Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PERPAJAKAN

PEMAJAKAN PENGHASILAN WAJIB PAJAK LUAR NEGERI

Disusun Oleh :

1. DITYA RENNI PRASTIWI (2018SA085)


2. ITSNEY NUR HIKMAH (2018SA077)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI-AAS

SURAKARTA

2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan kepada kami untuk dapat mengerjakan tugas mata kuliah
PERPAJAKAN II yang berjudul Pemajakan Penghasilan Wajib Pajak Luar Negeri.

Makalah ini dibuat untuk mengetahui tentang perpajakan, khususnya mengenai


pemajakan penghasilan wajib pajak luar negeri.

Melalui tugas ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami tentang pemajakan
penghasilan wajib pajak luar negeri. Makalah yang kami buat ini tentunya masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan masukan yang bersifat konstruktif
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca
sekalian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, 12 Oktober 2019

Penyusun,

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................
C. TUJUAN..............................................................................................................
D. MANFAAT..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. USAHA DAN KEGIATAN MANCANEGARA...............................................


1. Relevansi Kriteria Bentuk Usaha Tetap..................................................
2. Usaha dan Kegiatan Tidak Memenuhi Kriteria Bentuk Usaha
Tetap........................................................................................................
3. Usaha dan Kegiatan Memenuhi Kriteria Bentuk Usaha
Tetap.........................................................................................................
B. PENGHASILAN DARI ANAK
PERUSAHAAN...................................................................................................
C. DIVIDEN, BUNGA, SEWA DAN ROYALTI...................................................
D. PENGHASILAN LAINNYA...............................................................................
E. PPh ATAS PREMI ASURANSI.........................................................................
F. PASAL ATAS PENJUALAN HARTA..............................................................
G. PPh ATAS PENJUALAN SAHAM....................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.......................................................................................24

B. SARAN.................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pajak merupakan iuran wajib warga negara kepada negara. Banyak kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat yang dikenakan pajak, baik itu pajak atas penghasilan, pajak bumi
dan bangunan, pajak atas kendaraan bermotor, dan lain-lain. Tidak luput pula pajak atas
kegiatan penjualan dan imor barang yang dikategorikan barang mewah. Selain dibuat untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpajakan II, Makalah ini dibuat agar pembaca lebih
memahami tentang pemajakan penghasilan wajib pajak luar negeri secara lebih mendalam.
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri dari Indonesia,
Undang-Undang PPh menganut dua sistem pengenaan pajak berikut :
1. Pemenuhan sendiri (self assesment system) kewajiban perpajakannya bagi wajib
pajak luar negeri yang menjalankan usaha/melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia.
2. Pemotongan (witholding system) oleh pihak yang wajib membayar bagi wajib pajak
luar negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan dari indonesia tidak dari
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Pada bagian ini dibahas mengenai pemajakan WPLN yang menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Ketentuan yang mengatur mengenai pemotongan atas penghasilan yang bersumber di
Indonesia yang diterima atau diperoleh WPLN selain bentuk usaha tetap diatur di Pasal 26
ayat (1) Undang-Undang PPh.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan pajak pertambahan nilai barang dan jasa serta pajak
penjualan atas barang mewah ?
2. Bagaimana objek pajak pertambahan nilai barang dan jasa serta pajak penjualan atas
barang mewah ?
3. Bagaimana tarif pajak pertambahan nilai barang dan jasa serta pajak penjualan atas
barang mewah ?
4. Apakah yang dimaksud dengan dasar pengenaan pajak ?
5. Bagaimana cara menghitung pajak pertambahan nilai atas barang mewah ?

C. TUJUAN

1. Sebagai tugas kelompok dari Dosen Perpajakan.


2. Penulis dapat lebih mengerti pembahasan PPN & PPnBM.
3. Dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca makalah ini.
4. Dapat menyajikan materi secara ringkas agar mudah dimengerti pembaca/pendenga

D. MANFAAT
Dari rumusan masalah diatas, maka manfaat dibuatnya makalah ini adalah agar
pembaca dapat mengetahui serta memahami :
1. Pengertian pajak pertambahan nilai barang dan jasa serta pajak penjualan atas barang
mewah.
2. Objek pajak pertambahan nilai barang dan jasa serta pajak penjualan atas barang
mewah.
3. Tarif pajak pertambahan nilai barang dan jasa serta pajak penjualan atas barang
mewah.
4. Pengertian dasar pengenaan pajak.
5. Cara menghitung pajak pertambahan nilai atas barang mewah
BAB II
PEMBAHASAN

A. USAHA DAN KEGIATAN MANCANEGARA


Era globalisasi dan kemajuan sains dan teknologi terutama bidang transportasi,
informasi dan komunikasi mendorong berkembang pesatnyaperdagangan Internasional,
mobilisasi dana dan sumberdaya internasional. Perkembangan tersebut mendorong
perluasan perdagangan yang semula hanya dalam bentuk ekspor (langsung) menjadi
pengoperasian agen, kantor perwakilan dan akhirnya pembukaan cabang usaha atau
pelaksanaan kegiatan usaha secara penuh. Untuk memperkuata pijakan bisnis di negara
tersebut, perusahaan dapat melakukan investasi asing langsung (foreign direct company)
dalam bentuk pengoperasian anak perusahaan (subsidiary company) atau penguasaan atas
kepemilikan atau pengendalian perusahaan afiliasi. Pengoperasian tersebut di luar negeri
akan memberikan penghasilan kepada WPDN(sebagai pengusaha atau investor).

1. Relevansi Kriteria Bentuk Usaha Tetap


Secara berurutan
2. Usaha dan Kegiatan Tidak Memenuhi Kriteria Bentuk Usaha Tetap
3. Usaha dan Kegiatan Memenuhi Kriteria Bentuk Usaha Tetap
B. PENGHASILAN DARI ANAK PERUSAHAAN
C. DIVIDEN, BUNGA, SEWA DAN ROYALTI
D. PENGHASILAN LAINNYA
E. PPh ATAS PREMI ASURANSI
Berdasarkan Pasal 26 ayat (2) atas penghasilan dari premi asuransi yang dibayarkan
kepada perusahaan asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri
dipotong pajak 20 % dari perkiraan neto. Besarnya perkiraan penghasilan neto adalah
sebagai berikut :
a) Atas premi dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi di luar negeri,
baiksecara langsung maupun pialang, sebesar 50% dari jumlah premi yang
dibayar.
b) Atas premi yang dibayar oleh perusahaan asuransi yang berkedudukan di
Indonesia kepada perusahaan asuransi di luar negeri, baik secara langsung
maupun melalui pialang, sebesar 10% dari jumlah premi yang dibayar.
c) Atas premi yang dibayar oleh perusahaan reasuransi yang berkedudukan di
Indonesia kepada persahaan asuransi luar neger, baik secara langsung maupun
melalui pialang, sebesar 5% dari jumlah premi yang di bayar.

NO Pembayaran Perkiraan Tarif Efektif PPh Pasal


Premi di Penghasilan Neto dan 26 dari Jumlah Premi
Indonesia Jumlah Premi yang yang Dibayar
Dibayar
1 Tertanggung 50% 10%

2 Perusahaan 10% 2%
Asuransi
3 Perusahaan 5% 1%
Reasuransi

F. PASAL ATAS PENJUALAN HARTA


G. PPh ATAS PENJUALAN SAHAM

Anda mungkin juga menyukai