DISUSUN OLEH:
AJENG PRATIWI (1515102011)
ELZA SYAWALIANI (1515102004)
NISA JUWITA ADHIM (1515102006)
YOGA T RACHMAN (1515102015)
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berdasarkan teori yang dikemukakan para ahli, upaya dalam melakukan pengurangan
pengenaan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Namun perlu diingat
bahwa legalitas dari tax management tergantung dari instrumen yang dipakai. Manajemen pajak
adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang
dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan Iikuiditas yang diharapkan.
Tujuan dari manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak yang terdiri
dari: Pertama, perencanaan pajak (tax planning), merupakan langkah awal dalam manajemen
pajak. Pada umumnya
meminimumkan
penekanan perencanaan
kewajiban
pajak.
Kedua,
pelaksanaan
kewajiban
perpajakan
(tax
implementation), manajemen pajak tidak dimasukkan untuk melanggar peraturan dan jika dalam
pelaksanaannya menyimpang dari tujuan manajemen pajak. Yang ketiga adalah pengendalian
pajak (tax control), bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan
sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan maupun material.
Financial lease sebagai salah satu bentuk sewa guna usaha mempunyai kewajiban
perpajakan sama dengan aktiva lainnya. Jenis pembiayaan ini memerlukan suatu perencanaan
yang memungkinkannya dapat mengelola pajak secara tepat. Dengan adanya perencanaan pajak
(tax planning) yang tepat, maka Wajib Pajak dapat merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi,
dan pada akhirnya dapat mengendalikan kewajiban perpajakannya secara tepat dan benar.
Leasing pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1974, yang bertujuan untuk
membiayai penyediaan barang-barang modal, dengan beberapa perjanjian antara pihak
perusahaan dengan pihak penerima barang dengan sejumlah biaya-biaya yang dikeluarkan atau
dibebankan oleh pihak lessee.
1.2
Rumusan Masalah
Untuk mencegah pembahasan lebih menyeluru maka kami memberi batasan bahasan
seperti berikut :
1. Bagaiman deskripsi pengertian Leasing
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kajian Terdahulu
Pajak, didunia manapun adalah hal yang selalu di jauhi bahkan dihindari jika mungkin.
Sehingga ada ungkapan import yang menyatakan Nobody loves to pay, not even Americans and
Europeans.
Perencanaan pajak atau tax planning yaitu bertujuan untuk mengefisienkan beban
pajak. Tentunya manfaat lain dari tax planning dapat memperkuat posisi keuangan yang
diperoleh dan likuiditas yang seharusnya diharapakan oleh pihak perusahaan. Beban pajak yang
dapat dikurangi dengan tidak melanggar undang-undang perpajakan yang berlaku (tax
avoidance). Maka atas dasar hal ini penulis membuat penelitian dua jenis pembiayaan, dengan
cara leasing atau dengan kredit bank untuk memperoleh aktiva tetap (mesin) di perusahaan.
Tujuan penelitian ini mencari solusi yang cermat untuk memperoleh modal usaha berupa aktiva
tetap di perusahaan percetakan, sedikit membebani arus kas keluar serta menghemat pembayaran
pajak.
Metode analisa komparasi yang digunakan adalah menetukan nilai angsuran (annuitas),
pembebanan semua biaya fiskal yang melekat di aktiva tetap, mengkalkulasi efisiensi pajak,
menghitung kas keluar (cash out),dan menjumlahkan semua perhitungan net present value. Maka
didapati suatu kesimpulan bahwa pembiayaan leasing lebih menguntungkan dibandingkan
dengan pembiayaan kredit bank. Penyebab utama dari penghematan pajak ini dikarenakan
peraturan perpajakan memperbolehkan pembiayaan sewa guna usaha dengan hak opsi (financial
lease) semua angsuran berikut bunga leasing dapat diakui sebagai biaya untuk mengurangkan
penghasilan bruto
2.2
Kajian Perpajakan
mana pihak lessor memyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan
pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan No.
