Dosen: Patmawati,S.E,M.Si.
Oleh : Kelompok 8
Anggota :
1.Nabila Monica P.
2. Nabilla Putrie V.
3. Hanisyah Putri R.
PENDAHULUAN
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas objek pajak penghasilan
sebagaimana diatur pada undang-undang pajak penghasilan. PPh atau pajak
penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang di terima atau diperoleh dalam satu tahun penghasilan. PPh
Pasal 21 merupakan pajak honorarium, tunjangan atas penghasilan berupa gaji,
upah, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib
pajak orang pribadi dalam negeri. Penghasilan yang dimaksud dapat berupa
keuntungan usaha,gaji,honorarium,hadiah,dan yang lainnya. Hal yang menjadi
objek pajak adalah penghasilan, yaitusetiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dalam bentuk
apapun, termasuk penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh termasuk
gaji,upah,tunjangan,honorarium,komisi,bonus,gratifikasi,uang pensiun,atau
imbalan dalam bentuk lainnya. Pembayaran pajak ini sendiri didasarkan juga
pada objek pajak,yang sesuai dengan namanya adalah penghasilan. Dalam
konteks ini,penghasilan dapat juga di artikan sebagai hasil ekonomi dari
aktivitas dan produktivitas setiap bulan. Contoh dari objek pajak ini adalah laba
usaha,deviden,bunga,asuransi,serta keuntungan dari mata uang asing. Ada juga
hal yang tidak dapat dikatakan sebagai objek pajak walaupun berupa
pertambahan ekonomi.yang tidak termasuk objek pajak ini adalah
warisan,sumbangan,sisa hasil usaha koperasi,hibah dan sejenisnya.
1.2 Rumusan Masalah :
1.3Tujuan Makalah
Dapat mengetahui secara lebih jelas tentang subjek pajak dan pengertian dari pajak
penghasilan serta dasar hukum yang menjadi landasan bagi subjek pajak penghasilan
dan isi dari pasal 21 tentang penghasilan tetap, hak dan kewajiban pemotong pajak
PPh pasal tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Iuran / pungutan
2. Pajak di pungut berdasarkan undang-undang
3. Pajak dapat dipaksakan
4. Tidak menerima kontra prestasi
5. Untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah
Secara umum jenis pajak di bedakan menjadi pajak pusat dan pajak daerah
Pengertian PPh Pasal 21 PPh pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan atau sebagai
imbalan atas jasa.
Wajib pajak yang dipotong PPh pasal 21 adalah orang pribadi yang merupakan :
1. Pegawai, karyawan atau karyawati tetap Adalah orang pribadi yang bekerja
pada pemberi kerja dan atas jasanya itu ia memperoleh gaji dalam jumlah
tertentu secara berkala.
2. Pegawai, karyawan atau karyawati lepas Adalah orang pribadi yang berkeja
untuk pemberi kerja dan hanya menerima upah jika ia bekerja.
3. Penerima honorarium Adalah orang pribadi atau sekelompok orang pribadi
yang memberikan jasanya, dan atas jasanya ia memperoleh imbalan tertentu
sesuai dengan jasa yang diberikan.
4. Penerima upah Adalah orang pribadi yang atas jasanya ia memperoleh upah,
seperti upah harian, upah borongan, upah satuan dll Yang tidak termasuk Wajib
Pajak PPh Pasal 21 yaitu :
1. Pejabat perwakilan diplomatic dan konsulat atau pejabat lain dari Negara
asing dan orang – orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada
dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan warga Negara
Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di
luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta Negara yang bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik.
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional dimaksud dalam pasal 3 ayat (1)
huruf c Undang – Undang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan
usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia.
c. PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling
lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.
d. Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari setelah Masa
Pajak berakhir.
e. Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps. 21/26 Untuk
Setiap Masa Pajak
f. Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan
E.Penghasilan yang dipotong dan yang tidak dipotong pada PPh Pasal 21
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian,
upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara
bulanan;
5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee,
dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan;
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan
dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun;
3. Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah disahkan Menkeu, iuran
THT/JHT yang dibayar pemberi kerja
5. Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh
F.Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21
Rumus pengitungan PPH pasal 21 atas pegawai tetap: Tarif Pajak pasal 17 x (PKP) PKP =
Penghasilan bruto- (Biaya Jabatan + iuran pensiun + Iuran Jamsostek)- PTKP
1. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) adalah penghasilan yang menjadi batasan tidak
kena pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, dengan kata lain apabila penghasilan neto Wajib
Pajak Orang Pribadi jumlahnya dibawah PTKP tidak akan terkena Pajak Penghasilan (PPh)
Pasal 25/29 dan apabila berstatus sebagai pegawai atau penerima penghasilan sebagai objek
PPh Pasal 21, maka penghasilan tersebut tidak akan dilakukan pemotongan PPh Pasal 21.
Besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) untuk tahun pajak 2013 sebagai berikut
PTKP Untuk wajib pajak Tambahan WP kawin Tambahan istri bekerja Tambahan tanggunan
Rp 24.300.000,Rp 2.025.000,Rp 24.300.000,Rp 2.025.000,-
2. Tarif Pajak Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri adalah sebagai berikut: Tarif Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,di
atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,di atas Rp 50.000.000,
a. Penghasilan bruto (penghasilan, honor, upah, gaji, bunga, komosi, imbalan, uang pensiun,
uang pesangon)
1) biaya jabatan, khusus untuk pegawai tetap. Besarnya adalan 5% dari pengahsialn bruto
maksimal yang diperkenakan adalah Rp 6.000.000,setahun dan Rp. 500.000,- sebulan 2)
Iuran pensiun/ THT: a) Yang dibayar pegawai b) Yayasan dana pensiun yang disetujui oleh
Menkeu c) Jumlah tidak dibatasi 3) Biaya pensiun. Khusus untuk penerima pensiun berkala
bulanan besarnya 5% dari uang pensiun maksimal yang diperkenannkan adalah Rp.
2.400.000,- setahun dan Rp. 200.000,- sebulan
A. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan Gaji sebulan
Pengurangan : Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000) Rp 400,000 Iuran Pensiun Rp 200,000
Penghasilan Neto sebulan Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 ) PTKP setahun :
- untuk diri sendiri Rp 24,300,000 - tambahan WP kawin Rp 2,025,000 Penghasilan Kena
Pajak setahun PPh Pasal 21 terutang : 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000 15% x Rp
12.475.000,00 = Rp 1,871,000 Rp 4,371,000 PPh Pasal 21 sebulan Rp 4.371.000,00 : 12 =
Rp 364,250
B.Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Bonus Gaji setahun (12 x Rp 10.000.000,00)
Bonus Penghasilan bruto setahun Pengurangan : Biaya Jabatan (5% xRp 140.000.000,00) =
Rp 7.000.000,00 *Biaya Jabatan dlm setahun maksimal Rp 6.000.000,00 Iuran Pensiun (12 x
Rp 200.000,00) Penghasilan Neto setahun Gaji + Bonus PTKP setahun : - untuk diri sendiri
Rp 24,300,000 - tambahan WP kawin Rp 2,025,000 Penghasilan Kena Pajak setahun PPh
Pasal 21 setahun atas Gaji + Bonus : 5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000 15% x Rp
55.275.000,00 = Rp 8,291,250 10,791,250
BAB III
PENUTUP
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/buku%20pph%20upload.pdf
Indonesia,URL: https://klikpajak.id/blog/berita-pajak/hal-hal-umum-mengenai-
pajak-penghasilan-di-indonesia
penghasilan,URL:https://www.cermati.com/artikel/pajak-penghasilan-
pengertian-dan-cara-menghitungnya
1. Batas waktu bagi pemotong PPh Pasal 21 untuk memberikan bukti pemotongan Pasal 21
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap adalah ...
a.Paling lama 1 (satu) minggu setelah tahun kalender berakhir atau setelah yang
bersangkutan berhenti bekerja
b.Paling lama 2 (dua) minggu setelah tahun kalender berakhir atau setelah yang
bersangkutan berhenti bekerja
c.Paling lama 3 (tiga) minggu setelah tahun kalender berakhir atau setelah yang
bersangkutan berhenti bekerja
d.Paling lama 1 (satu) bulan setelah tahun kalender berakhir atau setelah yang
bersangkutan berhenti bekerja
2. Bagi pemberi kerja yang melakukan pembayaran kepada selain pegawai tetap harus
memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 untuk setiap masa pajak pada saat …
3.Alex adalah bujangan yang bekerja sebagai tukang ojek di wilayah Kebon Jeruk. Pada
bulan Februari 2013 mengalami kecelakaan dan terpaksa harus menjalani operasi patah
tulang di rumah sakit. Meskipun demikian, Alex masih beruntung karena seluruh biaya
operasi yang besarnya Rp25.000.000,00 dibayar oleh perusahaan asuransi “Jasa Cidera”
yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan. Besarnya PPh Pasal 21 yang
harus dipotong oleh asuransi “Jasa Cidera” atas santunan asuransi yang diberikan kepada
Alex adalah ...
4. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusatdiantaranya adalah ...
a. Pajak Restoran
b. Pajak Reklamasi
c. Pajak Perhotelan
d. Pajak Penghasilan
5.Iuran atau pungutan yang wajib dibayarkan kepada negar berdasarkanundang-undang dan
tanpa ada balas jasa secara langsung disebut....
a. Pajak
b. Pendapatan
c. Retribusi
d. Materai
a. Pajak pusat
b. Objek pajak
c. Tarif pajak
d. Wajib pajak
a. Iuran wajib kepada negara sesuai UU dan tidak mendapatkan balasjasa secara
langsung
b. Iuran yang harus dibayar wajib pajak dan akan memperoleh balasjasa secara
langsung
11. dibawah ini adalah penghasilan yang tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang
dipotong PPh pasal 21 ,kecuali?
b. iuran pension yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh mentri keuangan,iuran tunjanjangan hari tua atau badan
penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja.
C. zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
d. honorarium,komisi ,free, atau imbalan lai kepada peserta pendidikan dan
pelatihan serta pegawai magang.
12. Apabila dividen bukan merupakan obyek pajak, maka bagaimana memperlakukan
perpajakan bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk membeli saham?
13. Wajib Pajak dalam menghitung besarnya pajak yang terutang menurut UU KUP adalah
dengan menggunakan sarana, yaitu?
B. Surat Pemberitahuan.
14. PT Media Saya adalah perusahaan yang bergerak di bidang peneribitan buku dan
percetakan. Pada 2 Mei 20X9 dia melakukan pembayaran terhadap royalti untuk Sheila yang
belum memiliki NPWP sebesar Rp5.000.000. Berapa Pajak Penghasilan atas transaksi
tersebut?
A. Rp500.000
B. Rp750.000
C. Rp1.000.000
D. Rp1.500.000
a. pajak hotel
b.pajak kendaraan
c.pajak restoran
d.bea materai
16. pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat di antaranya adalah?
a.pajak restoran
b. pajak reklamasic
c. pajak perhotelan
d.pajak penghasilan
17. pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan kepada
orang lain disebut ?
a. pajak obyektif
b. pajak langsung
18. sanksi administrasi bagi wajib pajak yang tidak taat membayar pajak adalah?
b. membayar denda
c. di beri teguran
d. penyitaan barang
19. dibawah ini yang bukan sebagai pemotong PPh pasal 21 adalah ?
c. penyelenggara kegiatan
20. dibawah ini adalah penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21,kecuali?
a.pegawai
c. peserta kegiatan
d. badan usaha
Soal essay kasus
Jawaban :
Total penghasilan kotor ( Bruto ) = Gaji pokok + Uang Lembur + JKK 0,24% +
JK 0,3%
Upah harian yang dibayarkan untuk 5 orang pekerja selama 3 hari melakukan
pekerjaan adalah Rp11.250.000. Selain itu, Aliyanto juga membeli spare
part mesin fotokopi yang dipakai untuk perawatan sebesar Rp 5.550.000.
Maka, berapakah PPh Pasal 21 yang terutang?
Jawaban :
Maka, jumlah penghasilan bruto sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21 yang
harus dipotong oleh PT BCD atas imbalan yang diberikan kepada Aliyanto
adalah sebesar penghasilan bruto dikurangi upah tenaga kerja harian yang
dipekerjaan Aliyanto dan biaya spare part mesin fotokopi. Perhitungannya
sebagai berikut:
Dalam hal Aliyanto tidak memiliki NPWP maka PPh Pasal 21 yang harus
dipotong oleh PT BCD menjadi:
Jawaban :
100% x Rp750.000.