingkat kesempatan kerja penuh (equilibrium with full employment) hanya bisa dicapai
melalui bekerjanya mekanisme pasar bebas. Jadi, mekanisme pasar yang bekerja secara bebas
tanpa campur tangan pemerintah merupakan necessary condition bagi tercapainya
keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh. Keseimbangan dengan kesempatan kerja
penuh tersebut menurut kaum klasik merupakan kondisi yang ideal atau normal dari suatu
perekonomian. Jika sampai terjadi pengangguran didalam perekonomian, maka hal tersebut
hanyalah gejala atau fenomena yang bersifat sementara, yang dalam jangka panjang akan
hilang dengan sendirinya akibat bekerja secara bebas mekanisme pasar.

8
Menurut pandangan klasik, perekonomian tidak akan kekurangan permintaan agregat,
yang berarti segala barang yang diproduksi akan dapat dijual, sedangkan tingkat produksi
nasional dan kegiatan ekonomi ditentukan oleh faktor produksi yang digunakan. Atas dasar
tersebut, jumlah produksi merupakan dasar untuk menentukan kesempatan kerja. Fungsi
produksi adalah fungsi yang menggambarkan hubungan antara jumlah produksi yang akan
dihasilkan dan jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Masih menurut
pandangan klasik, tingkat harga dan upah dalam perekonomian dianggap cukup fleksibel, yaitu
harga barang dan upah tenaga kerja sewaktu-waktu dengan cepat disesuaikan. Fleksibelitas
tingkat harga dan upah inilah yang menurut kaum klasik yang menjamin selalu tercapainya
keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh dalam perekonomian. Karena itu, menurut
pandangan klasik yang langsung menentukan volume employment dan output bukanlah tingkat
harga, tetapi struktur internal harga.
Ketegasan keputusan produsen mengenai output dan employment tergantung pada
hubungan antara ongkosnya (upah) dan harga yang dibayar oleh pembeli outputnya. Setiap
penjual menghasikan output sampai tingkat ongkos marjinalnya sama dengan harga yang sudah
ditentukan dan produsen akan mempekerjakan tenaga kerja sampai titik dimana produk
marjinal sama dengan upah rill, yaitu upah yang dinilai menurut tingkat harga output.
Sementara dari sisi penawaran, individu pekerja dipandang menganut prinsip maksimisasi
kepuasan. Mereka akan mempertimbangkan penggunaan waktunya antara bekerja atau santai.
Meningkatnya upah identik dengan meningkatnya harga santai, sebagaimana hukum
permintaan, bahwa kenaikan harga suatu barang atau faktor cenderung menurunkan jumlah
barang atau faktor yang diminta, sehingga akan banyak jasa pekerja yang ditawarkan pada
tingkat upah yang tinggi. Sedangkan kesempatan kerja menurut pandangan Keynes berbeda
dengan pandangan klasik. Menurut Keynes, kegiatan perekonomian tergantung pada segi
permintaan, yaitu tergantung pada pembelanjaan atau pengeluaran agregat yang dilakukan
perekonomian pada suatu waktu tertentu. Pengeluaran agregat adalah pengeluaran yang
dilakukan untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam
tahun tertentu, dan hanya bisa diukur untuk tahun tertentu.
Semakin besar pembelanjaan agregat (permintaan agregat) yang dilakukan dalam
perekonomian, semakin tinggi tingkat kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja yang dicapai.
Permintaan agregat yang ada tidak selalu mencapai tingkat permintaan yangdiperlukan untuk
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Karena itu, pengangguran akan selalu terjadi. Untuk
mengatasinya, pemerintah harus mempengaruhi permintaan agregat dengan menjalankan
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Dalam hal ini, diasumsikam bahwa terdapat hubungan
antara output nasional dan kesempatan kerja nasional. Apabila pertumbuhan ekonomi
mengalami kenaikan, maka kesempatan kerja mengalami kenaikan. Sebaliknya, jika
pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, maka kesempatann kerja akan mengalami
penurunan.
B. Jenis-Jenis Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan menampung semua tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan
pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimabang dengan banyaknya tenaga kerja yang
tersedia. Kebijakan negara dalam kesempatan kerja meliputi upaya-upaya untuk mendoron
pertumbuhan dan perluasan lapangan kerja disetiap daerah, serta perkembangan jumlah dan
kualitas angkatan kerja yang tesedia agar dapat memanfaatkan seluruh potensi pembangunan
didaerah masing-masing.

9
Bertitik tolak dari kebijakan tersebut dalam rangka mengatasi masalah perluasan
kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran. Departemen Tenaga Kerja dalam UU No. 13
Tahun 2002, tentang Ketenagakerjaan memandang perlu untuk menyusun program yang mapu,
baik secara langsung maupun tidak langsung, mendorong penciptaan lapangan kerja dan
mengurangi pengangguran. Program-program ini dituangkan dalam kebijakan pokok Sapta
Karya Utania yang terdiri dari:

A. Perencanaan tenaga kerja nasional.


B. Sistem informasi dan bursa tenaga kerja yang terpadu.
C. Tenaga kerja pemuda mandiri profesional.
D. Pemagangan.
E. Hubungan Industri Pancasila dan perlindungan tenaga kerja.
F. Ekspor tenaga kerja.

Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja adalah melalui:


A. Kebijakan makro seperti penyederhanaan mekanisme investasi, pengembangan
sistem pajak yang ramah pengembangan usaha, sistem kredit yang
menggerakkan sektor rill.
B. Kebijakan regional, yaitu kebijakan sektoral (di sektor pertanian dapat
dilakukan melalui enguatan kelembagaan (koperasi) yang membentuk
kelompok yang terdiri dari beberapa usaha kecil (UKM) dalam pengolahan hasil
pertanian,perbaikan teknik usaha tani, hingga pengembangan sistem
pengemasan sesuai kebutuhan pasar diluar komunitas. Sementara itu, disektor
industri melalui penyederhanaan mekanisme investasi, penataan sistem
keamanan yang lebih baik, melakukan promosi peluang investasi daerah serta
disektor lainya melalui sistem regulasi dan perizinan usaha yang lebih
sederhana) dan kebijakan khusus (usaha kerajinan dan makanan bagi wanita
dipedesaan, TKMT (Tenaga Kerja Muda Terdidik) yaitu program perluasan
kesempatan kerja bagi lulusan SLTA ke pedesaan.
2.3 Potret Kependudukan dan Ketenagakerjaan Indonesia Pasca Orde Baru
 Penduduk
Penduduk Indonesia cenderung mengalami kenaikan. Berikut ini adalah data
mengenai growth dan share jumlah penduduk Indonesia tahun 1998-2014.

10
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Namun laju pertumbuhan
penduduk Indonesia tahun 1998-2013 cenderung mengalami penurunan sedangkan
tahun 2014 mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena adanya program Keluarga
berencana (KB) yang berhasil menekan angka kelahiran. Laju pertumbuhan
penduduk paling tinggi terjadi pada tahun 2014, sedangkan yang paling rendah
terjadi pada tahun 2000.
 Penduduk Usia Produktif
Usia produktif adalah tahap pertumbuhan/perkembangan dan mengalami emosi yang
tidak stabil, yaitu 17+ setelah itu melewati tahap pendewasaan diri melalui transisi
massa dan cerita juga pemilihan sikap serta perilaku, 20+-57 Tahun sudah matang dan
siap menjalani transisi yang dilalui dalam kehidupan. Berikut ini adalah data mengenai
growth dan share jumlah penduduk usia produktif tahun 1998 – 2014.
 Penduduk Usia Non-produktif
Penduduk usia nonproduktif adalah usia dimana seseorang belum mencapai usia untuk
mencari pekerjaan (Umur < 15 tahun) dan seseorang yang sudah berumur (umur > 65).
Berikut ini adalah data mengenai growth dan share jumlah penduduk usia nonproduktif
tahun 1998-2014.

11
Tampak bahwa kondisi penduduk usia non-produktif yang paling tinggi growth dan
sharenya adalah pada tahun 2014 yang berada di kuadran 1. Peningkatan ini
dikarenakan migrasi masuk ke Indonesia lebih besar dibandingkan migrasi keluar. Hal
ini mengindikasikan kondisi yang buruk karena komposisi penduduk usia non
produktif. Kondisi penduduk usia non-produktif yang paling rendah growth dan
sharenya terjadi pada tahun 2000 yang berada di kuadran III. Kondisi ini disebabkan
karena tidak masuknya Timor-Timur dalam sensus kependudukan sehingga jumlah
penduduk Indonesia berkurang.
 Penduduk Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan
Penduduk dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin
perempuan. Berikut ini adalah data mengenai growth dan share jumlah penduduk jenis
kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan tahun 1998- 2014.

12
Kondisi penduduk menurut jenis kelamin yang paling tinggi growth dan share nya
terjadi di tahun 2014 yang berada pada kuadrat I dan paling rendah terjadi di tahun
2000 yang berada pada kuadrat III. Tahun 2014 (Jenis kelamin laki-laki) dan Tahun
2007, 2008 dan 2014 (Jenis kelamin perempuan), menunjukkan laju growth dan share
yang tinggi. Kuadrat II pada tahun 2007 sampai 2013 (Jenis Kelamin Laki-laki) dan
Tahun 2009 sampai 2013 (Jenis kelamin Perempuan), menunjukkan laju growth yang
rendah dan share yang tinggi. Sedangkan kuadrat III pada tahun 1998 dan tahun 2000
sampai 2006 (jenis kelamin laki-laki) serta tahun 1998 dan tahun 2000 ( jenis kelamin
perempuan), menunjukkan laju growth dan share yang rendah. Untuk tahun 1999
(jenis kelamin laki-laki) dan tahun 1999, 2001 sampai 2006 (jenis kelamin perempuan)
berada di posisi kuadrat IV, yang berarti memiliki laju growth yang tinggi dan share
yang rendah.
2.4 Ketenagakerjaan dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Ketenagakerjaan
 Usia Kerja
Kondisi usia kerja di Indonesia yang paling tinggi growth dan share-nya adalah pada
tahun 2007 serta 2014. Peningkatan ini dikarenakan laju pertumbuhan usia kerja yang
tinggi diimbangi dengan laju pertumbuhan penduduk, dan meskipun selama tahun
tersebut laju pertumbuhannya tinggi, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan
laju pertumbuhan ekonomi . Kondisi usia kerja di Indonesia yang paling rendah growth
dan share-nya adalah pada tahun 1998, 2000, 2004 dan 2005. Hal itu disebabkan oleh
adanya penurunan jumlah penduduk dan tingkat angkatan kerja pada tahun 2000
merupakan dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998, yang kemudian
menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi. Besarnya jumlah penduduk Indonesia
menurut usia kerja ini mengindikasikan bahwa Negara Indonesia mempunyai Sumber
Daya Manusia (SDM) yang melimpah.
 Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah Penduduk usia produktif yang berusia 15 – 64 tahun yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi untuk sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif
mencari pekerjaan.
13
 Bukan Angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya
hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan sebagainya.
 Bekerja
Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam.
 Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun )
yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.

Tampak bahwa kondisi jumlah pengangguran di Indonesia yang paling tinggi growth
and sharenya adalah pada tahun 2001 yang berada di kuadrat IV. Ini terjadi karena
pada tahun 2001 usia kerja dan jumlah penduduk menurut usia produktif serta
angkatan kerja juga terus meningkat.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

14
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah indicator ketenagakerjaan yang
memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan
sehari hari merujuk pada waktu dalam periode. Berikut ini adalah data mengenai growth
dan share jumlah tingkat partisipasi angkatan kerja Indonesia tahun 1998 – 2014.

Tampak bahwa kondisi jumlah tingkat partisipasi angkatan kerja di Indonesia yang paling
itnggi growth dan sharenya adalah pada tahun 2012 yang berada di kuadrat 1. Hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan usia kerja dari tahun tahun sebelumnya yang
kemudian mendorong pertumbuhan TPAK yang cukup baik. Pada tahun tersebut,
Indonesi sedang mengalami kondisiperekonomian yang mendukung, setidaknya dari sisi
sumber daya manusia khususnya ketenagakerjaan.
2.5 Analisis Tren
Analisis Tren adalah metode analisis statistika yang ditunjukan untuk melakukan
estimasi atau peramalan dimasa yang akan dating. Untuk melakukan peramalan dengan
baik, dibutuhkan berbagai informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam waktu
yang relative cukup panjang, sehingga hasil analisis dapat mengetahui sampai seberapa
besar fluktuasi yang terjadi dan factor factor apa saja yang mempengaruhi perubahan
tersebut.

15
a. Penduduk
Analisis Tren Penduduk selama tahun 1998 – 2014 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Dari hasil uji tren tersebut diketahui :


a = 222.775,47
b = 3.619,18
t2045 = 79
Jadi, persamaan garis linearnya adalah

Y = 222.775,47 + 3.619,18t
Dengan menggunakan persamaan tersebut, dapat diramalkan penduduk pada tahun 2045
adalah :
Y = 222.775,47 + 3.619,18 (t2045)
Y = 222.775,47 + 3.619,18 (79)
Y = 222.775,47 + 285.915,22
Y = 508.690,69
Berdasarkan persamaan tersebut, jumlah penduduk pada tahun 2045 adalah 508.690,69
Juta Jiwa
b. Usia Produktif
Analisis tren penduduk usia produktif selama tahun 1998 – 2014 dapat dilihat pada table
dibawah ini :

16
Dari hasil uji tren tersebut diketahui :
a = 129.655,76
b = 2.826,18
t2045 = 79
Jadi, persamaan garis liniernya adalah:

