Anda di halaman 1dari 13

ASSALAMU’ALAIKUM

WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH
KELOMPOK 6

1. ITSNEY NUR HIKMAH (2018SA077)

2. DITYA RENNI PRASTIWI (2018SA085)


“PEMAJAKAN PENGHASILAN
WAJIB PAJAK LUAR NEGERI”
Pasal 1 dan 2 UU PPh
Pasal 1 UU PPh menyatakan bahwa pajak penghasilan (Indonesia) dikenakan terhadap
subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Sesuai
dengan "nature"-nya Subjek Pajak meliputi : Orang pribadi, Badan yang kaitannya
dengan lokasi subjek pajak meliputi : Subjek pajak Dalam Negeri dan Subjek pajak Luar
Negeri

Pasal 2 (4) UU PPh memberikan batasan tentang siapa WPLN. Sehubungan dengan
orang pribadi, yang menjadi WPLN adalah: Tidak bertempat tinggal di Indonesia,
Berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari, danTidak berniat untuk bertempat tinggal
di Indonesia.

Badan yang dapat dikategorikan sebagai WPLN apabila: Tidak didirikan di (didirikan
sesuai dengan/tunduk hukum) Indonesia, dan Tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
Dua sistem pengenaan pajak
berdasarkan UU PPh

1. Pemenuhan sendiri (self assesment system) kewajiban


perpajakan bagi WPLN yang menjalankan usaha melalui
BUT di indonesia

2. Pemotongan atau (witholding system) oleh pihak yang


wajib membayar bagi WPLN yang menerima penghasilan
dari indonesia yang tidak dari menjalankan usaha melalui
BUT di indonesia
Tipe pengelompokan BUT
1. BUT fasilitas fisik

Ditengarai dengan adanya fasilitas satu tempat untuk menjalankan kegiatan perusahaan
WPLN di indonesia. Contoh : pabrik, kantor

2. BUT aktivitas

Selalu merupakan dan otomatis menjadi BUT walaupun kurang sejalan dengan kriteria dalam
definisi umum BUT. Contoh : proyek konstruksi

3. BUT usaha tetap keagenan

Selain ditengarai fasilitas fisik dan aktivitas BUT dapat etis dengan relasi bisnis yang
berupa keagenan.

4. BUT perusahaan asuransi

Penentuan BUT dapat juga karena penerimaan premi atau penutupan resiko di indonesia
melaluai pegawai atau agennya.
Perbedaan WPLN yang usahanya telah
memenuhi BUT dan belum memenuhi BUT
1. Perdangan dengan metode elektronis 1. Pengoperasian anak perusahaan, yang
yang dapat berupa penjualan produk merupakan entitas legal mandiri
fisik atau digital. terpisah dari induk perusahaan.

2. Penghasilan kena pajak BUT dapat 2. Anak perusahaan WPLN pada


didasarkan pada atribusi faktual dan umumnya berstatus WPDN yang
atribusi tarik paksa. dikenaka pajak perbasis global.

3. Terminasi BUT terjadi karena 3. Terminasi anak perusahaan terjadi


pemekaran, pengambil alihan atau karena misalnya likuidasi,
penutuoan usaha (pembubaran penggabungan, peleburan, dan
likuidasi). pengambil alihan.
WPLN yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di indonesia
WPLN dapat dibedakan kepada mereka yang memperoleh atau menerima
penghasilan dari : Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia,
Mengoperasikan anak perusahaan di Indonesia, atau WPLN yang menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia melalui BUT dikenakan pajak
selayaknya usaha yang dijalankan atau kegiatan yang dilakukan oleh WPDN.

WPLN yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di indonesia dapat


dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Yang TELAH memenuhi ketentuan BUT

2. Yang BELUM memenuhi ketentuan BUT


Yang belum memenuhi kebutuhan
Bentuk Usaha Tetap
1. Pengahasilan dari usaha yang dijalankan pada umumnya yang belum
mencapai ambang batas pemajakan (BUT) yang tidaka dikenakan
pajak oleh negara tersebut. Contoh : ekspor barang ke indonesia.

2. Aktivitas pemberian jasa WPLN di indonesia yang dalam jangka


waktunya belum memenuhi kebutuhan BUT.

3. Perusahaan asuransi, sama halnya dengan penghasilan dari


pemberian jasa WPLN, UU PPh menganut standar ganda dalam
pemajakan atas penghasilan perusahaan asuransi WPLN.
Tipe potongan penghasilan WPLN dari
sumber di indonesia
1. Penghasilan yang dipotong pajak perbasis bruto (20%), contoh :
dividen bunga termasuk premium diskonto dan imbalan , royalti sewa
dan penghasilan lain, imbalan sehubungan jasa dan pensiun atau
pembayaran berkala lainnya.

2. Penghasilan yang dipotong pajak perbasis neto (20%) ,contoh :


beberapa kategori penghasilannya bunga deposito dan tabungan
lainnya, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di
bursa efek, penghasilan dari pengalihan hak atas tanah atau
bangunan.
Penghasilan yang tidak dikenakan pajak
1. Pembebasan subjektif 2. Pembebasan objektif

badan (perwakilan negara Apabila WPLN berbentuk


asing dan organisasi perusahaan modal fentura,
internasional) dan orang contoh : sebagai pendiri
pribadi (Kops diplomatik, apabila menjual saham
perwakilan organisasi perusahaan pasangan
internasional) yang berada usaha.
diluar jangkauan pemajakan
indonesia.
Persetujuan penghindaran pajak
berganda (P3B)
Adalah perjanjian pajak antara dua negara yang mengatur mengenai
pembagian hak pemajakan atas penghasilan yang diperoleh dari salah
satu atau kedua negara yang melakukan perjanjian.

P3B diatur dengan tujuan untuk mencegah seminimal mungkin terjadinya


pemajakan berganda, memberikan kedudukan setara dalam hal
pemajakan antar kedua negara dan peningkatan investasi serta sumber
daya manusia.
WASSALAMU’ALAIKUM
WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai