KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Pada table diatas jika subjek pajak memperoleh penghasilan kurang dari Rp
54.000.000 pada tahun pajak maka subjek pajak tersebut tidak wajib untuk membayar
pajak.
Kelompok ini mencakup pekerja seni, seperti novelia, penulis cerita dan
pengarang lainnya, aktor, penyanyi, penari sandiwara, penari dan seniman
panggung lainnya yang sejenis. Termasuk pula usaha kegiatan produser
radio, televisi, dan film, pelukis, kartunis dan pemahat patung.
Tabel diatas merupakan tarif PKP orang pribadi yang mana jika Wajib Pajak
berpenghasilan mencapai Rp 60.000.000 (enam puluh juta rupiah) akan dikenakan
tarif 5%, jika Wajib Pajak berpenghasilan Rp 60.000.000 (enam puluh juta rupiah)
hingga Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) akan dikenakan tarif 15%,
dan seterusnya.
Dari terciptanya pasal tersebut, telah disimpulkan bahwa Wajib pajak harus
melakukan pelaporan pajak yang telah disetorkan dari sarana yang disebut Surat
Pemberitahuan (SPT). Definisi SPT itu sendiri juga telah diatur dalam UU KUP,
khususnya pasal 1 angka 12. Pada dasarnya, Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)
merupakan surat yang digunakan oleh Wajib Pajak, baik Wajib Pajak Orang Pribadi
ataupun Badan, guna melaporkan perhitungan atau membayar pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban yang dimiliki oleh wajib pajak sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.
Surat Pemberitahuan Pajak dibagi menjadi SPT Tahunan dan SPT Masa. Bagi
Wajib Pajak Orang Pribadi, SPT Tahunun dibagi menjadi 3 formulir, yaitu sebagai
berikut:
1. Formulir SPT 1770 SS, dimana sarana pelaporan PPh Tahunan bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi yang menerima pendapatan dan pekerjaan selain dari
usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan penghasilan bruto dalam setahun
tidak lebih dari RP60.000.000 (enam pulih juta rupiah). Penghasilan dari
pekerjaan yang dimaksud hanya bersumber dari satu pemberi kerja.
2. Formular SPT 1770 S, yaitu sarana pelaporan PPh Tahunan bagi Wajib Pajak
dengan penghasilan bruto dalam satu tahun lebih dari Rp.60.000.000 (enam
puluh juta rupiah). Penghasilan yang didapat bisa bersumber dari satu atau
lebih pemberi kerja.
3. Formulir SPT 1770, yaitu sarana pelaporan PPh Tahunan bagi Wajib Pajak
yang memiliki pendapatan dari pemberi kerja, memiliki kegiatan usaha
dan/atau pekerja bebas, mendapatkan penghasilan yang dikenakan PPh Final
dan/atau bersifat Final. Atau pun penghasilan yang didapat dari luar negeri.
Sebagai tambahannya, ada pula Batasan waktu dalam pelaporan SPT Tahunan.
Hal ini diatur dalam UU KUP pasal 3 ayat (3), yaitu selambat-lambatnya 3 bulan
setelah akhir tahun pajak bagi wajib pajak orang pribadi dan selambat-lambatnya 4
bulan setelah akhir tahun bagi wajib pajak badan.
Dengan kata lain, jika Wajib Pajak menggunakan tahun takwim (Januari-
Desember) sebagai tahun pajaknya, maka batas pelaporan SPT Tahunan untuk wajib
pajak orang pribadi pada tanggal 31 Maret dan bagi wajib pajak badan jatuh pada
tanggal 30 April.
SPT Tahunan wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat
dimana Wajib Pajak yang bersangkutan telah terdaftar. Metode yang disampaikan
SPT telah diatur dalam PMK no.9/PMK.03/2018 tentang Perubahan atsa Peraturan
Menteri Keuangan no.243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT). PMK
tersebut menyatakan bahwa penyampaian SPT oleh Wajib Pajak ke KPP tempat
Wajib Pajak terdaftar dapat disampaikan dengan langsung mendatangi KPP tempat
Wajib Pajak terdaftar, pengiriman SPT menggunakan pos atau kurir ekspedisi disertai
bukti pengiriman lewat surat, atau dapat juga dilakukan melalui media lain yang
disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang telah disetujui oleh Dirjen Pajak.
Saluran yang dimaksud salah satunya telah disebutkan dalam Surat Edaran Dirjen
Pajak no. SE-03/PJ/2019, dimana penyampaian SPT Tahunan melalui e-Filling.
Secara singkat, e-Filing merupakan fasilitas untuk melaporkan SPT menggunakan
website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id). yang menjadi kelebihan
pelaporan SPT melalu e-filling itu sendiri dapat diperoleh Wajib Pajak dengan mudah,
karena pelaporan SPT melalui e-Filling dapat dilakukan dengan gadget pribadi (HP
atau computer/laptop) secara real-time di mana saja dan kapan saja.
Salah satu yang menjadi kewajiban bagi Wajib pajak adalah menyampaikan
SPT ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar, sehingga sebelum bisa melaporkan SPT,
Wajib Pajak harus mendaftarkan terlebih dahulu dirinya di KPP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat usaha wajib pajak berdiri atau tempat tinggal wajib pajak.
Setelah sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak di KPP, Wajib Pajak akan mendaptakan
sebuah nomor identitas yang biasa disebut Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Menurut pasal 1 angka 6 UU KUP, untuk pengertiannya sendiri Nomor Pokok Wajib
Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Sehingga, pada dasarnya NPWP merupakan sarana Wajib Pajak dalam
melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak terkait dengan administtrasi dan
penyelesaian perpajakannya. Sementara fenomena yang terjadi di lapangan banyak
yang belum menyelesaikan kewajibannya sebagai Wajib Pajak. Maka dari itu,
streamer harus mempunyai NPWP agar terdaftar sebagai Wajib Pajak, setelah itu
streamer wajib melaporkan SPT ke KPP dimana NPWP tersebut telah didaftarkan
atau bisa melaporkan melalui web terkait.
STREAMER