Y = 129.655,76 + 2.826,18t
Dengan menggunakan persamaan tersebut, dapat diramalkan penduduk pada tahun 2045
adalah :
Y = 129.655,76 + 2.826,18 (t2045)
Y = 129.655,76 + 2.826,18 (79)
Y = 129.655,76 + 223.268,22
Y = 352.923,98
Artinya, Jumlah penduduk usia produktif di Indonesia tahun 2045 adalah 352.923,98 Juta
Jiwa.
c. Usia Non-produktif
Analisis tren penduduk nonproduktif selama tahun 1998-2014 dapat dilihat pada table
dibawah ini :

17
Dari hasil uji tren tersebut diketahui :
a = 73.853,12
b = 887,20
t2045 = 79
Jadi, persamaan garis liniernya adalah

Y = 73.853,12 + 887,20t
Dengan menggunakan persamaan tersebut, dapat diramalkan penduduk pada tahun 2045
adalah :
Y = 73.853,12 + 887,20 (t2045)
Y = 73.853,12 + 887,20 (79)
Y = 73.853,12 + 70.088,8
Y = 143.941,92
Artinya jumlah penduduk non produktif di Indonesia pada tahun 2045 adalah 143.941,92
Juta Jiwa.
d. Laki – laki
Analisis tren penduduk jenis kelamin laki-laki selama tahun 1998 – 2014 dapat dilihat pad
table dibawah ini :

18
Dari hasil uji tren tersebut diketahui :
a = 111.735,47
b = 1.855,76
t2045 = 79
Jadi, persamaan garis liniernya adalah

Y = 111.735,47 + 1.855,76t
Dengan menggunakan persamaan tersebut, dapat diramalkan penduduk pada tahun 2045
adalah :
Y = 111.735,47 + 1.855,76 (t2045)
Y = 111.735,47 + 1.855,76 (79)
Y = 111.735,47 + 146.605,04
Y = 258.340,51
Berdasarkan persamaan tersebut, jumlah penduduk laki-laki di Indonesia tahun 2045
adalah 258.340,51 juta jiwa.
e. Perempuan
Analisis tren penduduk jenis kelamin perempuan selama tahun 1998-2014 dapat dilihat
dari tabel dibawah ini :

19
Dari hasil uji tren tersebut diketahui:
a = 111.391,94
b = 1.826,70
t2045 = 79
Jadi, persamaan garis liniernya adalah

Y = 111.391,94 + 1.826,70t
Dengan menggunakan persamaan tersebut, dapat diramalkan penduduk pada tahun 2045
adalah :
Y = 111.391,94 + 1.826,70 (t2045)
Y = 111.391,94 + 1.826,70 (79)
Y = 111.391,94 + 144.309,3
Y = 255.701,24
Artinya, jumlah penduduk perempuan di Indonesia pada tahun 2045 adalah 255.701,24
Juta Jiwa.
2.6 Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Angkatan Kerja
Analisis tren angkatan kerja selama tahun 1998-2014 dapat dilihat pada Tabel berikut:
Dari hasil uji tren tersebut diketahui :
a = 107.619.451,71
b = 2.006.964,58
t2045 = 79

20
Jadi, persamaan garis linearnya adalah :

Y = 107.619.451,71 + 2.006.964,58t
Dengan menggunakan persamaan tersebut, dapat diramalkan angkatan kerja
pada tahun 2045 adalah :
Y = 107.619.451,71 + 2.006.964,58 (t2045)
Y = 107.619.451,71 + 2.006.964,58 (79)
Y = 107.619.451,71 + 158.550.201,82
Y = 266.169.653,53
Berdasarkan persamaan tersebut, jumlah angkatan kerja pada tahun 2045 di
Indonesia di perkirakan berjumlah Y = 266.169.653,53 orang.
Sejak tahun 2000-an setelah penurunan akibat krisis keuangan yang melanda
Asia Timur di tahun 1997/1998, Indonesia berhasil menciptakan banyak lapangan
pekerjaan karena adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lingkungan
ekonomi yang mendukung, dan sector jasa yang berkembang pesat,. Hal ini telah
mendorong kemajuan bertahap menyangkut ketersediaan lapangan pekerjaan di sector
jasa dan formalisasi ekonomi, terutama di daerah perkotaan, yang umumnya melalui
peningkatan pekerjaan formal yang bergaji.
Selaras dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia dan pembangunan
pemerintahan, pada tahun 2045 jumlah angkatan kerja di Indonesia mengalami
peningkatan dan tahun itu juga di prediksi sebagai tahun emas bagi Indonesia. Dikutip
dari hasil penelitian Mc Kinsey Global Institut (MGI), terkait The Archipelago
Economy, bahwa pada tahun 2011 Indonesia menempati urutan ke-28 perekonomian
terbesar di dunia dan menempati urutan ke-5 perekonomian terbesar di Asia.
Kemajuan Indonesia ini didorong oleh langkag besar di bidang manajemen
makroekonomi. Pada tahun 2000-2010, pertumbuhan produktivitas tenaga kerja
sebesar 60% diyakini mampu mencapai target pertumbuhan PDB sebesar 7%.
Prediksi peningkatan PDB pada tahun 2045 sangat mempengaruhi jumlah
angkatan kerja. Pada tahun 2045, angkatan kerja diperkirakan akan naik menjadi
266.169.653,53 orang. Jika pertumbuhan ekonomi terus meningkat, hal itu akan
mendorong peningkatan investasi dan sistem perdagangan yang kemudian akan
menyerap tenaga kerja lebih banyak.

 Bekerja
Analisis tren bekerja selama tahun 1998-2014 dapat dilihat pada Tabel 10.20 berikut :

21
Dari hasil uji tren tersebut diketahui :
a = 99.182.574,18
b = 1.890.618,91
t2045 = 79
Jadi, persamaan garis linearnya adalah :
Y = 99.182.574,18 + 1.890.618,91 (t2045)
Y = 99.182.574,18 + 1.890.618,91 (79)
Y = 99.182.574,18 + 149.358.894
Y = 248.541.468
Dari persamaan tersebut, jumlah angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2045
di Indonesia adalah 248.541.468 orang.
Pada tahun 2045, jumlah tenaga kerja yang bekerja di prediksi akan meningkat.
Hal ini dipengaruhi oleg peningkatan pertumbahan ekonomi yang dapat meningkatkan
penyerapan tenaga kerja karena pada tahun tersebut tingkat investasi dan perdagangan
diprediksi berkembang dengan pesat.
 Pengangguran
Analisis tren pengangguran selama tahun 1998-2014 dapat dilihat pada Tabel berikut:

22
Dari hasil uji tren tersebut diketahui :
a = 8.429.981,88
b = 116.441,71
t2045 = 79
Jadi, persamaan garis linearnya adalah :
Y = 8.429.981,88 + 116.441,71 (t2045)
Y = 8.429.981,88 + 116.441,71 (79)
Y = 8.429.981,88 + 9.198.895,09
Y = 17.628.876,97
Berdasarkan hasil tren tersebut, jumlah pengangguran di Indonesia pada tahun 2045
diperirakan sebanyak 17.628.876,97 orang.
Menurut prediksi, pada tahun 2045 Indonesia akan mengalami bonus demografi, yaitu
jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari penduduk non-produktif. Kondisi
ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara produktif yang memiliki
jumlah tenaga kerja berkualitas demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara
global, namun bisa juga penuh resiko. Jika pada tahun 2013 jumlah pengangguran
sudah mencapai 7,24 juta, maka dengan kondisi yang sama pada saat bonus demografi
tahun 2045 nanti bisa jadi jmlah pengangguran di Indonesia meningkat tajam, bahkan
mungkin berkal-kali lipat. Akan tetapi, hal tersebut bisa dicegah. Sambal menunggu
bonus demografi kita harus mulai belajar berubah dan memperbaiki moral bangsa ini
agar demografi nanti bisa menjadi keuntungan, bukannya malah menjadi beban.
Agar peningkatan jumlah penduduk ini bisa kita jadikan pelang, maka pendidikan dan
keterampilan harus ditingkatkan. Jadi, setiap orang yang ingin produktif harus

23
meningkatkan kualitas kemampuannya sehingga mudah mendapatkan pekerjaan dan
tidak kalah bersaing dengan tenaga kerja asing.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


Analisis tren tingkat partisipasi angkatan kerja selama tahun 1998-2014 dapat dilihat
pada Tabel berikut :

Dari hasil uji tren tersebut diketahui :


a = 67,47
b = 0,050
t2045 = 79
Jadi, pesamaan garis linearnya adalah :
Y = 67,47 + 0,03975 (t2045)
Y = 67,47 + 0,059 (79)
Y = 67,47 + 3,95
Y = 71,42
Dar hasil trn tersebut dapat diprediksi TPAK Indinesia tahun 2045 mencapai
angka 71,4%

24
BAB III

PENUTUP

25
DAFTAR PUSTAKA

Amir Machmud;2016;Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi;Penerbit Erlangga

26

Anda mungkin juga menyukai