Anda di halaman 1dari 10

PAJAK PENGHASILAN BADAN

SUBJEK PAJAK

Disusun Oleh:

Kelompok I/ 5A

Anggota:

1. Tryana Risa Sammatha Kichen (2015654003/ 02)


2. Esther Valentia Daeli (2015654021/ 09)
3. Dayu Kade Maya Rani Dewi (2015654037/ 14)
4. I Made Brahmantara Udayana (2015654039/ 15)

PRODI D4 AKUNTANSI PERPAJAKAN

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI

2022
1. SEGALA HAL YANG BERKAITAN DENGAN SUBJEK PAJAK
✓ Pengertian Subjek Pajak
Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Subjek pajak dibedakan menjadi
2 yaitu Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri.
- Subjek Pajak Dalam Negeri, terdiri dari:
1. Subjek pajak orang pribadi
2. Subjek pajak badan
3. Subjek pajak warisan
- Subjek Pajak Luar Negeri, terdiri dari:
Subjek pajak luar negeri mencakup orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tapi tidak
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan usaha tetap
yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia
namun menjalankan usaha atau melakukan kegiatan bisnis di
Indonesia.
✓ Subjek Pajak Badan
- Pengertian badan
Menurut UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
Pasal 1 angka 2 menyebutkan, Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal
yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas (PT), perseoran komanditer,
perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha
tetap.
- Pengertian Subjek PPh Badan
Subjek pajak badan atau subjek PPh badan adalah setiap badan usaha yang
diberikan kewajiban untuk membayar pajak, baik dalam periode masa maupun
tahunan.
- Jenis PPh Badan
Subjek PPh badan dibedakan menjadi:
1. Subjek Pajak Badan Dalam Negeri
Subjek pajak dalam negeri adalah seluruh perusahaan yang berdiri,
mendapatkan penghasilan, dan melakukan aktivitas bisnisnya di Indonesia.
Menurut UU No 36 tahun 2008 Pasal 2 ayat (3) huruf b, menyebutkan
Subjek Pajak Dalam Negeri adalah badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang
memenuhi kriteria:
1. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
3. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
4. Pembukuannya diperiksa oleh apparat pengawasan fungsional negara.
2. Subjek Pajak Badan Luar Negeri
Subjek PPh badan luar negeri yaitu setiap badan usaha yang tidak didirikan
dan bertempat di wilayah Indonesia, tapi memiliki aktivitas bisnis dan
mendapatkan pendapatan dari Indonesia. Jenis badan atau perusahaan yang
dikenakan pajak penghasilan badan luar negeri adalah Bentuk Usaha Tetap
(BUT). BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan di Indonesia. Menurut UU No 36 tahun 2008 Pasal 2
ayat (5) BUT dapat berupa:
a. Tempat kedudukan manajemen;
b. Cabang perusahaan;
c. Kantor perwakilan;
d. Gedung kantor;
e. Pabrik;
f. Bengkel;
g. Gudang;
h. Ruang untuk promosi dan penjualan;
i. Pertambangan dan penggalian sumber alam;
j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi; perikanan, peternakan,
pertanian, perkebunan, kehutanan;
l. Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;
m. Pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain,
sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan;
n. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak
bebas;
o. Agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau
menanggung risiko di Indonesia; dan
p. Komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa,
atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan
kegiatan usaha melalui internet.

2. JELASKAN TERKAIT DENGAN KEWAJIBAN SUBJEKTIF


Pajak subjektif adalah pungutan pajak yang berasal dari Wajib Pajak (WP).
Dimana Wajib Pajak tersebut telah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
sebagai syarat administrasi untuk melaksanakan hak dan kewajiban pajaknya.
Adapun contoh dari pajak subjektif yaitu pajak penghasilan (PPh). Yang mana
pungutan PPh didasarkan pada penghasilan atau pemasukan yang diperoleh wajib
pajak dalam satu periode tahun pajak.
Pajak subjektif ini berfokus pada pengenaan pajak yang mana
memperhatikan pribadi dari wajib pajak sebagai subjek. Hal ini sesuai dengan
ketentuan undang-undang perpajakan dimana kemudian ditetapkan objek untuk
pajaknya. Besar jumlah pajak untuk pajak subjektif ini dapat dipengaruhi oleh
keadaan pribadi dari wajib pajak sebagai subjeknya.
Untuk kewajiban dari pajak subjektif menurut Pasal 2A Undang-Undang
Pajak Penghasilan, yaitu:

MULAI BERAKHIR

Subjek Pajak Dalam Negeri Badan: Subjek Pajak Dalam Negeri Badan :

• Saat didirikan atau bertempat • Saat dibubarkan atau tidak lagi


kedudukan di Indonesia bertempat kedudukan di
Indonesia.

Subjek Pajak Luar Negeri Melalui Subjek Pajak Luar Negeri Melalui
BUT: BUT :

• Saat menjalankan Usaha atau • Saat tidak lagi menjalankan


melakukan kegiatan melalui usaha atau melakukan kegiatan
BUT di Indonesia. melalui BUT di Indonesia.

3. JELASKAN YANG TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK

Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak


Penghasilan, yang tidak termasuk dalam subjek pajak badan adalah badan
yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia Unit tertentu dari
badan pemerintah yang memenuhi beberapa kriteria. Seperti
pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan,
pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, penerimaannya dimasukkan
dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah,
dan pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara,
seperti:
1. Kantor perwakilan negara asing.
Kantor perwakilan negara asing beserta pejabat-pejabat perwakilan diplomatik,
konsulat dan pejabat lainnya, yang dikecualikan sebagai subjek pajak di tempat
mereka mewakili negaranya.
Kantor Perwakilan Negara Asing tidak termasuk subjek pajak karena tidak
melakukan kegiatan usaha yang berorientasi pada keuntungan yang didapatkan dari
dalam wilayah Indonesia. Kantor perwakilan negara asing tidak memiliki
kewajiban pajak karena tidak masuk dalam kategori subjek yang didefinisikan
dalam undang-undang.
2. Organisasi-organisasi internasional.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
235/PMK.010/2020
Organisasi Internasional tidak termasuk sebagai Subjek Pajak Penghasilan
Badan jika memenuhi syarat sebagai berikut :
- Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut.
- Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang
dananya berasal dari iuran para anggota.
Contoh: IMF (International Monetary Fund), ADB (Asian Development Bank),
UNICEF (United Nations Children's Fund), UNESCO (United Nations
Educational, Scientific, and Cultural Organization), WHO (World Health
Organization), World Bank, dll. (NO. 215/PMK.03/2008)
3. Unit tertentu dari badan pemerintah.
Unit tertentu dari badan pemerintah tidak termasuk sebagai Subjek Pajak
Penghasilan Badan apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
c. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah.
d. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.
✓ Contoh Unit tertentu dari badan pemerintah yang tidak termasuk subjek pajak
penghasilan badan antara lain :
1) Bendahara atau Instansi Pemerintah Pusat.
2) Bendahara atau Instansi Pemerintah Daerah.
3) Bendahara atau Instansi Pemerintah Desa.
4) BLU (Badan Layanan Umum).
5) BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)
Bendahara atau Instansi Pemerintah bukan subjek pajak badan tetapi hanya sebagai
wajib pajak pemungut dan pemotong pajak.
KESIMPULAN

Subjek pajak badan atau subjek PPh badan adalah setiap badan usaha yang
diberikan kewajiban untuk membayar pajak, baik dalam periode masa maupun
tahunan. Subjek pajak badan dibedakan menjadi:

1. Subjek pajak dalam negeri, yaitu badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia. Kewajiban pajak subjektif badan dalam negeri dimulai
saat didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir saat
dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia.
2. Subjek pajak badan luar negeri, yaitu setiap badan usaha yang tidak didirikan
dan bertempat di wilayah Indonesia, tapi memiliki aktivitas bisnis dan
mendapatkan penghasilan dari Indonesia. Kewajiban pajak subjektif badan luar
negeri dimulai saat menjalankan Usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT
di Indonesia dan berakhir saat tidak lagi menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui BUT di Indonesia.

Adapun yang tidak termasuk subjek pajak badan yaitu kantor Perwakilan
negara asing, organisasi internasional dan unit tertentu dari badan pemerintah
DAFTAR PUSTAKA

ATPETSI. (2019, Juni 18). Retrieved from Konsep, Subjek dan Objek PPh Badan:
https://atpetsi.or.id/konsep-subjek-dan-objek-pph-badan

Consult, P. (2022, 08 23). Retrieved from Pajak Subjektif Adalah: Jenis, Contoh
dan Kewajiban: https://proconsult.id/pajak-subjektif-adalah/

Fitriya. (2022, Agustus 29). Retrieved from PPh Badan : Ketahui Jenis, Tarif,
Hitung, Bayar dan Lapor Pajak: https://klikpajak.id/blog/pajak-
penghasilan-badan-jenis-tarif-hitung-dan-lapor-
pajak/#1_Subjek_PPh_Badan

Ibnu. (2021, 12 03). Retrieved from Pajak Subjektif: Pengertian dan Bentuknya
yang Harus Anda Ketahui: https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pajak-
subjektif/

ONLINEPAJAK. (2018, 08 18). Retrieved from Subjek Pajak: Pengertian, Jenis


dan Perbedaan yang Perlu Anda Tahu: https://www.online-
pajak.com/tentang-pajak/subjek-pajak

ortax.org. (2022, januari 16). Retrieved from Ini Dia yang Bukan Merupakan
Subjek PPh Badan!: https://ortax.org/ini-dia-yang-bukan-merupakan-
subjek-pph-badan

Pajak, D. J. (n.d.). Retrieved from Subjek Pajak PPh Badan:


https://www.pajak.go.id/id/subjek-pajak-pph-badan

Sandra. (2021). Retrieved from Perbedaan Pajak Subjektif dan Pajak Objektif:
https://www.pajakku.com/read/60c86d11eb01ba1922ccae43/Perbedaan-
Pajak-Subjektif-dan-Pajak-Objektif

Sigit. (2019). Retrieved from Mengenal Subjek Pajak PPh Badan:


https://www.pajakku.com/read/5d807d8e74135e0390823aec/Mengenal-
Subjek-Pajak-PPh-Badan
subekti, w. (2022, Juli 31). Retrieved from Yang Tidak Termasuk Subjek Pajak
Penghasilan Badan: https://www.wibowopajak.com/2012/03/yang-tidak-
termasuk-subjek-pajak.html

ZF, A. (2021, September 30). Retrieved from Simak Penjelasan Pajak Subjektif dan
Pajak Objektif: https://flazztax.com/2021/09/30/simak-penjelasan-pajak-
subjektif-dan-pajak-objektif/

Anda mungkin juga menyukai