1169/KMK.01/1991 adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik
secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala. Yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna
usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya,operating lease tidak mempunyai
hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
2.2.2
Ketentuan Leasing
Kegiatan Leasing secara remi diperbolehkan beroperasi di indonesia setelah keluar surat
1.
Lessor
Merupakan perusahan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk
memperoleh barang-barang modal
2.
Lessee
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh
barang modal yang di inginkan.
3.
Supplier
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan di leasing sesuai perjanjian antara
lessor dengan lessee dan dalam hal ini suplier juga dapat bertindak sebagai lessor.
4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor
dengan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu,
maka perusahaan akan menanggung resiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap barang
yang di leasingnya.
2.2.4
kelompok yaitu :
1.
Independent Leasing
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus sebagai supplier atau
membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk dileasekan.
2.
Captive Lessor
Produsen dan supplier mendirikan perusahaan leasing dan yang merekan leasekan adalah
barang-barang milik mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk dapat meningkatkan
penjualan, sehingga mengurangi penumpukan barang di gudang/toko.
3.
Lease Broken
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lessee untuk memperoleh
barang modal kepada pihak lessor untuk dileasekan. Jadi,dalam hal ini lease broken hanya
sebagai perantara antara pihak lessor dengan pihak lessee.
2.3
Mekanisme Leasing
2.3.1
Mekanisme Leasing
1.
lesse menghubungi pemasok untuk pemilihan dan penentuan jenis barang, spesifikasi, harga,
2.
jangka waktu penagihan, dan jaminan purna jual atas barang yang akan disewa.
Lesse melakukan negoisasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan barang modal.
Dalam hal ini, lessee dapat meminta lease quotation yang tidak mengikat dari lessor. Dalam
quotation terdapat syarat-syarat pokok pembiayaan leasing, antara lain: keterangan barang,
harga barang, cash security deposit, residual value, asuransi, biaya administrasi, jaminan
3.
4.
5.
6.
7.
surat tanda terim dan perintah bayar selanjutnya diserahkan kepada pemasok.
Penyerahan dokumen oleh pemasok kepada lessor termasuk faktur dan bukti-bukti
kepemilikan barang lainnya.
8.
9.
2.3.2
Sale and
Lease
Back
Operating lease :
Jumlah pembayaran selama masa SGU tidak dpt menutup cost barang + profit Lessor
Perjanjian tidak memuat hak opsi bagi Lessee.
Perlakuan PPN untuk Operating Lease :
Karena operating lease dipersamakan dengan jasa sewa-menyewa biasa, maka otomatis
operating lease juga menjadi objek pengenaan PPN. Dalam hal ini yang wajib
memungut PPN adalah lessor, terutama bila lessor sudah menjadi Pengusaha Kena
Pajak (PKP).
Jadi, lessor harus menambahkan PPN 10% dari nilai angsuran bulanan yang ditagihkan
kepada lessee. Di samping itu, lessor juga harus membuat Faktur Pajak atas setiap
pemungutan PPN tersebut.
Perlakuan PPH untuk Operating Lease:
Menurut KMK Nomor 1169/KMK.01/1991,pemotongan PPh atas transaksi atau kegiatan
leasing :
Pemotongan PPH atas Leasing hanya akan timbul jika leasing yang dilakukan
adalah leasing tanpa hak opsi (operating lease). Dalam hal ini, operating lease
dianggap sama seperti persewaan harta atau aktiva biasa. Dan karena merupakan
jasa persewaan, maka transaksi atau kegiatan operating lease ini menjadi objek
pemotongan PPh (withholding tax).
Perlakuan PPH untuk Operating Lease (Lessor) :
Pasal 17 ayat 1 menyatakan :
usaha tanpa hak opsi yang dibayarkan atau terutang kepada lessor.
