Anda di halaman 1dari 16

PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NISA JUWITA ADHIM

DAN OTORITAS LEGISLATIVE FANNY APRYANTI RUSMANA


MEKANISME PERBENDAHARAAN NEGARA
Pengelolaan perbendaharaan negara merupakan bagian dari siklus pengelolaan
keuangan negara yang dilaksanakan oleh menteri keuangan selaku pengelola fiscal
dan bendahara umum
RUANG LINGKUP PERBENDAHARAAN NEGARA
Perumusan Pengumpulan
kebijakan fiscal penerimaan pajak,
dan penyusunan bea cukai. PNBP
APBN

Penyusunan APBN Administrasi


Penerimaan

Pelaporan dan Pengelolaan


pertanggungjawaban perbendaharaan
APBN

Akuntansi dan Pelaksanaan


penyusunan anggaran,
laporan keuangan pengelolaan kas,
pengelolaan utang,
pengelolaan aset
PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN PADA DITJEN
PERBENDAHARAAN
Pelaksanaan Anggaran
Penyusunan regulasi dan standarisasi pelaksanaan APBN

Pengelolaan Kas Negara


Pengelolaan penerimaan dan pengeluaran dari Kas Negara dan
pengaturan rekening pemerintah

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


Perumusan standar akuntansi pemerintahan dan penyusunan
LKPP

Sistem Manajemen Investasi


Perumusan dan standarisasi kebijakan investasi Pemerintah
Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU
Perumusan dan standarisasi kebijakan pembinaan dan pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum (BLU)

Sistem Perbendaharaan
Perumusan dan standarisasi kebijakan dan regulasi pengelolaan perbendaharaan

Sistem dan TI Perbendaharaan


Pengembangan system dan tekonologi informasi perbendaharaan
PERAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN DALAM MENJAGA
KREDIBILITAS FISKAL
APBN terdiri dari penerimaan negara yang masih bersifat proyeksi karena masih harus dihimpun, dan
belanja negara yang bersifat pasti karena telah menjadi komitmen pada DIPA.
Dalam rangka menjaga APBN dapat dilaksanakan (kredibel), maka peran pengelolaan
perbendaharaan adalah:

Menjaga kecukupan Kas Negara untuk menjamin Belanja


Negara disalurkan tepat waktu

Menjamin kelancaran pencairan dana APBN untuk mendukung


program kegiatan pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat

Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan APBN

Menjaga akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan


pertanggungjawaban anggaran negara
MEKANISME PENYALURAN DANA KEUANGAN NEGARA
1. DJPK selaku Pembantu Pengguna Anggaran(PPA) BA-BUN Transfer ke Daerah dan Dana
Desa, menerbitkan DIPA Induk alokasi DAK Fisik dan Dana Desa
2. DIPA Induk selanjutnya dirinci ke dalam DIPA Petikan DAK Fisik dan Dana Desa per KPPN,
yang memuat alokasi per Kabupaten/Kota
3. DJPK selaku PPA menunjuk KPPN selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) BA-BUN Transfer
ke Daerah dan Dana Desa pada setiap DIPA Petikan
4. Berdasarkan PMK Penyaluran Transfer ke Daerah dan Dana Desa, KPPN selaku KPA
menerbitkan SPP dan SPM penyaluran dana DAK Fisik dan Dana DesaTahap I
5. KPPN selaku Kuasa BUN menerbitkan SP2D penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa ke
Rekening Kas Daerah Kab/Kota
6. Pemerintah Daerah Kab/Kota melaksanakan anggaran DAK Fisik dan penyaluran Dana
Desa sesuai ketentuan dan menyampaikan laporan realisasi ke KPPN untuk persyaratan
penyaluran tahap berikutnya
MEKANISME PELAPORAN
1. Berdasarkan dokumen sumber(laporan realisasi, SPM danSP2D), KPPN selaku Unit Akuntansi
Tingkat KPA menyusun Laporan Keuangan Tingkat KPA
2. KPPN selaku Unit Akuntansi Tingkat KPA melakukan rekonsiliasi dengan KPPN selaku Unit
Akuntansi Tingkat Kuasa BUN melalui e-rekon
3. Kanwil Ditjen Perbendaharaan melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi dan supervise
terhadap pelaksanaan penyaluran dan pelaporan keuangan oleh KPPN
4. Laporan Keuangan DAK Fisik dan Dana Desa dikonsolidasikan oleh Direktorat PA-DJPB
untuk selanjutnya disampaikan kepada DJPK selaku Unit Akuntansi Tk PPA
5. DJPK selaku Unit Akuntansi TkPPA mengkonsolidasikan LK DAK Fisik dan Dana Desa kedalam
LK BUN Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
6. LK BUN TKDD selanjutnya dikonsolidasikan oleh Dit. APK DJPB sebagai bagian dari LK BA-
BUN Pusat
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Negara:
Penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi
prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi
pemerintah yang telah diterima secara umum (Penjelasan UU 17 Tahun 2003 Butir 9).
Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah kewajiban Pemerintah untuk
melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan (Pasal 1.7 UU No. 15 Tahun 2004).
Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara (Pasal 3 UU 17/2003)
Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
APBN/APBD,Perubahan APBN/APBD dan Pertanggungjawaban APBN/APBD setiap
tahun ditetapkan dengan UU/PERDA.
APBN/APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi
Semua pemasukan dan pengeluaran uang Negara/Daerah dalam tahun anggaran
yang bersangkutan harus masuk APBN/APBD
PEMERIKSAAN, PENGELOLAAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
NEGARA
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola
keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban.
Pemeriksaan Keuangan Negara dan BPK sebagai Lembaga Negara Lingkup Pemeriksaan
Pasal 2
Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan ataspengelolaan keuangan negara dan
pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara.
BPK melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara.
Pasal 4, Pemeriksaan meliputi:
Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan.
Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri
atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang tidak termasuk Pemeriksaan
Keuangan maupun Kinerja
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
APBN/APBD
Pasal 30-31 UU No. 17 Tahun 2003
Presiden menyampaikan RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR
setelah diperiksa BPK selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir
Gubernur/Bupati/Walikota menyiapkan Raperda APBD keDPRD
Dengan diterimanya pertanggungjawaban tersebut di forum DPR/DPRD, dianggap
secara hukum dan politik terpenuhi, atau sudah bertanggung jawab.
PERTANYAAN
1. KELOMPOK 1 (BU HENI)
BAGAIMANA MAKNA PERTANGGUNGJAWABAN APBD MELALUI PENYAMPAIAN LAPKEU KPD
DPRD/LEGISLATIVE MENURUT PP NO 58 TH 2005 PS 101 TTG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH?
2. KELOMPOK 2 (BU ERMA)
KPPN SUDAH MELAKUKAN E-REKONSILIASI , APAKAH DENGAN ADANYA E-REKON SUDAH BISA
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS LAPKEU? DAN BAGAIMANA PENGARUHNYA TERHADAP OPINI BPK?
3. KELOMPOK 3 (BU LISDA)
DALAM RELISASI DAN PERTANGGUNGJAWABAN ADA PENGAWASAN DARI LEGISLATIVE, BAGAIMANA
KENYATAANNYA PENGAWASAN PELAKSANAAN ANGGARAN DARI PIHAK LEGISLATIVE DAN PIHAK
LAINNYA
4. KELOMPOK 5 (BU NIA)
SALAH SATU PRINSIP YAITU EFEKTIF DAN EFISIEN, DALAM REALISASI MASIH BELUM EFEKTIF DAN EFISIEN
CONTOHNYA KKN DAN FUNGSI AKUNTANSI, BAGAIMANA PENDAPAT KAMI TENTANG KE TIDAK EFEKTIFAN
DAN KE TIDAK EFISIENAN TERSEBUT?

Anda mungkin juga menyukai