PPH pasal 23
=
2%
PPH Final 4 ayat 2
Tarif 10%
Tanah atau bangunan
Financial Lease
finance lease/capital lease atau sewa guna usaha dengan hak opsi kontrak sewa guna
usaha (leasing) di mana pihak lessee diberikan hak opsi untuk membeli barang yang dileasing-kan atau opsi untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian leasing pada saat
Jumlah pembayaran selama masa SGU I + nilai sisa barang, harus dapat
menutup cost barang + profit Lessor
Pembayaran
Lease Payment
Bunga
Nilai sisa asset
Total
Selisih
150.000.000
270.000.000
(468.750.000)
48.750.000
Selama 3 tahun, menggunakan leasing dengan hak opsi, PT. Elnino harus mengeluarkan uang
sebesar Rp. 750.000.000 + Rp. 270.000.000 atau sebesar Rp. 1.020.000.000, atau hampir dua
kali kalau leasing tersebut tanpa hak opsi, yaitu sebesar Rp. 600.000.000. Tetapi menggunakan
leasing dengan hak opsi, PT Elnino masih mendapatkan asset yang mempunyai nilai Rp.
468.750.000, sedangkan dengan cara leasing tanpa hak opsi sisa asset tersebut tidak didapat.
Jika diperhitungkan antara pembayaran dan sisa asset maka akan lebih menguntungkan
jika pengadaan menggunakan leasing dengan hak opsi, di mana akan didapat selisih sebesar Rp.
48.750.000. Demikian pula apabila dikaitkan dengan pengakuan biaya yang boleh diakui dalam
3 tahun tersebut. Apabila mempergunakan leasing dengan hak opsi maka akan terdapat biaya
untuk leasing sebesar Rp 1.020.000.000, sedangkan untuk leasing untuk hak opsi hanya sebesar
Rp. 600.000.000.
Seandainya PPh terutang PT Elnino sudah menggunakan tarif 25%, maka penghematan
PPh terutang dengan menggunakan leasing dengan hak opsi adalah sebesar Rp. 25% (Rp.
1.020.000.000 Rp 600.000.000) atau sebesar Rp 105.000.000. Hasil perhitungan menunjukkan
keputusan untuk memilih leasing dengan hak opsi atau tidak menggunakan hak opsi, selain
mempertimbangkan seluruh pembayaran dan nilai residu asset, juga harus mempertimbangkan
berapa besarnya PPh yang akan dihemat atas pemilihan leasing dengan kedua cara tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Finance Lease
Lessee
PPh Angsuran-angsuran atau pembayaran yang diterima lessor dari lessee untuk jenis
transaksi nance lease tidak dikenakan pemotongan pajak penghasilan
PPnTerbagi menjadi 2:
Sale lease back Dasar pengenaan pajak sebesar Harga Jual dari Pengusaha Kena
Pajak pemasok. Pemasok sebagai PKP dan pembuat faktur
Direct Dasar pengenaan pajak sebesar jumlah barang kena pajak-nya saja, jasa
pembiayaan (bunga) tidak termasuk.
Menurut pajak Lessee tidak mencatat penyusutan
Lessor
PPh Penghasilan lessor yang dikenakan pajak penghasilan adalah sebagian dari
pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa sewa guna
usaha
PPnTerbagi menjadi 2:
Sale lease back Tidak menjadi PKP dan bukan pembuat faktur pajak
Direct Jadi PKP dan pembuat faktur pajak
Menurut pajak Lessor tidak mencatat penyusutan
Operating Lease
Lessee
PPh Lessee wajib memotong pajak penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa guna
usaha tanpa hak opsi yang dibayarkan atau terutang kepada lessor.
PPn operating lease merupakan objek pajak PPN (sesuai dengan UU PPN pasal 4)
Lessee membayarkan PPN kepada Lessor
Lessor
PPh Seluruh pembayaran yang diterima atau diperoleh oleh lessor merupakan
penghasilan (obyek PPh).
PPn (yang telah menjadi PKP) yg memungut PPN